Home / All / DIBUAT BANGKRUT ISTRI / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of DIBUAT BANGKRUT ISTRI: Chapter 41 - Chapter 50

62 Chapters

Bab 41

POV RANI"Maaf, semuanya, saya dan istri saya permisi dulu. Salam untuk Lingga dan yang lain," ucap Bang Roel."Oh, iya, saya titipkan kartu nama saya, supaya Lingga bisa menghubungi saya," ujar Bang Roel seraya menyerahkan sebuah kartu nama pada orang tua sahabat lamanya itu.  Ya, di pantai Kuta ini, kami tidak sengaja bertemu dengan Lingga, sahabat lama Bang Roel yang sedang berlibur bersama keluarganya. Hanya saja, keadaan mulai tidak membaik saat kehadiran seorang perempuan cantik yang tengah mencari putranya. Dimana anak kecil yang tengah dia cari ada di gendongan Lingga. Tiba-tiba saja suasana haru tercipta diantara mereka yang ternyata saling mengenal. Aku sen
Read more

Bab 42

SPESIAL BANGKRUTPagi menyapa, tiba-tiba saja ponsel Bang Roel memiliki banyak panggilan tidak terjawab. Ternyata dari Yudha. Ada pesan kalau Mama mertuaku masuk rumah sakit. Gegas kami pun langsung bersiap untuk kembali ke Jakarta. Bang Roel segera memesan tiket untuk hari ini juga. Selesai berkemas kami langsung  Check out hotel. Lalu naik private car yang telah dipesan oleh Bang Roel untuk segera mengantar ke Bandara.  Niat libur panjang pun batal karena musibah yang tidak terduga karena Mama masuk rumah sakit. Meski hanya sehari berada di Bali, namun menyisakan momen spesial tersendiri untukku. Di pantai Kuta aku dapat bertemu dengan perempuan cantik bernama Rara yang tak lain adalah seorang bintang. Sejak bertemu dengannya, hatiku merasa sedikit lega karena bukan hanya aku pejuang garis dua. T
Read more

Bab 43

POV ROEL"Minggir! Turun nggak? Jangan deket-deket!" kesal Rani saat aku coba pindah tidur di ranjang. Sengaja aku terjaga malam ini karena rasanya tidur di sofa badan pada pegel kurang panjang. Rupanya dia mengendus kalau aku ada di sampingnya. Aku diam sambil mengerutkan kening. Bingung atas perubahan sikapnya yang tiba-tiba berubah dingin. Rani menatapku tajam penuh kebencian."Abang! Kalau masih tidur di ranjang, Abang tidur di luar sana! Pokoknya aku nggak mau dekat-dekat Abang!" kesalnya lagi.  "Kamu kenapa sih? Salah makan kah?" ujarku menautkan kening. Larut malam begini kami malah berdebat. "Pokoknya Abang turun sekarang! Aku ju
Read more

Bab 44

POV ROEL"Roel, bangun. Kok kamu tidur disini? Kenapa nggak tidur di kamar?" tanya Mama mertua. Aku langsung bangun sambil mengucek mata. "Gimana nggak mau tidur disini? Anak Mama liat Roel bawaannya kaya mau dimakan," jawabku masih sambil mengucek mata. Mana badan juga terasa sakit. Rani … oh … Rani … nggak hamil-hamil, sekalinya hamil ngidam-nya hal yang paling berat. Biasa tidur meluk dia, ini harus meluk dengkul sendiri. Nasib …."Maksud kamu apa, Roel?" tanya Mama lagi. "Ma, Rani ngidamnya nggak mau dekat-dekat sama Roel. Padahal badan Roel bau wangi. Pake minyak wangi kesukaan dia itu. Eh, malah muntah-muntah." 
Read more

Bab 45

POV ROEL Hari terus berlalu seiring bergulirnya waktu. Sungguh aku tersiksa dengan keadaan ini. Aku laki-laki normal, kalau saja tidak kuat dengan godaan, mungkin saja aku telah mengkhianati Rani. Hanya saja, meski sakit kepala aku coba tetap setia pada istriku itu.  Jujur saja, selama ini pun banyak sekali perempuan yang mendekat. Begitu Pula dengan Ana yang ternyata dia memiliki perasaan lebih padaku. Ku Blokir nomornya ketika ia utarakan rasa tertariknya padaku. Gila … selama ini pun aku hanya menganggapnya teman. Ternyata dia anggap responku sebagai ketertarikan padanya.  Derrrt …derrt …! Ponselku bergetar. Mama … segera kuangkat panggilan darinya. "Halo, Ma …." "Roel … b
Read more

