Share

Irwansyah Marah Besar

“Soal ini maksudnya apa?” tanya Rino yang belum dapat menangkap sikap Sri yang menjurus ke sesuatu.

Gadis cantik itu mencodongkan tubuhnya dan kini mereka berdua saling berhadapan. Sorot mata Sri teduh kepada Rino.

“Ada waktu, di mana aku jatuh cinta pada titik paling dalam. Ialah di saat di antara tengah malam dan senyummu mengalihkan duniaku,” cetus Sri.

Rino terbelalak dan dia tepekur menghayati kalimat yang dituturkan oleh Sri. Gadis itu pun bersuara lagi, melanjutkan celotehannya. “Dari senja ke senja kutempuh engkau dalam harapan, sesederhana itu bahagia bertumbuh dalam dada yang menginginkan Om Rino menjadi suamiku.”

Lelaki jangkung itu menghela napas panjang. Dia membisu sambil mengurai tangan Sri.

“Sri, ayo, lebih baik kita pulang,” ajaknya mengalihkan pembicaraan.

“Om Rino, nggak peka juga dengan kata-kata yang aku lontarkan?” protes Sri sambil mendelik.

“Maaf

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status