Home / Fantasi / Reinkarnasi Ke-dua Di Dunia Lain / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Reinkarnasi Ke-dua Di Dunia Lain: Chapter 81 - Chapter 90

110 Chapters

Part 47 : Berlian

Hempasan angin karena pergerakan Violet membuat debu beterbangan hingga menutupi pandangan. "Violet! Ingin menurut kepadaku atau aku paksa untuk menurut!?" Aku sudah berada di antara Jade dan Violet sambil menangkis serangan Violet. "Tapi dwarf kerdil itu tidak menghargai tuan!" teriak Violet sambil menunjuk para dwarf yang sedang ketakutan. Aku berbalik badan sambil satu tangan aku rentangkan untuk menahan Violet. "Kalian sudah tau kan akibatnya kalau melawanku!" ancamku pada para dwarf. "Siapa kalian sebenarnya?" tanya Jade sambil berusaha benutupi kepanikannya. "Sudah aku bilang kan, aku pemilik wilayah ini," ujarku dengan santainya. "Saya Jade Raja Dwarf dari pegunungan Smabor," ujarnya sambil mengulurkan tangan kepadaku. "Aku Al, sedangkan mereka Erin dan Violet." Aku meraih tangannya sambil menunjuk kedua wanita
last updateLast Updated : 2021-11-23
Read more

Part 47.5 : Benih Demon Lord

Beberapa hari kemudian, aku bersama Violet dan Erin menjelajahi dugeon. Untuk mencapai dugeon, kita melalui pemeriksaan di pintu masuk oleh para prajurit. Violet aku suruh untuk masuk ke dalam bayanganku dan menutup aura sihirnya agar tidak terdeteksi. "Rank S? Bukankah kalian akan berangkat besok?" tanya salah satu prajurit setelah mengecek plate dan identitas kami. "Kami berdua tidak ikut rombongan mereka," jawabku sambil tetap berjalan masuk setelah selesai mereka cek. "Sebaiknya jangan melebihi lantai 50!" teriaknya lagi. Aku dan Erin tetap masuk ke dalam dugeon yang lebih mirip gua ini.  "Violet, keluarlah!" ucapku saat sudah berada di dalam dugeon. "Baik tuan." Violet langsung keluar dari balik bayanganku. Ukuran dugeon ini tidak lebih besar dari gua Cryostar milik Jade. Diameter dugeon ini bervariasi, dari yang 3 meter dan ada
last updateLast Updated : 2021-11-27
Read more

Part 48 : Wyrm

"Kenapa bisa energi sihir itu meluap?" tanyaku kepada Violet tentang benih Demon Lord itu. Violet dengan segera mengeluarkan spiral energi tadi dan memberikannya kepadaku. "Benihnya tidak mengeluarkan energi, tapi energi sihir tadi dari diri saya sendiri tuan," jawabnya yang memang masih terasa energi sihir darinya dan tidak aku rasakan dari spiral yang aku bawa. "Bagaimana bisa? Energi sihirmu sekarang kan sedang kamu tutup," "Ini dari skill saya sendiri tuan, Samber nyowo bisa menangkap dan mengumpulkan jiwa di sekitar saya," jawabnya sambil mengulurkan tangannya dan terbentuklah bola energi yang berasal dari jiwa-jiwa yang ia tangkap. "Di dalam dugeon banyak manusia yang mati dan jiwanya tidak mampu keluar karena sesaknya energi di sana. Jiwa manusia dari ratusan atau mungkin ribuan tahun di sana yang berkumpul," imbuh Erin setelah Violet menyelesaikan bicaranya. 
last updateLast Updated : 2021-11-28
Read more

