Home / Romansa / Om Duda vs Bujangan / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Om Duda vs Bujangan: Chapter 61 - Chapter 70

109 Chapters

Sakit, Tapi Tak Berdarah

Sejuta sepasang mata memandang ke arah Forguso yang siap memberikan kejutan untuk Raffi. Lelaki tersebut bertepuk tangan dua tepukan.Tak berselang lama. Seseorang datang sambil membawa spanduk serta di sana ada tampak foto Rino dan Talita saat saling bertatapan. Terpampang tulisan di sana.“Nenek baruku adalah mantan kekasihku. Selamat menempuh hidup baru kepada kakek Raffi.”Melihat spanduk tersebut. Raffi geram. Talita pun langsung menundukkan wajahnya karena malu.Apalagi Rino membisu terdiam sejenak. Lelaki itu menghayati kalimat demi kalimat, terlontar dari mulut Forguso yang mulutnya mengalahkan kepedasan cabe level lima puluh.“Kisah yang sangat indah bukan. Mantan kekasih menjadi nenek! Rino, bersyukurlah kamu. Jika kakekmu tak kuat melayani Talita. Biar kamu yang maju,” cetus Forguso sembari menyeringai iblis.Sejurus kemudian. Rino membuka suara. Dia berjalan tegap menaiki anak tangga panggung, memangkas ja
last updateLast Updated : 2021-11-20
Read more

Rencana Pernikahan Gagal

“Maafkan saya,” lirih Rino. Lantas dia terus membunyikan klakson mobil. Akan tetapi, Gisel tidak mau pindah tempat.Tiba-tiba siluet tubuh seorang lelaki menghambur mendekati Gisel, dengan sigap dia membopong tubuh Gisel mencari tempat teduh.Raffi pun menyaksikan pertunjukan tersebut. Di mana Rino kala ini menyetir mobil dengan kecepatan tinggi. Bersamaan dengan Gisel yang dibopong oleh Tomi.Gadis berhijab itu terbelalak dan bibirnya bergetar hebat. Tubuhnya menggigil kedinginan. Tomi menatap sayu pada Gisel, dia sedih melihat kondisi gadis yang dicintainya seperti itu.“Lepas,” ucap Gisel sembari memukul lengan Tomi.Tomi pun mematuhi perintah Gisel. Dia lekas menurunkan gadis tersebut.Tiba-tiba terdengar suara bariton ayahnya Gisel membuat Raffi tersentak kaget. “Anak saya diperlakukan seperti ini oleh Rino. Mulai saat ini tak akan ada pernikahan Rino dan Gisel,” cetusnya.“Ayah,” l
last updateLast Updated : 2021-11-21
Read more

Irwansyah Marah Besar

“Soal ini maksudnya apa?” tanya Rino yang belum dapat menangkap sikap Sri yang menjurus ke sesuatu.Gadis cantik itu mencodongkan tubuhnya dan kini mereka berdua saling berhadapan. Sorot mata Sri teduh kepada Rino.“Ada waktu, di mana aku jatuh cinta pada titik paling dalam. Ialah di saat di antara tengah malam dan senyummu mengalihkan duniaku,” cetus Sri.Rino terbelalak dan dia tepekur menghayati kalimat yang dituturkan oleh Sri. Gadis itu pun bersuara lagi, melanjutkan celotehannya. “Dari senja ke senja kutempuh engkau dalam harapan, sesederhana itu bahagia bertumbuh dalam dada yang menginginkan Om Rino menjadi suamiku.”Lelaki jangkung itu menghela napas panjang. Dia membisu sambil mengurai tangan Sri.“Sri, ayo, lebih baik kita pulang,” ajaknya mengalihkan pembicaraan.“Om Rino, nggak peka juga dengan kata-kata yang aku lontarkan?” protes Sri sambil mendelik.“Maaf
last updateLast Updated : 2021-11-22
Read more

Rino Hilang?

