Home / CEO / Idola Ranjang / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Idola Ranjang : Chapter 11 - Chapter 20

62 Chapters

Bab 10 - Kenyataan Menyakitkan

Shaylenna mengerjapkan matanya beberapa kali. Dia masih belum percaya, jika kakaknya, Jane benar-benar berdiri di depannya. Dia tidak sedang bermimpi. Bagaimana Jane bisa menemukannya alias mengetahui identitasnya? "Ohhh, jadi ini Idola ranjang itu? Dasar munafik! Wanita licik!” umpat Jane sambil menarik rambut Shaylenna kuat sehingga membuat  Shaylenna  meringis kesakitan. "Argh ... lep--pas kak. Sa—kit!”  Shaylenna  mengambil tangan Jane, dan melepaskannya dari rambutnya. Meskipun kondisinya  masih sangat lemah, dia harus bangkit untuk  melawan kakaknya itu. Karena dia Shaylenna, bukan lagi Flower yang lemah. "Saat ku jual kesini, kau menangis meraung-raung. Sekarang, Setelah kau melihat uang dan merasakan bagaimana kepuasan bermain dengan pria, kau menjual tubuhmu. Dasar munafik!  antas saja semua wanita disini membencimu! Kelicikan mu dengan tampang polosmu itu berhasil menjera
Read more

Bab 11 - Sembunyi

Flower terbangun karna sinar matahari pagi yang mulai menyengat kulitnya. Dia menguap dan meregangkan ototnya perlahan. Tertidur telungkup di pemakaman, bukan hal yang mudah. Tubuhnya sakit dan pegal dimana-mana. Flower, menatap dalam nisan di depannya.  Air matanya kembali jatuh. Di usapnya pelan nisan bertuliskan nama ayahnya itu. “Maaf aku harus pergi, Ayah. Aku yakin, saat ini sedang menjadi buronan Alex! Suatu hari nanti, aku akan mengunjungi Ayah lagi. Aku janji,” ucapnya pelan dengan air mata tak terbendung. Dia pun pergi dari tempat itu dengan menahan rasa sesak yang mendera. Flower menghentikan taxi dan menunjukkan sebuah alamat pada sopir itu. Dia tidak berniat untuk kembali ke rumah lamanya. Di sana ada Jane. Jane pasti akan kembali menyerahkannya pada Alex. Flower akan ke toko pakaian kecil, untuk membeli baju. Karna bajunya saat ini, sudah sangat kotor dan tak layak pakai. Setelahnya, dia akan mencari kontrakan kecil yan
Read more

Bab 12 - Terikat Bersamaku Selamanya

1 bulan berlalu ...  Flower hidup bahagia. Selama 1 bulan terakhir, Axel memperlakukannya dengan sangat baik.  Para pelayan di rumah itu juga sangat baik padanya. Sejauh ini, keadaannya sangat aman dan dia tak perlu takut dan khawatir. Axel sering menceritakan kehidupannya kepada Flower, begitu pun sebaliknya. Mereka saling terbuka satu sama lain. Kini, mereka berteman sangat dekat, bahkan Axel sudah menganggap Flower adiknya. Itulah sebabnya Axel sangat menjaga keamanan Flower. Dia tidak mau,  jika Flower harus kembali ke dunia hitam itu. Axel sangat tersentuh, saat Flower menceritakan kisah hidupnya. Flower sangat ingin jauh dari dunia jalang itu dan dia akan membantunya.   Letak rumah Axel yang sedikit tersembunyi dari keramaian, membuat Alex sulit untuk menemukannya dan mereka bersyukur untuk itu. Bukannya Axel tidak tau, jika Alex sudah menyebar anak buahnya ke seluruh penjuru kota untuk menemukan wanita yang saat ini bersembuny
Read more

