Taro sedang berada di depan pintu dan menjadi patung disebabkan dia merasa pernah sat sekolah dulu bersama pemimpin perusahaan itu.
“Bukannya kamu itu.” Taro memegang kepalanya untuk mengingat siapa orang itu.
“Aku yang serig kamu ejek dahulu saat di sekolah. Masih lupa siapa orangnya.” Moly memberikan clue kepada Taro.
Taro menunjuk ke atas dan mengingat sesuatu. “Kamu itu yang kutu buku dan sering memakai kaca mata itu kan.” Taro berteriak sampai asisten dari Moly sampai terkejut.
“Ehm.” Moly menempelkan tangannya dan berdehem disana. “Kamu bisa kembali bekerja lagi. Pak Taro silahkan duduk di sini.”
“Baik, Bu.” Asistennya itu pergi dari ruangan itu dengan menutup rapat pintu dari ruangan itu.
Taro kemudian menuju ke tempat duduk itu dan langsung memulai pembicaraanya.
“Kamu sudah berubah sekarang. berbeda dulu dari pada di sekolah. Apa lagi kamu sudah memiliki perusahaan ini” Taro terkejut karena melihat itu semuanya.
“Ini mungkin karena usaha aku dulu saat di sekolah.”
“Bisa jadi sih. Tapi pasti banyak juga yang mengantri untuk menjadi pendamping hidup kamu kan?”
“Itu mana mungkin. Aku masih sama seperti yang dulu masih menunggu seseorang itu datang kepada aku.” Moly malah curhat kepada Taro.
“Baguslah kalau begitu. Dari pada aku yang di tinggal oleh nenek lampir itu.”
“Siapa nenek lampir itu? kayaknya di sekolah dulu tidak ada apa mungkin aku yang sering belajar jadi melupakan hal seperti itu.” Moly memikirkannya itu siapa.
“Itu, Naomi.”
“Oh begitu ya.” Saat sedang asik berbicara Moly mengingat sesuatu yang aneh dari tadi. “Aku kan memanggil kamu untuk interview bukan malah curhat disini.”
“Iya aku sampai lupa karena aku terpesona karena paras dari kamu berbeda dari pada yang dulu.”
Kemudain Moly menatap semua lembarnya dan ijazah dari Taro. dia mengetahui bahwa semua nilainya itu tidak akan sampai setinggi dengan keahliannya yaitu soal semua hal yang berhubungan tentang komputer. Seperti pemograman, office dan juga lain sebagainya.
“Aku langsung ke intinya saja. Sebenarnya aku menelfon kamu kemarin itu karena di perusahaan semua info tentang perusahaan ini sudah di bongkar oleh yang bekerja di bagian itu. jadi saat dia menyebarkan semuanya itu dan ada yang tertarik dengan itu. jadi dia menjual aset perusahaan ini tanpa sepengetahuan dari kami yang bekerja disini . kemudian dia keluar dari perusahaan ini dan tidak pernah kembali lagi. tapi beberapa hari kemarin ini ada seseorang yang datang ke sini membicarakan bahwa semuanya ini sudah atas nama orang itu. jadi dia meminta semua yang bekerja disini untuk keluar dari perusahaannya itu. tetapi aku menolak untuk pergi dari sini sebab ini semua aku mulai dari hanya aku yang bekerja di sini. Tapi aku tidak bisa membrikan semua uang yang sudah di tawarkan oleh orang itu kepada kami.” Moly menyampaikannya kepada taro.
“Memang berapa yang di butuhkan oleh orang itu?”
“Mungkin sekitar satu milyar. Dan kamu baru mengangsurnya setengah dari itu. jadi kamu Cuma ada waktu satu minggu untuk bisa mengembalikan semuanya itu. maka dari itu akuy mencari di surat lamaran yang lama siapa yang harus bisa membantu kami dari keterpurukan ini. Aku membukanya satu demi satu lamaran dan ternyata ada lamaran kamu disana. Walaupun itu sudah hampir lima bulan yang kemarin tapi aku langsung menyuruh asisten saya untuk menelfon kamu. Mungkin dengan keahlian kamu dari sekolah dulu bisa kamu kembangkan untuk membangun perusahaan ini kembali.” Moly memohon kepada Taro.
“Mungkin kamu benar aku dahulu saat sekolah sangat ahli di bidang ini tetapi sekarang mungkin sudah banyak yang tidak aku ingat.” Taro meragukan kemampuannya saat ini.
