Suara mobil yang tiba membuatku yakin pasti Aini bersama Himawan tengah datang berkunjung. "Rafsya sayang,"panggil Aini membuatku bergegas menemuinya. "Loh Bunda sendiri aja?,"tanyaku tak melihat sosok Himawan. "Ayah tadi ada urusan katanya. Gimana lukanya sayang? Masih sakit,"tanya Aini ku gelengkan pelan. "Alhamdulillah sini Nak, Bunda bawa salad buah banyak nih,"ucap Aini mengajakku duduk di ruang tengah. "Bun aku boleh minta pendapat Bunda?,"tanyaku. "Boleh dong sayang,"ucap Aini mengusap wajahku lembut. "Bun kalau Rafsya minta Mas Fatih berangkat ke London boleh?,"tanyaku membuat Aini terdiam menatapku beberapa saat. "Fatih mau lanjutkan Postgraduated nya? Dia yang minta?,"tanya Aini ku gelengkan. "Bukan Bun. Kemarin siang ngga sengaja dapat surat undangan beasiswa sama berkas-berkasnya jatuh. Bun Mas Fatih sudah nunggu itu dari lama dan di batalkan karena ku. Bun rasanya ngga adil. Mas Fatih bolehkan Rafsya mengejar cita-cita sementara
Terakhir Diperbarui : 2021-12-23 Baca selengkapnya