Home / Pendekar / Ksatria Pengembara Season 1 / Chapter 911 - Chapter 920

All Chapters of Ksatria Pengembara Season 1: Chapter 911 - Chapter 920

1822 Chapters

42. Bagian 22

“Kilau Sinar Emas.. plasshhh!”. tiba-tiba saja seberkas sinar keemasan yang amat terang benderang terpancar keluar dari Lubang Hitam, cahaya keemasan yang membuat siapa saja takkan sanggup membuka mata, hal inilah yang terjadi pada Ratu Kegelapan dan Pangeran Harihara Akbar yang berada tak jauh dari situ. Tawa Ratu Kegelapan terhenti, sebisanya dicoba untuk melihat apa yang menyebabkan cahaya keemasan itu muncul, tapi tetap saja matanya tak mampu untuk melihatnya, sementara itu, sosok Bintang yang mengeluarkan cahaya keemasan yang terang benderang kini telah muncul kembali dari Lubang Hitam. Secara perlahan Kilau Sinar Emas yang keluar dari tubuh Bintang mampu membuat Lubang Hitam menghilang, hal ini semakin membuat Ratu Kegelapan terkejut dan tak percaya jurus Lubang Hitam miliknya yang selama ini mampu menyedot apa saja, tak mempan terhadap lawannya kali ini.Bintang segera menutup jurus Kilau Sinar Emas
last updateLast Updated : 2022-03-11
Read more

42. Bagian 23

Bintang sendiri masih terlihat tenang dalam menghadapi lawan-lawannya, tak terlihat kalau Bintang terdesak oleh serangan-serangan lawannya. Pada suatu kesempatan, Bintang melompat tinggi keudara, diudara sosok Bintang langsung berbalik dan langsung menukik tajam dengan kedua telapak tangan mengarah kebawah, hawa serangan panas dan dingin yang begitu menyengat menerpa kebawah, jurus Rembulan Jatuh Matahari Luruh benar-benar dahsyat, mampu mengeluarkan kekuatan yang sangat dahsyat melancarkan serangan mematikan dengan gemuruh badai panas membakar dan dinginnya angin beku.“Duarr..duarrr..duaarrr...duarrr...duarrrr” tubuh mahluk-mahluk mengerikan tersebut langsung hancur berantakan terkena jurus Rembulan Jatuh Matahari Luruh milik Bintang. Sosok Bintang langsung turun dengan lembutnya, menatap kearah mahluk-mahluk yang telah hancur lebur tersebut.Seperti sebelumnya, tubuh hancur mahluk-mahluk tersebut langsung kembali menyatu seperti semula
last updateLast Updated : 2022-03-11
Read more

42. Bagian 24

“Plassshhh”.“Apa!”. betapa terkejutnya Ratu Kegelapan saat melihat kerangkeng besinya tiba-tiba saja sirna tak berbekas jadi debu. Kini baru mata Ratu Kegelapan terbuka, dan menatap sosok Bintang dengan pandangan mata tak percaya. kerangkeng besi yang dilindungi oleh kekuatan Tameng Kegelapan Abadi, yang selama tak ada satupun kekuatan dan senjata yang mampu menghancurkannya, tapi sekarang, sungguh sangat mengejutkan sekali bagi Ratu Kegelapan.Ratu Kegelapan terlihat mengalihkan pandangannya kearah gagang pedang yang tersampir dipunggung Bintang, semakin lama pandangan Ratu Kegelapan makin menyipit mencoba melihat lebih jelas gagang pedang tersebut, dan ;“Japamala Pancawarna” ucap Ratu Kegelapan tersurut mundur, wajah Ratu Kegelapan terlihat semakin pucat.“Bb..ba... Bagaimana dia bisa memiliki Japamala Pancawarna”. Ucap Ratu Kegelapan tanpa sadar.Wajah Ratu Kegelapan se
last updateLast Updated : 2022-03-11
Read more

