Home / Romansa / Stuck In H2SO4 / Bab 11 : Teman Undangan

Share

Bab 11 : Teman Undangan

last update Last Updated: 2021-12-03 20:07:14

"Nah ini nih yang cewek-cewek kalo sudah jadi istri. Boleh tersenyum boleh berdandan secantik mungkin. Dekati suami nya, jangan suka membuat murka seorang suami. Karena itu hanya membawa pada dosa saja,”ucap Pak Naufal.

Ini daritadi sengaja dipojokkan ke bagian istri mulu. “Nah itu didengari Rafsya,”ucap Fatih yang melihat dari balik layar laptop nya. “Kerjaan bapak ini sungguh unik sekali,”ucapku tersenyum kecut membuatku menghela nafas sebal.

“Ya Rafsya Anitya coba berikan pendapat,”

Mati kenapa pula nama ku disebut di zoom. “Menurut saya Pak kedudukan suami dan istri sama atau sejajar,”ucapku berpikir keras. “Bohong bohong,”ucap Fatih dengan reseknya malah mengganggu ku. “Rafsya dengan siapa di rumah,”tanya Naufal menggoda ku. “Dengan kakak Pak,”ucapku. “Kakak ya? Sejak kapan saya dilahirkan ibu kamu,”ucap Fatih tak mau

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Stuck In H2SO4    Bab 12 : Bahu kokoh

    Musik dari Spotify terus mengalir dengan pikiran ku yang juga kesana kemari. "Rafsya daripada kamu ngelamun mending tidur,"ucap Fatih membuatku menghela nafas panjang. "Pak. Ananta lucu kan,"ucapku menyebut anak Bima. "Kenapa memangnya?,"tanya Fatih membuatku menoleh sejenak. "Pak boleh tidak kita punya debay lucu gitu juga,"ucapku sontak membuat Fatih mengerem mobil nya mendadak."Kayaknya kita perlu bicara sebentar, "ucap Fatih mengajakku pergi ke sebuah Cafe yang buka sepanjang malam. Entahlah apa aku mulai aneh atau bagaimana. "Dek. Gini gini sebelum kamu minta debay kamu sudah tau belum bagaimana proses persalinan?,"tanya Fatih ku gelengkan pelan. "Liat ini salah satu contoh persalinan secara normal,"ucap Fatih menunjukkan video proses persalinan yang bertaruh nyawa belum lagi dengan robek di bagian intim membuat ku merinding sendiri."Atau caessar,"ucap Fatih menunjukkan video lain berisi operasi caessar proses kelahiran dengan p

    Last Updated : 2021-12-04
  • Stuck In H2SO4    Bab 13 : Pengakuan

    Fatih POVSajak lagu Andmesh mengalun sepanjang jalan meskipun gadis disebelah ku matanya setengah terpejam. Entahlah, sepertinya diriku perlahan mulai peduli dengan gadis itu. Seperti ada sesuatu yang mulai membuatku ingin terus berlama-lama menghabiskan waktu bersama. Kalau saja dia tidak sakit kemarin, pasti aku juga tidak tau bagaimana manis wajahnya saat manja.Pepohonan pinus dengan rerumputan hijau yang menghiasi sepanjang jalan tampak memukau mata. Deretan motor beberapa mahasiswa ku juga sudah saling menyesuaikan untuk diparkirkan. Sesuai dengan kesepakatan, memilih menginap untuk semalam. "Permisi Pak. Mau ke resort dulu?,"tawar Rafael bersama beberapa mahasiswa menghampiri ku."Boleh. Dek saya titip Rafsya dulu ya,"ucapku menitipkan pada mahasiswi yang tengah asyik bersantai. "Siap Pak. Rafsya ngga hilang kok Pak,"ucap Kieran ku angguki sejenak. "Ada yang bisa

    Last Updated : 2021-12-06
  • Stuck In H2SO4    Bab 14 : Ada apa dengan Fatih

    Hawa dingin semilir angin pesisir membuatku perlahan membuka mata. Ku raba ranjang sebelah yang telah kosong. "Saya di sini loh. Kangen ya,"ucapan itu membuatku hanya mengisyaratkan jari menyilang di depan kening ku. Enggan membuka mata, sembari asyik bergelung selimut sayup-sayup telinga ku mendengar Fatih masih asyik bersenandung.Perlahan mata ku terbuka melihat Fatih menghampiri dengan baju koko dan peci yang masih melekat rapi. "Masih jam setengah 3 Dek. Saya tadi bangunnya terlalu cepat,"ucap Fatih membuatku menggeliat pelan. "Bapak mau tidur lagi?,"tanyaku di anggukinya pelan membuatku bergeser. Baru saja kembali memejamkan mata, ku rasakan sebuah tangan melingkari pinggang."Katanya mau tidur,"tanya Fatih terkekeh geli. Biasanya aku dalam posisi sedekat mungkin dengan Fatih saat malam. Hanya saja untuk posisi seperti ini terasa janggal untuk ku. Mau berbalik pasti semakin dekat wajahnya ku lihat. Sedangkan saat membelakanginya baga

