Home / Romansa / Jerat Ambisi Cinta sang Dokter / Chapter 181 - Chapter 190

All Chapters of Jerat Ambisi Cinta sang Dokter: Chapter 181 - Chapter 190

200 Chapters

BAB 181

Bukan hanya Callista yang memucat, Rudi pun sama! Tidak pernah ia duga Morgan akan muncul di sini. Bukankah dia kemarin bilang tidak akan hadir di acara Ajeng hari ini? Akan hadir ketika pesta pernikahannya nanti? Tapi kenapa ... Ah! Rudi lupa, Morgan memang orang yang penuh kejutan. Dan uang yang dia miliki bisa membuatnya melakukan apa saja! "Mas ... Gimana ini?" Nada itu terdengar panik. Sepanik ekspresi yang Callista tunjukkan. Tapi memangnya hanya Callista yang panik? Rudi juga! Hanya saja dia bisa lebih mengontrol dan menyembunyikan rasa panik yang kini menyergap dan menguasai dirinya. Rudi menghela napas panjang, segera kembali menginjak gas guna memarkirkan mobilnya. Setelah mobil terparkir sempurna dia segera melepas seat belt-nya dan mematikan mesin mobil. "Turun, Ta!" Desisnya perlahan. Tangan Rudi yang hendak membuka pintu mobil otomatis dicekal oleh Callista. Membuat Rudi lantas menoleh, menatap wajah yang memucat itu dengan alis berkerut. "Apapun yang terjadi nanti
Read more

BAB 182

Callista sejak tadi benar-benar tidak tenang. Dia mengabaikan perias yang tengah mempercantik penampilannya untuk mendampingi Rudi malam ini. Pikirannya fokus pada dua lelaki yang tadi nampak hendak mengobrol di depan rumah. Bagaimana kabar mereka sekarang? Tentu Callista mengerti, masalah apa yang mungkin bisa Rudi alami karena terlalu baik hati menolongnya keluar dari circle toxic orang tua Callista sendiri. Morgan bukan orang yang bisa diremehkan. Dia tidak hanya punya kuasa, tetapi juga punya uang! Bisa dibayangkan apa yang akan terjadi para Rudi? Terlebih Rudi bilang sendiri kalau dia berhutang nyawa ibunya dan banyak hal pada Morgan! Secara tidak langsung Rudi bergantung penuh pada lelaki itu. Dan semuanya bisa terjadi malam ini! "Ta, kebaya kamu nanti yang ini ya? Ibu gantung di sini."Callista menoleh, nampak Halimah menggantungkan kebaya lengkap dengan kain jarik dan kamisol warna senada. Warna nude pink adalah warna yang Ajeng pilih untuk acara istimewanya hari ini. "Ter
Read more

BAB 183

"Ah masa belum elu celupin sih, Rud? Lu normal, kan?"Hampir Morgan berteriak, untung dia masih bisa mengendalikan diri. Mereka sudah ada di tengah-tengah anggota keluarga Rudi yang sudah siap menantikan tamu besar hadir. Dan pengakuan Rudi yang mengatakan bahwa dia belum pernah menyentuh Callista (kecuali bibirnya-red), tentu sangat mengejutkan Morgan. Bagaimana tidak? Morgan dan Callista tinggal satu atap di apartemen! Bagaimana bisa Rudi tahan tidak memangsa 'daging segar' di hadapannya itu? "Belum, Bos. Mau saya keep dulu lah, biar nikah dulu." Jawab Rudi apa adanya dengan wajah memerah. Morgan mendesah, nampak dia prihatin pada tangan kanannya ini. Ia menepuk punggung Rudi dengan sedikit keras. "Kau yakin dia masih perawan, Rud? Sampai-sampai harus banget elu nahan sampai nanti kalian nikah?" Tanya Morgan dengan sangat hati-hati. Tentu dia tidak ingin menyakiti perasaan Rudi, bukan? Kembali Rudi tersenyum, "Perawan atau tidak, itu bukan alasan saya buat bisa 'make' dia sebe
Read more

