Home / Romansa / Hasrat Sang Guru / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Hasrat Sang Guru: Chapter 51 - Chapter 60

75 Chapters

51. Melankolia

“Kau siap?” Tanya Krish sambil menyentuh tangan Grisse perlahan. Yang ditanya hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban. Tetiba, Grisse diserang rasa gugup yang teramat mengganggu dirinya. Terlebih ketika bayangan akan percintaan yang panas dan penuh gairah dengan Krish beberapa kali berkelebat dalam benaknya. “Krish, apa kau merasa gugup?” Tanya Grisse sambil menatap lurus ke arah netra Krish. Laki-laki itu langsung menggeleng.“Kau gugup?” Krish balik bertanya. Grisse mengangguk.“Kenapa?” “Entahlah.” Grisse tidak yakin dengan dirinya.“Kau memikirkan sesuatu?” Tanya Krish dengan kerlingan menggoda. Grisse kembali mengangguk.“Aku membayangkan kita….” Grisse tak kuasa melanjutkan kalimatnya. Gadis itu menunduk karena tersipu.“Kita bercinta lebih hebat dari sebelumnya.” Tebak Krish yang diikuti anggukan lemah Grisse. Krish langsung memeluk Grisse. Merengkuh kepala gadis itu dalam dekapannya. Krish akui ia juga gugup. Ia juga mempunyai pikiran yang sama dengan Grisse. Meskipun ini
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

52. Mulai Lagi

Grisse memilih melangkah menjauhi tempat tidur. Gairah yang tadinya menggebu, kini langsung sirna begitu ia memikirkan kemungkinan-kemungkinan akan berpisah dengan Krish. Dengan tubuh polosnya, Grisse melangkah menuju dinding kaca yang terbuka tirainya. Pandangannya langsung tertuju pada bangunan hotel yang berada tepat di depannya. Di hotel itulah, Grisse dan Vidwan bercinta dengan disaksikan banyak pasang mata. Grisse tersenyum sinis, juga miris, jika teringat betapa bodohnya dia. Mau saja menurut demi memuaskan fantasi gila Vidwan.Krish yang memilih untuk tetap duduk di tepian ranjang, tidak juga mau melepas pandangan dari sosok Grisse. Krish tahu pikiran Grisse sedang kalut. Sekalut pikiran Krish sendiri, tapi Krish tidak mau berlarut-larut dalam mengikuti pikirannya. Prinsipnya, selama belum terjadi, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Dan Krish ingin sekali Grisse juga bisa mempunyai pikiran seperti itu. Setelah beberapa saat berlalu tanpa aktivitas yang berarti, Krish kem
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

53. Di Atas

"Kau mau di atas?" Tanya Krish dengan napas terengah. Krish dan Grisse baru saja mengakhiri sesi pertama bercinta mereka dengan gaya yang terbilang sering mereka terapkan. Grisse tidak langsung menjawab. Gadis itu justru bereaksi dengan memejamkan kedua matanya kemudian diikuti dengan deret atas geliginya menggigit bibir bagian bawah. Cuping hidung Grisse juga kembang kempis sedari tadi, pertanda gadis itu tengah menahan diri agar tidak lepas kendali. "Hey!" Krish mencolek puncak hidung Grisse. Gadis itu sontak membuka kelopak matanya karena terkejut. Gigitan pada bibir bawah yang terlepas membuat sepasang bibirnya membuka, membentuk lingkaran yang tidak sempurna. "Bibirmu bisa berdarah jika terus kau gigiti seperti itu." Ujar Krish seraya menelengkan kepalanya. Lantas, laki-laki itu mengulum senyum tatkala dilihatnya Grisse yang semakin salah tingkah. Krish juga gemas melihat Grisse yang perlahan memerah mukanya. "Aku tahu kau menginginkannya." Ujar Krish yang kemudian memilih b
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