    Last Updated : 2021-12-13
  • Stuck In H2SO4    Bab 15 : Insecure

    Pemandangan ranjang kotak-kotak hitam dengan rak buku yang bersusun rapi menampilkan betapa bahagianya sebelum menikah. Sebuah laporan sementara tertinggal di atas meja dengan tanda tangan Fatih di sana membuatku terkekeh pelan. Sungguh memalukan sekali rasanya aku pernah berdegup kencang setiap melihat namanya disana.Belum lagi berbagai pernak-pernik yang tertinggal belum ku ambil menggambarkan betapa indahnya masa yang ku jalani. "Inget masa lajang kah Sya?,"tanya Airin membuatku mengangguk pelan. "Dulu sering sekali tidur dini hari, sekarang jam sepuluh sudah di suruh tidur,"ucapku. "Pak Fatih kan butuh teman tidur juga Sya. Mengerti coba,"ucap Airin terkekeh."Memangnya bayi pake teman segala. Di rumah Pak Fatih banyak sekali bukunya. Tapi mukanya ngga kayak kutu buku,"ucapku menyimpan berbagai jenis barang ke dalam koper. "Lah tapi muka apa kalo gitu,"tanya Airin. "Tetap cool gitu,"ucapku tanpa sengaja memandang potret foto yang ku a

    Last Updated : 2021-12-14
  • Stuck In H2SO4    Bab 16 :Believe

    Berhubung acara ulang tahun jurusannya malam, Fatih sengaja memintaku berangkat bersama dengannya. Tentu juga dengan banyak sekali drama. Pasalnya aku sudah tampil cantik dengan kemeja malah diminta berganti dengan batik. Dengan catatan baju batik yang ku pakai memiliki motif menyatu dengannya."Pak ini mau ke acara jurusan ngga papa pakai baju sama? Saya ganti baju aja ya,"ucapku membuatnya menahan tangan ku terus bertingkah. "Ay coba kasih paham kakak iparmu,"ucap Fatih. "Kak Rafsya pakai baju itu aja ngga papa. Lagian kalo warna batik sama kan bisa jadi karena memang motif dari toko berbeda kan. Jadi ngga usah ragu lah kak. Kapan lagi tampil match bareng,"ucap Amayra satu frekuensi dengan Fatih."Ya sudah aku ngalah. Pak saya turun sini saja,"ucapku melihat Airin dan Hilda yang sudah tampak lelah menunggu ku tiba. "Ngga kejauhan?,"tanya Fatih ku gelengkan. Baru saja turun langsung kena ledekan dua makhluk di dep

    Last Updated : 2021-12-14
  • Stuck In H2SO4    Bab 17 : Fracture

    “Sudah puas jalan sama abdi negara,”tanya Fatih dingin begitu kami masih terkekeh berdua sembari memasuki rumah. “Apaan sih Kak? Daripada kakak yang sudah keburu buta,”ucap Amayra tanpa tedeng aling-aling. “Buta tapi masih tau batasan,”ucap Fatih menatapku tajam membuatku devil sides yang tadinya sudah hampir bersemayam bangkit. “Oh,”ucapku sinis sontak turut membuat Amayra berbalik memandang ku.“Berani melawan Rafsya?,”tanya Fatih menusuk. “Melawan? Cih,”ucapku masih kekeuh. “Ikut saya,”ucap Fatih menarik tangan ku kencang namun tak berhasil membuat ku bergerak. “Aku memang cewek tapi ngga lemah,”ucapku melepaskan genggaman Fatih yang membuat pergelangan ku memerah hingga tulang ku tampak. “Kak Rafsya kayaknya capek deh ini,”ucap Amayra merangkul ku melewati Fatih.“Ngga usah dibawa masuk Ay. Dia lebih suka dengan abdi negara i

