Semua Bab Terjebak Nafsu Tuan Sanjaya: Bab 101 - Bab 110

244 Bab

Bab 101 Aku Mau Resign

"Aku gak mau!" tolak Davinka. Sekarang ia sudah tidak tahan lagi. Wanita itu menunjukkan wajah merengut, pura-pura melihat chat kukumnya tanpa minat.Davinka yakin Sanjaya pasti akan meminta dirinya untuk melakukan yel-yel di depan semua orang. Sebenarnya ia akan melakukannya dengan senang hati, tapi tidak dalam keadaan seperti ini. Ditatap rendah dan penuh kebencian dari para sahabat dan seniornya."Apa aku meminta jawaban, Davinka? Jadi buat yel-yel! Waktumu hanya sisa lima belas menit!" Tegas pria itu lagi masih tidak melirik Davinka.Sebenarnya Sanjaya hanya ingin Davinka sibuk dan tidak memikirkan omongan semua karyawannya yang pasti sudah sampai pada telinganya. Tapi, sepertinya wanita di hadapannya ini sedang melakukan aksi pemberontakan, menolak permintaann
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-29
Baca selengkapnya

Bab 102 Memelihara Ular

"Dasar penggoda, tak tahu malu!" Bentak Venti. kata-kata kasar dan suara melengking tinggi membuat semua orang yang ada di lantai tiga berkerumun dan mengelilingi mereka. Davinka menegakkan tubuhnya, menahan rasa nyeri dan menatap Venti dengan tajam, memberi tahu kalau dirinya sama sekali tidak takut pada ibu dari bosnya ini. "Saya gak tau kalo yang Nyonya panggil itu saya! Jadi, buat apa saya jawab semua pertanyaan Nyonya, gak penting!" sangkal Davinka. Karena memang Venti tidak menyebut namanya walaupun di depan lift tidak ada siapapun. Napas Venti kembang kempis, terlihat seperti menghembuskan nafasnya dengan sangat kasar. "Berani kamu, yaa? Saya pecat kamu sekarang! Lebih baik kamu pergi dari perusahaan ini dan tinggalkan anak saya!" "Cek! Gak semudah itu, Nyonya
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-30
Baca selengkapnya

Bab 103 Adakah Sedikit Cinta?

Dengan mata terpejam, Davinka masih dapat merasakan tatapan semua orang di punggungnya. Entah itu tatapan kebencian, jijik, bahkan rasa iba. Yang Davinka tahu, tatapan mereka seolah menghakimi, merendahkannya, bahkan mungkin menuntut dirinya untuk segera meninggalkan kantor ini. Tapi, pria yang tengah mendekapnya masih bersikap tidak peduli. Sanjaya masih menginginkan Davinka selalu berada disisinya, di ruangannya, dimanapun pria itu berada. "Kamu tidak apa-apa?" tanya Sandy.  Ia melihat Rani berdiri sambil meringis. Sepertinya ada luka atau memar akibat jatuh tadi. "Gak papa, Pak, cuma Davinka—" "Bubar, saya tunda briefing sore ini jam tiga," pinta Sanjaya pada semua karyawan yang masih berdiri disana. Membuat semu
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-31
Baca selengkapnya

Bab 104 Luka yang Tak Bisa Sembuh

Setelah semua yang terpendam dalam hati dan pikirannya keluar, Rani mendudukan dirinya di balik meja yang sepertinya milik Davinka. Sandy tidak bisa berkata apa-apa lagi, yang dikatakan Rani semuanya memang benar, kami memang buta. Dirinya tidak begitu mengenal kata cinta yang sesungguhnya. Dirinya memang pernah mencintai tapi tidak pernah memiliki. Keheningan terjadi, keduanya menunggu dengan sabar instruksi dari Sanjaya untuk masuk ke dalam kamar. Sementara di dalam sana, dengan lembut Sanjaya menghapus jejak darah dari sudut bibir Davinka. "Jangan pernah pergi kemanapun tanpaku," pinta Sanjaya lembut. Suaranya sedikit bergetar melihat darah yang ia usap terus mengalir. "Rani—" "Sandy yang obati, biar kamu aku yang urus!" pangkas Sanjaya. Ia berusaha menenangkan Davinka. Tapi bukannya tenang, Davinka malah meminta hal yang Sanjaya tidak inginkan. "Apa Anda akan menandatangani surat resign 'ku?" tanya Davinka penuh harap. Sanjaya menggeleng denga
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-03
Baca selengkapnya

Bab 105 Tanyakan Pada Mamah!

Siang itu Mobil yang dikendarai oleh Sanjaya berlalu kencang membelah kemacetan kota Jakarta. Dalam benak Sanjaya kemiripan antara Diandra dan Davinka tidak bisa ia elakan lagi. Ia harus menyelidikinya sedetail mungkin, kebencian ibunya pasti ada alasannya. "Apa yang kamu dapatkan, Aziz?" tanyanya begitu sampai di sebuah restoran ternama dimana Sanjaya sudah mengatur janji dengan Aziz Ali Khan, detektif swasta asal timur tengah. "Saya butuh data terbaru Nyonya Davinka dan riwayat kesehatan Nyonya Diantara, Tuan Sanjaya!" pinta Aziz. "Untuk mendapatkan data menyeluruh Davinka harus melakukan general check up!" tukasnya memberi usul. Davinka memiliki data kesehatan, tetapi tidak menyeluruh. Haya riwayat kesehatan biasa saat Davinka sakit kemarin. "Bisa hari ini, Tuan?" pinta Aziz, "Kita harus mendapatkan datanya segera mungkin! Dan soal kematian mendiang istri Anda—itu murni kecelakaan, Tuan!" jelas Aziz. Ia sudah menyelidiki keadaan mobil yang dikenakan
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-05
Baca selengkapnya

Bab 106 Dimana Putraku?

