Home / Romansa / Stuck In H2SO4 / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Stuck In H2SO4 : Chapter 11 - Chapter 20

56 Chapters

Bab 10 : Arian

“Totalnya Rp 250.000,”ucap mbak mbak jaga kasir. “Aku aja. meskipun bukan apa-apa buat anaknya bos KPC tapi lumayan buat jajan,”ucap Arian membuat ku tertegun. Mahardika memang melihat kemandirian setiap orang tapi juga penghasilan. Ngga salah dia mau anaknya bahagia. Sekalipun begitu, Mahardika ngga pernah menetapkan target. Ya singkat cerita itu juga yang membuat Arian segan dengan ku. “Ngga boleh begitu. Btw ngapain ke sini? Temenin cewek atau istri nih,”tanyaku keluar dari swalayan. “Aku kan masih tunggu engineer nya emas hitam,”ucap Arian membuatku terbungkam. Gimana kalo dia tau kabar pernikahan ku? “Kayaknya lepas aja deh Mas,”ucapku tersenyum kecut. “Maksudnya,”ucap Arian mengerutkan kening nya. Aku mengangkat tangan ku sebelah kanan menunjukkan cincin emas melingkar dengan mata berkaca-kaca. “Hey. Jangan sedih aku
last updateLast Updated : 2021-12-03
Read more

Bab 11 : Teman Undangan

"Nah ini nih yang cewek-cewek kalo sudah jadi istri. Boleh tersenyum boleh berdandan secantik mungkin. Dekati suami nya, jangan suka membuat murka seorang suami. Karena itu hanya membawa pada dosa saja,”ucap Pak Naufal.Ini daritadi sengaja dipojokkan ke bagian istri mulu. “Nah itu didengari Rafsya,”ucap Fatih yang melihat dari balik layar laptop nya. “Kerjaan bapak ini sungguh unik sekali,”ucapku tersenyum kecut membuatku menghela nafas sebal.“Ya Rafsya Anitya coba berikan pendapat,”Mati kenapa pula nama ku disebut di zoom. “Menurut saya Pak kedudukan suami dan istri sama atau sejajar,”ucapku berpikir keras. “Bohong bohong,”ucap Fatih dengan reseknya malah mengganggu ku. “Rafsya dengan siapa di rumah,”tanya Naufal menggoda ku. “Dengan kakak Pak,”ucapku. “Kakak ya? Sejak kapan saya dilahirkan ibu kamu,”ucap Fatih tak mau
last updateLast Updated : 2021-12-03
Read more

Bab 12 : Bahu kokoh

Musik dari Spotify terus mengalir dengan pikiran ku yang juga kesana kemari. "Rafsya daripada kamu ngelamun mending tidur,"ucap Fatih membuatku menghela nafas panjang. "Pak. Ananta lucu kan,"ucapku menyebut anak Bima. "Kenapa memangnya?,"tanya Fatih membuatku menoleh sejenak. "Pak boleh tidak kita punya debay lucu gitu juga,"ucapku sontak membuat Fatih mengerem mobil nya mendadak.  "Kayaknya kita perlu bicara sebentar, "ucap Fatih mengajakku pergi ke sebuah Cafe yang buka sepanjang malam. Entahlah apa aku mulai aneh atau bagaimana. "Dek. Gini gini sebelum kamu minta debay kamu sudah tau belum bagaimana proses persalinan?,"tanya Fatih ku gelengkan pelan. "Liat ini salah satu contoh persalinan secara normal,"ucap Fatih menunjukkan video proses persalinan yang bertaruh nyawa belum lagi dengan robek di bagian intim membuat ku merinding sendiri. "Atau caessar,"ucap Fatih menunjukkan video lain berisi operasi caessar proses kelahiran dengan p
last updateLast Updated : 2021-12-04
Read more

