Zeeta mencengkeram kuat kaus yang Rezvan kenakan. Begitu tak memercayai apa yang baru saja didengar. Merasakan perubahan dalam sikap Zeeta, Rezvan pun menundukkan kepala. Lalu mengusap lembut rambut panjang wanita dalam dekapannya. "Semua wanita yang kudekati adalah wanita tidak benar, Zeeta. Wanita yang memang sudah rusak." Zeeta hanya bergeming menimpali. "Pantang bagiku mendekati seorang perawan. Walaupun bejat, aku bukan perusak. Aku hanya melakukannya sekadar bersenang-senang. Tanpa adanya tekanan dari kedua belah pihak hingga suatu saat menyisakan luka." "Maaf, walaupun begitu, perbuatan Anda tetap salah, Tuan!" ucap Zeeta kemudian. "Aku harus jujur kali ini padamu." "Jujur?" "Kedatanganmu ke sini sebenarnya sudah diatur." "Ma–maksud, Tuan?" "Aku sudah mengetahui pergerakan komplotan Ethan sejak lama. Ia melakukan penculikan pada beberapa gadis, lalu menjualnya ke bebera
Read more