BAB 184

Beberapa minggu kemudian. Morgan melangkah dengan sedikit tergesa menuju ruangan Rudi. Wajahnya nampak tegang dan langkahnya sedikit panik. Ia menggenggam iPad di tangan, seperti ada sesuatu di dalam benda itu yang hendak ia tunjukkan ke Rudi. Tanpa mengetuk atau apapun, Morgan menerjang pintu itu. Nampak Rudi tengah duduk dengan laptop terbuka di depannya. Wajah itu mendongak, menatap Morgan yang langsung melenggang masuk tanpa menunggu dipersilahkan. "Baca, Rud!" Titah Morgan sambil menyodorkan iPad yang tadi dia bawa melangkah. Rudi segera menerima benda itu, matanya nampak serius mengamati deretan kata dan kalimat yang berjejer rapi di dalam sana. Wajahnya menegang, ia lantas mendongakkan wajah menatap Morgan yang sudah duduk di kursi yang ada di depan meja Rudi. "Lantas dia kemana, Bos?" Tentu itu yang Rudi tanyakan, ia menyodorkan balik iPad pada sang pemilik. "Anak buah lu nggak ada yang tau?" Bukannya menjawab, Morgan malah balik bertanya.Rudi menggeleng perlahan. "Mere
Read more

BAB 185

"Apa? Dia mengundang kita makan malam bertiga?" Tentu Morgan terkejut. Seorang Arga mengundang dia dan Clara makan malam? Ada angin apa sampai-sampai lelaki itu ingin bertemu bertiga malam nanti? "Begitulah. Tadi dia ngomong gitu ke aku. Katanya ada hal penting yang pengen dia omongin sama kamu, Sayang."Morgan melongo, dia makin tidak mengerti. Ini diluar kebiasaan dan bukankah sudah cukup lama mereka tidak bertemu atau saling bertegur sapa? Dan Morgan rasa, mereka sudah tidak ada masalah lagi yang perlu dibicarakan. Jadi apa yang hendak Arga bicarakan dengannya nanti? "Kau nggak tanya soal apa, Sayang?" Morgan memutar kursinya, dia jadi bertanya-tanya perihal apa yang dokter itu ingin bicarakan dengannya. "Nggak mau jawab. Intinya nanti malam dia ingin ketemu kita dan tadi kasih kartu nama ke aku, Sayang."Morgan mendecih, "Fotokan kartu namanya, akan aku hubungi dia secara langsung."Tentu Morgan akan segera mencari kejelasan dan jawaban yang akan membuat rasa penasaran nya ini
Read more

BAB 186

"Rud, lu kemana sih?"Rudi sontak memijit pelipisnya perlahan. Dia lupa belum izin pada Morgan! Bukan salah Morgan kalau kemudian lelaki itu uring-uringan meneleponnya seperti ini. "Aduh, Bos! Maaf saya lupa pamit sama Bos. Saya izin keluar sebentar, ada urusan penting."Hening, tidak ada jawaban membuat Rudi sedikit risau. Apakah lelaki itu marah? Atau bagaimana? Rudi menghela napas panjang, menantikan jawaban dari izin yang mendadak dia minta pada Morgan barusan. "Ya udah. Tapi begitu urusan lu beres cepetan balik. Gue ada perlu nih, Rud. Penting banget." Titah lelaki itu tegas. "Baik, Bos! Terima kasih banyak. Saya segera balik begitu urusannya selesai."Hati Rudi lega luar biasa, kini dia sudah duduk di bangku belakang. Ada Ferdi yang menggantikan dirinya menyetir. Dua anak buahnya yang lain sedang pergi ke suatu tempat guna melancarkan perintah yang Rudi berikan. Dia dan Ferdi tinggal menunggu dan memantau dua orang itu dari dalam mobil. Cukup mudah, bukan? "Bos, langsung mas
Read more

BAB 187

Rudi mendesah ketika Morgan kembali menghubungi dirinya. Dia kenapa sih? Hendak melahirkan? Atau bagaimana? Rudi segera mengangkat panggilan itu. Selain gemas, dia juga penasaran dengan apa yang membuat bosnya itu kembali mengubungi dirinya. "Ya, Bos?"Wajah gemas Rudi berubah menjadi tegang dan panik. Matanya membelalak dengan mulut setengah terbuka. Dia tidak sedang salah dengar, bukan? Dan bosnya itu tidak sedang mabuk, kan? Semua yang dia katakan itu benar atau hanya hoax semata? "Yang bener, Bos?" Tentu Rudi belum percaya, namun apa untungnya juta Morgan berbohong dan menyebarkan berita hoax itu? Wajah Rudi kembali tegang, ia menyimak dengan serius apa yang bosnya itu katakan lewat sambungan telepon. Otaknya spontan memvisualisasikan sosok gadis yang begitu dia cintai, gadis yang membuat hidup dan harinya jadi jauh kebugaran berwarna sekarang. "Ba-baik. Saya kesana, Bos."Rudi menutup panggilan telepon, bersamaan dengan itu mobil hitam muncul dan berhenti di depan mobil yang
Read more