Bab 13 : Pengakuan

Fatih POVSajak lagu Andmesh mengalun sepanjang jalan meskipun gadis disebelah ku matanya setengah terpejam. Entahlah, sepertinya diriku perlahan mulai peduli dengan gadis itu. Seperti ada sesuatu yang mulai membuatku ingin terus berlama-lama menghabiskan waktu bersama. Kalau saja dia tidak sakit kemarin, pasti aku juga tidak tau bagaimana manis wajahnya saat manja.Pepohonan pinus dengan rerumputan hijau yang menghiasi sepanjang jalan tampak memukau mata. Deretan motor beberapa mahasiswa ku juga sudah saling menyesuaikan untuk diparkirkan. Sesuai dengan kesepakatan, memilih menginap untuk semalam. "Permisi Pak. Mau ke resort dulu?,"tawar Rafael bersama beberapa mahasiswa menghampiri ku."Boleh. Dek saya titip Rafsya dulu ya,"ucapku menitipkan pada mahasiswi yang tengah asyik bersantai. "Siap Pak. Rafsya ngga hilang kok Pak,"ucap Kieran ku angguki sejenak. "Ada yang bisa
last updateLast Updated : 2021-12-06
Read more

Bab 14 : Ada apa dengan Fatih

Hawa dingin semilir angin pesisir membuatku perlahan membuka mata. Ku raba ranjang sebelah yang telah kosong. "Saya di sini loh. Kangen ya,"ucapan itu membuatku hanya mengisyaratkan jari menyilang di depan kening ku. Enggan membuka mata, sembari asyik bergelung selimut sayup-sayup telinga ku mendengar Fatih masih asyik bersenandung.Perlahan mata ku terbuka melihat Fatih menghampiri dengan baju koko dan peci yang masih melekat rapi. "Masih jam setengah 3 Dek. Saya tadi bangunnya terlalu cepat,"ucap Fatih membuatku menggeliat pelan. "Bapak mau tidur lagi?,"tanyaku di anggukinya pelan membuatku bergeser. Baru saja kembali memejamkan mata, ku rasakan sebuah tangan melingkari pinggang."Katanya mau tidur,"tanya Fatih terkekeh geli. Biasanya aku dalam posisi sedekat mungkin dengan Fatih saat malam. Hanya saja untuk posisi seperti ini terasa janggal untuk ku. Mau berbalik pasti semakin dekat wajahnya ku lihat. Sedangkan saat membelakanginya baga
last updateLast Updated : 2021-12-13
Read more

Bab 15 : Insecure

Pemandangan ranjang kotak-kotak hitam dengan rak buku yang bersusun rapi menampilkan betapa bahagianya sebelum menikah. Sebuah laporan sementara tertinggal di atas meja dengan tanda tangan Fatih di sana membuatku terkekeh pelan. Sungguh memalukan sekali rasanya aku pernah berdegup kencang setiap melihat namanya disana.Belum lagi berbagai pernak-pernik yang tertinggal belum ku ambil menggambarkan betapa indahnya masa yang ku jalani. "Inget masa lajang kah Sya?,"tanya Airin membuatku mengangguk pelan. "Dulu sering sekali tidur dini hari, sekarang jam sepuluh sudah di suruh tidur,"ucapku. "Pak Fatih kan butuh teman tidur juga Sya. Mengerti coba,"ucap Airin terkekeh."Memangnya bayi pake teman segala. Di rumah Pak Fatih banyak sekali bukunya. Tapi mukanya ngga kayak kutu buku,"ucapku menyimpan berbagai jenis barang ke dalam koper. "Lah tapi muka apa kalo gitu,"tanya Airin. "Tetap cool gitu,"ucapku tanpa sengaja memandang potret foto yang ku a
last updateLast Updated : 2021-12-14
Read more

Bab 16 :Believe

Berhubung acara ulang tahun jurusannya malam, Fatih sengaja memintaku berangkat bersama dengannya.  Tentu juga dengan banyak sekali drama. Pasalnya aku sudah tampil cantik dengan kemeja malah diminta berganti dengan batik. Dengan catatan baju batik yang ku pakai memiliki motif menyatu dengannya."Pak ini mau ke acara jurusan ngga papa pakai baju sama? Saya ganti baju aja ya,"ucapku membuatnya menahan tangan ku terus bertingkah. "Ay coba kasih paham kakak iparmu,"ucap Fatih. "Kak Rafsya pakai baju itu aja ngga papa. Lagian kalo warna batik sama kan bisa jadi karena memang motif dari toko berbeda kan. Jadi ngga usah ragu lah kak. Kapan lagi tampil match bareng,"ucap Amayra satu frekuensi dengan Fatih."Ya sudah aku ngalah. Pak saya turun sini saja,"ucapku melihat Airin dan Hilda yang sudah tampak lelah menunggu ku tiba. "Ngga kejauhan?,"tanya Fatih ku gelengkan. Baru saja turun langsung kena ledekan dua makhluk di dep
last updateLast Updated : 2021-12-14
Read more

