Beranda / CEO / The Boss wants me / Bab 31 - Bab 40

Semua Bab The Boss wants me: Bab 31 - Bab 40

81 Bab

Chapter 29. Cemburu

Hari sudah siang dan tidak ada kabar dari Zev. Sejak kemarin Mia tidak kembali dapat panggilan, apakah Zev sangat sibuk sampai tak bisa di hubungi atau menyempatkan menghubungi? Mia memutuskan pergi ke restauran, ia lebih bisa bergerak bebas di sana dengan ikut bekerja seperti karyawan lain.Mia sibuk bekerja, tapi tentu saja seragmnya tidak sama dengan para karyawan. Ketika sibuk melayani pengunjung, Mia tidak sadar jika ia kembali bertemu dengan lelaki bernama Andreas.“Kau bekerja di sini?” tanya Andreas.Mia menoleh, melemparkan senyuman untuk lelaki yang sudah pernah menolongnya. “Yah karena tidak ada hal yang aku lakukan selain bekerja di sini.” jawabnya. “Bisa aku catat pesananmu?” tanya Mia balik.“Pilihkan makanan yang menurutmu sangat di rekomendasikan, aku akan mencobanya.” “Baiklah. Tunggu sebentar, aku akan menyiapkan pesananmu.” pamit Mia, Andreas menatap kepergian Mia.
Baca selengkapnya

Chapter 30. Sakit hati

 “Bisa kamu palingkan wajahmu dariku?” tanya Mia.Zev menggeleng. Lelaki itu tetap menatap Mia, memastikan istrinya meminum obat agar kejadian pingsan tiba-tiba tidak terjadi lagi. Setelah Zev berhasil mendapatkan rekap medis Mia, Zev sendiri yang akan memastikan Mia meminum obat, bagian di dalam kepala Mia mengalami pendarahan dan jika itu terus berulang maka akibatnya bisa fatal, Zev tidak mau itu terjadi.Zev baru mulai memperdalam perasaan pada Mia, ia jelas tidak mau kehilangan Mia karena alasan yang menyakitkan. Air minum di sodorkan di depan Mia.“Sebelum aku memastikan obat itu kau telan, aku tidak akan berhenti menatapimu.”“Tapi aku tidak bisa. Obat yang aku minum akan keluar kembali jika kau menatapku seperti ini.”Senyum Zev terukir. “Ingin aku mengunyahnya untukmu? Itu akan lebih romantis.” godanya.Mia mendelik, dengan cepat ia langsung meneguk dua obat sekaligus bers
Baca selengkapnya

Chapter 31. Melarikan diri

 Zev dan Mia pulang setelah memeriksakan kondisi Mia. Tapi sepanjang perjalanan Mia tak banyak bicara, biasanya perempuan itu akan berbicara banyak hal, termasuk apa yang Zev lakukan saat di Manhattan, tapi sekarang Mia justru lebih banyak diam sejak tadi pagi.“Mia.” Zev menggenggam sebelah tangan Mia sedangkan sebelahnya lagi memegang kendali setir kemudi. “Are you okay?” tanya Zev khawatir.“Aku baik-baik saja.” Mia berkata dingin, tangannya di tarik dari genggaman Zev, wajahnya di palingkan memilih melihat kelar jendela mobil.Apakah Zev tidak ingin mengatakan yang sebenarnya tanpa Mia bertanya? Atau Zev sengaja menyembunyikan wanita di foto itu? Mia tidak mengerti mana yang benar tapi yang jelas adalah hatinya masih sakit.Mia juga tidak tau siapa yang mengirimkan foto-foto tadi padanya, siapapun itu sepertinya Mia harus berterima kasih, dia telah memberitahunya jika di belakang Zev juga bermain dengan
Baca selengkapnya