BAB 188

Clara dengan begitu tergesa melangkah menyusuri koridor rumah sakit. Suara denting sepatunya yang beradu dengan lantai terdengar sedikit menganggu. Namun Clara sama sekali tidak peduli, di depan sang suami sudah menunggunya. Mereka harus segera pergi mengingat ada dua jadwal penting. Yang pertama, pergi ke rumah duka, menemui dan menyampaikan kabar duka cita dan yang kedua, mendatangi Arga untuk tahu hal penting apa yang hendak dia bicarakan bersama dengan dia dan Morgan. Clara segera menarik pintu mobil, naik dan memakai seat belt. "Lama, Sayang?" Tanya Clara begitu ia menoleh dan mendapati wajah Morgan nampak datar dan kaku. "Tidak-tidak, aku juga baru sampai kok. Don't much worry, Sayang." Mobil itu segera melaju, meninggalkan depan rumah sakit berbaur dengan jalanan yang cukup padat sore ini. Clara menyandarkan tubuhnya di jok, jujur kepalanya sedikit pusing, tetapi dia tidak bisa mengabaikan rencananya untuk sekedar datang dan mengucapkan bela sungkawa pada Callista. "Bagaim
Read more

BAB 189

"Aku turut berduka cita, Ta. Kamu yang telah, ya?"Callista tertegun menatap sosok cantik yang berdiri di hadapannya ini. Sungguh tidak salah memang kalau Morgan memilihnya. Dokter Clara sangat cantik sekali! "Terima kasih banyak, Dokter. Di sini, di depan jenazah mama saya, saya juga ingin meminta maaf atas perbuatan keji apa yang dulu hendak mama ingin lakukan pada Dokter."Tentu Callista harus memintakan maaf untuk sang mama pada Clara, dia hampir terbunuh oleh ambisi sang mama. Nampak dokter itu tersenyum begitu manis, membuat Callista yang notabene juga seorang wanita terpukau. Tangannya menepuk lembut bahu Callista, bisa dia rasakan wanita ini adalah wanita yang memiliki hati yang begitu lembut. "Bahkan sebelum kamu minta, aku udah maafin semuanya, Ta. Jangan pikirkan apapun, jangan sungkan lagi. Oke?"Callista merasakan matanya memanas. Bayang-bayang air mata kembali mengenang. Ia pasrah ketika Clara meraihnya ke dalam pelukan. Membiarkan tangisnya meledak dalam dekapan dokt
Read more

BAB 190

Arga melangkah turun dari Ferrari miliknya, mobil pemberian Morgan yang harus dia tukar dengan harta paling berharga dalam hidup Arga. Penampilan Arga malam ini benar-benar mirip eksekutif muda yang kekayaannya mencapai angka trilyunan! Sayang sekali, Kezia tidak ikut malam ini, setidaknya sekali seumur hidup dia bisa merasakan bagaimana rasanya berpenampilan macam orang kelas atas. Civitas Grill adalah sebuah restoran khusus yang menyajikan aneka menu barbekyu paling tersohor di kota ini. Menunya cukup banyak dan jangan lupa, resto ini cukup berkelas! Arga bahkan sudah memesan ruang VIP khusus untuk acara makan malamnya bersama Clara dan Morgan.Intinya malam ini, Arga ingin menyelesaikan sesuatu yang selama ini mengganjal di hatinya. Sebelum kemudian Arga melangkah lebih jauh lagi. Melangkah membuka lembaran baru hidupnya. Hidup bahagia tanpa tekanan siapapun, hidup dengan orang yang dia cintai. Membangun keluarga kecilnya sendiri dan jangan lupa ... Meregenerasi dirinya dengan mem
Read more
PREV
1
...
151617181920
DMCA.com Protection Status