Home / Romansa / Stuck In H2SO4 / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Stuck In H2SO4 : Chapter 31 - Chapter 40

56 Chapters

Bab 30 : Tabir

Rafsya POV"Dosen pengganti hari ini Pak Fatih Abqary Hafla ya dek,"ucap analis di depan pintu membuat rahang ku ingin jatuh saja rasanya. Its okey harus dewasa dong. Dia kan kakak sekarang seperti Rafsya its okey.Sembari menunggu Pak Fatih datang, aku kembali melanjutkan review beberapa materi di modul terkait praktikum hari ini. "Selamat pagi. Info dari analis Bu Liona ngga bisa hadir makanya saya yang menggantikan. Saya tidak akan mengadakan pretest karena itu sudah tanggung jawab Bu Liona jadi kalian bisa memulai praktikum,"ucap Fatih membuat ku ingin jungkir balik."Untuk apa kamu belajar Sya sekeras itu Rafsya Anitya,"ucapku bermonolog sembari menyiapkan meja. "Ahaha dibilang hari ini ngga pretest ngga percaya sih,"ucap Nata. "Ngga gitu kocak. Tau lah aku takut ngga bisa jawab Bu Liona makanya aku ya gini,"ucapku kesal sendiri sembari berjalan mengambil asam sulfat."Biar s
last updateLast Updated : 2021-12-19
Read more

Bab 31 : Bilas

Rafsya POV Aroma harum segar menyeruak memasuki indra penciuman ku. Bau wangi semerbak sepanjang seisi rumah ku di perumahan Antrasit mencurahkan cerita singkat tentang hari yang akan ku lalui. Dengan gaun broken white dan hijab sederhana, hari yang ku tunggu setelah penantian akan berlangsung. Apalagi setelah beberapa detik yang lalu bunyi iringan pengantin datang. rasa deg-degan di dalam hati ku kian mencuat. “Tes. Bismillahirahmanirahim,”ucap Mahardika membuat ku kian tak bisa mengendalikan rasa yang ingin segera keluar. “Ankahtuka wazawwajtuka makhtubataka binti Rafsya Anitya Sagara alal mahri _______,” “Loh kok bahasa Arab,”tanyaku bingung membuatku tak tahan untuk melihat keluar. "Behh Kak Arian pintar bahasa Arab juga ternyata,"ucap Diana ku abaikan. “Qabiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkur wa radhiitu bihi, wallahu waliyu taufiq
last updateLast Updated : 2021-12-19
Read more

Bab 32 : Strain

Hingga kepala Arian yang bersandar lebih berat terjatuh membuatku tersenyum lebar. Dokter yang bertugas segera mengurus jenazah Arian sedangkan aku masih terdiam di sudut kamar sembari melihat wajahnya perlahan ditutup kain putih.“Rafsya,”ucap Fatih merangkulku menyaksikan Arian yang sudah ditutup kain putih. “Bisakah saya menemukan sosok yang sama sepertinya? Apa semua yang ku cintai sepenuh hati hanya akan pergi saat aku meyakini nya?,”tanyaku dengan tatapan kosong menatap Arian yang terbujur kaku.“Maafkan saya. Saya seharusnya memenuhi perkataan yang telah saya buat dengan ngga  hadir,”ucap Fatih merasa bersalah dengan keringat dingin mengucur di keningnya. “Bukan salah bapak. Saya yang harusnya bertanya. Apa bapak siap menemani hidup saya yang selalu saja ditinggalkan ini. Bapak sudah melihat sendiri kan.Saat saya yakin mencintai siapapun semuanya pergi termasuk bapak s
last updateLast Updated : 2021-12-20
Read more

