Home / All / DIBUAT BANGKRUT ISTRI / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of DIBUAT BANGKRUT ISTRI: Chapter 21 - Chapter 30

62 Chapters

Bab 21

POV ANTON (MENYESAL) Sampai di kontrakan wajah Vina masih ditekuk persis tali tambang anak sekolah yang digunakan saat pramuka. Persis sekali seperti itu.  "Kamu kenapa sih?" tanyaku heran.  "Aku masih mikirin duit 20 juta itu. Cepat banget habisnya. Benci banget aku ini! Aku mau semua itu, tapi uangnya juga mau," sungutnya. "Mas! Pokoknya kamu bilang deh sama Bang Roel, kamu saja yang jadi kuli panggulnya! Jangan Mas Galang!" cetusnya.  "Hah!" Aku mendengus. "Itu sama saja kamu mematikan rezeki Kakak Iparmu!" ucapku sambil meletakan TV di atas lemari kecil. Vina terdiam, bibirnya masih tetap pada posisi manyun 5 cm. Mungkin dia memikirkan pengeluaran besarnya hari
Read more

Bab 22

POV Vina (Ketemu Rani) Sampai di toko Bang Roel, aku dan Mas Anton langsung membuka kunci rolling door. Bang Roel terlihat tergesa-gesa hari ini. "Cepetan bukanya! Pelanggannya rewel banget," ucap Bang Roel.  "Siap, Bang," jawab Mas Anton sigap. Saat rolling door sudah terbuka, aku pun segera mengeluarkan patung-patung yang biasa dipajang di luar.  "Parfum Bang Roel wangi banget, nggak kayak Mas Anton tidak ada wangi-wanginya. Padahal dulu dia juga harum mewangi," ucapku dalam hati.  Setelah selesai membuka toko, Bang Roel masuk dan langsung mengeluarkan ikatan barang yang akan dikirim. Sedangkan aku langsung menyiapkan nota, dan Mas Anton menyiapkan karung beserta jarum ball. Gerak tangan Bang Roel begitu cepat
Read more

Bab 23

'Rani lagi … Rani lagi ….' Kenapa aku harus bertemu dengannya? Ya Allah, apa mungkin aku tidak bisa terlepas dari bayang-bayang mantan bosku ini?  "Ran. Masuk," ucap Bang Roel. Rani pun tersenyum dan langsung masuk ke dalam toko. Sementara aku, langsung keluar dan duduk di depan toko sama Mas Anton. Mataku dan mata Mas Anton saling berpandangan. Aku dengan tatapan kesal, sementara Mas Anton dengan tatapan santai. Rani bersikap seolah-olah tidak mengenalku dan Mas Anton. Aku pun bersikap sama sepertinya.  "Vina! Tolong ambilkan Aqua untuk tamu saya," pinta Bang Roel. "Sialan!" batinku. "Iya, Bang." Aku pun segera mengambil Aqua botol mini di kardus dan langsung memberikannya pada Rani dan Bang Roel. "Terimakasih, Mbak," ucap Rani. 'Mbak! Mbahmu! "Sama-sama, Ka," ucapku ramah seraya berlalu. 'Najis
Read more

Bab 24

POV ANTONBolehkah aku sebagai lelaki menangis? Bolehkah aku berucap, kalau aku menyesal menikahi perempuan yang hanya bagus rupanya? Ketika aku mengkhianati istriku demi perempuan ini. Apa yang kudapat? Semakin hari ternyata sifat aslinya mulai terlihat. Vina! Perempuan yang terlihat manis dan penyayang saat menggodaku, kini berubah seperti iblis. Di otaknya hanya ada uang, uang, dan uang …. Sedangkan Rani, kenapa setelah berpisah dariku justru kehidupannya biasa saja. Padahal aku tahu dia amat mencintaiku. Namun, kenapa seperti mudah sekali bagi Rani mencari gantiku? Aku menunduk saat berhadapan dengannya, karena aku ternyata seorang karyawan yang bekerja di tempat kenalannya. Mungkinkah Rani berpikir untuk apa uang yang telah dia berikan? Kenapa aku menjadi karyawan orang? Mungkin seperti itu pikir
Read more

Bab 25

  POV VINASemua yang aku katakan pada Mas Anton hanyalah kebohongan. Kebohongan untuk meredamkan amarahnya saja. Aku takut kalau sampai bercerai dari Mas Anton, sebab aku sendiri belum mendapatkan pengganti. Nanti kalau tidak ada lagi laki-laki yang mau sama aku bagaimana? Ya, meskipun itu tidak mungkin. Aneh memang yang aku rasakan, benci sama Mas Anton, tapi tidak mau kehilangan dia. Aku tidak suka Mas Anton dekat dengan perempuan lain, tapi aku sendiri memendam rasa pada laki-laki lain. Meski Mas Anton berkata seperti itu, sama sekali tidak merubah sifat atau niatku. Aku akan tetap mencari perhatian Bang Roel dengan cara cantik. Bisa mendapat Bang Roel, tapi tetap
Read more