Chapter 32. Pengacau

Perjalanan di tempuh setengah jam oleh Mia, ia masih berada di bagian Los Angeles, tapi cukup jauh dari kediaman tempat tinggal Zev dan juga rumah Jeslyn. Mia memesan sebuah kamar untuknya menginap, sepertinya untuk beberapa hari ke depan ia akan tinggal di tempat itu.Mia merapatkan mantel, orang yang memberinya mantel ini sungguh baik hati. Dia tidak mengenal Mia tapi sudi memberikan mantelnya tanpa pamrih.Ponsel tetap Mia matikan, entah Zev sudah menyadari kepergian Mia atau belum. Yang jelas saat ini Mia belum ingin mendengar apapun yang keluar dari bibir lelaki itu.“Proposal yang tadi sudah aku lihat, ada kesalahan dari anggaran dana yang di keluarkan, beri tahu pihak yang berkaitan untuk memperbaikinya.” ucap Zev pada Jordan.Zev melihat kini sudah pukul enam, ponselnya sedang mati kehabisan daya jadi Zev belum bisa menghubungi Mia, entah istrinya itu sudah baikan atau belum, sejak pagi di diamkan oleh Mia ternyata tidak nyaman.
Baca selengkapnya

Chapter 33. Frustasi

Mia tidak pulang. Itulah hal yang Zev takutkan, Mia pasti cemburu atas kedatangan Gracila yang tiba-tiba mengaku sebagai kekasih Zev. Jika terjadi sesuatu dengan Mia, Zev akan melampiaskan kemarahannya untuk menghancurkan Gracila. Lihat saja nanti.Dengan perasaan cemas, Zev masih mencari Mia, tak tau di mana posisi wanita itu berada. Bagaimana jika sekali lagi terjadi sesuatu dengan Mia? Harusnya Zev masih menyuruh para bodyguard berjaga di luar rumah, bahkan mengikuti kemana saja Mia pergi.Tapi Zev lalai, mengira Mia tidak akan mengulangi tindakan kaburnya untuk ke dua kali. Dan sekarang Mia pergi entah kemana, orang-orang suruhan Zev pun masih belum memberi kabar mengenai posisi Mia.“Ayolah, kau butuh penjelasanku sebelum pergi dari rumah seperti ini.” gumam Zev. Kondisinya kini sudah berantakan, dasi tak terpasang dengan rapih, dua kancing bajunya terbuka padahal ini adalah musim dingin.Sejak kemarin Zev tidak peduli dengan tampilan, ya
Baca selengkapnya

Chapter 34. Kesetiaan

 Dua jam Mia tidak sadarkan diri. Mia akhirnya membuka mata, suasana putih dan membosankan menjadi pemandangan utama. Keningnya mengernyit merasakan pusing yang amat sangat menyiksa. Saat Mia berusaha untuk meredakan rasa pusing, ia justru malah di hadapkan dengan ingatan tentang Zev.Pertemuan mereka yang di awali dengan pukulan alat pel di sebuah restauran. Pernikahan dadakan karena ancaman penjara, Mia mengingat itu semua tapi rasa pusing itu bukannya menghilang, justru semakin menyakitkan. Mia bangun, meraih tisu dengan buru-buru untuk menyeka darah yang keluar dari hidungnya.Zev terkejut, ia ketiduran menjaga Mia selama dua jam. Lebih di kejutkan lagi melihat darah yang sedang Mia seka.“Mia!”Pupil mata Mia melihat Zev, tangannya masih sibuk menyeka darah. Sosok Zev tidak begitu jelas di mata Mia, hanya terlihat postur tubuh Zev yang tinggi tapi wajah Zev tidak jelas. Mia menyipit untuk melihat Zev tapi tidak bisa. Bu
Baca selengkapnya

Chapter 35. Rencana Honeymoon

 Benda berwarna putih telah bertebaran di mana-mana, sepanjang jalan hampir di penuhi oleh benda putih bernama salju. Cuaca juga sangat dingin, Mia meringkuk dalam pelukan Zev menuju perjalanan pulang. Sementara supir pribadi Zev fokus mengemudi agar tidak tergelincir akibat licinnya salju.Sekitar setengah jam kemudian, mobil berhenti di depan rumah. Mia turun setelah Zev, mengeratkan mantel ke tubuhnya untuk menghalau dingin yang menusuk kulit.“Astaga! Mia!” Mia sampai terkejut mendapat seruan dan pelukan dari Jeslyn, belum sempat keterkejutan itu reda, Jeslyn kembali berseru sembari menatap Zev. “apa yang kau lakukan sampai membuat putriku kedinginan di luar sana!” pekiknya.Mia meringis sedangkan Zev tidak tau harus menjawab apa. “Bukankah aku yang putra ibu? Kenapa seolah di sini aku bukan siapa-siapa?” gumam Zev, namun masih dapat Jeslyn dan Mia dengarkan. Jeslyn mendekati Zev, mencubit pinggang Zev. Entah
Baca selengkapnya