Matahari terbit dari timur. Pasca kejadian semalam. Sikap Irwansyah kepada Arunika berubah menjadi sosok dingin dan datar. Irwansyah berangkat kerja tanpa sarapan.Arunika berdiri bergeming di depan pintu. Menatap nanar mobil Irwansyah yang jauh dari pandangannya. Dia terdiam membisu, tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, hingga teguran dari Sri pun bak angin yang melintas dari telinga kanan ke telinga kiri.“Kak, boleh ‘kan aku tinggal di sini,” pinta Sri.Tidak ada jawaban. Arunika masih tepekur dalam alam pikiran masing-masing.Lantas Sri menepuk pundak Arunika. Wanita itu pun segera menoleh ke belakang dan melempar senyum. “Sorry, kenapa?” tanya Arunika parau.“Aku tak mau nikah sama lelaki tua yang Ambu bawa. Boleh ‘kan aku tinggal di sini?” tutur Sri sambil menundukkan wajahnya.“Boleh banget. Kakak ada temennya di sini,” jawab Arunika sambil tersenyum lebar dan dia merengkuh t
last updateLast Updated : 2021-11-24
Read more

Hamil?

"Selamat, yah. Adik Anda hamil," ucap dokter sembari tersenyum lebar.Arunika tersentak kaget menatap nyalang kepada Sri yang duduk di sampingnya. Dia tepekur menghayati perkataan dokter yang mengatakan bahwa usia hamil Sri baru menginjak dua minggu.Suasana menjadi hening. Sri terdiam membisu dan dia tidak berani mengangkat wajahnya. Lantas Arunika segera pamit dari ruangan dokter. Dia pun sambil menggandeng tangan Sri yang sedari tadi tidak mau membuka suara.Tiba di rumah. Wanita berambut panjang itu menatap nanar manik mata Sri. Mereka berdua duduk berhadapan."Sri, siapa yang melakukan hal ini?" tanya Arunika parau."Jawab! Apakah Rino?! Dia itu kini hilang. Apakah gara-gara ini? Dia tak tanggung jawab," lanjutnya cerocosnya panjang lebar.Namun, Sri langsung berlari kecil masuk ke dalam kamar, sedangkan Arunika nampak gusar dan panik. Dia pun tertegun sambil bangkit berdiri, lalu beranjak keluar rumah.Sementara itu
last updateLast Updated : 2021-11-25
Read more

Lelaki Egois

Di sebuah ruangan serba putih. Arunika berdiri bergeming menatap nanar sosok Rino yang tergeletak tak berdaya di atas ranjang. Orang yang menghubunginya memberitahu saat ditemukan Rino yang tergeletak di sisi jalan dalam keadaan bersimbah darah di dekat hutan Alas Rangon. Hutan itu tak begitu jauh dengan kampung Arunika. "Dia semalam sebut nama Arunika terus dan dia menunjukkan nomormu," ucap suara lembut seorang wanita berambut sebahu sedikit ikal. "Bu dokter, terima kasih sudah merawatnya. Sebenarnya dia kenapa? Kenapa ditemukan di pinggir jalan hutan Alas Rangon?" tanya Arunika parau sembari tatapannya tidak kunjung berpaling melihat Rino yang masih tertidur pulas pengaruh obat. Wanita berpakaian jas putih itu menarik napas dalam-dalam, dihembuskan perlahan. Lalu menggelengkan kepalanya kasar. Dia tidak tahu kejadian sebenarnya.  "Dia belum mau cerita apa-apa. Bahkan aku mau menghubungi kakeknya. Dia memohon agar jangan menghubungi. Dia di sin
last updateLast Updated : 2021-11-26
Read more

Perasaan Terlarang

"Apa-apaan ini?!" bentak ibu Irwansyah yang baru datang melihat Sri duduk sambil menundukkan wajahnya dan menangis, sedangkan Irwansyah berdiri di ambang pintu dengan tatapan pongah.Sejurus kemudian. Wanita paruh baya itu kembali berkata, "Siapa yang mengajarimu seperti ini? Kasar kepada wanita.""Ibu," lirih Irwansyah malu karena kepergok bersikap kasar kepada Sri.Lekas ibunya Irwansyah membantu Sri berdiri. Dia pun meminta gadis itu agar berhenti menangis. Bibir Sri mengatup memilih diam membisu. Walaupun dicerca banyak pertanyaan oleh wanita paruh baya yang duduk di sampingnya.Sementara itu Irwansyah bergegas pergi begitu saja. Deru mobil terdengar lambat-laun suara tersebut tidak dapat didengar oleh Sri dan ibunya Irwansyah."Sri, ada apa sebenarnya? Kenapa Irwansyah kasar kepadamu? Kakakmu di mana?" tanya wanita itu kembali melontarkan yang sama karena belum mendapatkan satu jawaban dari Sri."Anu-- ini so--al." Sri menjawab terbata-
last updateLast Updated : 2021-11-27
Read more