    Last Updated : 2021-12-15
  • Stuck In H2SO4    Bab 18 : Guard

    Lantunan ayat Al Qur'an yang terlantun dari bibirku memenuhi ruangan seperti biasa saat sepertiga malam ku tunaikan sholat hingga usai sholat Subuh. "Le kamu hari ini ngga ke kampus?,"tanya Asmitha ku gelengkan. "Ke kampus sebentar Bu. Ada yang mau konsultasi"ucapku sembari mencium punggung tangannya."Ibu mau gantian jaga?,"tanyaku di gelengkan membuatku bergegas keluar dari mushola rumah sakit. "Nanti kalo kamu ke kampus aja Ibu ke sini. Sudah makan?,"tanya Asmitha ku gelengkan. "Tadi sudah minum air Bu. Fatih mau puasa aja,"ucapku. "Rafsya tadi malam aman aja kan?,"tanya Asmitha ku angguki. "Tadi Ibu masuk. Tapi bukan Ibu yang dicari. Tapi kamu Le,"ucap Asmitha."Kekecewaan kami cuma satu. Kenapa kamu ngga bisa menahan emosi ke putri kami? Sejauh ini aku selalu tenang. Karena aku tau putriku dengan orang yang baik. Hanya saja emosi dan cemburu itu bukan hal yang baik untuk dikembangbiak kan. Nanti kalau kamu dirumah Ibu, perlahan belaja

    Last Updated : 2021-12-15
  • Stuck In H2SO4    Bab 19 : Pupus

    Bunyi monitor yang kian stabil membuatku termangu. Semua alat penunjang kehidupan Rafsya sudah terlepas pertanda sebentar lagi dirinya akan segera sadar. Setelah seminggu lebih Rafsya terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit, akhirnya dia menunjukkan perubahan yang baik. Semua pihak sudah siap menyaksikan akhirnya akan segera terlepas ikatan pernikahan ku dengan Rafsya. Perlahan tangan ku, segera menyentuh keningnya mengusapnya lembut."Kak,"tahan Amayra melihatku berdiri. "Biarkan kakak jadi pria yang bertanggung jawab dengan kata-kata Ay,"ucapku berdiri di dekat kepala Rafsya. Bunga yang biasanya akan ku bawakan tidak turut terbawa masuk. Apalagi tau Rafsya sebentar lagi akan siuman. Usai mencium lembut keningnya bibirku mulai merapalkan kalimat paling sakral dalam hidup yang tak pernah terbayang sebelumnya."Saya. Fatih Abqary Hafla bin Himawan Abdullah Hafla pada hari dan jam ini menjatuhkan talak satu pada Rafsya Anitya Sagara binti

    Last Updated : 2021-12-15

Latest chapter

  • Stuck In H2SO4    Epilog

    Rafsya POV Nafasku masih naik turun setelah beberapa menit lalu bertaruh nyawa. Lihatlah lelaki di sampingku tak hentinya mencium kening ku penuh sayang. 2 jam sebelumnya dia tak henti memberi semangat dan terus setia menggenggam erat tangan ku. Lantunan rasa syukur dua buah hati terlahir normal ke dunia. Nyaris seperti operasi tumor otak beberapa bukan yang lalu. Diriku nyaris melahirkan seorang diri karena perutku tiba-tiba mulas sementara Fatih tengah pergi karena sebuah kegiatan. Bukan Fatih yang salah, memang seharusnya lahirnya itu 10 hari lagi. Tapi beginilah warna warni takdir. "Mas kamu bahagia?,"tanyaku di angguki nya membuat setetes air mata jatuh di ujung mata. "Dek pasti sakit sekali kan?,"tanya Fatih ku gelengkan. "Saya dari semalam mikir. Usia kita beda jauh otomatis kamu akan lebih dulu merasakan tua. Membayangkan melewati masa tua sendiri. Hanya ditemani dengan anak-anak. Rasa sakitnya itu terbayar sud

  • Stuck In H2SO4    Bab 54 : Rumah

    Fatih POV Mataku memandang manis gadis yang bersandar tenang. Kalau saja Asmita tidak memintanya diam mungkin sekarang entah kemana dia akan beranjak. Hijab pasmina yang melingkari kepalanya tidak lagi meluncur seperti saat memakai jilbab segitiga. Namun tetap saja, seharian duduk manis di kediaman Mahardika yang memang tengah ada acara kumpul keluarga.Seharian ini jiwa indie nya kadang membuat ku terhanyut. Entah berapa lagu yang terlantun sementara melihat semua orang berlalu lalang kesana kemari. H2SO4 dan kenangan itu bagaimana bisa lupa. Awal jumpa dengan gadis ini. Karena selama ini aku hanya tau dari dosen lain tentang nya. Entah bagaimana bisa diriku yang masuk mimpi gadis belia itu.Hingga membuat dirinya jatuh hati lebih dulu padaku. Padahal dia saja tidak tau wajahku yang mana. Menurutku mimpi itu datang dari Allah sebagai jawaban. Karena saat ini memang diriku yang berdiri di sebelah