“Tapi dasarnya kamu tahu kan?” Moly bertanya kepada Taro.
“Dasarnya aku masih ingat tapi untuk kelanjutannya aku masih harus mengulanginya lagi.” Taro bigung.
“Kalau kamu mau, aku akan membawa semua buku dari sekolah dulu. Karena saat belum ada orang yang menggantikan itu. Aku yang turun tangan untuk membuatnya tidak bisa di akses lai oleh orang lain dengan berbagai cara tetapi saat aku lihat kemarin. Admin dari website itu sudah banyak yang menggunakannya sampai rencana perusahaan ini untuk bisa berkembang malah semakin terpuruk di sebabkan sudah di tiru oleh semua perusahana lain. Jadi aku Cuma bisa mengamankan yang sebagian ini saja. Yaitu data karyawan dan juga semua yang bekerja disini.” Moly memperlihatkan laptop yang dia pakai untuk mengakses adminnya itu.
“Aku mau menerima pekerjaan ini. Karena mungkin aku dulu sangat bahagia ada pelajaran ini.” Taro menerima pekerjaan itu.
“Besok pagi aku akan membawa semua buku pelajaran itu.”
“Terima kasih atas bantuannya, Moly.” Taro mengucapkannya sambil mengacak data admin yang berada di laptop Moly.
“Aku yang seharusnya berterima kasih karena sudah mau membantu aku sekarang ini. Kamu bisa besok untuk mulai bekerja disini. “ Moly mengatakanya kepada Taro.
“Tapi kalau besok, aku tidak akan tahu sampai berkembang seperti apa data admin ini di pakai. Sedangkan ini saja sudah ada sampai dua puluh ornag yang memakai data admin ini.” Taro mengatakannya kepada Moly.
“Itu semua terserah kamu. Kalau kamu mau bekerja sekarang aku akan memberikan kamu akan siang nanti. jadi soal yang lain tidak perlu kamu pikirkan lagi.”
Moly bahagia karena melihat dari perilaku taro yang sama dengan dahulu saat berada di sekolah.
“Kamu itu masih sama ya seperti dulu.”
“Apanya yang sama?” Taro bigung dengan perkataan dari Moly.
“Kamu itu kalau misalnya sedang mengerjakan sesuatu pasti tidak akan mengundur waktu. Karena itu saat aku melihat ada lamaran kamu di atas itu. Aku langsung sangat setuju bila kamu bisa bekerj disini. Aku juga tahu bagaimana kemampuan kamu dalam bidang ini.” Moly keceplosan.
“Jadi kamu itu dulu serin mengawasi aku ya? Pantesan saja kamu sangat tahu semuanya tentang aku.”
“Itu tidak juga kok. Karena kita dari kelas satu sampai tamat satu kelas dan kamu selalu berada di atas aku dalam pelajaran ini. Walaupun di setiap pelajaran kamu tidak ada yang bisa menguasainya dan hanya mengandalkan kemampuan kamu yang itu saja.” Moly menjelaskna kepada Taro.
Taro mengangguk untuk menandakan bahwa benar mereka berdua itu dulu satu kelas sampai tamat. Moly langsung mengambil teleponnya dan memanggil asistennya itu kembali ke ruangannya.
Beberapa detik kemudian pintu ruangan itu di ketuk oleh seseorang.
Tok. Tok. Tok.
“Masuk saja.” Moly menjawab ketukan itu.
“Ada apa bu menanggil saya kesini?” asisten itu bertanya kepada Moly.
“Sekarang kamu antarkan Pak Taro untuk pergi keruangannya itu.” Moly menyuruh asistennya itu untuk mengantarkan Taro.
“Baik, bu. Bapak Taro silahkan ikut dengan saya.”
“Baiklah. “ Taro langsung pergi meninggalkan ruangan itu.
Kemudain Taro berjalan menuju ke arah ruangannya itu yang tidak terlalu jauh dari ruangan milik Moly. Dan akhirnya dia berada di depan ruangannya itu. taro melihat dari pintunya saja sangat mewah sekali sampai menggunakan sebuah kode untuk masuk ke sana.
Pakai kode segala. Pasti isi dalamnya sangat bagus sekali seperti yang aku bayangkan apa bila bekerja di bagian ini.—batin Taro.
Asistennya itu mengetikkan kode ke pintu masuknya itu dan dia membuka pintu masuknya.
“Silahkan masuk, pak.” Asistenya itu menyuruh Taro untuk masuk.
