Share

42. Bagian 23

last update Last Updated: 2022-03-11 01:03:45

Bintang sendiri masih terlihat tenang dalam menghadapi lawan-lawannya, tak terlihat kalau Bintang terdesak oleh serangan-serangan lawannya. Pada suatu kesempatan, Bintang melompat tinggi keudara, diudara sosok Bintang langsung berbalik dan langsung menukik tajam dengan kedua telapak tangan mengarah kebawah, hawa serangan panas dan dingin yang begitu menyengat menerpa kebawah, jurus Rembulan Jatuh Matahari Luruh benar-benar dahsyat, mampu mengeluarkan kekuatan yang sangat dahsyat melancarkan serangan mematikan dengan gemuruh badai panas membakar dan dinginnya angin beku.

“Duarr..duarrr..duaarrr...duarrr...duarrrr” tubuh mahluk-mahluk mengerikan tersebut langsung hancur berantakan terkena jurus Rembulan Jatuh Matahari Luruh milik Bintang. Sosok Bintang langsung turun dengan lembutnya, menatap kearah mahluk-mahluk yang telah hancur lebur tersebut.

Seperti sebelumnya, tubuh hancur mahluk-mahluk tersebut langsung kembali menyatu seperti semula

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Ksatria Pengembara Season 1   42. Bagian 24

    “Plassshhh”.“Apa!”. betapa terkejutnya Ratu Kegelapan saat melihat kerangkeng besinya tiba-tiba saja sirna tak berbekas jadi debu. Kini baru mata Ratu Kegelapan terbuka, dan menatap sosok Bintang dengan pandangan mata tak percaya. kerangkeng besi yang dilindungi oleh kekuatan Tameng Kegelapan Abadi, yang selama tak ada satupun kekuatan dan senjata yang mampu menghancurkannya, tapi sekarang, sungguh sangat mengejutkan sekali bagi Ratu Kegelapan.Ratu Kegelapan terlihat mengalihkan pandangannya kearah gagang pedang yang tersampir dipunggung Bintang, semakin lama pandangan Ratu Kegelapan makin menyipit mencoba melihat lebih jelas gagang pedang tersebut, dan ;“Japamala Pancawarna” ucap Ratu Kegelapan tersurut mundur, wajah Ratu Kegelapan terlihat semakin pucat.“Bb..ba... Bagaimana dia bisa memiliki Japamala Pancawarna”. Ucap Ratu Kegelapan tanpa sadar.Wajah Ratu Kegelapan se

    Last Updated : 2022-03-11
  • Ksatria Pengembara Season 1   42. Bagian 25

    Malam berikutnya, seorang utusan maharaja datang menjemput Bintang.“Maharaja ingin tuan Bintang datang menghadap”. Ucap prajurit itu lagi saat sudah berhadapan dengan Bintang.“Baik” ucap Bintang“Hanya tuan Bintang sendiri”. Sambung prajurit itu lagi hingga membuat wajah Bintang berubah.“Baik”. Ucap Bintang akhirnya.Bersama prajurit kerajaan tersebut, Bintang berjalan mengikuti langkahnya, tak lama keduanya tiba disebuah ruangan, dimana didalam ruangan tersebut telah menunggu 3 sosok, maharaja, tuan Bukka raya dan Pangeran Harihara Akbar. Bintang sendiri agak bertanya-tanya ada apa gerangan hanya dirinya seorang yang diundang untuk bertemu dengan ketiga orang penting di kerajaan Wijayanagara.Sampai dihadapan ketiganya, Bintang langsung menjura hormat.“Bangunlah tuan Bintang... bangun!”. ucap maharaja tersenyum melihat kerendahan hati Bintang.“Mari silahkan

    Last Updated : 2022-03-11
  • Ksatria Pengembara Season 1   43. Geger Rimba Persilatan

    Senja hampir datang, semburat merah tampak diufuk barat, mengantar matahari keperaduan, segerombolan burung terbang pulang kembali ke sarang. Laut tampak begitu tenang, ombak-ombak kecil datang menghalau sebuah kapal yang cukup besar dan mewah. Di anjungan kapal, berdiri sosok seorang pemuda gagah dengan pakaian bangsawan yang dikenakannya, di kepalanya tampak sebuah sorban, di punggungnya sebilah pedang dengan warangka terbungkus kain putih tersampir. Pandangan matanya tajam menatap kearah depan. Siapakah pemuda tampan yang sudah berusia mapan ini.Dialah BINTANG, pendekar yang telah menggegerkan dunia rimba persilatan dengan sepak terjangnya, setelah pulang menunaikan ibadah haji bersama Syekh Muhammad Karim Al Qusyairi, Bintang memutuskan untuk pulang ke tanah asalnya, Jawa Dwipa, hampir 10 tahun lamanya Bintang mengembara ke negeri orang, dan kini Bintang kembali sebagai sosok yang berbeda, baik penampilan maupun pembawaan sifat. Sebelum berpisah, Syekh Muhammad Karim Al

