Home / Romansa / PERTAMA UNTUK NAIMA / Chapter 191 - Chapter 200

All Chapters of PERTAMA UNTUK NAIMA: Chapter 191 - Chapter 200

208 Chapters

Chapt 189. Kekhawatiran Seorang Sahabat

Sepanjang perjalanan Naima memikirkan Tiara, ponsel sahabatnya itu tidak aktif. Dia khawatir, gadis itu menjadi tertutup setelah menganbil pesanan makanan mereka di rumah sakit tempo hari. Tiara tidak pernah berbohong ataupun menyembunyikan sesuatu darinya? Terbersit dalam benaknya, Tiara kecewa padanya. Selama ini Naima hanya menyusahkan sahabatnya itu, tanpa sekalipun memperhatikan Tiara. Itu menurut pemikiran wanita hamil itu. Desahannya terdengar terasa berat, sulur-sulur hatinya meneriakkan kepanikan. Tiara hanya dekat dengannya sekarang ini. Kuku terawatnya menjadi korban kekhawatirannya, ia gigiti dengan tak sabaran. Sementara kedua lututnya bergerak tak tenang. Albe yang melirik ke arah istrinya, meraih tangan kanan Naima yang berada di bibir sang istri dengan tangan kiri. Membawa jari lentik itu ke bibirnya, ia kecupi tanpa mengalihkan pandangan dari jalanan. Ia tahu kegundahan hati Naima, ikatan persahabatn dengan Tiara sudah lekat layaknya saudara. Seperti dia dan Jaka d
Read more

Chapt 190. BATAS KESABARAN

Jika ditanya terbuat dari apa hati Naima istrinya itu, tentu Alberico akan menjawab dari segumpal awan yang jikan air sudah memenuhinya lalu berubah menurunkan hujan jika sudah tak sanggup menampungnya lalu sesekali akan menggelegarkan petir yang mampu menyambar dan membumi hanguskan apa saja yang ia kehendaki. Setelah itu akan memunculkan pelangi yang indah. Tapi itu hanya jika, karena pada kenyataannya hati istrinya terbuat dari segumpal darah seperti bagian lain organ tubuh wanita jelita itu. Jadi, apakah ia harus marah akan permintaan konyol Naima untuk Jaka, orang yang sudah berusaha mencelakainya. Bahkan sudah melakukan hal tidak senonoh dan asusila. Baiklah, mari kita beri saja hukuman pada wanita yang sedang hamil itu, dengan sesuatu yang menyenangkan. Karena hukuman Jaka sudah ditetapkan dan untuk titipan yang ia sebutkan, biarkan Viran yang mengurusnya. Saat ini Albe hanya akan berfokus pada sang istri yang terlihat menggemaskan daripada Ruby yang semakin membulat dan terl
Read more

Chapt 191. KENYAMANAN

Naima menopang dagunya pada gagang koper Airwheels, ia kini berada di terminal keberangkatan Internasional. Ruby berada di rumah Cindy kekasih Viran. Seharusnya ia mengajak serta, tapi karena suatu hal. Suaminya melarang dan Naima hanya menuruti, sebenarnya tidak tega meninggalkan temannya itu. Tapi, syarat untuk membawa serta Ruby tidaklah sesederhana membawa bayi. Setelah melakukan pemeriksaan dokumen keimigrasian dan dinyatakan memenuhi syarat. Mereka menuju lounge kelas satu sebuah maskapai dari timur tengah. Albe sengaja memilih pesawat yang berfasilitas lengkap. Supaya ia yang sedang hamil merasa nyaman, apalagi ini penerbangan pertama Naima ke luar negeri.  Mengingat bagaimana
Read more

MENJADI PRIORITAS UTAMA

"Baby!" Albe menyadarkan Naima dari lamunannya. Senyum lelaki itu mengembang, mengusap puncak kepala istrinya. "Oh, Yang!" Naima mengerjap, menerima uluran mug dengan teh hangat yang Albe ambilkan di dari meja bar lounge kelas 1 itu. Lalu Albe mengambil kotak kecil, berisi obat dan vitamin yang harus Naima konsumsi sebelum mereka masuk pesawat.  "Minum susunya nanti saat di pesawat saja, okay?" kata Albe sembari menyimpan kembali kotak obat itu ke dalam tas waist bandnya. "Makasih, Hun." Naima mengecup rahang Albe yang sekarang duduk di sampingnya, lelaki itu menarik pundak Naima dan tersenyum manis. "
Read more

Chapt 193. Penyambutan Mertua

Perjalanan panjang yang melelahkan, tapi sangat berkesan untuk pasangan suami istri Alberico dan Naima. Naima pikir, ia akan mengalami mabuk dan drama lainnya mengingat perjalanan yang panjang. Ternyata kehamilannya sama sekali tak mengganggu perjalanan. Mereka tiba di Windsor Terrace 52 Sherman St sudah lewat tengah malam, kemacetan di jalanan akibat kecelakaan yang tak terelakkan. Tidak ada penjemputan, mereka tidak mengabari akan pulang. Albert sedang berada di Manhattan untuk pertemuan, sedang Blaire masih di asrama kampusnya. Hanya ada Moma di rumah classic dengan tatanan modern itu. “Oh my goodness Rico! Naima! Kalian datang?” Moma berteriak histeris saat membukakan pintu untuk tamu yang menekan bel dengan tidak sabar. “Kami datang, Mom. Menantumu ingin mengunjungimu, apa kau keberatan?” Albe memeluk ibunya di susul dengan Naima yang memakai mantel tebal milik Albe. “Oh, senang bertemu denganmu lagi, Sweetie. Ayo masuk, kebetulan sekali aku
Read more