Bab 13 - Bonneval Surc Arch

Alex membawa Flower jauh dari kota dan keramaian. Dia membawa Flower ke mansion nya yang berada di tempat terpencil. Mansion itu, berada di kaki gunung COL DE I'LSERAN yang saat ini tertutupi salju. Alex yakin. Di tempat itu Flower tak akan bisa lari lagi darinya. Dia akan mengurung wanita itu selamanya.       Di musim dingin seperti ini, salju turun dengan derasnya dan menutupi daerah itu. Tapi, karna kekuasaannya, Alex berhasil sampai di mansion nya  dengan bantuan beberapa alat berat yang membersihkan salju agar tak menghalangi laju mobilnya. Meskipun mansion itu sangat jarang Alex kunjungi, Alex masih memperkerjakan seorang wanita paruh baya yang selalu merawat dan menjaga kebersihan Mansion itu. Alex membawa tubuh Flower yang masih tak sadarkan diri ke sebuah kamar miliknya dan membaringkannya di sana. Alex mengikat kedua tangan Flower ke ranjang, takut jika wanita itu bangun dan nekat pergi lagi darinya. "Kenapa k
Read more

Bab 14 - Suapan Menyebalkan

Alex duduk di depan perapian. Dia merasa sangat marah karna Flower tetap dengan sikap keras kepalanya. Alex sangat benci dengan sikap Flower yang sama sekali tak takut padanya. Seolah-olah bagi Flower, dia tidak berpengaruh sedikit pun, sedangkan orang lain saja akan memilih menghindar saat namanya disebut. Alex memanggil bik Emma, dan tak lama bi Emma datang.“Bi, jaga dia. Aku akan ke kota sebentar ...”Alex menatap wanita itu, sambil memakai mantel tebalnya, dan bik Emma hanya mengangguk patuh, "jangan coba-coba melepaskannya, atau kau akan melihat ku menyiksanya di depanmu,” ancam Alex dan bik Emma kembali mengangguk patuh. Alex tidak pernah main-main dengan ucapannya. Alex pergi dari mansion. Tapi penjagaan di mansion malah di perketat olehnya. Alex tidak mau ambil risiko, karena Flower dan keras kepalanya pasti akan mencoba kabur dari mansion selagi ada kesempatan. Hari sudah malam. Bi Emma mendatangi kamar Flower da
Read more

Bab 15 - Pria Iblis

Alex menatap Flower tajam, sedangkan Flower sibuk meringis sambil sesekali memejamkan mata. "Mau lihat, bagaimana pria brengsek ini menghukum mu sampai kau akan memohon padaku?” tanya Alex, hingga detik berikutnya ... "Emmph ..." Flower bungkam, sebelum dirinya bisa membalas ancaman Alex tadi. Alex sudah lebih dulu menyatukan bibirnya. Flower terengah, dia mencoba berontak agar Alex melepaskan ciumannya. Rasanya napasnya hanya sampai sebatas dada. Akhirnya, Flower mengambil inisiatif dengan menggigit bibir atas Alex sehingga Alex melepaskan pagutannya. Napas Flower memburu. Dadanya naik turun, pipinya merah, rambutnya yang tak tersisir semakin berantakan. Sedangkan Alex, pandangannya malah semakin menggelap melihat tampilan Flower yang berantakan. Kenapa jalang ini mudah sekali memancing gairahku? Flower mulai mengumpulkan tenaganya. Dia harus melawan, atau malam ini dia akan kembali menjadi korban. Flower menga
Read more

Bab 16 - Ketakutan Alex

Alex masih terdiam sambil mengepalkan tangannya kuat. Dia tau, pukulannya tadi sangat keras, hingga membuat sudut bibir Flower kembali berdarah. Tapi, begitu melihat Flower masih bisa tersenyum dan menatap menantang padanya, membuat amarahnya kembali terpancing. "Apa kau benar-benar berhati iblis, sampai-sampai ingin memukul mereka yang tak melakukan kesalahan apa pun, huh!? “Flower berkata dengan lantangnya, sementara bik Emma sudah semakin khawatir melihat darah yang terus mengalir dari sudut bibir Flower. Bisa saja, tuannya akan lepas kendali dan kembali memukul Flower melihat Flower yang keras kepala  melawannya. Alex mengeraskan rahangnya, manik matanya menggelap. Flower masih berani melawannya, bahkan terlihat tidak ada rasa takut sedikit pun. "Apa kau pikir aku akan takut huh!? Aku tidak akan pernah takut pada pria iblis dan berengsek sepertimu! Jika kau berani menyakiti mereka, akan kubuktikan padamu jika aku bisa mati tanpa
Read more