  • Stuck In H2SO4    Bab 53 : Hairstylist

    "Rafsya sudah sembuh yee,"ucapku bersorak bangga sembari berlalu mendekati jendela karena keringat mulai mengucur deras. Aku akan mengejutkan Fatih saat dia pulang dari menemani Amayra nanti. Menunggu dirinya tiba, kembali berpaku di depan meja rias sembari melepas penutup kepala. Bekas operasi yang tercetak jelas membuatku terlihat mirip Voldemort.Sisir yang biasanya ku gunakan untuk membuat berbagai jenis bentuk rambutku kini tidak lagi berguna. Tidak lagi merasa sedih, ku sampingkan rasa pilu yang menggerogoti benak sembari mengusapkan potongan lidah buaya ke seluruh bagian kepala ku. "Rafsya Dek saya pulang,"ucap Fatih terdengar memasuki rumah membuatku segera menutup kembali kepala.Dengan langkah pasti, bisa ku lihat wajah Fatih menarik senyum lebar tak ingin mendekat lebih jauh. Sengaja ingin melihat ku berjalan dengan lancar ke arahnya. "Kak ngap ya ya kembali ngontrak di bumi,"ucap Amayra menepi membiarkan ku melangkah lebih cepat hingga terhent

  • Stuck In H2SO4    Bab 52 : Wisata Masa Lalu

    Rafsya POVSuasana saat pemeriksaan pagi hari yang biasanya diisi dengan ketenangan menjadi penuh tawa. "Wah lagi pemeriksaan ya. Mbak Aini, ini kah orangnya?,"tanya Asmita membuatku ingin tenggelam ke Palung Mariana saja. Sementara sosok yang dimaksud hanya tersenyum lebar. "Dokter dulu temannya Amayra?,"tanya Aini memulai interogasi."Saya dulu hanya kenal Amayra adek tingkat saya,"ucap Kenan. "Adek tingkat atau apa tuh? Masa kakak tingkat sama adek tingkat bahas organisasi atau kuliah di bioskop,"ucap Fatih kian membuat wajah Kenan memerah. "Hanya teman saja Pak,"ucap Kenan mengganti status membuatku terkekeh pelan."Teman tapi mesra kah Dok?,"tanya Asmita sungguh membuat pria di depan ku kehabisan kata-kata. "Saya dulu rekannya Amayra saja Pak Bu. Tapi setelah itu kami lost contact karena saya harus menyelesaikan studi di luar negeri dan baru bertemu lagi karena tidak sengaja menangani kakak iparnya,"ucap Kenan akhirnya mengaku.

  • Stuck In H2SO4    Bab 51 : Only One

    "Rafsya saya pulang,"Kalimat itu sontak membuatku menarik senyum lebar. Bagaimana pergi ke rumah sakit disebut pulang? Sepertinya dia terlalu banyak tertular diriku. "Baru dari kampus Mas?,"tanya Arkan yang sedari tadi menemani ku bersama Amayra. "Nggak juga. Pulang mandi dulu Kan. Masa mau ketemu sama cewek cantik bau asem,"ucap Fatih membuatku terkekeh pelan."Cewek cantik yang mana Le?,"tanya Mahardika membuat Fatih menoleh melihat Mahardika sudah berdiri dengan penuh pertanyaan. "Yang itu Pak. Saya hanya punya cewek cantik. Eh empat Pak. Ibu, Bunda, Amayra dan yang paling cantik Rafsya,"ucap Fatih. "Ehm manisnya kelewatan gombalnya Mas,"ucap Arkan membuatku terkekeh pelan."Kamu sudah makan belum Le?,"tanya Mahardika. "Saya makan bareng sama Dek Rafsya aja,"ucap Fatih membuatku menggeleng heran. "Kan, Nduk Ay ayo pindah kamar. Orang kasmaran susah kalau dipisahkan,"ucap Mahardika berlalu pergi menyisakan ku dengan Fatih. "Sudah check up belum sama dok