Bab 33 : Fatih's Syndrome

Rafsya POVApa yang bisa ku katakan lagi setelah hari pemakaman? Setelah acara baca doa yasin, Aini membawa ku masuk ke kamar yang sudah di desain selayaknya kamar pengantin baru. Mata sembab ku tak bisa dibohongi apalagi Fatih dengan baju koko dan songkok putih nya masuk ke dalam kamar."Saya mau ambil baju di tas,"ucap Fatih membuat ku menoleh sejenak. "Untuk apa izin di kamar sendiri Pak. Kamar saya kamar bapak juga kan? Dulu bapak juga mengantarkan saya di kamar bapak juga sebagai kamar Saya kan?,"tanyaku. "Permisi,"ucap Fatih berlalu masuk ke kamar mandi. Sementara wajah ku juga sudah bersih hanya baju ku masih gamis lengkap."Sudah saya bersihkan. Saya mau tidur di luar saja,"ucap Fatih. "Lupakan itu,"ucapku datar. "Baik. Kamu butuh sandaran?,"tanya Fatih duduk di sebelah ku. "Keluarkan semuanya jika perlu sampai membuat mata mu bengkak,"ucap Fatih.Ku sandarkan kepala ku di
last updateLast Updated : 2021-12-20
Read more

Bab 34 : Sick

Malam sudah bertahta, Fatih tadi bilang mau keluar sebentar tapi ngga kunjung tiba. Sudah hampir setengah jam kami berdiri di teras dengan perasaan gelisah. "Pak Fatih mana ya Ay,"ucapku gelisah sama halnya dengan Amayra. "Kakak pakai motor,"ucap Amayra. "Hujan pula,"ucapku semakin cemas.  Ponselnya ditinggal di rumah, tapi kemana Fatih semalam ini. Biasanya jam segini aku memang sudah terlelap beberapa hari ini, dan Fatih selalu ku lihat tidur nyaman. Berbeda dengan hari ini. "Kak Ashley nelfon kak,"ucap Amayra tergupuh-gupuh membawa ponsel ku. "Hallo Kak,"ucapku tak bisa tenang karena ngga biasanya Ashley telfon. "Sya aku ngga tau mau ngomong gimana, tapi Syarifah bisa bebas dengan tebusan. Orang tuanya berjanji membawa Syarifah berobat di luar negeri,"ucap Ashley membuatku kian dibawa keresahan yang tak bertepi. "Ay Syarifah lepas dengan tebusan. Katanya mau di bawa berobat cuma besok.  Duh gimana kalau nant
last updateLast Updated : 2021-12-21
Read more

Bab 35 : Menarik Benang

  Entah titrasi ke berapa tapi tak ada bedanya dengan raut wajahku. Seisi kelas sudah tau aku menikah lagi dengan Fatih. Tapi mereka juga tau fakta Arian membuat mereka bingung harus bersikap. "Kalian pemenang takdir Sya,"ucap Michael membuatku terkekeh pelan sembari melarutkan chloroform. "Aku juga ngga tau sebenarnya yang dimaksud dengan pemenang yang mana.Begitu ku putuskan jatuh cinta semuanya pergi Cel. Aku takut begitu kembali ku jatuhkan lagi hati yang ada malah perpisahan,"ucapku. "Hey anak muda ngga seribet itu sebenarnya, konsep yang kamu pikirkan. Coba pikirkan untuk kamu berpikir sesempit itu. Kalau kamu lihat Pak Fatih waktu hari pernikahanmu pasti serba salah. Di satu sisi, memang dirinya masih sayang dan siapa sih yang ngga mau menikah dengan orang yang kita sayangi.Tapi sisi lain ingat juga. Dirinya juga berpikir perasaan Arian yang sudah lama menungg
last updateLast Updated : 2021-12-21
Read more

Bab 36 :Jealous

Malam itu di hotel tidak ada percakapan panjang karena termenung dalam pikiran masing-masing. Kamar yang di desain seindah mungkin tak membuat kami terpengaruh. Jika aku sibuk melihat keluar maka Fatih sibuk mengkhatamkan Al Quran."Pak,"panggil ku merasa gerah dengan pakaian kurang asem ini."Iya Dek,"ucap Fatih fast respon. "Minta tolong Lepaskan baju saya,"ucapku bingung mulai dari mana lepasnya. Begini sudah namanya MUA kelewat recommended. "Pintu dikunci lagi. Saya agak lama ngga papa ya,"ucap Fatih. "Pak jangan lupa ya. Barusan bilang masa sudah lupa,"ucapku."Baik baik,"ucap Fatih membantu melepas aksesori dari Kepala hingga kebaya yang entah bagaimana pasang nya menyisakan manset dan itu pun mata ku sudah ngga sanggup terbuka. "Makasih Pak,"ucapku sebelum melompat tertidur ke atas ranjang."Pak jangan tidur di lantai atau di sofa ya,"ucapku membuat Fatih melepas ageman nya menyisakan kaos dan celan
last updateLast Updated : 2021-12-21
Read more