“Iya terima kasih.” Taro sangat bahagia kerena pasti isi dalam itu sangat bagus sekali. Dia berjalan perlahan demi perlahan supaya dia bisa merasakan bahwa semuanya isi ruangan itu adalah memakai komputr dengan spek terbaru, meja dengan penuh layar. Dan juga di isi oleh berkas yang sangat teratur di setiap lemarinya.
Tetapi saat taro masuk, apa yang di lihatnya itu di luar dari ekspetasi pemikirannya itu. dan dia merasa terkejut dengan isi dari ruangan ini.
“Ini ruangan saya untuk bekerja?” Taro bertanya kepada asisten itu.“Betul sekali pak. Ini adalah ruangan untuk bapak bekerja.” Asisten itu menjawab perkataan dari Taro. “Saya pamit dulu, Pak.”Taro tinggal di dalam ruangan itu sendiri dan dia langsung untuk pergi ke ruangan OB dengan mengambil sapu dan juga pel untuk membersihkan. Dan itu juga di bantu oleh pekerja OB itu.Aku tidak boleh bermalasan lagi. Wadah untuk saya bekerja sudah ada bahkan ini adalah pekerjaan yang sangat aku sukai. Jadi harus lebih semangat lagi.—batin Taro.Dia akhirnya mengambil sapu untuk membersihkan lantai karena sudah lama tidak di pakai. Begitu juga dengan sarng laba-laba yang berada di ujung ruangan itu. Semuanya di lakukan untuk membuatnya nyaman bekerja disana. Sedikit demi sedikit semuanya sudah hampir selesai untuk di bersihkan.“Bapak ini berkas juga mau di bersihkan?” karyawan OB itu ertanya kepad
Tidak terasa Taro sudah bekerja sangat lama disana. Dia mengusahakan semua cara untuk bisa mengeluarkan perusahaan ini untuk jauh dari kata kebangkrutan. Tapi usahanya itu masih belum bisa merubah banyak di perusahaan itu. Taro setiap malam harus begadang di perusahaan itu supaya bisa menyelesaikan masalah ini.Apa mungkin perusahaan ini akan bangkrut pada akhirnya.—batin Taro.Hanya itu yang ada di dalam pikirannya itu tetapi karena tekadnya yang kuat, membuat Taro menjadi semangat kembali untuk menjalani harinya bekerja disana. Dia melihat jam sekarang sudah menunjukkan pukul delapan malam. tapi dia tetap mengerjakan semuanya itu sampai bisa mengembalikan kesejahteraaan perusahaan ini.Taro akhirnya melanjutkan pekerjaanya itu lagi untuk bisa segera membuat masalah ini bisa selesai. Dia sampai tidak menghiraukan jam yang berada di atasnya itu. Saat sedang bekerja tiba-tiba ada yang mengetuk pintu dari ruangan Taro.Tok. Tok. Tok.T
“Jadi perusahaan ini bangkrut? Kenapa bisa? Padahal aku sudah mengerahkan semua tenaga aku sampai ke titik ini.” Taro berteriak kepada Moly. “Aku sudah berjuang untuk mempertahankan perusahaan ini. Tetapi masih tidak bisa untuk berada di sini.” Moly membalas perkataan dari Taro. “Aku berharap kamu bisa mendapatkan kegiatan selain dengan ini. Karena kamu itu sangat sungguh-sungguh untuk mengerjakan sesuatu.” Taro termenung di depan itu karena apa yang sudah diusahakannya menjadi sia-sia. Tetapi dia tidak menyalahkan Moly karena ini tetapi Cuma mengintrospeksi diri kenapa bisa dia gagal dalam perusahaan ini. Padahal dia itu sangat mengerti akan apa kendala dari perusahaan ini tapi tidak cukup untuk menyelesaikannya tepat waktu. Kalau saja aku dulu saat di bangku sekolah bisa belajar lebih giat lagi. Mungkin aku bisa menyelesaikannya tepat waktu.—batin Taro. Dia menyesali itu semuanya. Tetapi penyesalan itu akan datang saat di akhir. Pergi dari