54. Phallus

Grisse menanti Krish untuk memulai kembali permainan dengan harap-harap cemas. Pasalnya, Krish meminta Grisse untuk membungkukkan badan dan sedikit membentangkan jarak di antara kedua kakinya. Dalam posisi seperti ini, kecemasan Grisse lebih didasarkan pada satu hal: lupa. Ya, Grisse sangat khawatir Krish lupa dengan apa yang pernah disampaikannya pada laki-laki itu dulu. Aku tidak mau bagian belakangku dimasuki apa pun.Meskipun Grisse mengatakannya dengan nada bercanda, tapi ia melakukannya semata-mata agar Krish tidak tersinggung. Grisse tidak tahu kebiasaan apa saja yang dilakukan Krish ketika berhubungan intim. “Krish.” Panggil Grisse yang mulai merasakan pegal pada area bahu juga punggungnya. Krish tidak menyahut. "Krish, apa kau mendengarku?" Ulang Grisse yang telah menegakkan punggungnya akibat menunggu Krish terlalu lama. Grisse langsung memutar tubuhnya, mencari tahu keberadaan Krish dan apa yang sedang laki-laki itu kerjakan sehingga tidak sempat menyahut panggilannya.
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

55. Sampai Jumpa

Lidah Krish kelu. Terasa sulit untuk digerakkan. Untuk menutupi rasa tidak nyaman dalam hatinya, Krish membingkai wajah Grisse dengan kedua telapak tangan. "Aku harus pulang selama beberapa hari." Bisik Krish lembut. Grisse tidak menjawab, namun sorot mata gadis itu menyiratkan kesedihan."Maaf, aku tidak bisa mengajakmu." Lanjut Krish masih dengan suara lirih. Sungguh kalimat Krish membuat otak Grisse hanya mampu memikirkan satu hal. Krish akan dijodohkan."Apa orang tuamu ingin mengenalkanmu pada seseorang?""Tidak. Tidak seperti itu. Aku pulang untuk menghadiri acara Aditi. Dia akan menikah besok."Seketika sorot sendu dari sepasang manik mata Grisse bersinar, memancarkan binar kebahagiaan. "Benarkah? Aditi akan menikah? Kalau begitu sampaikan salam dan ucapan selamat dariku untuknya. Kapan kau akan berangkat? Sebelum berangkat, bisakah kita pergi membeli sesuatu? Aku ingin membeli hadiah untuk Aditi." Ocehan Grisse membuat Krish menggeleng lalu tertawa."Ucapkan satu-satu dan p
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

56. Kisah

"Krish!" Pekik Aditi. Gadis itu girang bukan kepalang melihat sosok adiknya di ambang pintu rumah keluarga mereka. Sepasang netra indah milik Aditi juga berbinar. Menunjukkan keriangan yang sama dengan anggota tubuh lainnya. “Kau datang, Krish.”"Tentu saja aku tidak akan melewatkan momen istimewamu, Kak." Balas Krish sambil merentangkan tangan, menyambut Aditi yang menghambur untuk memeluknya sebentar."Bukan istimewa, Krish, tapi teristimewa." Aditi menyebut kata yang menunjukkan derajat kesangatan itu sambil memberi penekanan pada setiap suku katanya. Tentu saja ekspresi Aditi membuat Krish tersenyum lebar. Krish sangat paham dengan koreksi Aditi. Pernikahan tentu menjadi momen paling istimewa bagi semua gadis di dunia. Aditi pernah mengatakan bahwa pernikahan ibarat sebuah gerbang, gerbang bagi seorang perempuan bertransformasi, dari anak gadis menjadi istri juga ibu. “Ya, baiklah. Teristimewa.” Ulang Krish sambil kembali menarik kakaknya ke dalam pelukan. Krish lega setelah mel
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

57. Video Nakal

“Apa yang kau katakan tadi?” Ulang Aditi seraya mendorong dada Krish agar pelukan mereka terurai. “Tidak ada.” Balas Krish. “Bohong!”“Tidak!”“Samar-samar aku mendengar kau menyebut nama Vidwan tadi.” Aditi sangat yakin pendengarannya tidak salah."Kau salah dengar. Aku tidak mengatakan apa pun." Krish bersikukuh dengan pendiriannya.“Ck, setelahnya aku juga mendengar nama… Grisse. Ya, kau menyebut nama Grisse.” Untuk kali ini sebenarnya Aditi kurang begitu yakin.“Ck, kau selalu ngotot.” Krish berdecak kesal. Dalam sekejap, dua bersaudara yang tadinya rukun kini sama-sama mendengungkan perselisihan. "Siapa Grisse?"Sebuah suara alto yang tetiba terdengar serta merta membuat Krish dan Aditi menoleh ke arah yang sama. Itu suara ibu mereka. Krish mendelik marah pada Aditi sebelum akhirnya menjawab pertanyaan sang ibu."Dia asistenku, Bu." Ujar Krish sambil menghambur ke arah sang ibu."Asisten? Seingatku dia laki-laki." Kejar sang ibu yang terlihat tidak puas dengan jawaban sang put
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