Bab 37 : Mas Dosen Ganteng

Seminggu berlalu perlahan kami mulai menghapus duka di dalam hati begitu pun dengan ku. Aku termotivasi dengan kisah hidup Rukmini Chamim yang juga pernah merasakan duka pedih tak terduga namun tak sekalipun menyakiti perasaan suaminya. Ku hapus air mata yang menitik tak sengaja dan berlalu ke dapur untuk menghilangkan haus ku. Bukannya reda aku malah ingin terjungkang menahan tawa melihat aksi Fatih memasak di dapur lengkap dengan helm seperti mau berkendara. “Bapak masak apa,”tanyaku. “Oh Cuma masak biasa aja,”ucap Fatih. “Bohong. Sejak kapan masak pakai helm pak,”tanyaku menahan tawa. “Lepaskan saja tawa mu Sya,”ucap Fatih membuatku menarik balik bibir yang sempat terukir senyum. Aku takut bahagia ku di ambil hanya dengan tersenyum. “Maaf saya hanya bercanda,”ucap Fatih ku gelengkan. “Saya hanya ngga mau ketika saya bahagia dan semua iu direnggut lagi,&
last updateLast Updated : 2021-12-21
Read more

Bab 38 : Missing

Fatih POV  "Kemana lagi pergi nya,"ucapku kesana kemari mencari Kemana pergi nya Rafsya. "Pak Rafsya nya sakit ya,"tanya Kieran. "Ngga kok tadi Rafsya datang sama saya,"ucapku yakin. "Kemana lagi Rafsya,"ucap rekan yang lain makin membuatku khawatir. Telfon nya ngga aktif mana ngga ada yang liat Kemana lagi. "Pak Rafsya ada kegiatan sama mahasiswa jurusan sebelah,"tanya Aldo mendatangi ku. "Rafsya ngga pernah ikut kegiatan setau saya. Kamu ada lihat,"tanyaku. "Ke rumahnya Andrew Pak,"ucap Andra membuat ku makin merasa sesuatu yang salah terjadi. "Andrew? Andrew kayak nda asing. Hah iya Do ingat ndak kemarin kita sempet dapat Renita ngomongin Rafsya,"ucap Andra membuat ku bingung. "Ngomongin? Maksudnya,"tanyaku bingung. "Iya Pak. Renita pacarnya Andrew. Dia kemarin sempet bilangin Rafsya hmm maaf 'ayam kampus',"ucap Aldo membuatku mengingat dulu Rafsya pernah bilang ada kakak tingkat yang mencibi
last updateLast Updated : 2021-12-21
Read more

Bab 39 : General

"Saya rasa dengan mempublikasikan akan mempermudah polisi menyelesaikan kasus Pak. Dan pelecehan yang dilakukan pada saudari Rafsya tidak bisa dianggap remeh,"ucap Nadia pada rapat umum rektorat dengan jurusan ku. Aku hanya bisa menyaksikan lewat zoom meeting  karena dengan kondisi ku apalagi mental yang masih agak takut bertemu dengan banyak orang. Apalagi lawan jenis masih membuatku trauma hebat. Aku pernah mengalami banyak jenis tindak kriminal tapi tidak pernah sampai pelecehan seksual dan sejenisnya. Maha suci Allah menjaga ku dalam semua kondisi. "Tapi Bu Nadia nanti akan banyak pernikahan di instansi yang mengganggu. Yang ada malah semua mahasiswa memilih menikah bukan kuliah,"ucap Darius. "Tapi Pak saya yakin di luar sana juga tidak ingin mengalami musibah yang sama dengan ananda Rafsya. Apa ada yang kulitnya dipenuhi bekas larutan asam? Apakah ada yang ingin menikah di usia muda dengan orang yang seperti ayahnya sendiri?,"ucap
last updateLast Updated : 2021-12-21
Read more
PREV
123456
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status