Beranda / Romansa / Hasrat Sang Guru / Bab 21 - Bab 30

Semua Bab Hasrat Sang Guru: Bab 21 - Bab 30

75 Bab

21. Kebencian

“Grace tidak ada dalam hubungan kita. Dia tidak membawa pengaruh apa pun.” Vidwan ingat betul seperti itulah kalimat yang dikatakannya pada Grisse sebelum gadis itu pergi. “Anda salah, Sir. Keberadaan Grace sangat mempengaruhi hubungan kita.” Bantah Grisse sambil berbisik ketika mengucapkan kata hubungan. “Grace menyukai Anda dan dia tidak menyukai saya dekat dengan Anda, Sir.” Imbuh Grisse sambil menekankan suaranya pada setiap kata yang diucapkannya. “Jangan pedulikan Grace.” Vidwan dengan tegas meminta Grisse untuk mengabaikan Grace. “Tidak bisa, Sir. Karena sikap Anda di kelas, maksud saya, dengan memberi saya hadiah, Grace secara terang-terangan menuduh saya merayu Anda.” Grisse tetap bersikukuh dengan keyakinannya. Vidwan berbalik, tidak menghadap Grisse, karen
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-27
Baca selengkapnya

22. Menaruh Harapan

“Grisse!” Panggil Vidwan begitu pintu apartemennya terbuka. Hening, tidak ada jawaban. Ruangan apartemen Vidwan pun gelap. Artinya Grisse tidak kembali ke apartemennya. Gadis itu lebih memilih kembali ke kamarnya di asrama. Vidwan memasuki apartemennya kemudian menutup pintunya perlahan. Ia menyalakan saklar lampu kemudian mendesah pelan. Jika sudah begini, maka mau tidak mau Vidwan harus berkunjung ke kamar Grisse lagi. Namun, tentu saja Vidwan tidak bisa dengan mudah menuju ke sana. Terlebih, ia tidak mau jika sampai terpergok Grace. Bisa-bisa Grisse tidak hanya menjadi bulan-bulanan Grace, tapi juga seluruh mahasiswa. Vidwan mengempaskan tubuhnya ke sofa yang berada di depan televisi. Rasa-rasanya Vidwan seperti melihat Grisse duduk di sampingnya. Ah, kenapa di setiap sudut apartemennya, Vidwan seolah melihat Grisse. 
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-01-17
Baca selengkapnya

23. Luapan Rasa

“Apa kau sudah siap, hmm?” Tanya Vidwan yang tiba-tiba muncul di belakang Grisse ketika gadis itu masih mematut diri di depan cermin. Grisse tersenyum sambil mengangguk perlahan. Begitu Vidwan melingkarkan tangannya di pinggang Grisse yang terbuka, gadis itu pun berjengit kaget. Kemudian Grisse merasakan area sekitar perutnya seperti terdapat barisan semut yang melintas: sangat geli, tapi menyenangkan.“Kau cantik sekali.” Puji Vidwan sambil menyasar leher jenjang Grisse yang wangi. Vidwan sangat menyukai aroma parfum yang dipakai Grisse. Perpaduan aroma mawar yang lembut dengan kombinasi jeruk citrus yang segar. Hidung Vidwan yang menempel di leher Grisse kini diikuti ujung lidah yang bergerak sangat perlahan. Grisse refleks menutup kedua matanya. Sapuan lidah Vidwan membuat rambut-rambut halus di area leher Grisse meremang. Tak ayal, Grisse mendesah panjang sambil menggeliat. 
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-01-17
Baca selengkapnya

24. Sosok Misterius

“Dia….” Suara Vidwan terdengar menggantung. Terlihat sangat jelas dari raut wajahnya jika laki-laki itu ragu untuk menyelesaikan kalimatnya. Wanita di depan Vidwan terlihat semakin penasaran. sesekali ia menggerakkan kepalanya atau mengangkat sepasang alisnya, memberi tanda bahwa ia sangat ingin tahu. Grisse yang kini menjauh dari mobil jadi bisa melihat dengan jelas air muka Vidwan yang jelas mengundang tanya. Hingga akhirnya Grisse paham, bahwa Vidwan tengah kebingungan menjelaskan tentang siapa dirinya. Perlahan, Grisse maju dan berdiri di antara Vidwan dan wanita cantik yang kini menatapnya dan Vidwan bergantian.“Hai, aku Grisse.” Sapa Grisse sambil tersenyum ramah. Tangan kanannya terulur dan menggantung di udara cukup lama, sebelum akhirnya wanita itu menyambut uluran tangannya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-01-17
Baca selengkapnya

25. Fantasi

Lagi dan lagi, sosok dalam balutan jaket berpenutup kepala itu bergeming. Sepertinya ia memang sengaja tidak merespons Grisse meskipun wanita itu sudah menanyainya beberapa kali. Sosok itu juga sepertinya ingin mengerjai Grisse dan membuatnya marah. Terbukti, Grisse menjadi sebal dan tanpa sadar ia kembali mengulang pertanyaan yang sama. Namun kali ini Grisse bertanya sambil sengaja mengangkat dagunya: mencoba menantang sosok misterius itu. Di saat seperti ini, Grisse harus mampu mengalahkan rasa takutnya sehingga ia berusaha tetap memperlihatkan ekspresi marah di wajahnya.Tanpa banyak kata, sosok itu meraih pinggang Grisse kemudian menariknya mendekat. Grisse sempat meronta, berusaha melepaskan diri. Namun rangkulan tangan di pinggang Grisse sangatlah erat. Semakin Grisse melawan, semakin kuat sosok itu memeluk pinggangnya.“Aku mau dirimu. Sekarang!&rd
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-01-24
Baca selengkapnya

