Mas Akmal memandangku dari ujung rambut sampai ke ujung kaki. Sementara Panji, lelaki itu masih berdiri di depan pintu kamarku. Kedua tangannya sibuk mengeringkan rambut dengan handuk. "Kamu …," desis Mas Akmal. "Kenapa?" "Benar kata ibu. Kamu istri yang tak tahu diuntung," tandas Mas Akmal. Aku menatapnya heran. "Maksudmu apa?" "Aku berusaha mempertahankan kamu, walaupun ibu sering memintaku untuk mencari istri lagi, nyatanya kamu bukan cuma nggak bisa hamil. Kamu juga murahan! Baru berapa malam kita tidak tidur bersama, dan kamu sudah gatal untuk tidur dengan laki-laki lain, hah?" Merasa tak terima dengan ucapan Mas Akmal, aku mendekat dan langsung mendorong bahunya. "Kamu pikir kamu apa? Kamu lebih baik dariku?" "Sampai
Terakhir Diperbarui : 2021-10-15 Baca selengkapnya