Chapt 194. Menjadi Penurut

Albe menatap Naima yang sudah mencoba memejamkan mata, ia juga turut merebahkan badannya di samping sang istri dan memeluk tubuh wanita tercintanya itu. “Kau percaya padaku ‘kan, Baby?” tanya Albe membenamkan hidung mancungnya pada rambut Naima yang tergerai di atas bantal. Menghidu wangi shampo yang lembut. “Hmmm, istirahatlah, Sayang,” ucap Naima lemah. Albe semakin erat memeluk Naima, ada gundah yang bersemayam di hatinya semenjak menginjakkan kaki di negara ini, tempat ia di lahirkan dan juga masih menjadi tanah airnya. Dia bukan ragu pada hatinya, bukan pula tentang perasaannya pada wanita yang sudah rela menemaninya selama ini. Dia khawatir pada dirinya sendiri, jika traumanya akan kembali setelah melihat wanita masa lalunya itu. Dulu dia menganggap perasaannya pada Chloe adalah cinta sejati, tapi setelah tahun berlalu dan banyak wanita lain yang mencoba mengisi harinya dan hatinya sama sekali tak mengingat wanita itu bahkan namanya. Membuatnya yakin, Chloe tidak lebih dari
Read more

Chapt 195. Pentingnya Kejujuran

“Walau bukan gayaku, tapi aku tak ingin mengecewakan mereka, Sayang. Moma dan Dad sudah menerimaku dan menunjukkan kasih sayang mereka. Semua keputusan ada padamu.” Naima paham dengan keadaan suaminya, sebagai seorang anak laki-laki satu-satunya. Pasti setiap hal yang menyangkut langkah kehidupan yang akan dijalani selalu diiringi perayaan kecil. Itu bisa Naima lihat dari salah satu didnding yang penuh dengan foto Albe mulai dari bayi hingga lulus kuliah tidak hanya Albe sang adik juga. Keluarga Albe sangat menghargai setiap moment untuk diabadikan, Naima sebagai anggota baru tidak bisa seenaknya ‘kan menolak keinginan mertuanya. “Jadi kamu tidak keberatan bukan, Baby?” tanya Albe lagi. Naima membalas dengan mengecup pipi suaminya. “Nope.” Albe tersenyum bahagia, lalu memberikan pagutan di bibir istrinya. “Apa kita harus ke kamar lagi, Baby?” kata Albe mengecup leher naima. “Aku lapar,” ucap Naima memberi alasan. Wanita itu turun dari pangkuan Albe, lalu menyendokkan lasagna deng
Read more

Chapt 196. MELALUI BERSAMA

“Di mana mereka, Mom?” tanya Albe lemah. Eleanor mendongakkan kepalanya. Menangkup wajah putranya yang selalu menjadi kebanggaannya. “Mereka tinggal di rumah Granny, rumah bibi Eleana di New Jersey. Chloe sangat mencintai Colby dia merawat makamnya dengan sangat baik. Kau bisa mengajak Naima ke sana, dan berkenalan dengan Colby Junior. Biarkan Moma ke asrama dengan Albert kalau kau akan mengunjungi Granny.” Eleanor tersenyum dan mendesah lega. Beban yang beberapa tahun menghimpit dadanya akhirnya terangkat. Bukan dia ingin menutupi, tapi anak sulungnya yang selalu menutup dari kebenaran yang ingin dia ungkapkan. Trauma yang dialami putranya dulu menjadi salah satu alasannya. “Chloe tak pernah mencintaiku, ‘kan Mom?” tanya Albe dengan tawa sumbang. “Dan aku dengan bodohnya … Oh, kebodohanku ….” sesal Albe. “Tapi aku beruntung, karena ternyata hatiku memang untuk seseorang yang istimewa, yang harus ku perjuangkan dan juga memperjuangkanku ‘kan?” kata Albe pada Momanya. Eleanor tersenyu
Read more

Chapt 197. MENGULANG JANJI?

 Naima naik keatas perut Albe dan melepaskan dressnya dan melempar ke sembarang arah. Menuruti kemauan suaminya sebelum kantuk kembali menyerang. Cuaca dingin membuat dua orang insan saling mencinta itu bersemangat untuk saling menghangatkan dan memuaskan. Terlepas dari rasa lelah yang masih terasa, melepaskan hormon endorfin akan membantu membuat badan lebih segar bukan? Albe menghentak dengan kencang sembelum melepaskan cairan hangat yang memenuhi lorong hangat yang menyelubunginya. "I love you, Baby," ucapnya memberikan ciuman panjang sebelum merebahkan tubuh lemas Naima.  "Love you to the moon and back, Sayang" balas Naima, meme
Read more

Chapt 198. KEPUTUSAN

"Aku tidak tahu, Hun. Bagaimana kalau kita ikuti kemauan Moma aja? Aku takut mengecewakannya," usul Naima. Albe hanya mengendik, lalu menarik jemari istrinya. “Sebaiknya kita bicarakan bersama, supaya yang menjadi resepsi impianmu juga bisa terwujud, Baby. Ini pesta untuk kita bukan? Aku ingin kau juga mengutarakan keinginanmu. Hilangkanlah rasa sungkanmu itu, Sweetheart. Kadang aku tidak nyaman dengan sifatmu itu,” ucap Albe mengecup jari istrinya. Naima menghela napas, bukan maksudnya untuk membuat Albe tidak nyaman. Tapi, bagaimana keinginan hatinya bahkan Naima tidak mengerti. Ia menerima apa yang
Read more
PREV
1
...
161718192021
DMCA.com Protection Status