Saat berada di luar kelas. dia menyadari ini bukanlah sebuah mimpi, tapi beneran dia sedang berada di sekolah.Bukannya tadi itu saya lagi di dalam rumah menung. Tapi kenapa aku bisa berada di sini.—batin taro.Kemudain taro berjalan-jalan karena masih bigung dengan semuanya ini. Dari kejauhan ada seorang guru piket yang meneriaki Taro.“Kamu kenapa di luar? Bukannya seharusnya kamu itu belajar?” guru piket itu berteriak kepada Taro.“Saya lagi bigung, bu. Sekarang tahun berapa?”“Sekarang tahun 2011.”Taro bingung dengan jawaban dari guru piket itu. Bukan seharusnya sekarnag sudah 10 tahun kedepan.“Baiklah kalau begitu bu. Saya masuk ke dalam kelas lagi bu.”Taro kembali masuk ke dalam kelasnya dan duduk di tempat dia biasanya sambil termenung karena kejadian ini.Aku memang berharap bisa kembali ke masa ini. Tapi kenapa bisa sekarang keinginan itu terw
Akhirnya mereka berjalan menuju kantin untuk beristirahat sambil menyantap makan siangnya. Mereka sibuk bercanda tawa dan juga menikmati makanan itu tanpa memperulikan orang lain. Taro menghabsikan waktu bersama Celo dengan bermain dadu, bermain catur, dan juga tidur di kantin itu. Saat sedang menikmati tidur siangnya, tiba-tiba ada yang membangunkannya.“Sayang, bangun? Kenapa makanan aku tidak ada sampai ke kelas.” Naomi marah kepada Taro dan dia tidak datang sendiri tapi bersama kelompoknya kesana.Taro langsung bangun dari tidurnya. “Oh iya. Maaf aku lupa, karena sudah di sini kenapa tidak sekalian pesan aja di sana?”“Kenapa aku yang pesan sayang. Biasanya apapun itu kamu terus. Kenapa sekarang malah aku?” Naomi merasa ada yang aneh dari Taro.“Bukan karena apa-apa. Cuma aku sekarang lagi ngantuk. Mau tidur sebentar sebelum nanti beajar lagi.” Taro berbicara sambil menggaruk kepala.“Ayo la
Seorang pria tinggi memakai setelan kemeja dipadukan dengan celana Jeans, ditambah dengan sepatu kets senada dengan pakaiannya. Namanya Taro, ia seorang pengangguran, bahkan banyak orang mengatakan padanya jika ia tidak layak hidup di muka bumi karena kebiasaannya itu. makan, tidur, serta ke toilet, hanya itulah yang dia lakukan sepanjang hari, bermalas-malasan di rumah.Hal yang membuatnya menjadi pengangguran karena tidak pernah ada perusahaan yang menerimanya bekerja walaupun dia adalah seorang Programing.Ia melihat arlogi miliknya, waktu telah menunjukan pukul 15.30 di mana waktu yang telah ditentukan oleh kekasihnya untuk bertemu. Ia telah menjalin hubungan dengan Naomi saat mereka SMK. Ia menjadi seorang kekasih yang siap untuk membahagiakan kekasihnya.Naomi, perempuan yang sangat cantik di mata Taro dan begitu perfect tanpa ada lecet sedikitpun. Tapi semua orang menentang mereka berpacaran karena semuanya tidak lah logis. Apa yang di butuhkan oleh
Taro termenung di depan komputer karena ditinggalkan oleh kekasihnya. Dadanya begitu membuncah, rasa sakit masih sangat terasa karena ditinggalkan oleh Naomi. Taro sudah merasakan bagian dari dirinya itu ada pada Naomi tetapi itu tidak akan ada lagi karana wanita yang dia cintai itu memilih orang lain. Taro berteriak kembali dan menangis karena hal itu."Come on, Tar. Move on dong. Dia hanya udah milih jalan hidupnya. kau harus menghapus semua kenangan tentangnya, wanita di luar sana banyak, tidak hanya dirinya. Lebih baik hapus fotonya, kalau dia ingin kembali jangan pernah terima.—ucap Taro berbicara pada dirinya sendiri.Dia menghidupkan komputernya itu. Menunggu beberapa menit untuk hidup dan akhrnya dia mulai mencari dimana letak fotonya itu. Tanpa menunggu lama dia langsung menekan crtl+a dan delete. Taro bisa menghilangkan semua jejak dari orang itu. Dia ingin memulai semua aktifitasnya lagi tetapi dia tidak bisa dan masih terkurung dari kesedihan