58. Boutonniere

"Krish, bagaimana penampilanku?" Setengah berlari, Aditi menghampiri Krish yang tengah sibuk dengan kameranya. Krish mengangkat kepalanya, melihat ke arah Aditi yang berputar beberapa kali. "Kau sangat cantik dengan saree merah itu." Jawab Krish yang kembali menekuri benda optik di tangannya."Aku pernah melihat Grisse memakai saree merah." Kalimat Aditi tentu saja menarik perhatian Krish."Grisse?" Sebut Krish dengan alis nyaris bertaut. Aditi mengangguk."Aku bertemu Grisse dan Vidwan di depan hotel. Waktu itu Vidwan mengatakan bahwa ia hendak mengantar Grisse sekaligus menyaksikan pernikahannya. Apa kau tahu siapa yang menikahi Grisse?" Aditi mematri pandangan pada Krish yang berusaha menyembunyikan keterkejutan. "Kau tidak mengencani istri orang, kan?" Tanya Aditi dengan wajah prihatin.Tawa Krish langsung berderai. Krish menduga Aditi kembali mencurigai sesuatu."Sembarangan! Aku tidak sehina itu, Kak!" Bela Krish."Karena kau tidak segera menjawab pertanyaanku, Adikku yang tam
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

59. Penasaran

"Hai, aku mencari Grisse. Di mana aku bisa bertemu dengannya?" Sapa sekaligus tanya Krish pada seorang mahasiswi yang berpapasan dengannya. Mahasiswi yang ditanya Krish itu mengerjap beberapa kali, seolah tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, sebelum akhirnya tangan kiri gadis itu terangkat dengan telunjuk teracung ke satu arah, tepatnya ke lokasi situs purbakala yang telah selesai digali. Pandangan Krish langsung mengikuti arah yang ditunjuk mahasiswi itu. Dari tempatnya berdiri sekarang, Krish bisa melihat sosok Grisse yang sedang berdiri di depan sebuah batu setinggi berbentuk persegi panjang."Terima kasih." Ucap Krish sambil melempar senyum ke arah mahasiswi yang masih bergeming di depannya. Krish kemudian berlalu, meninggalkan si mahasiswi yang langsung mengangkat alat komunikasi jarak jauh yang dipancarkan dengan gelombang radio. Dengan suara yang terdengar aneh, seperti jerit tertahan, mahasiswi itu berbicara pada rekan-rekannya melalui handy talkie."Kalian pasti tidak pe
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

60. Bayangan

“Maaf sudah merepotkanmu, Krish.” Ujar Grisse memecah kesunyian di antara mereka berdua. Grisse merasa perlu meminta maaf karena gadis itu benar-benar tidak enak hati pada Krish. Krish membuktikan ucapannya dengan tetiba muncul di lokasi ekskavasi untuk menjemputnya. Itu artinya Krish lebih mendahulukan dirinya daripada bergabung bersama anggota keluarga lainnya untuk merayakan pernikahan Aditi, kakaknya. “Hm?” Dehaman bernada tanya Krish mengisyaratkan bahwa laki-laki itu tidak mengerti dengan apa yang baru saja ia dengar. “Kau seharusnya tidak perlu menjemputku. Pernikahan Aditi lebih penting.” Grisse bicara dengan tetap mempertahankan pandangannya lurus ke depan. Gadis itu tidak siap jika harus beradu pandang dengan Krish walaupun hanya sekejap. “Aku sudah lebih dulu berjanji padamu kemarin. Kau lupa?” Tanya Krish sambil melihat Grisse melalui ekor matanya.“Pantang bagiku mengingkari janji.” Tegas Krish sambil tetap mempertahankan fokus pada jalanan beraspal yang membentang di
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status