Home / Romansa / Hasrat Sang Guru / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Hasrat Sang Guru: Chapter 61 - Chapter 70

75 Chapters

61. Mahir

“Maafkan aku, Aditi.” Vidwan langsung menegakkan tubuhnya kemudian membelakangi Aditi. Sementara Aditi hanya mampu mengerjap beberapa kali sambil melempar pandangan penuh tanya. Aditi, tanpa memedulikan pakaiannya yang hampir terlepas seluruhnya, langsung bangkit berdiri lalu mendekati Vidwan. Aditi memberanikan diri memeluk Vidwan dari belakang. Ada sedikit keraguan dalam hati Aditi ketika ia meletakkan kepalanya pada punggung Vidwan. Namun hal itu segera ditepisnya dan digantikan oleh harapan untuk dapat mengetahui apa yang tengah mengganggu suaminya melalui debaran jantungnya.“Ada apa?” Tanya Aditi dengan suara lembut sambil perlahan-lahan menyelipkan sepasang tangannya melalui celah antara lengan dan badan Vidwan. Kedua tangan Aditi dengan kompak mendarat di tempat yang sama, yakni di atas dada Vidwan. Vidwan tidak menjawab. Laki-laki itu juga tidak menunjukkan respons apa pun pada apa yang dilakukan Aditi. Aditi bukanlah gadis bodoh. Gadis itu sangat yakin bahwa Vidwan teringat
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

62. Terangsang

Krish langsung memeluk Grisse dari belakang begitu mereka berdua memasuki kamar hotel. Kemudian laki-laki itu tanpa henti menghujani Grisse dengan kecupan-kecupan kecil di beberapa bagian atas tubuhnya: tengkuk, leher, daun telinga, pipi, bahkan tulang selangka. Grisse yang mendapati serangan cepat Krish hanya mampu merespons dengan tawa sekaligus pekik tertahan akibat sensasi geli yang menjalari sekujur tubuhnya. Bibir Krish memang luar biasa, terlebih ketika bagian yang lembut serta hangat itu menyentuh bagian leher Grisse yang terbuka. Tidak berhenti sampai di situ, sentuhan bibir Krish juga menyasar titik sensitif Grisse lainnya, daun telinga yang terekspos seolah menantang Krish. “Aww….” Pekik Grisse kembali terdengar ketika Krish mendaratkan gigitan kecil pada cuping telinganya. Krish terkekeh sambil tangannya menyingkirkan helaian anak rambut Grisse yang terlepas dari ikatan serupa ekor kuda. Helaian rambut itu nampaknya mengganggu Krish yang bermaksud menyasar tengkuk Grisse.
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

63. Kecewa

“Vidwan, aku baru saja menerima surat elektronik dari kampusmu.” Aditi langsung beranjak dari depan laptopnya yang menyala begitu mendengar suara pintu kamar mandi dibuka dari dalam. Ketidaksabaran tergambar jelas di wajah Aditi sehingga dengan terburu-buru ia segera menghampiri sang suami. Aditi, dengan wajah semringah, berjalan menghampiri Vidwan yang sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk berukuran sedang. Sesekali laki-laki itu melirik pantulan dirinya pada cermin yang tingginya nyaris sama dengan tinggi tubuhnya.“Apa isinya?” Tanya Vidwan tanpa melihat Aditi. Laki-laki itu justru memperlihatkan raut wajah kurang tertarik. Setelah yakin rambutnya tidak lagi basah, Vidwan kemudian mengangsurkan handuk yang telah dipakainya pada Aditi dengan cara dilempar. Beruntung, Aditi yang meskipun terkejut tetap bisa menangkap handuk itu dengan sigap. “Aku melamar menjadi pengajar di departemenmu dan… aku diterima.” Jawab Aditi masih dengan wajah semringah. Vidwan melihat istrinya melal
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