Bab 26

POV GALANG.  "Sudahlah, Galang. Kamu jalani saja rumah tangga kamu dengan, Santi. Bukankah ini sudah menjadi pilihanmu? Dulu saat Winda tidak mau dicerai dan rela diduakan, kenapa justru kamu lebih memilih menuruti ucapan, Santi? Kamu yang salah. Tidak usah kamu berkeluh kesah pada kami," ucap Ibu. Kirana mengangguk. Ya, hari ini aku berada di tempat orang tuaku karena semalam aku menginap di sini. Sejak pertengkaran hebat kemarin pagi, aku memutuskan untuk tidak bekerja dan memilih pergi ke rumah orang tuaku. "Iya, Mas. Kirana saja sebenarnya menyayangkan dulu Mas Galang menceraikan, Mbak Winda. Menganggapnya seperti anjing jalanan yang tidak ada harganya. Mas Galang pun tidak memberi nafkah sama sekali untuk Ayu. Mas Galang fokus dengan Santi dan anaknya. Kami saja sempat merasa Mas Galang sudah melupakan kami saat masa kejayaan dulu. Bahkan Mbak Santi tidak
Read more

Bab 27

POV GALANG "Mas! Lihat ini istrimu. Marah-marah gak jelas begitu. Main tuduh Ibu yang suruh kalian cerai. Emang dasar perempuan sinting!" semprot Kiran sesampainya aku di rumah.  "Ini! Lihat status-statusnya, seakan memojokkan Ibu," imbuhnya.  "Desti masuk ke kamar, Mbak Ova dulu ya. Ova, bawa Desti ke kamar kamu!" perintahku pada adikku yang bungsu. Seperginya Desti aku langsung gegas ke ruang keluarga menghampiri Ayah dan Ibu. Disusul Kiran yang berjalan di belakangku. Setelah mencium punggung tangan mereka, aku pun duduk dan bergabung. Aku yakin, pasti kali ini mereka akan membahas soal perceraianku dengan Santi.  "Kenapa, Desti kamu bawa sini?" tanya Ayah.  "Santi yang menyuruhnya, Yah. Dia enggan mengu
Read more

Bab 28

POV RaniHari ini, tiba waktunya aku akan pergi ke acara pernikahan bersama Bang Roel. Uda tampan hitam manis dari kota minang itu, memang mampu mencuri hati dan perhatianku. Siapapun perempuan normal yang melihat wajahnya, pasti akan terkesima. Termasuk aku, dan aku … merasa menjadi manusia paling beruntung dapat menjadi sahabatnya. Syukur-syukur lebih dari itu. Tapi aku sadar diri siapa aku ini, sehingga rasa kagum itu, cukup aku saja yang rasa.  Sementara di luar, semua keluarga tengah sibuk mengurus acara pernikahan Mbak Winda dan manager Bank tempatnya bekerja. Namanya, Fahri. Aku kira jodoh Mbak Winda itu Bang Riki, ternyata atasannya sendiri. Setelah menikah, rencana, Mbak Winda dan Ayu akan dibawa pindah oleh Bang Fahri. Sebab, Bang Fahri akan dipindah tugaskan di cabang lain yang berada
Read more

Bab 29

Hari ini aku sedikit terkejut melihat Rani sangat cantik datang bersama bosku. Kelihatan sekali Bang Roel menyukai Rani. Seperti mimpi ketika Rani memberikan aku senyum termanisnya. Mungkinkah masih ada sedikit harap untukku? Bang Roel mampu membuatku cemburu, aneh memang ketika melihat keduanya minum dalam satu botol. Sudah sedekat inikah hubungan mereka? Terkadang Bang Roel juga mengusap bibir manis Rani dengan sebelah tangannya ketika ada bekas nasi yang menempel di sudut bibirnya.  "Sayang, kamu buru-buru?" tanya Bang Roel pada Rani. Aku dan Vina saling melirik. Entah kenapa, perut yang semula lapar menjadi sangat kenyang. "Enggak kok. Kan tadi sudah izin sama Mama dan Papa. Yang penting kamu antarin aku pulang," jawab Rani terdengar begitu lembut. Bang Roel tersenyum manis padanya.  "Vin, tolong ambilin tisu basah di dalam ya!" Bang Roe
Read more

Bab 30

POV Anton "Santi, tadi aku tanya kamu kenal dimana sama suami Rani?" tanya Bang Roel yang tengah sibuk mengendarai mobilnya.  "Dan kamu Anton, tadi kamu belum lanjutkan ucapanmu. Kalian ini sangat pandai membuat orang penasaran," ucap Bang Roel.  "Em, anu … Bang--." Aku bingung mau jawab apa. Terlebih ketika menatap Vina wajahnya sangat menyeramkan. "Kenal lah Bang! Orang mantan suami Rani itu Mas Anton!" jawab Mbak Santi ketus.  Cccrriiiitttt!  Bang Roel kaget sampai stir yang dikemudikan hampir oleng.  "Segitunya kamu kaget, Bang. Dekat sama Rani, aku kira sudah tahu!" ucap Santi lagi
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status