Part 48.5 : Naga bayang vs Demon Lord

Perlahan ular itu bangun dan melihat ke sekitarnya. Tubuhnya berdiri menjulang tinggi lebih dari 10 meter hingga menyentuh langit-langit dugeon. "Mending pasang penghalang saja Al, pertarungan mereka pasti bisa meruntuhkan dugeon ini." Erin menyarankan untuk memasang penghalang kepadaku sambil berjalan menuju tangga. "Hati-hati Violet." Aku berjalan mengikuti Erin sambil membuat penghalang di seluruh sisi lantai dugeon ini. "Baik tuan!" Violet berjalan dengan anggun menuju ke arah ular besar itu. Sayap hitamnya ia bentangkan dan tangan dengan cakar tajamnya ikut ia bentangkan sedikit.  Aura sihirnya yang selalu aku suruh untuk menutupnya, sekarang sudah ia buka kembali. Energi sihir hitam pekat menyebar di sekitarnya untuk mengintimidasi musuh. Menyadari ada yang mendekatinya, ular besar tadi melesat dengan cepat ke arah Violet. Karena tubuhnya yang sangat besar, getaran cuk
last updateLast Updated : 2021-11-29
Read more

Part 49 : Masalah Bertubi-tubi

"Hah!? Dia mampu memotong tubuhnya padahal kulit Kai sangat keras!?" Erin sangat terkejut karena tiba-tiba saja Violet mampu melukai, bahkan memotong tubuh Kai dalam sekali serangan. "Dia tadi cukup membaca instruksi dariku ternyata," ucapku sambil tersenyum lebar. "Instruksi apa!? Bagaimana!?" Erin masih tidak menyadari kenapa aku melempar potongan kulit Kai kepada Violet. "Apa kau tidak menyadari potongan kulit yang aku berikan tadi? Lihatlah pola potongannya." Aku menunjuk ke arah kulit bekas yang sudah aku potong. "Woh iya, bisa dipotong di antara sela sisik!" seru Erin saat menyadarinya. "Karena sisik ular menumpuk ke depan, mustahil untuk menembuskan serangan dari depan. Karena itu, apabila diserang dari belakang, lalu menyamping akan sangat mudah," jelasku kepadanya. ..."Sialan!!" Kai dengan segenap tenaganya yang tersisa melesat ke arah aku da
last updateLast Updated : 2021-11-30
Read more

Part 49.5 : Pertemuan yang Kurang Tepat

Rasa sakit yang amat luar biasa karena luka di lenganku cukup besar.  "Lifegiver!" Aku segera melakukan sihir penyembuhan untuk mengembalikan energi sihirku dan menyembuhkan lukaku. "Ohh lumayan juga ternyata, tapi kau malah mementingkan melindungi mereka daripada dirimu sendiri!" Gadis itu masih berdiri di tempatnya semula, sedangkan aku sudah melompat cukup jauh. "Sial! Kenapa tidak dari tadi!" Aku baru sadar kalau aku mempunyai sihir pembaca pikiran dan penafsir status. Segera aku gunakan sihir itu secara bersamaan. "Siapa sebenarnya kalian!?" Aku cukup terkejut, sihirku sama sekali tidak mempan terhadap mereka. Sama seperti Erin, mereka sama sekali tidak bisa dibaca pikirannya maupun melihat status mereka. "Berisik! Buka saja penghalangmu yang ada di rumah itu!" Gadis itu melancarkan serangan lagi, untung saja bisa aku tangkis menggunakan pedang Sukmo. Aku tidak mengguna
last updateLast Updated : 2021-12-01
Read more

Part 50 : Kekecewaan

Beberapa hari yang lalu di atas pohon milik Nay, kembar 4 yang merupakan Ratu dari kota Danirmala sedang bersantai di sana. Mereka sedang membicarakan tentang Al yang sudah direinkarnasi berdasarkan informasi dari Dewi cahaya. "Ayo segera temui Al!" rengek Noe sambil menarik lengan baju dari Noa dan Nia. "Kita mau bagaimana saat menemuinya!?" Nia terlihat gelisah dan menepis tangan Noe. "Sudah puluhan ribu, ahh malah mungkin ratusan ribu nyawa yang sudah aku renggut dengan tanganku ini," ujar Noa dengan panik sambil mengangkat tangannya dan ditatapnya dengan serius. "Gelar yang kita miliki juga apa Al bisa menerimanya?" ucap Nia dengan matanya yang mulai sembab. "Kalian tau sendiri kan bagaimana sifat Al? Dia itu tidak pernah mempermasalahkan apapun selain sifat posesif dan cemburunya!" ujar Noe sambil mengusap air mata yang sudah menetes di pipi Nia. "Iya ay
last updateLast Updated : 2021-12-02
Read more

