Bi Imba segera memberi mereka masing-masing segelas teh hangat, “Ini cocok buat angetin yang dingin-dingin begini,” katanya.“Makasi Bi, maaf sudah merepotkan,” balas Binar dan Aras kompak.Irishena menyipitkan matanya kepada Binar, dengan maksud menanyakan pada Binar siapa lagi yang ia bawa kesini. Binar seakan paham dengan isyarat ibunya.“Mah, kenalin, ini temen kampus ku. Aras namanya,” ucap Binar.Irishena menatapnya ramah begitu pula Aras yang memberikan senyum terbaikknya.Mereka pun langsung makan siang. Keluarga Binar sangat suka makan, tapi tidak satupun ada yang gendut. Entah kemana makanan bergizi itu.Ponsel Aras berderit, memecah syaduhnya ruangan itu.“Bro, jadi maksud loh kemarin, kita gak usah lagi jaga di rumah itu, untuk selamanya?!” tanya seorang dengan tegas.“Iya, kalian tidak usah lagi ke rumah ini,” Aras langsung terhenti, ia keceplosan.Seme
Baca selengkapnya