"Bernard, tolong batalkan semua meetingku hari ini." Richard mengetukkan jari di meja pendek. "Bilang saja aku ada urusan mendesak." Aku setengah mati menahan tawa melihat bibir Richard yang bengkak. Tidak parah sih, cuma tambah seksi saja. Richard melirikku, "Tertawa saja, nggak usah malu-malu." Pancingannya membuatku harus mendekap mulut. Aku masih belum senekat itu menertawakan Bos, seolah tidak cukup aku membuat wajahnya distorsi. "Aku boleh turun sekarang?" tanyaku. "Bawa laptopmu kemari," kata Richard sedikit ketus. Aku mendelik, "Apa? Tapi--" "Aku nggak mungkin turun dengan wajah begini, maka kamu harus bertanggungjawab dengan bekerja di sini." "Baiklah, daripada aku diganggu Bryan...," gerutuku. "Ayo cepat. Waktu adalah uang." "Iyaaaa." Aku mengendap-endap
Last Updated : 2021-10-07 Read more