64. Dialog

"Krish?" Panggil Grisse sambil kembali merapatkan tubuh tanpa busananya ke dada Krish."Hm?" Balas Krish yang masih dikuasai kantuk juga lelah.Grisse tidak segera melanjutkan. Gadis itu tampak menimbang beberapa hal sebelum akhirnya buka suara."Boleh aku mengatakan sesuatu?" Keraguan terdengar begitu kentara dari nada bicara Grisse. "Katakan, Sayang!" Jawab Krish sedikit malas. Tentu saja karena laki-laki itu tengah berusaha untuk memejamkan mata. Krish sangat ingin beristirahat, tapi ia juga tidak mungkin mengabaikan Grisse. Kau yakin akan membahas tentang Vidwan di saat seperti ini, Grisse?Sepertinya sekarang bukan saat yang tepat!Kalimat demi kalimat yang terus dilontarkan oleh dirinya sendiri membuat Grisse kembali ragu. Gadis itu ingin membahas tentang Vidwan dengan Krish. Gadis itu ingin mengatakan semua yang mengganggu pikirannya sekarang.Oh, ayolah Grisse. Kau sungguh-sungguh ingin membahas tentang Vidwan di saat seperti ini? Di saat kalian baru menyudahi aktivitas berc
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

65. Kesepakatan

Pandangan penuh selidik Vidwan memindai sosok di depannya beberapa kali. Seolah dengan melakukan itu, Vidwan bisa mengetahui apa yang sedang direncanakan sang istri. Vidwan yakin Aditi telah melakukan sesuatu dan sekarang wanita itu hendak bernegosiasi, mengadakan tawar-menawar untuk mencapai kata sepakat dengannya.Tapi apa? Apa yang telah dilakukan Aditi?Dan kesepakatan seperti apa yang diinginkan Aditi?"Kesepakatan seperti apa?" Akhirnya hanya kalimat tanya itu yang keluar dari bibir Vidwan. Pikiran Vidwan sudah hampir buntu. Tidak ada satu pun ide untuk menebak apa yang telah dilakukan Aditi. Sementara Aditi yang sedari tadi tidak mengalihkan pandangannya dari Vidwan hanya bisa menampilkan senyuman samar. Senyuman yang sengaja dibuat Aditi untuk mengacaukan pikiran Vidwan yang sudah ibarat benang kusut."Terima aku apa adanya.” Vidwan langsung tertawa. Kalimat Aditi benar-benar seperti lelucon di telinga Vidwan.“Aku juga akan menerimamu apa adanya." Ujar Aditi dengan mimik muka
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

66. Pertemuan

“Menggelikan!” Bisik Aditi setelah membubuhkan tanda titik pada kalimat terakhir dokumen kesepakatan yang diketiknya. Bagi Aditi, permintaan Vidwan untuk mengatur tentang hubungan intim yang akan mereka jalani terasa menggelikan. Vidwan menolak menerima Aditi yang sudah tidak perawan, tapi di saat bersamaan laki-laki itu, secara tidak langsung, menginginkan untuk bercinta dengan Aditi. Bercinta untuk menyalurkan berahinya.Aditi beranjak dari duduknya setelah lembar terakhir dokumen tercetak sempurna. Wanita itu kemudian menghampiri Vidwan yang tengah duduk di atas tempat tidur sambil membaca buku.“Ini!” Aditi mengangsurkan dokumen sebanyak dua lembar pada Vidwan. Vidwan mengangkat wajahnya dari buku yang ada di hadapannya. Tanpa berkata-kata, laki-laki itu menyambut dokumen yang diberikan Aditi.“Aku akan membacanya dulu.” Ujar Vidwan sambil beranjak dari ranjang. Aditi mengedikkan bahu.“Silakan.” Jawabnya singkat kemudian berlalu menuju kamar mandi. Aditi ingin mandi lalu bersiap-
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

67. Usai

"Aku harus bertemu Vidwan!" Ujar Grisse dalam gerakan bibir yang teramat samar. Gadis itu kemudian membawa langkahnya menyusuri koridor yang menghubungkan seluruh ruangan dalam gedung kampus tersebut. Langkahnya mantap, semantap pendiriannya untuk menuntaskan apa yang mengganjal dalam hatinya setelah mendengar percakapan Krish dengan Vidwan tadi. Sebelumnya, Grisse memang sudah bertekad untuk mengakhiri semua hal yang berhubungan dengan Vidwan. Ia merasa harus menyudahi semua kisah yang melibatkan Vidwan di dalamnya. Grisse hanya tidak ingin bayangan Vidwan akan mengikutinya terus hingga ia tiba di negara asalnya.Ya, Grisse akan segera meninggalkan negara ini dalam waktu dekat. Program yang diikutinya hampir berakhir dan tidak lama setelahnya izin tinggalnya juga akan habis masa berlakunya. Hal-hal itulah yang membuat Grisse membulatkan tekadnya untuk menemui Vidwan. Kau adalah masa lalu! Kalimat itu terus-menerus didengungkan oleh Grisse. Sudah seperti merapal mantra saja bagi Gri
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