42. Bagian 25

Malam berikutnya, seorang utusan maharaja datang menjemput Bintang.“Maharaja ingin tuan Bintang datang menghadap”. Ucap prajurit itu lagi saat sudah berhadapan dengan Bintang.“Baik” ucap Bintang“Hanya tuan Bintang sendiri”. Sambung prajurit itu lagi hingga membuat wajah Bintang berubah.“Baik”. Ucap Bintang akhirnya.Bersama prajurit kerajaan tersebut, Bintang berjalan mengikuti langkahnya, tak lama keduanya tiba disebuah ruangan, dimana didalam ruangan tersebut telah menunggu 3 sosok, maharaja, tuan Bukka raya dan Pangeran Harihara Akbar. Bintang sendiri agak bertanya-tanya ada apa gerangan hanya dirinya seorang yang diundang untuk bertemu dengan ketiga orang penting di kerajaan Wijayanagara.Sampai dihadapan ketiganya, Bintang langsung menjura hormat.“Bangunlah tuan Bintang... bangun!”. ucap maharaja tersenyum melihat kerendahan hati Bintang.“Mari silahkan
last updateLast Updated : 2022-03-11
Read more

43. Geger Rimba Persilatan

Senja hampir datang, semburat merah tampak diufuk barat, mengantar matahari keperaduan, segerombolan burung terbang pulang kembali ke sarang. Laut tampak begitu tenang, ombak-ombak kecil datang menghalau sebuah kapal yang cukup besar dan mewah. Di anjungan kapal, berdiri sosok seorang pemuda gagah dengan pakaian bangsawan yang dikenakannya, di kepalanya tampak sebuah sorban, di punggungnya sebilah pedang dengan warangka terbungkus kain putih tersampir. Pandangan matanya tajam menatap kearah depan. Siapakah pemuda tampan yang sudah berusia mapan ini.Dialah BINTANG, pendekar yang telah menggegerkan dunia rimba persilatan dengan sepak terjangnya, setelah pulang menunaikan ibadah haji bersama Syekh Muhammad Karim Al Qusyairi, Bintang memutuskan untuk pulang ke tanah asalnya, Jawa Dwipa, hampir 10 tahun lamanya Bintang mengembara ke negeri orang, dan kini Bintang kembali sebagai sosok yang berbeda, baik penampilan maupun pembawaan sifat. Sebelum berpisah, Syekh Muhammad Karim Al
last updateLast Updated : 2022-03-12
Read more

43. Bagian 2

Matahari menyambut datangnya pagi, semburat sinar keemasannya menghampar keseluruh penjuru, kokok ayam jantan terdengar dibeberapa tempat di pulau bajak laut Panji Tengkorak, di tepian pantai, tampak ratusan orang tengah berdiri berjejer menghadap laut, seakan tengah menunggu sesuatu yang akan datang dari arah laut. Di antara orang-orang tersebut, juga terdapat Bintang dan ketiga istrinya, juga Panji Tengkorak.“Byuurrr..byyuurrr..bbbbyyyuuurrrr.” tiba-tiba saja air laut bergejolak dengan hebat, dan yang lebih mengejutkan tiba-tiba saja air laut terbelah di sepanjang mata memandang.“Aahhhh” semua terperangah kaget saat tiba-tiba saja beberapa ekor kuda muncul dari balik air laut yang membelah membentuk jalan setapak itu. Yang paling mengejutkan adalah sosok yang mengendarai kuda-kuda tersebut, karena mereka berwujud manusia tapi bersisik ikan. Lebih mengejutkan lagi sebuah kereta kencana muncul dari balik air laut yang membelah membentuk setapa
last updateLast Updated : 2022-03-12
Read more

43. Bagian 3

Malam terus berjalan semakin larut, suasana alam terasa begitu sunyi, sesekali suara burung hantu terdengar membahana di pulau bajak laut Panji Tengkorak. Sementara itu di kamar Bintang dan Putri Samudra berada, terlihat keduanya tengah tidur dengan nyenyak setelah berjam-jam memadu birahi, tubuh polos keduanya yang tampak tertutupi oleh selimut yang menutupi sebagian keduanya, Putri Samudra tampak tidur diatas dada Bintang yang bidang, salah satu tangan Bintang sendiri tampak merangkul tubuh indah Putri Samudra. Terlihat jelas sinar kebahagiaan dan kepuasan terpaut diwajah Putri Samudra. Senyum mengembang menghias diwajahnya yang jelita.Tapi... berbeda dengan wajah Bintang yang terlihat seperti tengah bermimpi. Dalam mimpinya Bintang tiba-tiba merasa disebuah tempat yang tidak asing lagi bagi dirinya.“Lembah Sunyi”. ucap Bintang terkejut menyadari dirinya yang kini berada di Lembah Sunyi, sebuah lembah yang dulu pernah menjadi tempaan dirinya saat menimb
last updateLast Updated : 2022-03-12
Read more

