Home / Romansa / The Dark Side (Perawan 1 Miliar) / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of The Dark Side (Perawan 1 Miliar): Chapter 31 - Chapter 40

57 Chapters

Wanita Penggoda (Semalam 100 juta)

Tuan, Anda jangan seperti ini!" Suara Zeeta terdengar parau. "Anda ... salah paham, Tuan! Tolong!"   "Apa kurang semua yang aku lakukan untukmu?" Dalam keadaan mengunci tubuh Zeeta, tangan kanan Rezvan mengepal kuat menahan emosi.   "Ti–tidak, Tuan. Selama ini Anda sudah sangat baik." Zeeta meremas kedua tangan di depan dada. Sementara buliran bening semakin menderas dari kedua sudut mata wanita itu.   "Benarkah?" Pria itu menelengkan sedikit kepala. "Lalu, mengapa kau tidak pernah mau membuka pintu hatimu untukku?"   "Sa–saya .... " Tubuh Zeeta semakin bergetar hebat.    Mendapati Zeeta ketakutan, Rezvan menghentikan tekanan. Ia menghela napas dalam mencoba menetralisir amarah yang semakin menggelegak. Eratan kepalan tangan lantaran menahan emosi, kini mulai tampak merenggang.  &nb
Read more

Mahkota yang Terenggut Paksa (Part 1)

Sering kali aku berpikir, akankah aku menyerah sepenuhnya pada Tuan Rezvan? Bagaimanapun, ia adalah suami sahku. Aku tak dapat memungkiri semua.   Pria itu walaupun terasa dingin ibarat lemari pendingin, tapi aku dapat melihat kebaikan dari dalam dirinya.    Ya, mungkin kali ini aku harus mencoba membuka hati padanya. Berpikir positif mungkin dengan keberadaanku, dapat menekan dirinya dari kebiasaan bermain wanita di luaran sana.    Aku akan mencoba ....   ***Athikah_Bauzier***   Aku membelalak sempurna. Sebuah pemandangan tak layak terpampang jelas di dalam ruangan itu. Seketika napasku nyaris terhenti di dada.   Seorang wanita memeluk mesra Tuan Rezvan dari arah belakang. Seolah mencoba merayu dengan gerakan yang terlihat sangat menjijikkan. Kedua tangan wanita itu me
Read more

Mahkota Terenggut Paksa (Part 2)

"Zeeta .... " Zeeta bagai disentak saat Rezvan memeluk dari belakang, lalu membalik tubuhnya kasar hingga mengahadap pada pria itu.   "Tu–tuan ... A–Anda kenapa?" Zeeta begitu ketakutan menatap Rezvan yang tampak begitu acak-acakan. Napas pria itu terlihat tersengal. Sedang tatapannya begitu berapi-api seakan berusaha menahan sesuatu yang menyala di dadanya.   "Tolong aku!" iba Rezvan kemudian. Lalu, tanpa diduga, pria itu memagut paksa bibir Zeeta secara bertubi sehingga membuat wanita itu susah benapas.    "Tu–tuan ... mmmppphhh." Zeeta mencoba menyadarkan Rezvan. Ia yakin sepenuhnya bahwa pria itu sadar karena tak tercium sedikit pun aroma minuman keras saat pria yang tampak buas itu menyesap rakus bibir miliknya.   Zeeta tak dapat mengelak darinya kali ini. Begitu terkejut saat Rezvan menjatuhkan tubuhnya ke atas bentangan ranjang.&
Read more

Benih Cinta Mulai Tumbuh

Rezvan melepaskan dekapan, lalu membimbing tubuh Zeeta duduk di bibir ranjang. Pria itu pun bersimpuh di sisi ranjang—tepat di hadapan Zeeta—seraya menatap lekat pada wanita cantik di hadapannya.   "Dengarkan aku! Semalam tidak terjadi apa-apa di antara kami. Ia hanya wanita asing yang menerobos masuk begitu saja. Aku tidak mengenalnya," terang Rezvan.   "Tidak usah dijelaskan, Tuan! Saya sudah melihat perbuatan kalian berdua!" Zeeta kembali terisak seraya berusaha menutup kedua telinga. "Saya sudah terbiasa ... sudah terbiasa, Tuan!" pekiknya kemudian.   "Zeeta ... dengarkan aku!"   "Sa–saat ini, sudah tidak ada lagi hal berharga yang tersisa di dalam diri saya, Tuan. Sa–saya ... tidak tahu harus bagaimana. Sa–saya begitu takut, Tuan," tangis Zeeta semakin berderai masih dengan posisi menutup kedua telinga.  
Read more

Benih Cinta Mulai Tumbuh (Part 2)

Deru mobil terdengar sesaat setelah memasuki portal utama. Zeeta melongokan kepala di jendela. Tepat pukul 4 sore Rezvan sudah tiba di rumah dengan wajah terlihat semringah. Zeeta pun buru-buru menghampiri. "Tuan sudah pulang?" tanyanya.   "Kau tahu, aku begitu sangat merindukanmu, Zeeta." Tanpa basa-basi, Rezvan menyergap tubuh Zeeta, lalu membenamkannya dalam dekapan.   Zeeta pun bercengang mendapati perubahan dalam diri Rezvan yang begitu signifikan. Lantas, ia pun membalas dengan merekatkan pelukan. "Tu–tuan!" Entah apa yang dirasakan wanita itu saat ini. Masih belum juga memercayai apa yang terjadi. Hanya rasa syukur tiada tara yang mampu ia panjatkan.   "Kenapa tidak dari dulu saja aku bisa memelukmu seperti in!?" lirih Rezvan.   Sontak, mendengarnya, wajah Zeeta tampak memerah. Sekali lagi ia bagai terserang Paralisis. "Tuan, Anda man
Read more

