Tous les chapitres de : Chapitre 1 - Chapitre 10

19

Sekolah

"Selamat pagi, Rumput!"  Keysa melambai pada rumput halaman dengan senyum lebar, tangannya memegang tali tas, kakinya melangkah ringan sambil melompat kecil. "Yeay, yeay, sekolah!" "Cie, yang mau sekolah." Terlonjak karena suara itu, dia menoleh dan semakin tersenyum lebar, Keysa berlari membuka gerbang rumahnya, berdiri di depan seorang laki-laki yang juga sebaya dengannya.  "Kayvi, akhirnya Keysa sekolah juga!" Kayvi tersenyum melihat Keysa. Ia membuka pintu mobil pada gadis itu untuk masuk. Kayvi segera berlari menuju kemudi dan melaju bergabung dengan kendaraan lain.  "Awas giginya kering, Key!" Keysa semakin tertawa. "Keysa senang bisa sekolah lagi." "Seneng aja atau seneng banget?" tanya Kayvi dengan alis terangkat—menggoda.  "Banget, banget, ban
Read More

Tuan George

Ester menutup hidungnya saat kepulan asap keluar dari mulut Rayhan dengan sangat tebal. Dia duduk risi, mendengar pembicaraan yang terlalu menjijikkan untuk didengar seorang perempuan sepertinya.  Ia sedang berada di kantin belakang luar sekolah, dan jujur saja setiap kali Rayhan membawanya ke sana, ia selalu merasa takut. Takut guru akan memergoki mereka. Berulangkali ia terbatuk, mencoba menarik perhatian Rayhan yang malah memberikannya air tanpa menoleh ke arahnya.  "HELEN!" Tubuhnya menegang mendengar suara itu, matanya menangkap sosok yang memanggilnya dengan wajah marah.  "Abas," lirihnya menelan ludah.  Kayvi tanpa ragu mendekat dan menarik tangan Ester.  "Woy!" Rayhan dengan marah menarik Ester lagi, matanya berubah tajam dengan rahang yang mengeras.  "Lepasin pacar gue!"  "P
Read More

Iblis

Bab 3. Kayvi membukakan pintu untuk Ester, dia membungkuk, lalu menjulurkan tangannya. "Thanks, ma bodyguard." Kayvi mendelik membuat Ester tertawa. Tangannya ditarik paksa untuk mengikut. "Kamu ingin aku bertemu dengan calon mertuaku?" tanya Kayvi. "Cih." Ester mendecih, dia memasang wajah kesal, berbalik dengan bibir yang berkedut tertahan dan membuka pintu. "Papa!" panggilnya.  "Papa di sini." "Lihat, siapa yang datang?" "Siapa?" Ester bergeser bersaman dengan pria tua itu muncul, terkejut melihat Kayvi yang tertawa. "Kayvi!" "Tuan Sergio!" Keduanya berpelukan, melompat-lompat girang seperti anak kecil yang baru dibelikan mainan. Mereka pastinya sangat senang dipertemukan kembali. "WOW, nak Kayvi kamu sangat tinggi
Read More

Target Selanjutnya

Drrrtd ... Drrrtd ... Drrrtd.   Albi menggeram kesal, menggerakkan tangannya meraih ponsel lalu menerima panggilan yang masuk.   "Kalian sudah menemukan kelemahan Keysa?" tanya dari seberang.    Albi dengan malas membuka matanya mendengar pertanyaan itu. "Belum, Pa."   "Aish, kenapa kalian sangat lama untuk misi ini? Jangan sampai kalian mengidolakan anak sialan itu!"   Albi hanya berdeham, menggaruk pipinya dengan mata yang setengah terbuka.   "Lalu di mana Aletta?"   "Sedang bersiap ke sekolah," jawab Albi malas.   "Katakan untuk menelpon papa, papa sangat merindukan dia."   Albi berdeham lagi dan melempar ponselnya dengan malas, dia kembali memejamkan matanya.   Tok, tok, tok.   Tidak ada jawaban.    Tok, tok, tok
Read More

Amarah Kayvi.

"Stavy, Stava, kak Ester datang," ucap seorang wanita.    Dua anak kecil itu langsung berlari meninggalkan pekerjaan, mereka terdiam melihat seseorang yang berdiri di samping sang kakak. "Papa Kayvi!"   Kayvi tertawa mendengar panggilan itu, berjongkok merentangkan tangannya dan kedua gadis kecil itu langsung menubruknya.   "Papa Kayvi sudah kembali lagi!"   Kayvi semakin tertawa, berdiri menggendong kedua gadis kecil disisi kanan kirinya, mencium mereka dengan gemas membuat gadis kecil itu tertawa geli.   "Papa Kayvi ke mana aja? Stavy sama Stava nungguin Papa pulang," keduanya cemberut.   "Maafin papa ya, Sayang. Papa cari uang di sini," ucap Kayvi dengan senyum kecil.   Ketiganya
Read More

Rumah Sakit.