Permintaan Arunika

"Untungnya ada yang memberitahu Kakek tentang kamu. Lihat dirimu, Rino! Siapa yang melakukan ini?" cerca Raffi yang kondisinya sudah membaik. Rino menatap lekat sang kakek yang kini berdiri tegak di hadapannya bersama Talita. Garis bibirnya tertarik untuk tersenyum simpul. 'Terima kasih Talita. Kau sudah merawat Kakek dengan baik,' batin Rino bergumam."Ayo, kita ke Jakarta bahkan bila perlu ke rumah sakit yang canggih peralatan medisnya," ujar Raffi yang terkejut melihat kondisi Rino yang kakinya di gifs. Meskipun dia marah karena tingkah laku sang cucu. Tetap saja rasa sayang Raffi kepada Rino besar sekali.Rasa kecewanya dan amarahnya sirna kala melihat kondisi Rino ditemukan seperti itu."Kek, saya tak apa-apa. Ini hanya cedera biasa," tukas Rino sembari tersenyum tipis.Tak berselang lama. Datang dokter yang merawat Rino. "Saya senang sekali bila Pak Rino kembali ke keluarganya. Dan ini adalah waktunya yang tepa
last updateLast Updated : 2021-11-28
Read more

Cinta Jadi Benci

"Pergi dari kamar saya!" bentak Rino memelotot."Rino, aku itu cinta sama kamu!""Stop, jangan bilang cinta lagi. Kamu sadar nggak sih? Kalau ini salah. Kamu masuk ke kamar saya! Pergi, Talita!!"  Tomi yang sedari tadi masih berdiri di depan kamar, mendengar suara Rino yang kencang seperti itu. Lantas dia pun mengetuk pintu berkali-kali bak seorang pahlawan bagi Rino. Tomi terus-menerus mengetuk pintu kamar Rino, hingga kepala Talita mendongak saat pintu terbuka.Lantas Talita keluar dari kamar tanpa berkata-kata lagi. Tatapannya menajam bersikap dingin kepada Tomi, melewati pemuda tersebut yang masih berdiri bergeming di depan pintu.Rino menghela napas lega dan mengerlingkan mata kepada Tomi. "Thanks, Bro.""Sama-sama," jawab Tomi sambil menutup kembali pintu kamar itu.**Keesokan harinya. Rino yang memaksa Tomi agar membawanya ke tempat di mana dia mengurai janji pertemuan dengan Arunika. Pagi buta tanpa
last updateLast Updated : 2021-11-29
Read more

Siapa Penculik Rino?

"Kalian besok datang, yah. Akan ada kejutan untuk kalian," ucap Ambu sembari melirik lelaki yang duduk di sampingnya. Siapa lagi jika bukan Yusman. Lelaki itu pun mengulum senyum tipis.Arunika dan Irwansyah yang duduk di hadapan mereka berdua saling melempar pandangan.Lima detik Arunika terdiam membisu. Sejurus kemudian dia mulai melontarkan kalimat tanya. "Ambu, ada acara apa memangnya? Ambu, Sri 'kan sudah bersikukuh tak mau dijodohkan. Jangan buat batin Sri tertekan."Wulandari terkekeh kecil dan dia mengibaskan tangannya di depan mukanya sendiri. "Ah, pokoknya ini kejutan. Kalian mesti datang, catat jam tujuh malam acaranya," tukas Wulandari sumringah."Nanti aku sampaikan ke Sri juga," sambung Arunika datar."Good, kalau begitu kami pamit pergi dulu," ujar Wulandari seraya bangkit berdiri dan Yusman pun ikut berdiri. Lalu mengekori Wulandari yang berjalan di depannya.Arunika tidak bisa berbuat apa-apa, jika Wulandari mem
last updateLast Updated : 2021-11-30
Read more
PREV
1
...
56789
...
11
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status