Bab 17 - Menghindar

Alex benar membawa Flower ke mansion nya beserta dokter dan beberapa perawat menyertainya. Alex hanya tidak mau, jalang yang sudah terikat padanya itu mati, karna ulah tangannya sendiri. Flower harus mati di tangannya tanpa bantuan orang lain. Kini, mansion itu sedikit ramai karna kehadiran dokter dan beberapa perawat yang selalu stand bye  untuk merawat Flower yang belum sadarkan diri. Saat itu, Alex menghampiri Flower yang masih belum juga sadar. Setiap malam, Alex akan menghampiri Flower di kamarnya, dan ini sudah satu minggu berlalu. Tapi, Flower masih betah dalam tidur lelapnya. "Kenapa kau sangat betah dalam tidurmu? Bangunlah ...”Hanya kata itu yang Alex ucapkan selama satu minggu  terakhir. Alex menatap wajah yang sangat damai dalam tidurnya itu. Berbeda sekali, dengan wajah penuh amarah dan kebencian yang dia lihat terakhir kali. Alex mengusap wajah Flower pelan dengan ibu jarinya kemudian keluar dari kamar itu. 
Read more

Bab 18 - Saudara Licik

Alex menggeram marah. Hanya melihat penampilan Flower yang biasa saja seperti tadi, sudah akan membuat gairah meledakkan dirinya. Akhir-akhir ini, Alex sangat sulit mengontrol diri, hanya karena pengaruh Flower. Seakan ada magnet khusus yang menariknya kuat. Siang tadi, entah keajaiban apa yang membuatnya menemani wanita itu bermain salju.  Tawa Flower yang sudah beberapa bulan tak muncul dari bibirnya, hari ini lepas begitu saja. Flower mengganti sifat kejam dan dinginnya itu dengan tawa dan kebahagiaan. Entah kenapa, hatinya menghangat saat melihat senyuman Flower, dan Alex menjadi kecanduan olehnya. Alex lupa akan semuanya. Hanya Flower, dan senyumannya yang terus berputar di dunianya. Lalu, mobil yang ditugaskannya datang. Dan akal sehatnya pun kembali merenggut dirinya. Alex meninggalkan Flower begitu saja dan menghampiri wanita jalang yang di pesannya, lalu mengajaknya ke dalam. Alex tau, jika Flower kaget melihat kebersamaannya dengan wanita jalang
Read more

Bab 19 - Tangisan Untuk Alex

Flower menatap pemandangan salju dari jendela besar di depannya. Salju masih turun dengan derasnya. Cuaca di luar sana, pasti sangat dingin seperti hari-harinya yang tetap saja dingin, sepi dan hampa. Dia masih terkurung dalam mansion Alex, dan entah kapan dia bisa bebas. Sudah 10 hari dia sadar dari komanya, dan selama itu juga dia merasa lega. Alex tak pernah lagi menyentuhnya. Alex memilih menyentuh jalang-jalangnya di klub. Pria itu benar-benar menghindar darinya, menepati janji yang dibuatnya. Kondisi tubuh Flower sudah sangat sehat, bekas luka di lehernya pun sudah hilang, dan dia sudah kembali beraktivitas seperti semula.  Flower sering membantu bik Emma melakukan pekerjaan mansion. Menyapu, memasak bahkan mencuci piring. Dia ingin kembali menikmati kehidupan normalnya seperti dulu. Bukan lagi sebagai tahanan. Hubungan Bik Emma dan Flower semakin dekat, begitu pun para bodyguard Alex. Mereka lah yang selalu menemani kesepiannya. Dan
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status