"Memangnya kenapa, Pak?" tanya gadis itu heran."Aku mau makan siang.""Iya, Pak. Silakan kalau mau makan siang. Biasanya juga pergi gitu aja," cecar Zinnia mulai dongkol."Kau ikut denganku!" perintah Rey kemudian dengan jeda beberapa detik."Eh? Kenapa? Tumben," gumam Zinnia sembari menatap tembok di sampingnya, tak percaya dengan apa yang baru saja diucapkan pria itu."Nggak usah ngomong sama arwah. Cepet!" perintah Rey lagi."Ba-baik, Pak," ucap Zinnia sembari berlari kecil mengekor sang direktur."Mau ke mana kamu, Rey?" tanya Dani yang kebetulan hendak memasuki ruangan pria itu."Makan.""Ikut dong. Aku juga mau makan siang. Apalagi bareng sama Zinni," ucap Dani sembari menatap gadis di belakang kawannya itu."Terserah.""Dih. Cuek amat jadi atasan," sungut Dani. "Kamu yang tabah ya, Zinni. Meski sombong dan dingin, Rey ini sebenarnya baik hati kok," imbuhnya. Zinnia hanya tersenyum simpul. Sedangkan
Baca selengkapnya