Home / Fantasi / Kembali Ke Masa Lalu / Chapter 1 - Chapter 8

All Chapters of Kembali Ke Masa Lalu: Chapter 1 - Chapter 8

8 Chapters

Bagian Satu

Seorang pria tinggi memakai setelan kemeja dipadukan dengan celana Jeans, ditambah dengan sepatu kets senada dengan pakaiannya. Namanya Taro, ia seorang pengangguran, bahkan banyak orang mengatakan padanya jika ia tidak layak hidup di muka bumi karena kebiasaannya itu. makan, tidur, serta ke toilet, hanya itulah yang dia lakukan sepanjang hari, bermalas-malasan di rumah.Hal yang membuatnya menjadi pengangguran karena tidak pernah ada perusahaan yang menerimanya bekerja walaupun dia adalah seorang Programing.Ia melihat arlogi miliknya, waktu telah menunjukan pukul 15.30 di mana waktu yang telah ditentukan oleh kekasihnya untuk bertemu. Ia telah menjalin hubungan dengan Naomi saat mereka SMK. Ia menjadi seorang kekasih yang siap untuk membahagiakan kekasihnya.Naomi, perempuan yang sangat cantik di mata Taro dan begitu perfect tanpa ada lecet sedikitpun. Tapi semua orang menentang  mereka berpacaran karena semuanya tidak lah logis. Apa yang di butuhkan oleh
Read more

Bagian Dua

Taro termenung di depan komputer karena ditinggalkan oleh kekasihnya. Dadanya begitu membuncah, rasa sakit masih sangat terasa karena ditinggalkan oleh Naomi. Taro sudah merasakan bagian dari dirinya itu ada pada Naomi tetapi itu tidak akan ada lagi karana wanita yang dia cintai itu memilih orang lain. Taro berteriak kembali dan menangis karena hal itu."Come on, Tar. Move on dong. Dia hanya udah milih jalan hidupnya. kau harus menghapus semua kenangan tentangnya, wanita di luar sana banyak, tidak hanya dirinya. Lebih baik hapus fotonya, kalau dia ingin kembali jangan pernah terima.—ucap Taro berbicara pada dirinya sendiri.Dia menghidupkan komputernya itu. Menunggu beberapa menit untuk hidup dan akhrnya dia mulai mencari dimana letak fotonya itu. Tanpa menunggu lama dia langsung menekan crtl+a dan delete. Taro bisa menghilangkan semua jejak dari orang itu. Dia ingin memulai semua aktifitasnya lagi tetapi dia tidak bisa dan masih terkurung dari kesedihan
Read more

Bagain Tiga

Taro sedang berada di depan pintu dan menjadi patung disebabkan dia merasa pernah sat sekolah dulu bersama pemimpin perusahaan itu.“Bukannya kamu itu.” Taro memegang kepalanya untuk mengingat siapa orang itu.“Aku yang serig kamu ejek dahulu saat di sekolah. Masih lupa siapa orangnya.” Moly memberikan clue kepada Taro.Taro menunjuk ke atas dan mengingat sesuatu. “Kamu itu yang kutu buku dan sering memakai kaca mata itu kan.” Taro berteriak sampai asisten dari Moly sampai terkejut.“Ehm.” Moly menempelkan tangannya dan berdehem disana. “Kamu bisa kembali bekerja lagi. Pak Taro silahkan duduk di sini.”“Baik, Bu.” Asistennya itu pergi dari ruangan itu dengan menutup rapat pintu dari ruangan itu.Taro kemudian menuju ke tempat duduk itu dan langsung memulai pembicaraanya.“Kamu sudah berubah sekarang. berbeda dulu dari pada di sekolah. Apa lagi kamu
Read more

Bagian Empat

“Ini ruangan saya untuk bekerja?” Taro bertanya kepada asisten itu.“Betul sekali pak. Ini adalah ruangan untuk bapak bekerja.” Asisten itu menjawab perkataan dari Taro. “Saya pamit dulu, Pak.”Taro tinggal di dalam ruangan itu sendiri dan dia langsung untuk pergi ke ruangan OB dengan mengambil sapu dan juga pel untuk membersihkan. Dan itu juga di bantu oleh pekerja OB itu.Aku tidak boleh bermalasan lagi. Wadah untuk saya bekerja sudah ada bahkan ini adalah pekerjaan yang sangat aku sukai. Jadi harus lebih semangat lagi.—batin Taro.Dia akhirnya mengambil sapu untuk membersihkan lantai karena sudah lama tidak di pakai. Begitu juga dengan sarng laba-laba yang berada di ujung ruangan itu. Semuanya di lakukan untuk membuatnya nyaman bekerja disana. Sedikit demi sedikit semuanya sudah hampir selesai untuk di bersihkan.“Bapak ini berkas juga mau di bersihkan?” karyawan OB itu ertanya kepad
Read more

