Rezvan melepaskan dekapan, lalu membimbing tubuh Zeeta duduk di bibir ranjang. Pria itu pun bersimpuh di sisi ranjang—tepat di hadapan Zeeta—seraya menatap lekat pada wanita cantik di hadapannya. "Dengarkan aku! Semalam tidak terjadi apa-apa di antara kami. Ia hanya wanita asing yang menerobos masuk begitu saja. Aku tidak mengenalnya," terang Rezvan. "Tidak usah dijelaskan, Tuan! Saya sudah melihat perbuatan kalian berdua!" Zeeta kembali terisak seraya berusaha menutup kedua telinga. "Saya sudah terbiasa ... sudah terbiasa, Tuan!" pekiknya kemudian. "Zeeta ... dengarkan aku!" "Sa–saat ini, sudah tidak ada lagi hal berharga yang tersisa di dalam diri saya, Tuan. Sa–saya ... tidak tahu harus bagaimana. Sa–saya begitu takut, Tuan," tangis Zeeta semakin berderai masih dengan posisi menutup kedua telinga.
Last Updated : 2021-12-04 Read more