Bab 46

Pov Roel Derrttt … derrttt ….  Baru saja aku dan Rani membaringkan badan di ranjang setelah mencuci muka, private number itu kembali menghubungi.  "Bang, siapa sih? Coba Abang angkat terus aktifkan pengeras suaranya!" pinta Rani. Aku mengangguk. Sebenarnya dag dig dug juga rasanya hati dan jantungku ini. "Halo," ucapku. "Halo, Roel. Kamu jahat banget ya? Setelah kamu buat aku jatuh cinta, dan bermasalah dengan suamiku, kamu tinggal begitu saja? Suamiku salah paham. Sekarang aku harus bagaimana? Dia sampai jatuh talak. Harusnya kamu jangan kasih perhatian lebih padaku! Jadi aku nggak baper!" crocos suara dari sebrang telfon. Aku melirik Rani. Dia menatapku tajam, bola matanya memerah.
Read more

Bab 47

POV ROEL Sepulang dari Dokter Intan, aku meminta Rani untuk meminum obatnya. Sesuai petunjuk, obat mual dulu baru setelah itu makan kemudian berlanjut minum obat darah tingginya. Sedikit ketar ketir, sebab Dokter Intan bilang masalah hipertensi dalam kehamilan bisa berujung serius pada kandungan dan janin. Jelas aku sebagai suami juga merasa cemas.  "Jangan terlalu khawatir, Bang. Ini normal terjadi kok. Aku aja santai. Lagipula kan udah ditangani sama Dokter. Ini juga udah bisa makan, udah nggak mual banget," ujarnya sambil mengunyah makanan. "Makanya, jangan suka menunda makan. Kamu juga punya penyakit asam lambung," kesalku mengkhawatirkannya.  "Iya Abang, maaf," ujarnya.  "Sudah makan yang banyak." 
Read more

Bab 48

POV RANI "Bang, tadi kamu diam saja. Kenapa?" Aku coba bertanya pada Bang Roel yang masih terdiam. "Nggak apa-apa, Sayang," jawabnya. "Yang bener?"  "Bener. Serius." "Bukan karena mikirin Tari?" tanyaku. "Untuk apa mikirin orang lain? Mending mikirin istri sendiri dan si dedek yang sebentar lagi lahir," ucap Bang Roel. "Tapi Abang tadi diam aja di toko," selidikku. "Memang Abang suruh ngapain?" Bang Roel motik ke arahku.  "Ya mungkin mau ngobrol sama Tari? Aku lihat dia suka ngelirik Abang diam-diam."
Read more

Bab 49

POV RANISetelah selesai mandi dan bersiap, aku dan Bang Roel segera keluar kamar menyambut semua keluarga yang sedang berkumpul. Betapa senangnya aku melihat mereka berkumpul dan berbincang sangat akrab. Setelah menyalami mereka semua, aku pun duduk diantara Mama dan Mbak Winda. Sementara Bang Roel diantara Mas Fahri dan Papa mertuaku.  "Jam segini baru pada bangun," ucap Mama.  "Iya, kecapekan. Tadi setelah shalat subuh kami kembali tidur. Jadi kebablasan. Bang Roel juga beberapa hari ini sibuk ngirim. Jadi kelelahan," jelasku. Semua orang mengangguk. "Mbak dari kapan disini?" tanyaku pada Mbak Winda.  
Read more

Bab 50

POV Mama Rani  "San, gimana keadaan Roel?" tanyaku dengan suara yang sedikit dipelankan. Ya, menantuku itu mengalami kecelakaan pada saat jalan pulang. Mobilnya ditabrak truk bermuatan yang mengalami rem blong. Jangan dibayangkan, jelas saja mobil menantuku itu sampai ringsek. Butuh waktu lumayan lama juga untuk mengeluarkan Roel dan Dion dari dalam mobil. Seperti itu menurut informasi dari besanku lewat pesan pagi tadi. Ia juga mengirim foto mobil Roel. Dapat kurasakan kecemasannya sebagai seorang Ibu saat ini. Begitulah musibah. Terkadang dari diri kita sudah berhati-hati, tapi ada saja dari orang lain.  "Roel masih berada di ruang ICU. Keadaannya kritis dan belum siuman. Sementara Dion, dia meninggal di tempat kejadian," ucap Bu Marta besanku itu. Suaranya terdengar serak sepertinya habis menangis.  "Inalillahi wainailaihi rojiun," lirihku.&n
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status