Home / Fantasi / Reinkarnasi Ke-dua Di Dunia Lain / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Reinkarnasi Ke-dua Di Dunia Lain: Chapter 71 - Chapter 80

110 Chapters

Part 42 : Tentang Dunia Lain

Setelah kejadian itu, aku setiap malam pergi ke gunung itu dan melatih sihir kembali. Sebelum aku pergi, sihir penghalang dan pendeteksi selalu aku pasang mengelilingi kamar. Sihir yang mampu membuatku bisa memantau keadaan dan sekaligus melindungi Lona.   Tidak lupa juga aku membawa kucing Oyen sebagai temanku di sana. Setiap selesai berteleport, aku menggunakan sihir penyembuhan lagi. Pegunungan ini aku pilih karena adanya padang rumput yang sangat luas untukku melatih sihir secara leluasa.   Oh iya, setiap kali aku bertemu dengan Pak Harnes, aku bisa merasakan aura sihirnya. Entah aku mempunyai aura sihir atau tidak, tapi aku langsung menekan sihirku. Ada juga aura sihir lain yang lebih besar daei pak Downer dan letaknya ada di bawah istana. Aku tidak tau apakah itu dan tidak bisa aku cari tahu lebih dalam karena jalan menuju bawah tanah digembok.   Entah kenapa, seluruh konsep yang aku pikirkan selalu saja terjadi, d
last updateLast Updated : 2021-11-13
Read more

Part 42.5 : Putri Vampir

Saat aku mulai sadar, berat sekali mataku untuk terbuka dan rasa sakit kepalaku belum kunjung sembuh. Perlahan aku buka mata, namun masih kabur pandanganku.   "Tuan Al!? 'Syukurlah tuan Al telah siuman' "   "Lona yang sedang panik terlihat cantik sekali," suara Downer terdengar di kepalaku.   "Ini anak pasti akan mencoba sihir lagi, akan menyulitkanku kalau sampai Yang Mulia tau," batin Harnes.   "Aihh kenapa jadi kurang gula!" batin koki kerajaan di dapur yang ada di lantai bawah kamarku.   "Apa pangeran Al sudah siuman ya? Kenapa tiba-tiba beliau pingsan tadi?" batin penjaga yang berada di depan kamarku.   Aku tertegun dengan isi hati semua orang yang berada di sekitarku dam terdengar sangat berisik. Aku masih bingung membedakan mana ucapan dan mana isi pikiran mereka apabila tidak melihat wajah mereka secara langsung.   "Lona, bisa sur
last updateLast Updated : 2021-11-13
Read more

Part 43 : Tumbuh Dengan Cepat

"Apa yang harus aku lakukan?" tanyaku sambil mendekat ke arahnya. "Alirkan saja seluruh energi sihir putihmu menuju ke dalam penghalang ini," jawab Erin. Aku ulurkan tangan dan ditempelkan menuju penghalang, lalu aku fokuskan seluruh energi agar berkumpul di telapak tangan. Tidak terjadi apa-apa, namun kekuatan Erin lah yang bertambah. "Hah!? Butuh berapa banyak?" Aku hentikan karena energi sihirku hampir terkuras setengahnya dan melakukan sihir penyembuhan. "Rasakanlah area sekitar istana," ujar Erin sambil membuka matanya perlahan dan memancarkan cahaya merah dari kedua matanya itu. "Biadab! Mereka menggunakanmu untuk membuat penghalang agar monster tidak mendekat!?" Aku spontan mengumpat karena merasakan adanya penghalang yang cukup kuat dengan energi yang sama seperti Erin. "Benar, cepat lanjutkan, mereka sudah menyadari ada yang tidak beres," ujar Erin m
last updateLast Updated : 2021-11-14
Read more

