Home / Romansa / PERTAMA UNTUK NAIMA / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of PERTAMA UNTUK NAIMA: Chapter 21 - Chapter 30

208 Chapters

Chapt 21. Fakta baru

"Aku antar boleh? Apa kabarmu?” tawar Albe, iris hijau itu memancarkan kilat kerinduan, Naima mengusap lehernya gugup, setelah beberapa hari tidak bertemu pria tampan itu rasa rindunya kembali menyeruak dengan tak tau malu. “Baik Al, kamu apa kabar? Aku sudah memesan taksi.” Naima mencoba tetap ramah, ia melempar senyum gugup. Albe menyadari itu, gadis dengan blouse warna pastel itu terlihat manis, cocok dengan kulit Naima yang kuning langsat dan terlihat lembut. Sesuatu di bawah sana menegang, Albe menggeram dan memejamkan mata sejenak, menarik napas dalam dan menghembuskan secara pelan. “Baiklah, aku ingin menanyakan sesuatu. Hadiah yang aku titip kepada Jaka apakah kamu sudah menerima?”Albe sengaja mengatakan itu, reaksi Naima yang kembali terkejut membuat Albe terkekeh. Permaianan apa ini? “Hadiah dari Jaka atau dari kamu, Al?”tanya Naima kebingungan. Ia mencoba menghilangkan kegugupannya, tiba-tiba bulunya meremang. Ada apa ini? “Infinity, kamu tahu symbol itu?” ucap Albe menc
last updateLast Updated : 2021-10-19
Read more

chapt 22. Persaingan

Albe terkekeh, tidak menyangka sahabatnya mencintai gadis yang juga dia cintai. Jika orang lain mungkin Albe akan menghajar orang itu saat ini. Namun dengan sahabatnya? “Aku yang pertama kali bertemu Naima Al, di Café ini. Namun setelah aku melihatmu di kost Naima, aku sadar pesaingku sahabatku sendiri. Dan semakin aku sadar, bagaimana Naima menatapmu, cara dia bicara padamu dan padaku berbeda. Kalau boleh jujur, aku ga rela ngelepas Naima buat kamu. Aku takut dia sakit hati dan menderita.” Lanjut Jaka. Albe mengepalkan tangannya, apa Jaka ada di balik sikap Naima kepadanya? “Apa kamu tahu yang aku berikan untuk Naima apa?” Tanya Albe, Jaka menggeleng. “Aku tidak mau tahu Al, Naima menerima itu sudah menunjukkan dia menyukai hadiahmu. Walaupun memang salah karena aku mengakui itu dari aku.” Jaka memijit pelipisnya yang terasa pening, di hari ulang tahunnya malah mendapat kado seperti ini. “Mari kita bersaing secara adil. Jika Naima memilihmu aku akan ikhlas, Namun jika Naima mencin
last updateLast Updated : 2021-10-19
Read more

Chapt 23. Gila karena rindu

Bug .. bug … bug ... bugbugbug …bug ..bug Albe meninju samsak dengan penuh emosi, ingin meluapkan semua kekesalan dan keresahan di hati. Egonya tertampar, benar kata Jaka Naima pasti takut dia akan menyakitinya. Gadis itu pasti memikirkan berbagai cara untuk menjauh darinya. Namun bodohnya dia percaya begitu saja, jika Naima memang menyukai kekayaan pasti dia akan mendekat bukan semakin menjauh. Albe kembali memukul samsak dengan lebih brutal, besok dia akan menemui Naima apapun caranya. Keesokan harinya Naima yang sedang off memutuskan untuk berolahraga di stadion yang tak jauh dari tempatnya menurut map yang dia baca, dia tidak ingin seharian di kamar dan hanya mengingat Albe. Naima merasa bersalah mendapatkan hadiah dari Albe, tapi berterima kasih kepada Jaka, perasaan pria asing itu mungkin terluka dan itu membuatnya juga merasakan hal yang sama. Ia mengambil kotak pemberian Albe, mengambil kalung dengan bandul infinity itu dan memakainya, sangat cantik dan pas di leher jenjang
last updateLast Updated : 2021-10-20
Read more