26. Liar

“Apa kita akan bercinta lagi sampai pagi?” Tanya Grisse dengan polosnya sambil tangan kanannya meraih ujung selimut yang terdekat dengannya. Grisse bermaksud menutupi dadanya yang telanjang dengan selimut, namun dengan cepat tangan Vidwan menarik selimut yang dipegang Grisse hingga terlepas kemudian mengempaskannya ke lantai. Tak habis akal, Grisse langsung menyilangkan kedua tangannya di dada. Kedua kakinya ia tekuk dengan lutut hampir menyentuh dada. Sementara wajahnya sengaja ia benamkan dalam-dalam dengan kening bertumpu pada kedua lututnya. Grisse sadar bahwa ia dan Vidwan telah menikah sehingga seharusnya tidak perlu ada lagi kecanggungan di antara mereka. Termasuk rasa canggung dikarenakan tidak berpakaian di depan satu sama lain. Bukankah sebelumnya ia dan Vidwan sudah sangat sering tidak berpakaian ketika hanya berdua saja? Bahkan Grisse yakin bahwa Vidwan juga sama seperti dirin
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-01-26
Baca selengkapnya

27. Lebih Liar

Grisse sedikit mengangkat tubuh bagian atasnya, memberi jarak antara kepala serta dada bagian atas dari permukaan dipan kayu kokoh yang berlapis handuk lebar. Kepalanya menoleh ke kanan dan kiri demi mencari keberadaan Vidwan karena laki-laki itu belum juga mulai memijat dirinya. Padahal, sudah lebih dari dua kali Grisse nyaris tertidur karena alunan musik yang lembut dan menenangkan."Hm, kau tidak sabar rupanya." Goda Vidwan yang muncul dari balik tirai serupa kamar pas di toko-toko pakaian. Ternyata laki-laki itu baru saja mengganti pakaiannya dengan selembar kain yang menutup mulai bagian pinggang ke bawah. Vidwan mengambil cawan berisi minyak aromaterapi lalu meneteskannya di beberapa bagian belakang tubuh Grisse: punggung, bokong, paha, betis, dan telapak kaki. Grisse akui bahwa ia sedikit terkejut melihat penampilan Vidwan dan bertanya-tanya dalam
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-06
Baca selengkapnya

28. Oh, Sial!

“Kau sanggup?” Pertanyaan Grisse terdengar seperti tantangan. Sepertinya wanita itu benar-benar menjadi lebih tidak sabaran kini. Mereka baru saja berciuman dan Grisse langsung menodongnya dengan pertanyaan yang tentu saja harus segera Vidwan jawab.“Tentu aku sanggup. Apakah selama ini aku pernah mengecewakanmu dengan tidak pernah memenuhi keinginanmu?” Tanya balik Vidwan. Grisse mendengus kecil lalu tertawa. Tentu saja Vidwan tidak pernah mengecewakannya. Ops, ralat. Bukan tidak pernah, tapi satu kali yaitu ketika Vidwan ingin fantasinya diwujudkan. Fantasi yang menurut Grisse sangat gila. Vidwan begitu ingin mempertontonkan aktivitas super privat mereka. Karenanya kini mereka ada di sini sekarang. Di dalam sebuah kamar hotel yang dibatasi oleh dinding kaca. Begitu bersemangatnya Vidwan demi merealisasikan fantasinya, laki-laki itu langsung menyibak seluruh tirai yang menyelimuti
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-12
Baca selengkapnya

29. Puncak Kenikmatan

Kamera!Ya, Grisse sangat yakin bahwa laki-laki yang tidak terlihat wajahnya itu tengah memegang kamera. Dan bukan tidak mungkin laki-laki itu akan menjadikan dirinya dan tentu saja aktivitas bercintanya dengan Vidwan sebagai sebuah objek yang sangat menarik. Yang sangatlah sayang untuk dilewatkan. Menyadari adanya kemungkinan seperti itu, Grisse menjadi kehilangan fokus. Gairah bercintanya mendadak lenyap. Semoga laki-laki itu tidak mengambil gambarku.Semoga dia tidak mengabadikan kegiatanku dan Vidwan lalu menyebarkannya ke media sosial.Atau yang tak kalah buruk, laki-laki itu mengambil keuntungan dengan cara memerasku dan Vidwan.Segala pikiran buruk menjejali otak Grisse sekarang. Ia benar-benar didera rasa takut. Ia juga tidak mampu membayangkan seandainya ekspresi wajahnya, ketika menikmati kegiatan bercinta atau ketika berada di puncak kenikmatan, dibidik oleh si laki-laki. Semoga dia laki-laki yang baik.Tidak!Aku tidak boleh berp
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-16
Baca selengkapnya

30. Dua Laki-laki Berengsek

Sebuah ketukan di pintu membangunkan Grisse dari tidurnya. Wanita itu langsung meraih jam tangan miliknya dari atas meja kecil di samping tempat tidur. Ia menduga ketukan tersebut berasal dari layanan kamar yang kemarin malam memang dipesan Vidwan untuk mengantar makan pagi mereka. Pukul sembilan tiga puluh. Grisse membelalakkan matanya, tidak percaya bahwa ia telah tertidur selama enam setengah jam. Grisse masih sangat mengantuk dan ia bermaksud untuk melanjutkan tidurnya kembali. Ia berpikir bahwa petugas layanan kamar akan kembali lagi nanti. Namun ketukan di pintu bukannya berhenti, justru semakin intens terdengar. Jika seperti ini, berarti bukan pihak hotel yang melakukan. Tidak mungkin mereka mengorbankan reputasi dengan mengetuk pintu kamar pelanggan secara bertubi-tubi. Enggan untuk bangun dan mengecek siapa yang datang membuat Grisse lebih
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-24
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234568
DMCA.com Protection Status