Terlihat bermesraan dengan seorang pria, Keysa Jennifer ternyata sudah memiliki pacar sejak lama.   "Kita harus tulis apa Let?"   "Ini aja, Keysa Jennifer terlibat hubungan dengan seorang pria yang mesum dan sering—" "Ya!" teriak Albi kesal, hampir melayangkan pukulan pada gadis di depannya itu.   "Apa? Lo tanya pendapat gue, 'kan?"   "Tapi gak itu juga, cowok ini, 'kan, gue, Let!" geram Albi.   "Ya, tapikan mukanya bukan lo."   "Tetap aja ...." Albi seketika tersenyum dan mulai mengetik.   Aletta di sampingnya hanya diam, membaca ketikan Albi membuatnya tersenyum puas. "Gue setuju!"   "Siapa dulu dong yang punya ide?"
Read More

Kantor Polisi

"Siapa yang telpon?"  Keysa menoleh, tersenyum melihat Kayvi yang sudah berganti pakaian lebih santai.  "Keysa, siapa yang telpon tadi?" tanya Kayvi lagi.  "Ah, Albi." "Ngapain nelpon?" Kayvi duduk di tepi bed, menatap Keysa dengan wajah kesal.  "Cuma nanya kenapa Keysa gak sekolah."  "Terus Keysa jawab apa? Keysa bilang lagi di rumah sakit?" Keysa langsung menggeleng membuat kepalanya sakit.  "Cih, Keysa juga ngapain ngangkat telpon dia? Udah tau dia yang buat—" "Kayvi, mereka baik kok," lirih Keysa. "Baik apanya? Mereka tau Keysa model dan seharusnya mereka gak bawa Keysa ke tempat seperti itu." kesal Kayvi.  "Tapi mereka jagain—" "Mereka jagain Keysa dari orang-orang yang ada di sana, t
Read More

Model Baru

"Keysa, ayo makan sayang." Keysa yang baru turun dari kamarnya mengerjap mendengar perkataan itu, matanya menatap Ny. Mira di meja makan sedang menuangkan air mineral ke gelas. "Kok, bengong? Ayo makan!" Keysa tersadar dan mengangguk kecil, dengan ragu ia melangkah menuju meja makan dan duduk. Masih dengan wajah bingung melihat sepiring nasi goreng di hadapannya. Bunyi kursi yang bergeser menyadarkannya lagi. "Ayo dimakan." Keysa masih ragu, tetapi tetap menurut. Ia memegang sendok dan mulai menyuap ke dalam mulutnya. "Enak?" Keysa tersenyum dan mengangguk kecil. "Itu mama yang bikin khusus buat putri semata wayang mama." 
Read More

Anetta

"Abas." Kayvi menoleh—melihat siapa yang memanggil, ia langsung menarik Ester masuk ke sebuah ruangan. Gelap dan pengap. Ester melihat sekelilingnya lalu menatap Kayvi yang hanya mengedikkan bahunya. "Tidak ada tempat selain ini, kecuali kamu ingin Rayhan melihat kita," ucap Kayvi. Ester mengangguk cepat, mengambil duduk di atas meja menatap sang kekasih yang tersenyum padanya. "Aku sudah punya pekerjaan untukmu." Keningnya berkerut sementara Kayvi malah semakin tersenyum. "Pekerjaan apa?" "Model." Ester langsung turun dengan mata yang membelak. "Aku akan membunuhmu jika bermain-main dengan cita-citaku!"
Read More

Hukuman

"Keysa, ikut saya."  Keysa yang baru turun dari kamarnya menatap Ny. Mira dengan bingung, ia tetap menurut mengikuti sang mama keluar dari rumah. "Ke mana, Ma?" "Kantor." Keysa menghentikan langkahnya tepat di samping mobil.  "Cepat masuk!" perintah Ny. Mira.  "Aku harus sekolah." "Saya menyuruhmu sekolah?" tanya Ny. Mira dengan mata yang melotot. Keysa terdiam, tangannya terkepal di balik roknya.  "Pekerjaan lebih penting dari sekolah, cepat masuk!" "Tapi, Ma—" "Kamu pilih ikut saya atau pergi ke sekolah tapi jangan harap pulang sekolah nanti kamu bisa melihat Kayvi lagi!" Keysa semakin mengepalkan tangannya dan membuka pintu mobil.  "Key, tunggu."  Suara itu menghentikannya, Ke
Read More
Dernier
12
DMCA.com Protection Status