Bagian Lima

Tidak terasa Taro sudah bekerja sangat lama disana. Dia mengusahakan semua cara untuk bisa mengeluarkan perusahaan ini untuk jauh dari kata kebangkrutan. Tapi usahanya itu masih belum bisa merubah banyak di perusahaan itu. Taro setiap malam harus begadang di perusahaan itu supaya bisa menyelesaikan masalah ini.Apa mungkin perusahaan ini akan bangkrut pada akhirnya.—batin Taro.Hanya itu yang ada di dalam pikirannya itu tetapi karena tekadnya yang kuat, membuat Taro menjadi semangat kembali untuk menjalani harinya bekerja disana. Dia melihat jam sekarang sudah menunjukkan pukul delapan malam. tapi dia tetap mengerjakan semuanya itu sampai bisa mengembalikan kesejahteraaan perusahaan ini.Taro akhirnya melanjutkan pekerjaanya itu lagi untuk bisa segera membuat masalah ini bisa selesai. Dia sampai tidak menghiraukan jam yang berada di atasnya itu. Saat sedang bekerja tiba-tiba ada yang mengetuk pintu dari ruangan Taro.Tok. Tok. Tok.T
Read more

Bagian Enam

“Jadi perusahaan ini bangkrut? Kenapa bisa? Padahal aku sudah mengerahkan semua tenaga aku sampai ke titik ini.” Taro berteriak kepada Moly. “Aku sudah berjuang untuk mempertahankan perusahaan ini. Tetapi masih tidak bisa untuk berada di sini.” Moly membalas perkataan dari Taro. “Aku berharap kamu bisa mendapatkan kegiatan selain dengan ini. Karena kamu itu sangat sungguh-sungguh untuk mengerjakan sesuatu.” Taro termenung di depan itu karena apa yang sudah diusahakannya menjadi sia-sia. Tetapi dia tidak menyalahkan Moly karena ini tetapi Cuma mengintrospeksi diri kenapa bisa dia gagal dalam perusahaan ini. Padahal dia itu sangat mengerti akan apa kendala dari perusahaan ini tapi tidak cukup untuk menyelesaikannya tepat waktu. Kalau saja aku dulu saat di bangku sekolah bisa belajar lebih giat lagi. Mungkin aku bisa menyelesaikannya tepat waktu.—batin Taro. Dia menyesali itu semuanya. Tetapi penyesalan itu akan datang saat di akhir. Pergi dari
Read more

Bagian Tujuh

Saat berada di luar kelas. dia menyadari ini bukanlah sebuah mimpi, tapi beneran dia sedang berada di sekolah.Bukannya tadi itu saya lagi di dalam rumah menung. Tapi kenapa aku bisa berada di sini.—batin taro.Kemudain taro berjalan-jalan karena masih bigung dengan semuanya ini. Dari kejauhan ada seorang guru piket yang meneriaki Taro.“Kamu kenapa di luar? Bukannya seharusnya kamu itu belajar?” guru piket itu berteriak kepada Taro.“Saya lagi bigung, bu. Sekarang tahun berapa?”“Sekarang tahun 2011.”Taro bingung dengan jawaban dari guru piket itu. Bukan seharusnya sekarnag sudah 10 tahun kedepan.“Baiklah kalau begitu bu. Saya masuk ke dalam kelas lagi bu.”Taro kembali masuk ke dalam kelasnya dan duduk di tempat dia biasanya sambil termenung karena kejadian ini.Aku memang berharap bisa kembali ke masa ini. Tapi kenapa bisa sekarang keinginan itu terw
Read more

Bagian Delapan

Akhirnya mereka berjalan menuju kantin untuk beristirahat sambil menyantap makan siangnya. Mereka sibuk bercanda tawa dan juga menikmati makanan itu tanpa memperulikan orang lain. Taro menghabsikan waktu bersama Celo dengan bermain dadu, bermain catur, dan juga tidur di kantin itu. Saat sedang menikmati tidur siangnya, tiba-tiba ada yang membangunkannya.“Sayang, bangun? Kenapa makanan aku tidak ada sampai ke kelas.” Naomi marah kepada Taro dan dia tidak datang sendiri tapi bersama kelompoknya kesana.Taro langsung bangun dari tidurnya. “Oh iya. Maaf aku lupa, karena sudah di sini kenapa tidak sekalian pesan aja di sana?”“Kenapa aku yang pesan sayang. Biasanya apapun itu kamu terus. Kenapa sekarang malah aku?” Naomi merasa ada yang aneh dari Taro.“Bukan karena apa-apa. Cuma aku sekarang lagi ngantuk. Mau tidur sebentar sebelum nanti beajar lagi.” Taro berbicara sambil menggaruk kepala.“Ayo la
Read more
DMCA.com Protection Status