43. Bagian 4

Dengan menggunakan Sembrani, si kuda terbang, menempuh perjalanan jauh sangatlah sebentar, perjalanan yang seharusnya memakan waktu 1 minggu, dapat ditembuh hanya dengan 1 hari saja, dan tempat yang Bintang tuju adalah Lembah Sunyi.Saat malam tiba, Bintang sudah berada di kaki bukit Lembah Sunyi, dengan menggebah kudanya, Bintang menaiki Lembah Sunyi dengan cepat. Tempat yang Bintang tuju adalah kuburan yang selama ini ada didalam mimpinya.“Cletarr...”. petir menyambar di kaki langit, tepat saat Bintang berada dipuncak Lembah Sunyi, dihadapan Bintang sebuah kuburan terlihat, persis seperti dimimpi Bintang. Bintang merasakan nafasnya sesak, dengan gemetaran Bintang turun dari kudanya. Sembrani sendiri langsung terbang menghilang dikegelapan malam.“Guru.”. ucap Bintang seraya bersimpuh dihadapan makam yang bertuliskan Raja Penidur dibatur.Sekuat apapun Bintang mencoba menahan perasaannya, tetap saja air matanya jatuh terurai, bay
last updateLast Updated : 2022-03-12
Read more

43. Bagian 5

Malam terus berjalan larut saat Bintang dan Bujang sampai disebuah goa yang berada tak jauh dari makam Raja Penidur.“Oh ya Bintang, tadi sore ada utusan dari tiga datuk kemari?”. ucap Bujang tiba-tiba.“Tiga datuk, ada gerangan apa Bujang, hingga utusan tiga datuk datang kemari?”.“Aku juga tak mengerti Bintang, tapi utusan itu memberikan surat ini”. Ucap Bujang seraya mengambil sebuah gulungan batangbambu yang diambilnya dari dalam sebuah kendi dan diserahkannya kepada Bintang, Bintangpun segera membukanya dan membaca gulungan bambu tersebut.“Apa isinya Bintang?”“Tiga hari lagi akan ada pertemuan di Bukit Langit untuk membahas tentang membalaskan dendam guru, semua tokoh persilatan diundang”. Ucap Bintang menjelaskan isi pokok dari surat tersebut.“Dendam Bopo memang harus dibalas, bagaimana menurutmu Bintang? apakah kita bergabung saja dengan para pendekar di Bukit Langit
last updateLast Updated : 2022-03-12
Read more

43. Bagian 6

Sinar mentari sudah menyapa, burung-burungpun sudah berkicau menyambut pagi. Bujang tampak tengah berjalan memasuki goa dengan membawa banyak buah-buahan ditangannya, sesekali buah ditangannya dimakannya, langkahnya begitu ringan memasuki pintu goa tersebut.“Hari ini sudah pasti Bintang menyelesaikan tapa bratanya, bagus...bagus.”. ucap Bujang gembira, rupanya Kutuk Merapi Membara telah hilang dari tubuhnya, hingga Bujang dengan leluasa mencari buah-buahan di pagi hari, biasanya hal itu dilakukannya saat malam datang menjelang.Benar saja, begitu Bujang memasuki goa tersebut, Bintang tampak sudah membuka kedua matanya. Bujang dengan santainya duduk dihadapan Bintang.“Ini kubawakan buah-buahan untukmu Bintang”“Terima kasih Bujang”. Ucap Bintang tersenyum.“Bagaimana, sudah mendingan Bujang”“Sudah Bintang, Kutuk Merapi Membara benar-benar sudah hilang, andaikan saja ka
last updateLast Updated : 2022-03-13
Read more
PREV
1
...
9091929394
...
183
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status