68. Dua Malam

“Mencariku?” Tanya Grisse dengan wajah semringah. Sepasang bibir gadis itu membentuk lengkung sempurna. Melukiskan senyum yang secara instan membuat wajah manisnya terlihat semakin manis. Laki-laki yang disapa Grisse dengan sebuah pertanyaan singkat itu sontak menoleh ke arahnya. “Tentu saja!” Jawab Krish lantang. Seolah enggan didahului detik yang akan berlalu, Krish segera mendekati Grisse yang berdiri tidak jauh darinya.“Bagaimana, apa jadwal presentasimu sudah keluar?” Tanya Krish sambil melingkarkan lengannya ke pinggang Grisse. Grisse memandangi tangan Krish yang telah mendarat di pinggangnya. Gadis itu kemudian meraih tangan Krish lalu menyingkirkannya dari tempatnya semula.“Kita di tempat umum, Krish.” Bisik Grisse dengan suara lembut namun tegas. Krish hanya nyengir kuda. “Aku tidak peduli. Justru aku ingin mereka tahu tentang hubungan kita.” “Jangan konyol, Krish. Aku tidak ingin membuat seluruh kampus heboh.” Grisse mulai menekuk wajahnya. Gadis itu kesal. Grisse tidak
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

69. Sama Rata

Grisse memperlihatkan kekecewaan di wajahnya dengan teramat jelas. Pertanyaan yang baru saya ia lontarkan hanya dijawab dengan gelengan cepat Krish. Laki-laki itu memilih untuk tidak menjawab pertanyaan Grisse. Krish lebih suka menyimpan semuanya sendiri, menjadikannya rahasia yang akan dijaganya sampai batas waktu yang tidak Grisse ketahui.“Krish….” Desis Grisse sambil mencoba peruntungannya satu kali lagi. Dan sayangnya, Krish juga masih teguh dengan pendiriannya.“Aku tidak merencanakan apa pun.”Bohong! Kau pasti merencanakan sesuatu, Krish!Napas Grisse berubah tersengal. Ia seolah baru selesai melontarkan kalimat makian pada Krish. Padahal kenyataannya, kemarahan Grisse tidak pernah ia luapkan. Grisse hanya mampu marah dalam hati. Sudut terkecil hatinya mengatakan bahwa Krish pasti punya alasan untuk tidak mengatakan apa pun. Kejutankah?Krish pasti tahu bahwa Grisse sangat menyukai kejutan, tapi kejutan seperti apa yang akan diberikan Krish kali ini? Seandainya memang benar
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

70. Sentuhan Fisik

“Hey, kau sudah bangun?” Sapa Krish, tepat ketika Grisse menyandarkan punggungnya pada kepala tempat tidur. Grisse menjawab pertanyaan Krish dengan senyuman disertai anggukan pelan.“Hai, Krish.” Balas Grisse sambil menatap sosok Krish yang sedikit berkeringat. Bulir-bulir keringat tampak meleleh dari kening Krish.“Selamat pagi, Sayang.” Sapa Krish. Laki-laki itu kemudian menyeka peluh di keningnya dengan punggung tangan. “Selamat pagi. Ke marilah, Krish.” Pinta Grisse sambil menepuk sisi kanan tubuhnya. Krish menurut. Perlahan, ia melangkah mendekat ke arah Grisse. Ekspresi wajah Krish penuh tanya. Ia memang penasaran dengan permintaan Grisse untuk mendekat pada gadis itu.“Beri aku pelukan selamat pagi, Krish.” Lanjut Grisse sambil merentangkan kedua lengannya, menyambut Krish ke dalam pelukannya. “Tentu, tapi maaf aku sangat berkeringat.” Balas Krish sambil membungkuk sekaligus mencondongkan tubuhnya.“Tidak masalah. Aku juga baru bangun tidur. Tubuhku pun masih bau.” Grisse ber
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status