Part 43.5 : Vampir Mesum

"Dasar manusia bodoh, mudah sekali untuk percaya dengan orang lain!" gerutu Erin saat aku baru saja memejamkan mata. "Ada apa?" tanyaku sambil mengangkat tubuhku kembali. "Kenapa kau tidur di sampingku dengan tenang?" tanyanya. "Mmm kamu cantik sih, tapi sudah ada kembar 4," jawabku. "Bukan itu bodoh!" Erin memukul pundakku. "Kau tidak takut denganku yang merupakan vampir?" tanya Erin sambil mendekatkan tubuhnya ke arahku. "Hmm, tadi sudah menggigitku kan? Kamu juga telah banyak membantuku," jawabku sambil merebahkan tubuhku kembali. "Sifat mudah percaya dengan orang lain yang kau miliki bisa membahayakan nyawamu!" Erin tiduran membelakangi aku. "Tenang saja, naluriku cukup baik, aku bisa langsung membenci orang pada pandangan pertama... Hmm aku juga punya sihir pembaca pikiran," "Dasar manusia bo
last updateLast Updated : 2021-11-16
Read more

Part 44 : Guild Petualang

Aku berteleport di hutan yang dekat dengan kota itu agar tidak menimbulkan kegaduhan apabila aku muncul secara tiba-tiba. Sama seperti kota Lamris, kota ini dikelilingi oleh benteng besar yang dijaga beberapa prajurit. Terlihat para prajurit itu mengecek setiap orang dan barang bawaan mereka yang akan memasuki kota. "Ahh terobos saja lah!" ucapku kepada Erin, kami dengan percaya diri masuk ke dalam barisan. "Tanda pengenalnya?" ujar salah satu prajurit saat sudah giliran kami. "Barang bawaan kami dirampok oleh para bandit dan belum membuatnya lagi," ujarku spontan yang entah dari mana ide itu muncul. "Tunggu sebentar." Prajurit itu memperhatikan kami dengan seksama dan mencocokkan dengan beberapa poster yang tertempel di dinding. "Lanjut!" ujarnya saat tidak menemukan kami di poster buronan. Saat aku mulai berjalan, ada poster muka Erin s
last updateLast Updated : 2021-11-17
Read more

Part 44.5 : Naga Bayang

"Desa kami diserang oleh kawanan Griffin!" teriak pemuda itu. "Tuan Al sama nona Erin, bolehkah saya memberikan quest pertama kalian untuk mengurus Griffin ini?" ujar Arlom sambil memberikan 2 kalung dengan plate rank S. "Ayo!" seruku tanpa berpikir panjang. Dari yang aku baca di perpustakaan, Griffin merupakan binatang pemalu yang tidak akan menyerang begitu saja. Pasti ada sesuatu yang membuat mereka menyerang dan sesuatu itu pastinya menarik.  "Letak desanya di mana?" tanya Erin. "Mari bersama saya, saya membawa kereta kuda," ujar pemuda itu sambil segera berjalan ke luar. "Letak desanya di mana!?" Erin meninggikan suaranya. "Berada cukup jauh ke arah timur dari sini, memungkinkan 20 kilometer," ujarnya. "Baiklah, kami berangkat terlebih dahulu," ujar Erin yang langsung menarikku ke luar. 
last updateLast Updated : 2021-11-18
Read more

Part 45 : Evolusi Naga Bayang

"Tenang saja, aku tidak berada di pihaknya. Kebetulan sekali tuanku tertarik denganmu," ujar Erin sambil mendekatinya dengan perlahan-lahan. "Tuan!? Manusia ini menjadi tuanmu!? Hahaha," ujar Naga hitam itu dengan sombongnya. "Memangnya kau lupa siapa yang telah mematahkan tulang sayapmu?" ujar Erin sambil tersenyum. "Dia manusia?" tanya sang Naga dengan polosnya. "Hahaha entahlah," jawab Erin. "Al, buatlah kontrak dengannya." Erin menarik tanganku yang masih tertegun dengan keindahan sang Naga bayang itu. "Bagaimana caranya? Ini beneran bisa aku memiliki naga itu kan!?" tanyaku dengan semangat. "Hahaha tentu saja," ujar Erin. Aku mendekati Naga itu dan melakukan sihir penyembuhan kepadanya. Tulang dan energi sihirnya kembali pulih seperti semula. "Aneh sekali manusia sepertimu mampu menggunakan s
last updateLast Updated : 2021-11-19
Read more