Akhirnya mereka berjalan menuju kantin untuk beristirahat sambil menyantap makan siangnya. Mereka sibuk bercanda tawa dan juga menikmati makanan itu tanpa memperulikan orang lain. Taro menghabsikan waktu bersama Celo dengan bermain dadu, bermain catur, dan juga tidur di kantin itu. Saat sedang menikmati tidur siangnya, tiba-tiba ada yang membangunkannya.“Sayang, bangun? Kenapa makanan aku tidak ada sampai ke kelas.” Naomi marah kepada Taro dan dia tidak datang sendiri tapi bersama kelompoknya kesana.Taro langsung bangun dari tidurnya. “Oh iya. Maaf aku lupa, karena sudah di sini kenapa tidak sekalian pesan aja di sana?”“Kenapa aku yang pesan sayang. Biasanya apapun itu kamu terus. Kenapa sekarang malah aku?” Naomi merasa ada yang aneh dari Taro.“Bukan karena apa-apa. Cuma aku sekarang lagi ngantuk. Mau tidur sebentar sebelum nanti beajar lagi.” Taro berbicara sambil menggaruk kepala.“Ayo la
Saat berada di luar kelas. dia menyadari ini bukanlah sebuah mimpi, tapi beneran dia sedang berada di sekolah.Bukannya tadi itu saya lagi di dalam rumah menung. Tapi kenapa aku bisa berada di sini.—batin taro.Kemudain taro berjalan-jalan karena masih bigung dengan semuanya ini. Dari kejauhan ada seorang guru piket yang meneriaki Taro.“Kamu kenapa di luar? Bukannya seharusnya kamu itu belajar?” guru piket itu berteriak kepada Taro.“Saya lagi bigung, bu. Sekarang tahun berapa?”“Sekarang tahun 2011.”Taro bingung dengan jawaban dari guru piket itu. Bukan seharusnya sekarnag sudah 10 tahun kedepan.“Baiklah kalau begitu bu. Saya masuk ke dalam kelas lagi bu.”Taro kembali masuk ke dalam kelasnya dan duduk di tempat dia biasanya sambil termenung karena kejadian ini.Aku memang berharap bisa kembali ke masa ini. Tapi kenapa bisa sekarang keinginan itu terw
“Jadi perusahaan ini bangkrut? Kenapa bisa? Padahal aku sudah mengerahkan semua tenaga aku sampai ke titik ini.” Taro berteriak kepada Moly. “Aku sudah berjuang untuk mempertahankan perusahaan ini. Tetapi masih tidak bisa untuk berada di sini.” Moly membalas perkataan dari Taro. “Aku berharap kamu bisa mendapatkan kegiatan selain dengan ini. Karena kamu itu sangat sungguh-sungguh untuk mengerjakan sesuatu.” Taro termenung di depan itu karena apa yang sudah diusahakannya menjadi sia-sia. Tetapi dia tidak menyalahkan Moly karena ini tetapi Cuma mengintrospeksi diri kenapa bisa dia gagal dalam perusahaan ini. Padahal dia itu sangat mengerti akan apa kendala dari perusahaan ini tapi tidak cukup untuk menyelesaikannya tepat waktu. Kalau saja aku dulu saat di bangku sekolah bisa belajar lebih giat lagi. Mungkin aku bisa menyelesaikannya tepat waktu.—batin Taro. Dia menyesali itu semuanya. Tetapi penyesalan itu akan datang saat di akhir. Pergi dari
Tidak terasa Taro sudah bekerja sangat lama disana. Dia mengusahakan semua cara untuk bisa mengeluarkan perusahaan ini untuk jauh dari kata kebangkrutan. Tapi usahanya itu masih belum bisa merubah banyak di perusahaan itu. Taro setiap malam harus begadang di perusahaan itu supaya bisa menyelesaikan masalah ini.Apa mungkin perusahaan ini akan bangkrut pada akhirnya.—batin Taro.Hanya itu yang ada di dalam pikirannya itu tetapi karena tekadnya yang kuat, membuat Taro menjadi semangat kembali untuk menjalani harinya bekerja disana. Dia melihat jam sekarang sudah menunjukkan pukul delapan malam. tapi dia tetap mengerjakan semuanya itu sampai bisa mengembalikan kesejahteraaan perusahaan ini.Taro akhirnya melanjutkan pekerjaanya itu lagi untuk bisa segera membuat masalah ini bisa selesai. Dia sampai tidak menghiraukan jam yang berada di atasnya itu. Saat sedang bekerja tiba-tiba ada yang mengetuk pintu dari ruangan Taro.Tok. Tok. Tok.T