Chapter 36. Penyakit aneh

Pukul enam Zev baru pulang, dasinya di longgarkan, dua kancing teratas di lepas, kancing lengan baju pun di lepas sebelum ia gulung sampai siku. Lelahnya hari ini terasa jauh lebih parah dari hari-hari sebelumnya. Namun Zev tidak ingin memperlihatkan wajah lelahnya di depan Mia.Tapi Zev di buat terkejut saat tidak menemukan Mia ada di kamar, biasanya jam segini Mia akan duduk sambil bermain ponsel. Tapi kemana Mia pergi?“Mia!” Zev tidak ingin jika diam-diam Mia kabur lagi darinya, baru kemarin ia dan Mia berbaikan, sekarang jangan sampai Mia pergi lagi. Apalagi kondisi Mia yang belum bisa melihat dengan normal.Zev merasa lega begitu ia melihat Mia tertidur di ruang baca dengan memeluk satu buku besar mengenai bisnis. Zev tersenyum, ia tidak tau sejak kapan Mia mulai suka membaca buku bisnis sampai ketiduran seperti ini. Dan apakah mata Mia sudah bisa di gunakan untuk membaca?Perlahan buku yang Mia peluk di ambil oleh Zev, menyimpannya di d
Baca selengkapnya

Chapter 37. Persiapan

Bukan ke rumah sakit yang Zev kunjungi ke esokan harinya. Sejak mengalami hal aneh kemarin, kini Zev merasa sehat seperti sebelumnya, sakit yang ia alami kemarin benar-benar aneh, tubuhnya terasa kedinginan lalu tiba-tiba saja kembali normal tanpa harus meneguk satu pun obat.Kini, di depannya tersedia cukup banyak dokumen. Helaan nafas dalam nan berat di hela oleh Zev, sebelum ia libur untuk musim dingin maka pekerjaan ini tidak akan selesai. Tak terasa sebentar lagi akan tiba waktu natal, Zev butuh mempersiapkan hadiah untuk Mia, tapi apa yang Mia sukai?“Ada rapat yang perlu kamu hadiri pukul dua nanti.” Jordan datang, memberikan layar ipad di depan Zev. “ini data yang baru saja aku terima, grafik pertumbuhan ekonomi perusahaan meningkat dua persen sejak satu bulan terakhir, ini bukan hal yang perlu di banggakan, bulan lalu grafik peningkatan mencapai angka delapan.”Zev memijit keningnya, ini bukan kenaikan tapi kualitas yang Zev kerj
Baca selengkapnya

Chapter 38. Kejutan

Pulang dari restauran Zev dan Mia membeli kebutuhan hiasan pohon natal, sedangkan pohonnya sendiri sudah tersedia di rumah. Ini untuk pertama kalinya Zev membeli hiasan lampu kecil bersama Mia, dan Mia sendiri kini tengah asik memilih bola-bola dan hiasan gantung lainnya. Satu jam mereka habiskan untuk berbelanja, Zev menoleh ke arah Mia. “Bagaimana kondis penglihatanmu?” “Sudah jauh lebih baik, sepertinya aku harus rutin meminum obat agar aku bisa cepat pulih.” Zev tersenyum hangat. “Kenapa kau tidak jadi anak penurut dari kemarin, hm?” katanya sambil mulai mengemudikan mobil untuk pulang. “Obat itu pahit, aku tidak suka yang pahit, tapi kali ini demi kesembuhanku dan demi agar aku bisa melihatmu setiap hari jadi aku harus bisa tetap melihat.” ucap Mia. Zev tertawa pelan, mobil melaju perlahan karena mungkin saja jalanan licin karena salju yang masih turun. Tiba di rumah, Zev membawa kebutuhan yang akan di gunakan untuk menghias pohon natal,
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234569
DMCA.com Protection Status