Bab 17 : Fracture

“Sudah puas jalan sama abdi negara,”tanya Fatih dingin begitu kami masih terkekeh berdua sembari memasuki rumah. “Apaan sih Kak? Daripada kakak yang sudah keburu buta,”ucap Amayra tanpa tedeng aling-aling. “Buta tapi masih tau batasan,”ucap Fatih menatapku tajam membuatku devil sides yang tadinya sudah hampir bersemayam bangkit. “Oh,”ucapku sinis sontak turut membuat Amayra berbalik memandang ku. “Berani melawan Rafsya?,”tanya Fatih menusuk. “Melawan? Cih,”ucapku masih kekeuh. “Ikut saya,”ucap Fatih menarik tangan ku kencang namun tak berhasil membuat ku bergerak. “Aku memang cewek tapi ngga lemah,”ucapku melepaskan genggaman Fatih yang membuat pergelangan ku memerah hingga tulang ku tampak. “Kak Rafsya kayaknya capek deh ini,”ucap Amayra merangkul ku melewati Fatih. “Ngga usah dibawa masuk Ay. Dia lebih suka dengan abdi negara i
last updateLast Updated : 2021-12-15
Read more

Bab 18 : Guard

Lantunan ayat Al Qur'an yang terlantun dari bibirku memenuhi ruangan seperti biasa saat sepertiga malam ku tunaikan sholat hingga usai sholat Subuh. "Le kamu hari ini ngga ke kampus?,"tanya Asmitha ku gelengkan. "Ke kampus sebentar Bu. Ada yang mau konsultasi"ucapku sembari mencium punggung tangannya."Ibu mau gantian jaga?,"tanyaku di gelengkan membuatku bergegas keluar dari mushola rumah sakit. "Nanti kalo kamu ke kampus aja Ibu ke sini. Sudah makan?,"tanya Asmitha ku gelengkan. "Tadi sudah minum air Bu. Fatih mau puasa aja,"ucapku. "Rafsya tadi malam aman aja kan?,"tanya Asmitha ku angguki. "Tadi Ibu masuk. Tapi bukan Ibu yang dicari. Tapi kamu Le,"ucap Asmitha."Kekecewaan kami cuma satu. Kenapa kamu ngga bisa menahan emosi ke putri kami? Sejauh ini aku selalu tenang. Karena aku tau putriku dengan orang yang baik. Hanya saja emosi dan cemburu itu bukan hal yang baik untuk dikembangbiak kan. Nanti kalau kamu dirumah Ibu, perlahan belaja
last updateLast Updated : 2021-12-15
Read more

Bab 19 : Pupus

Bunyi monitor yang kian stabil membuatku termangu. Semua alat penunjang kehidupan Rafsya sudah terlepas pertanda sebentar lagi dirinya akan segera sadar. Setelah seminggu lebih Rafsya terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit, akhirnya dia menunjukkan perubahan yang baik. Semua pihak sudah siap menyaksikan akhirnya akan segera terlepas ikatan pernikahan ku dengan Rafsya. Perlahan tangan ku, segera menyentuh keningnya mengusapnya lembut. "Kak,"tahan Amayra melihatku berdiri. "Biarkan kakak jadi pria yang bertanggung jawab dengan kata-kata Ay,"ucapku berdiri di dekat kepala Rafsya. Bunga yang biasanya akan ku bawakan tidak turut terbawa masuk. Apalagi tau Rafsya sebentar lagi akan siuman. Usai mencium lembut keningnya bibirku mulai merapalkan kalimat paling sakral dalam hidup yang tak pernah terbayang sebelumnya. "Saya. Fatih Abqary Hafla bin Himawan Abdullah Hafla pada hari dan jam ini menjatuhkan talak satu pada Rafsya Anitya Sagara binti
last updateLast Updated : 2021-12-15
Read more
PREV
123456
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status