Part 45.5 : Kentang

"Cium aku dulu!"  Aku langsung mencium Erin tanpa protes sedikitpun, ia memegangi belakang kepalaku dengan erat dan melumat bibirku. Lidahnya yang hangat dan basah memutar-mutar di dalam rongga mulutku. Aku walau sudah berusaha melepaskan diri, tapi tidak cukup kuat karena Erin menambahkan kekuatan sihirnya untuk menahanku. Akhirnya aku nikmati saja ciumannya yang memberiku sedikit energi sihir. "Baiklah, aku pergi dulu." Aku langsung berteleport kembali ke desa sebelumnya setelah dilepaskan oleh Erin. ..Para Griffin masih di dalam penghalang yang aku buat dan mengacak-acak lahan pertanian di sekitarnya. Aku membuka sebagian sisi penghalangku dan menggunakan sihir angin untuk mengusir mereka. Mereka langsung saja terbang menuju hutan tanpa takut karena Violet sudah tidak ada di sana. Aku usir mereka cukup jauh agar tidak kembali lagi ke desa itu. Tidak lupa juga aku
last updateLast Updated : 2021-11-20
Read more

Part 46 : Demon Lord

Hari berikutnya "Apa kau selemah itu hingga takut dengan kami!?" Erin mengejekku yang menolak untuk bertanding melawan mereka berdua. Erin dan Violet sudah berada di samping rumah dan mereka menungguku yang masih duduk di teras. "Putri Vampir dan juga Naga legendaris, sedangkan aku hanyalah manusia biasa," ucapku dengan nada lemas, namun berdiri dan berjalan menuju ke depan mereka. "Yang paling penting adalah, kau itu tuan kami!" teriak Erin sambil tersenyum lebar. "Aku juga merupakan naga terlemah dan Erin telah lama disegel, jadi tidak ada alasan lagi!" imbuh Violet. Aku buat penghalang yang sangat luas hingga menyelimuti seluruh padang rumput ini. Dengan adanya penghalang, aku tidak khawatir tentang kerusakan pada area sekitar dan kegaduhan yang ditimbulkan oleh pertarungan kami.  "Violet!" Erin menyuruh Violet agar langsung menye
last updateLast Updated : 2021-11-21
Read more

Part 46.5 : Harga Diri yang Tinggi

"Setahu saya karena pertarungan dengan Fris si Naga Es," jawab Violet. "Lalu pemenangnya?" tanya Erin penasaran. "Tentu saja mereka berdua, kalau satu lawan satu pastinya menang Fris," ujar Violet sambil bangun dari tempat tidur dengan keadaan masih telanjang dan tanpa ia tutupi lagi tubuhnya. Saat aku melihat Violet, aku tidak bisa memalingkan pandangan dari tubuh indahnya. Tentu saja, wujud manusianya sesuai dengan tubuh ideal idamanku, jadi sudah pasti aku sangat tertarik. "Lihat juga punyaku!" Erin menarik kepalaku untuk melihat ke arah tubuhnya dengan selimut yang sudah tersingkap. "Sudahlah, pakai kembali baju kalian," ujarku untuk menghindari kejadian yang diinginkan. "Maaf tuan, pakaian yang dibelikan oleh tuan telah hancur," ujar Violet dengan polosnya. "Tuan? Aku tidak salah dengar?" Aku cukup terkejut saat Violet memanggilku de
last updateLast Updated : 2021-11-22
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status