Chapt 24. Menguji kekuatan Iman

Naima hanya bisa pasrah, memegang pinggiran kaos tipis yang Albe pakai. Jujur dia gugup, kerinduannya pada pria ini memang terbayar lunas, tapi seperti ada yang salah. Tinggi Naima yang hanya sebatas dada pria tinggi besar itu membuat Naima terkurung dalam pelukan lelaki berbadan tegap dan kekar ini. Naima bisa mendengar debaran jantung Albe yang menggila pun juga dirinya. Semburat merah di pipinya pasti sangat kentara, ada rasa bangga di relung hati. Bahwa pria ini mempunyai perasaan yang dalam padanya. “Terima kasih Nai kamu mau datang,”Albe mengecup kepala Naima berulang kali, gadis dengan rambut di kuncir kuda itu mendorong pelan, mencoba memberi jarak. “Kamu sudah makan?" Naima memalingkan muka mencoba menghindari tatapan Albe yang begitu dalam. “Aku sudah memesan Nai, duduklah.” Albe menarik tangan Naima membawa ke living room dan menarik gadis yang terlihat gugup itu hingga terduduk di pangkuan Albe, Naima menjerit kaget walaupun sakit, ternyat
last updateLast Updated : 2021-10-20
Read more

Chapt 25. Belum Berpengalaman

"Arrrghhhh “ Albe mengerang memegang senjatanya yang disiksa Naima. Bukan prihatin, gadis itu tertawa terbahak-bahak. “Makanya jangan nakal, Al!” Naima memperingatkan, melipat tangannya di dada. Memperhatikan Albe yang meringkuk dan mengaduh, dalam hati Naima kasihan tidak tahu sesakit apa, apakah nanti berpengaruh? Namun, Naima tidak boleh lemah, dia belum menjadi kekasih Albe, tapi pria itu dengan seenaknya mencium dan mencumbunya. Walaupun memang menikmati, tapi ia bukan gadis murahan, dia memang menyukai Albe bukan berarti mau menyerahkan dirinya dengan mudah. “Nai, kamu harus bertanggung jawab jika terjadi sesuatu pada singaku.” Albe masih melindungi dan menutupi aera senditifnya. Naima menggelengkan kepala. “Kamu harus bisa menahan diri, Al. Aku belum menjadi kekasihmu, jangan kamu samakan aku dengan wanita-wanitamu di luar sana,”ujar Naima tegas. Albe mendesah menyadari sikapnya mungkin memang keterlaluan, salahkan Naima dengan pesonanya yang membuat pria itu hilang kendali.
last updateLast Updated : 2021-10-21
Read more

Chapt 26. Beda Cinta dan Nafsu

Albe tercengang, garansi? Apakah perlu hati Naima dia asuransikan juga? “Anything you want, Baby,” Albe mengedipkan sebelah matanya, Naima memutar mata malas. “Kamu harus minum obat Al, supaya demammu mereda,“ kata Naima, membereskan makanan Albe dan membuang ke tempat sampah di pantry. “Obatnya di sisi kanan Nai,“ seru Albe memberitahu, Naima mengikuti instruksi lelaki yang sedang bersandar nyaman pada sofa, gadis itu mencari obat penurun panas dan multivitamin juga mengambil beberapa botol air mineral pada kulkas Albe. Lalu memberikan kepada Albe, setelah Albe meminum obatnya Naima berniat untuk pulang. “Istirahatlah Al, aku pulang ya? Aku butuh mandi dan mengganti bajuku.”Naima melihat penampilannya. Albe menggeleng pelan, memijit pelipisnya yang sedikit pusing. “Di sini saja Nai, aku akan memesankan pakaian ganti untukmu. Atau kamu bisa menggunakan pakaianku dulu,” Albe memberi usul. “Tidak Al, nanti aku akan kesini lagi kalau kamu
last updateLast Updated : 2021-10-21
Read more

Chapt 27. Cemburu

Seperti janji Naima, ia memberi kabar Albe saat sudah sampai di kost. Hari itu Naima mempelajari satu hal, jangan bersikap lunak dan lemah karena kamu akan mudah tertindas. Pakailah logika sebelum perasaan, logika akan menolongmu perasaan akan menghancurkanmu.Kehidupan akan terus berjalan, mungkin mudah mengatakan cinta, tapi waktu akan membuktikannya. Perasaanya untuk Albe memang ada dan itu nyata, Naima tidak memungkiri, entah karena ketampanan atau perhatian pria itu yang membuat ia terpanah, karena suka itu sebenarnya tidak mempunyai alasan bukan? Tetapi Naima menyukai Albe yang sopan dan selalu mau mendengarkan. Kalau mesumnya, suatu kewajaran saja. Siapa pria yang tidak mesum? Hanya cara mereka saja menunjukkan, ada yang terang-terangan ada pula yang terlihat diam, tapi otak dan pikiran mereka berfantasi liar.Hari berlalu dan waktu berganti, hubungan Naima dan Albe semakin terlihat dekat. Kesetiaan Albe mengantar dan menjemput Naima dan komunikasi mereka selalu menunjukkan ba
last updateLast Updated : 2021-10-21
Read more