Ketika Cinta Mengalahkan Benci

Zeeta mencengkeram kuat kaus yang Rezvan kenakan. Begitu tak memercayai apa yang baru saja didengar. Merasakan perubahan dalam sikap Zeeta, Rezvan pun menundukkan kepala. Lalu mengusap lembut rambut panjang wanita dalam dekapannya. "Semua wanita yang kudekati adalah wanita tidak benar, Zeeta. Wanita yang memang sudah rusak." Zeeta hanya bergeming menimpali. "Pantang bagiku mendekati seorang perawan. Walaupun bejat, aku bukan perusak. Aku hanya melakukannya sekadar bersenang-senang. Tanpa adanya tekanan dari kedua belah pihak hingga suatu saat menyisakan luka." "Maaf, walaupun begitu, perbuatan Anda tetap salah, Tuan!" ucap Zeeta kemudian. "Aku harus jujur kali ini padamu." "Jujur?" "Kedatanganmu ke sini sebenarnya sudah diatur." "Ma–maksud, Tuan?" "Aku sudah mengetahui pergerakan komplotan Ethan sejak lama. Ia melakukan penculikan pada beberapa gadis, lalu menjualnya ke bebera
Read more

Pengakuan Sang Pendosa

"Hei, ada apa dengan Bos Rezvan? Tidak biasanya dia bersikap aneh seperti ini?"   Desas-desus di perusahaan tentang perubahan sikap Rezvan yang terlihat signifikan semakin meluas. Sikap konyol sering dilakukan pria itu tanpa menghiraukan tatapan aneh dari sekitarnya.   "Entahlah, mungkin dia kesurupan Malaikat," celetuk salah satu bawahan Rezvan.   "Hemh! Baiklah kalian semua, besok malam, aku akan mengundang kalian untuk makan malam bersama seusai pulang kantor. Aku juga ingin memperkenalkan asisten baruku pada kalian." Rezvan bersuara lantang seraya membenamkan tangan ke dalam saku celana. Senyum lebar dan binar kebahagiaan tampak membias di wajah tampannya. Seolah para karyawan bermandikan taburan kelopak bunga dari alam surga yang bertebaran di segala sudut ruangan menikmati momen langka di hadapan.    "Yeeaahhh!" Seluruh karyawan b
Read more

Salah Paham

Acara makan malam cukup meriah pun di adakan di sebuah resto ternama di tengah kota. Usai memperkenalkan diri, berpasang-pasang mata tertuju takjub pada Zeeta. Seolah hendak memuji kecantikan wanita berkulit putih bak pualam itu. Banyak di antara mereka saling bertanya akan status asisten baru wanita yang dibawa Rezvan itu. Namun, sebagian hati yang belum paham merasa retak usai mendengar kenyataan bahwa wanita itu adalah isteri dari bos mereka sendiri. Rezvan memang diketahui sudah menikah, namun banyak yang belum begitu paham bagaimana wajah istrinya. Karena selama ini Rezvan hanya menyembunyikan keberadaan Zeeta.   Zeeta pun mengawali bekerja di perusahaan Rezvan sehari setelah perkenalan itu.   Kini para karyawan setempat baru menyadari apa penyebab perubahan dari dalam diri Rezvan. Sikap mesra sering kali ditampakkannya tanpa segan pada Zeeta saat mereka sedang bertugas. Bahkan, ada saja sikap konyol pria
Read more

Sidang Keluarga

Sedari awal Rezvan memahami kesalahpahaman Zeeta. Itu bermula usai ia membaca ulang chat dan VN antara Zeeta dan Erga beberapa waktu lalu. Namun, berbagai alasan membuatnya semakin tergerak menutupi kenyataan dari wanita yang tengah menjadi istrinya itu.   [Menikah?! Maksudmu? Bukan aku yang menikah, tapi Emran, kakak sulungku,] balas VN Erga beberapa saat lalu.   Namun sayang, karena Rezvan terlebih dulu menyita ponsel pemberian Erga tersebut, Zeeta tak sempat mendengar semua penjelasan itu.   Masa bodoh bagi Rezvan. Sekeras apa pun Erga berusaha menarik perhatian Zeeta, nyatanya Zeeta saat ini sudah sah menjadi istrinya. Sebagai seorang suami, ia merasa apa yang dilakukannya adalah sebuah kebenaran dengan mempertahankan apa yang memang sudah menjadi miliknya. Tak ada yang salah.   'Apa maksudmu memberi
Read more

Sidang Keluarga (Part 2)

[Maksudmu?] [Bodoh! Aku ingin menikahinya supaya bisa bebas memiliki tubuhnya walau hanya semalam!]  [Kupikir dengan berkomitmen menikah, kau sudah taubat, Boss!]  [Menaklukkan wanita adalah dengan harta, tapi wanita seperti dia, memang lain daripada yang lain. Satu-satunya cara agar aku bisa memilikinya adalah hanya dengan cara menyentuh hatinya. Lalu, membuat dia merasa terikat padaku. Namun yang paling utama, membuat dirinya merasa halal saat berada di dekatku. Dan ... kau tahu sendiri. Arrghhh! Aku sudah tidak sabar.] [Bajingan kau!] Terdengar Henry tergelak. Disusul kemudian gelak tawa Rezvan. [Setelah memiliki Zeeta, aku juga akan mendapatkan sesuatu yang jauh lebih besar setelah ini.] [Greenland?] [Yesss! Sesuai dengan janji Kakek, aku akan mendapatkan Greenl
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status