Juan sampai di rumah orang tuanya disambut dengan bibir cemberut dari istrinya, segera saja Juan mendekati Ralin agar istrinya itu tak cemberut lagi.“Aku kan baru datang, senyum dikit, dong!” rayu Juan kepada Ralin.“Nyebelin!” umpat Ralin.“Nyebelin kenapa, Honey?” “Aku berkali-kali kirim pesan ke kamu, terus aku coba telepon kamu juga tapi handphone kamu malah nggak aktif! Ke mana aja, sih?” sungut Ralin. “A-aku, a-aku tadi ada rapat penting yang mendadak, lantas ….” Juan meraih gawainya sejenak di saku dan benar saja kalau gawainya kehabisan daya baterai sehingga ia tak tahu kalau Ralin sempat mengirim pesan dan menghubunginya juga. “Maaf, Honey, ini kamu lihat sendiri kalau handphone-ku mati, belum sempat aku charger! Maafin aku, ya ….”“Kamu sengaja?” Ralin masih menatap curiga ke suaminya. “Oh, GOD! Mana mungkin aku sengaja, selama ini juga aku nggak pernah non-aktifkan handphone-ku, kan? Kamu tahu itu!”Ralin menghela napasnya dengan kasar, semenjak hamil bawaannya sekarang
Read more