Aku menghela nafas kasar, untuk yang kesekian kali dalam seminggu ini suamiku pergi keluar malam. Protesku tidak ia dengar. "Ini sudah jam sembilan lo, Mas," ujarku sambil terus menatapnya yang sedang sibuk mengenakan jaket. "Cuma bentar, Sayang, nggak enak lah kalau mas nggak dateng," sahutnya. Tangannya meraih dompet di atas meja. Tak lupa jam tangan warna coklat tua ia kenakan. "Pakai jam tangan juga percuma, Mas, palingan kamu nanti nggak ingat waktu kalau sudah asyik ngobrol sama temen-temen kamu," cetusku. "Kok kamu makin hari makin cerewet aja sih, Yang," sahutnya. Nada bicaranya sudah berubah. Aku memilih diam. "Dah, aku berangkat. Nggak usah nungguin aku pulang." Dia berlalu setelah mengecup dahiku. Suara motor terdengar meninggalkan halaman rumah. Aku beranjak mengunci pintu, dan tak lupa kucabut anak kunci. Agar saat suamiku pulang dia bisa membuka kunci rumah dari luar. Kureba
Last Updated : 2021-09-20 Read more