Zaki bergegas turun dari ranjang, begitu juga dengan Angga. Pecahan kaca yang berserakan membuat Zaki dan Angga berjalan pelan menuju ke arah jendela. "Apa ini?" desis Angga, wajah lelaki itu nampak terkejut, mantap pada jendela yang berlubang dan pecahan kaca yang berserakan. "Sepertinya ada orang yang sengaja melempari rumah ini," tutur Zaki, sekilas menatap pada pecahan kaca yang berada di bawah kakinya. "Apa aku bilang, lebih baik kita pulang saja!" gerutu Dimas yang tidak beranjak sedikitpun dari atas ranjang. Wajahnya nampak sangat ketakutan, dengan tubuh yang gemetaran. "Diam, dan diam!" Zaki mengacungkan jari telunjuknya ke arah Dimas dengan netra membulat. "Kalian tunggu di sini, aku akan memanggil pemilik tempat ini!" Angga menepuk lembut bahu Zaki dan sekilas melihat pada Dimas menenangkan, sebelum akhirnya pemuda itu berjalan menuju ke arah pintu kamar.
Baca selengkapnya