Part 50.5 : Salah Paham

Karena terlalu marah dengan kelakuan Al yang melindungi cewek lain, mereka kemudian kembali ke kota Danirmala. Sekarang kemarahan mereka bertambah, karena tidak hanya cewek biasa saja yang berada di sisi Al, tapi malah seorang vampir. Makhluk yang selama ini mereka benci karena selalu haus akan darah, terutama kelakuan licik dari Victor sang Raja Vampir. "Sudahlah Nia, jangan kau tangisi lagi," ujar Noe sambil memeluk kakaknya dan ia usap usap kepalanya. Bukannya mereda, tangisan Nia malah semakin menjadi-jadi. Wushhh... Angin tiba-tiba berhembus di dalam kamar mereka yang tertutup, tidak lama kemudian muncullah secercah cahaya. Kembar empat tidak terlihat terkejut sama sekali, mereka masih duduk seperti sebelumnya. "Apa yang kalian lakukan? Aku sudah memberikan kalian petunjuk tapi malah kalian perburuk!" ujar sesosok yang yang ternyata adalah Dewi Cahaya."Kau tidak bilang kalau Al berselingkuh!" teriak Noa samb
last updateLast Updated : 2021-12-03
Read more

Part 51 : Perjalanan Pertama

Karena tidak ada kelanjutan informasi dari quest yang aku taruh di guild, aku putuskan untuk berkeliling benua ini. Awalnya aku ingin berkeliling sendirian, tapi Violet dan Erin memaksa untuk tetap ikut denganku. "Karena kau tuan kami," ujar Erin ketika aku tanya kenapa ikut denganku. "Lalu, mulai dari mana ini?" tanyaku karena tidak mengetahui peta wilayah benua ini. "Tuan kalau ke timur tidak ada kerajaan lagi, sampai ujung benua hanya ada hutan saja," ujar Violet. "Kan memang kerajaan mereka tidak diketahui lokasinya," jawabku karena Danirmala kota tersembunyi, mungkin saja di antara hutan yang luas itu. "Tidak ada tuan, saya sudah menjelah di semua tempat," ujar Violet yang saat awal ketemu memang di wilayah timur. "Oh ok baiklah, kita ke barat!" seruku. "Menaiki saya saja tuan," ujar Violet yang berjalan menuju ke luar rumah.
last updateLast Updated : 2021-12-04
Read more

Part 51.5 : Kota Para Dwarf

"Tidak ada orang sama sekali!" Noe kaget saat melihat keadaan di dalam rumah Al, ia tidak menemukan seorangpun di sana. "Aku juga tidak merasakan hawa keberadaan," ujar Nia yang sedang memasuki rumah. "Mungkin Al sedang mencari kita," ujar Nay yang terlihat cukup gelisah. "Tunggu dulu, dia putra mahkota kerajaan Lamris 'kan!? Apa mungkin?" ujar Noa yang menbuat mereka mendapatkan secercah harapan. "Tidak mungkin dia kembali, memangnya Al tipe orang yang suka dengan harta dan kekuasaan?" Noe mematahkan harapan mereka, semua saudarinya terlihat murung kembali karena ucapannya. "Lalu apa yang akan kita lakukan!?" Nia kembali bersedih, ia sangat menyesal karena kemarin tidak membiarkan laki-laki yang ia cintai berbicara. "Noa, coba pasang quest di guild untuk memancing Al, kemungkinan besar dia menjadi petualang," ujar Nay kepada Noa. "Plate
last updateLast Updated : 2021-12-05
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status