"Mah! Untuk apa uang sebanyak ini Mama transfer pada Muhammad supir kita? Dan apa maksud dari ucapan Sanjaya?" Cecar Brata saat melihat istrinya hanya diam membisu. Venti terhuyung. Kaki yang menopang tubuhnya seakan tak bertulang, jelas ia butuh sandaran agar tidak terjatuh dan semakin memburuk keadaan. Venti mendudukkan tubuhnya di sofa agar ia bisa mengendalikan dirinya sendiri dari rasa panik yang tiba-tiba menyerangnya begitu saja. "A-apa Papah lupa? Mamah sudah minta ijin sama Papah, kan?" tanya Venti dengan suara tersengal-sengal. Ia berusaha mengingatkan suaminya akan kejadian tiga tahun lalu. "Apa? Papa tidak pernah mengirim uang sebanyak itu pada Muhammad. Dan untuk apa?" Brata berusaha mengingat uang dengan nominal yang sama yang ia kirimkan pada Muhammad.
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-08
Baca selengkapnya

Bab 107 Luka yang Tak Bertepi

Sanjaya mendekatkan telinganya kepintu yang sengaja ia buka sedikit agar bisa mendengar pembicaraan di dalam. Jantung pria itu berdegup kencang menanti dengan tidak sambar apa yang akan disampaikan oleh ibunya. Dalam lubuk hatinya, Sanjaya masih berharap putranya masih hidup walau entah berada dimana, karena hanya putranya itu peninggalan Diandra, bukti cintanya yang begitu besar terhadap wanita itu. Wanita yang sudah mengisi relung hatinya. "Dimana cucu kita yang lain, Mah!" ulang Brata penuh permohonan. Ingin rasanya ia bergerak dan memakai istrinya sekarang. Tapi ia begitu mencintainya lebih dari apapun. "Di mana putra Sanjaya?" tanya lagi. Kali ini nadanya sedikit lebih tinggi, tapi tidak sampai membentaknya. Venti masih tersenyum penuh kepuasan saat menjawab pertanyaan suaminya. "Dia sudah hidup damai dan bahagia dengan ibunya, Pah! Dia tidak ada di sini!" sahutnya tanpa belas kasih. Setelah mengatakan itu Venti langsung bergegas pergi meninggalkan Brata
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-10
Baca selengkapnya

Bab 108 Suara Anak kecil

"Mommy … mommy …." Sebuah suara terus memanggil ibunya berulang kali. Suara itu jelas suara balita yang tengah kehilangan ibunya. Suara itu terdengar sangat jauh, tapi begitu mengusik mimpinya. Terdengar lirih dan sangat sedih hingga membuatnya tidak nyaman."Mommy …."Davinka membuka matanya dengan susah payah, ia sangat mengantuk setelah ikut menangis dengan Sanjaya. Suasana yang sejuk dengan semilir angin serta bau dari hutan Pinus membuat Davinka semakin terlena untuk kembali tidur. Tapi, suara anak laki-laki terus berteriak memanggil ibunya."Mommy … bangun, Mommy …." Entah dimana ibu anak itu? Pikir Davinka.Davinka membuka mata
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-12
Baca selengkapnya

Bab 109 Kedatangan Yudha

Davinka mencebikan bibir, kesal pada sahabatnya ini yang begitu menyanjung Sanjaya. Padahal, Rani tidak begitu mengenal pria itu sebaik dirinya. "Terserah, Lo deh! Buat gue dia itu buta, gak peka, juga gak punya hati. Mangkanya bininya itu pergi sama laki-laki lain. Dia terlalu sibuk sama dunia dia sendiri!" dengusnya kesal. Davinka menyeruput tehnya kasar. Ia masih ingat kata-kata Sanjaya yang begitu memilukan, entah mengapa tadi malam ia tidak cemburu seperti biasanya jika Sanjaya mengingat mendiang istrinya. Ia malah ikut hanyut dalam pusra duka pria itu yang terdengar begitu memilukan dan menyayat hati. Rani melengos, sahabatnya ini memang sangat sulit diyakini. "Iya, percaya aja dah gue mah … suatu saat waktu, Lo sadar dia juga ada perasaan sama, Lo … Lo gak usa
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-14
Baca selengkapnya

Bab 110 Kepergok Nguping

Pagi itu, Sanjaya memang memutuskan untuk pergi ke kantor lebih dulu saat melihat Davinka masih terlelap dengan sisa air mata disudut kelopak matanya.  Ada rasa takut sekaligus senang melihat wanita itu menangisi dirinya. Sanjaya senang melihat Davinka manangis yang bisa dipastikan hatinya terluka dan cemburu karena dirinya begitu mencintai mendiang istrinya dan berharap Davinka mengubur perasaannya. Namun, dibalik kesenangannya Sanjaya juga merasa takut kehilangan wanita ini, wanita pengganti istrinya, Diandra. Hati kecilnya selalu mengatakan Diandra dan Davinka adalah satu. Diandra-nya terlahir kembali dalam sosok Davinka. Bahkan, hatinya selalu berdetak lebih kencang saat bersama wanita ini, yang 90 % mirip Diandra. Ia tidak bisa menyangkal bahwa dirinya juga membutuhkan Davinka untuk berada disininya, terutama untuk memenuhi nafsunya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-16
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
25
DMCA.com Protection Status