  • Stuck In H2SO4    Bab 50 : Jawaban

    Terjawab sudah semua alasan hal yang mengganjal dalam benakku selama ini. Alasan dirinya mengambil uang dengan nominal sebesar itu, rambutnya rontok, juga bercak darah yang ku temukan di bekas tisu di meja rias juga pasti miliknya. Ditemani dengan Kiran, Lewis, dan Liona diriku duduk terdiam sembari mendonorkan darah."Pak Fatih sebelumnya ngga tau Rafsya punya penyakit ini?,"tanya Lewis ku gelengkan pelan sembari tersenyum. "Saya memang tau Rafsya belakangan ini agak pucat, rambutnya rontok, belum lagi mertua saya bilang dia ada transaksi dengan nominal besar. Hanya saja saya ngga tau dia sengaja menyembunyikan penyakitnya dari saya,"ucapku gamang."Mungkin Rafsya punya alasan Pak. Lagipun ngga mungkin Rafsya akan bertindak sendiri kalau memang alasannya ngga kuat,"ucap Liona menenangkan. "Kakak,"ucap Amayra memelukku erat membuatku terbangun dari diam ku. "Maaf Kak,"ucap Amayra tersedu dalam tangis. "Kenapa kamu juga ikut ngga mau kasih

  • Stuck In H2SO4    Bab 49 : Shock

    Air mata ku hanya bisa terus luruh saat mendengar Fatih merapalkan doa meminta pada Allah untuk setiap detail kebahagiaan ku. Sementara diriku hanya duduk di atas ranjang menahan pedih karena tak bisa menunaikan sholat dan saling mendoakan di atas sajadah yang sama. Apalagi setelah itu dilanjutkan dengan merdunya ketika melantunkan ayat suci Al Quran.Aku tidak bisa membayangkan jika hari ini aku akan telat pulang karena masih dalam proses penyembuhan. Sudah 2 jam diri ku hanya dalam posisi yang sama melihat sosok pria yang selalu berharap semua yang terbaik untukku. Membayangkan wajahnya pucat pasi ketika tau aku akan memasuki ruang operasi pasti hanya membuatku makin hancur."Dek saya pergi ke masjid dulu ya,"ucap Fatih membuatku mengangguk paham sembari mengambil beberapa perlengkapan lain menyelipkan ke kamar Amayra. "Ay sudah bangun kah?,"tanyaku mengetik pintu sembari membawa tas berisi seluruh keperluan ku. "Sudah Kak. Sini biar ngga

  • Stuck In H2SO4    Bab 48 : Defect

    "Rafsya kamu masih di dalam,"Panggilan berulang itu membuatku terbangun dengan bekas mimisan mengalir melintasi wajahku. "Iya Mas sebentar lagi beneran keluar ini,"ucapku segera mencuci wajah. Bisa-bisanya malah tertidur di kamar mandi. Yang ada malah semakin memperburuk keadaan saja Rafsya. Sembari melihat wajahku tampak baik-baik saja segera ku putar knop pintu melihatnya cemas."Kamu baik-baik saja Rafsya?,"tanya Fatih ku angguki. "Selalu baik saya Mas,"ucapku membuatnya menghela nafas lega. "Ayo tidur,"ucap Fatih menarik tanganku menuju ranjang. "Loh kok Mas sudah ganti baju,"tanyaku. "Barusan pulang Pak Adimas sama Bu Andin nya,"ucap Fatih membuatku melirik ke arah jam dinding. Pantas saja. Sudah jam setengah dua belas malam.Selama itu aku tertidur di dalam kamar mandi dan sekarang di tempat yang seharusnya malah sulit ku jumpai kata nyaman untuk tidur? Astaga kebodohan apa ini Rafsya. Sembari melirik Fatih tampak d

  • Stuck In H2SO4    Bab 47 : Masuk Angin?

    Sungguh menyebalkan.Hanya satu kalimat itu saja yang ingin ku ungkapkan saat membuka mata. "Masih marah,"ucap Fatih menyenggol lengan ku. "Entah. Katanya iya Rafsya sayang nanti dibangunin,"ucapku sebal. "Iya kan tapi saya bangunin,"ucap Fatih masih terus terkekeh mencebik. "Kenapa toh ini? Masih sebel Nak,"tanya Aini bergabung dengan kami di ruang tengah."Itu Bun. Coba kalau begini kayak berat sekali,"ucapku mengomentari make up di wajahku yang terpasang begitu saja. Ya Anda tidak salah. Memang setelah kami pulang, di rumah sudah menyiapkan dengan sebaik mungkin. Hanya saja Amayra sengaja tidak diberi tahu dulu. "Cantik kok. Bunda yang suruh Mas Fatih biarkan aja. Karena Bunda kayaknya capek sekali,"ucap Aini membuatku mengedipkan kedua mata tak percaya."Iya kan Fat. Cantik mantu Bunda,"ucap Aini. "Cantik sekali dong Bun. Apalagi kalau lagi ngambek,"ucap Fatih tak tahan menaikkan sudut bibirku membuatnya tergelak. "Bun Amayra kata

DMCA.com Protection Status