Chapt 28. Senyum-senyum Tak Jelas

Naima:Al, sudah sampai mana?Pesan dari Naima yang masuk ke ponsel Albe, membuat pria itu tersenyum senang. Albe:Baru mau masuk Lembang Baby, merindukanku? Naima:Oh, sudah dekat ya? Naima tidak menggubris pertanyaan Albe. Albe: Katakan kamu merindukanku, Babe?Desakan Albe mengulang pertanyaannya, membuat NAima tersenyum geli. Naima:Kamu pulang kapan, Al? Nginep?Naima membalik pertanyaan sambil menaruh tasnya di dalam locker dan mengambil seragam. Albe:Naima? Albe yang gemas dengan tingkah Naima, langsung menghubungi gadis itu. Naima yang sedang mengancingkan seragamnya mendesah, Albe dan keinginannya memang membuat ia kadang merasa kualahan. Setelah memastikan rapi dan tidak ada kancing yang terlewat Naima mengangkat panggilan video dari pria tak sabaran itu. “Hai Al!" sapa Naima dengan wajah senyum, tapi sedikit bete. “Ada apa, Baby? Kenapa kamu bete sekali?”tanya Albe terlihat mengernyitkan alisnya. “Ga usah deh sok di gituin itu alis, nanti tamb
last updateLast Updated : 2021-10-21
Read more

Chapt 29. Prihatin

Albe menatap ponselnya dengar gusar, meeting dengan investor untuk proyek resort baru akan segera di laksanakan. Viran yang melihat Albe mencoba menenangkan, Naima memang hebat memainkan perasaan Albe. Cara gadis itu menguji keseriusan Albe akan cintanya memang kadang tidak terpikir oleh Viran. “Udah sih bro, telepon aja Jaka. Takutnya kita lama, banyak yang harus dibahas soalnya. Belum lagi survey lokasi, ini sudah mau sore lho. Daripada nanti kita berdua kecapean, gue tau Naima pasti bisa menjaga dirinya, dia hanya menggodamu aja.”Kata Viran menepuk bahu Albe. “Ok. Aku lebih percaya Jaka daripada supir taksi ....”Albe terlihat menderita, Viran hanya tertawa menyaksikan sahabatnya begitu khawatir akan keselamatan Naima. Padahal sahabatnya itu terkenal di antara wanita-wanita, dan tinggak menunjuk saja jika memang mau berkencan. Sepertinya memang sudat benar-benar terjerat oleh gadis sederhana itu. “Hallo Jak, tolong kamu antar Naima pulang nanti, jika pekerj
last updateLast Updated : 2021-10-22
Read more

Chapt 30. Makan Kelewat Malam

Naima senang Albe selamat, dalam hati ia sempat was-was. Bagaimana tidak? Pertemuan mereka berawal karena Albe yang memaksakan menyetir dalam kondisi mengantuk. Namun karena Viran bersama Albe Naima sedikit lebih tenang. “Ga jadi nginep?” Tanya Naima saat sudah duduk nyaman di kursi penumpang di samping Albe. Naima melambaikan tangan kepada dua orang yang melihat mereka berdua dengan pandangan yanga Naima tak mengerti. Albe melirik ke arah Naima, “Aku tidak mengatakan akan menginap.” Gadis di sampingnya terlihat lelah dan matanya sayu. “Cepet banget Al, meetingnya, katanya proyek besar?” Naima menatap Albe yang berkonsentrasi pada lalu lintas jalan, tengah malam memang tidak terlalu ramai dan cenderung lengang. “Kami sudah pernah membahas dan melakukan pertemuan di sini, di sana hanya presentasi revisi dari konsep saja dan survey lokasi.” Albe sedikit menjelaskan. Ia memang mengatakan kesibukannya akhir-akhir ini, bukan karena ingin menguji Naima lagi. Karena Naima-lah sumber in
last updateLast Updated : 2021-10-22
Read more
PREV
123456
...
21
DMCA.com Protection Status