“Ini ruangan saya untuk bekerja?” Taro bertanya kepada asisten itu.“Betul sekali pak. Ini adalah ruangan untuk bapak bekerja.” Asisten itu menjawab perkataan dari Taro. “Saya pamit dulu, Pak.”Taro tinggal di dalam ruangan itu sendiri dan dia langsung untuk pergi ke ruangan OB dengan mengambil sapu dan juga pel untuk membersihkan. Dan itu juga di bantu oleh pekerja OB itu.Aku tidak boleh bermalasan lagi. Wadah untuk saya bekerja sudah ada bahkan ini adalah pekerjaan yang sangat aku sukai. Jadi harus lebih semangat lagi.—batin Taro.Dia akhirnya mengambil sapu untuk membersihkan lantai karena sudah lama tidak di pakai. Begitu juga dengan sarng laba-laba yang berada di ujung ruangan itu. Semuanya di lakukan untuk membuatnya nyaman bekerja disana. Sedikit demi sedikit semuanya sudah hampir selesai untuk di bersihkan.“Bapak ini berkas juga mau di bersihkan?” karyawan OB itu ertanya kepad
Taro sedang berada di depan pintu dan menjadi patung disebabkan dia merasa pernah sat sekolah dulu bersama pemimpin perusahaan itu.“Bukannya kamu itu.” Taro memegang kepalanya untuk mengingat siapa orang itu.“Aku yang serig kamu ejek dahulu saat di sekolah. Masih lupa siapa orangnya.” Moly memberikan clue kepada Taro.Taro menunjuk ke atas dan mengingat sesuatu. “Kamu itu yang kutu buku dan sering memakai kaca mata itu kan.” Taro berteriak sampai asisten dari Moly sampai terkejut.“Ehm.” Moly menempelkan tangannya dan berdehem disana. “Kamu bisa kembali bekerja lagi. Pak Taro silahkan duduk di sini.”“Baik, Bu.” Asistennya itu pergi dari ruangan itu dengan menutup rapat pintu dari ruangan itu.Taro kemudian menuju ke tempat duduk itu dan langsung memulai pembicaraanya.“Kamu sudah berubah sekarang. berbeda dulu dari pada di sekolah. Apa lagi kamu
Taro termenung di depan komputer karena ditinggalkan oleh kekasihnya. Dadanya begitu membuncah, rasa sakit masih sangat terasa karena ditinggalkan oleh Naomi. Taro sudah merasakan bagian dari dirinya itu ada pada Naomi tetapi itu tidak akan ada lagi karana wanita yang dia cintai itu memilih orang lain. Taro berteriak kembali dan menangis karena hal itu."Come on, Tar. Move on dong. Dia hanya udah milih jalan hidupnya. kau harus menghapus semua kenangan tentangnya, wanita di luar sana banyak, tidak hanya dirinya. Lebih baik hapus fotonya, kalau dia ingin kembali jangan pernah terima.—ucap Taro berbicara pada dirinya sendiri.Dia menghidupkan komputernya itu. Menunggu beberapa menit untuk hidup dan akhrnya dia mulai mencari dimana letak fotonya itu. Tanpa menunggu lama dia langsung menekan crtl+a dan delete. Taro bisa menghilangkan semua jejak dari orang itu. Dia ingin memulai semua aktifitasnya lagi tetapi dia tidak bisa dan masih terkurung dari kesedihan
Seorang pria tinggi memakai setelan kemeja dipadukan dengan celana Jeans, ditambah dengan sepatu kets senada dengan pakaiannya. Namanya Taro, ia seorang pengangguran, bahkan banyak orang mengatakan padanya jika ia tidak layak hidup di muka bumi karena kebiasaannya itu. makan, tidur, serta ke toilet, hanya itulah yang dia lakukan sepanjang hari, bermalas-malasan di rumah.Hal yang membuatnya menjadi pengangguran karena tidak pernah ada perusahaan yang menerimanya bekerja walaupun dia adalah seorang Programing.Ia melihat arlogi miliknya, waktu telah menunjukan pukul 15.30 di mana waktu yang telah ditentukan oleh kekasihnya untuk bertemu. Ia telah menjalin hubungan dengan Naomi saat mereka SMK. Ia menjadi seorang kekasih yang siap untuk membahagiakan kekasihnya.Naomi, perempuan yang sangat cantik di mata Taro dan begitu perfect tanpa ada lecet sedikitpun. Tapi semua orang menentang mereka berpacaran karena semuanya tidak lah logis. Apa yang di butuhkan oleh