    Last Updated : 2022-03-12
  • Ksatria Pengembara Season 1   43. Bagian 2

    Matahari menyambut datangnya pagi, semburat sinar keemasannya menghampar keseluruh penjuru, kokok ayam jantan terdengar dibeberapa tempat di pulau bajak laut Panji Tengkorak, di tepian pantai, tampak ratusan orang tengah berdiri berjejer menghadap laut, seakan tengah menunggu sesuatu yang akan datang dari arah laut. Di antara orang-orang tersebut, juga terdapat Bintang dan ketiga istrinya, juga Panji Tengkorak.“Byuurrr..byyuurrr..bbbbyyyuuurrrr.” tiba-tiba saja air laut bergejolak dengan hebat, dan yang lebih mengejutkan tiba-tiba saja air laut terbelah di sepanjang mata memandang.“Aahhhh” semua terperangah kaget saat tiba-tiba saja beberapa ekor kuda muncul dari balik air laut yang membelah membentuk jalan setapak itu. Yang paling mengejutkan adalah sosok yang mengendarai kuda-kuda tersebut, karena mereka berwujud manusia tapi bersisik ikan. Lebih mengejutkan lagi sebuah kereta kencana muncul dari balik air laut yang membelah membentuk setapa

    Last Updated : 2022-03-12
  • Ksatria Pengembara Season 1   43. Bagian 3

    Malam terus berjalan semakin larut, suasana alam terasa begitu sunyi, sesekali suara burung hantu terdengar membahana di pulau bajak laut Panji Tengkorak. Sementara itu di kamar Bintang dan Putri Samudra berada, terlihat keduanya tengah tidur dengan nyenyak setelah berjam-jam memadu birahi, tubuh polos keduanya yang tampak tertutupi oleh selimut yang menutupi sebagian keduanya, Putri Samudra tampak tidur diatas dada Bintang yang bidang, salah satu tangan Bintang sendiri tampak merangkul tubuh indah Putri Samudra. Terlihat jelas sinar kebahagiaan dan kepuasan terpaut diwajah Putri Samudra. Senyum mengembang menghias diwajahnya yang jelita.Tapi... berbeda dengan wajah Bintang yang terlihat seperti tengah bermimpi. Dalam mimpinya Bintang tiba-tiba merasa disebuah tempat yang tidak asing lagi bagi dirinya.“Lembah Sunyi”. ucap Bintang terkejut menyadari dirinya yang kini berada di Lembah Sunyi, sebuah lembah yang dulu pernah menjadi tempaan dirinya saat menimb

    Last Updated : 2022-03-12
  • Ksatria Pengembara Season 1   43. Bagian 4

    Dengan menggunakan Sembrani, si kuda terbang, menempuh perjalanan jauh sangatlah sebentar, perjalanan yang seharusnya memakan waktu 1 minggu, dapat ditembuh hanya dengan 1 hari saja, dan tempat yang Bintang tuju adalah Lembah Sunyi.Saat malam tiba, Bintang sudah berada di kaki bukit Lembah Sunyi, dengan menggebah kudanya, Bintang menaiki Lembah Sunyi dengan cepat. Tempat yang Bintang tuju adalah kuburan yang selama ini ada didalam mimpinya.“Cletarr...”. petir menyambar di kaki langit, tepat saat Bintang berada dipuncak Lembah Sunyi, dihadapan Bintang sebuah kuburan terlihat, persis seperti dimimpi Bintang. Bintang merasakan nafasnya sesak, dengan gemetaran Bintang turun dari kudanya. Sembrani sendiri langsung terbang menghilang dikegelapan malam.“Guru.”. ucap Bintang seraya bersimpuh dihadapan makam yang bertuliskan Raja Penidur dibatur.Sekuat apapun Bintang mencoba menahan perasaannya, tetap saja air matanya jatuh terurai, bay

    Last Updated : 2022-03-12
  • Ksatria Pengembara Season 1   43. Bagian 5

    Malam terus berjalan larut saat Bintang dan Bujang sampai disebuah goa yang berada tak jauh dari makam Raja Penidur.“Oh ya Bintang, tadi sore ada utusan dari tiga datuk kemari?”. ucap Bujang tiba-tiba.“Tiga datuk, ada gerangan apa Bujang, hingga utusan tiga datuk datang kemari?”.“Aku juga tak mengerti Bintang, tapi utusan itu memberikan surat ini”. Ucap Bujang seraya mengambil sebuah gulungan batangbambu yang diambilnya dari dalam sebuah kendi dan diserahkannya kepada Bintang, Bintangpun segera membukanya dan membaca gulungan bambu tersebut.“Apa isinya Bintang?”“Tiga hari lagi akan ada pertemuan di Bukit Langit untuk membahas tentang membalaskan dendam guru, semua tokoh persilatan diundang”. Ucap Bintang menjelaskan isi pokok dari surat tersebut.“Dendam Bopo memang harus dibalas, bagaimana menurutmu Bintang? apakah kita bergabung saja dengan para pendekar di Bukit Langit

    Last Updated : 2022-03-12
  • Ksatria Pengembara Season 1   43. Bagian 6

    Sinar mentari sudah menyapa, burung-burungpun sudah berkicau menyambut pagi. Bujang tampak tengah berjalan memasuki goa dengan membawa banyak buah-buahan ditangannya, sesekali buah ditangannya dimakannya, langkahnya begitu ringan memasuki pintu goa tersebut.“Hari ini sudah pasti Bintang menyelesaikan tapa bratanya, bagus...bagus.”. ucap Bujang gembira, rupanya Kutuk Merapi Membara telah hilang dari tubuhnya, hingga Bujang dengan leluasa mencari buah-buahan di pagi hari, biasanya hal itu dilakukannya saat malam datang menjelang.Benar saja, begitu Bujang memasuki goa tersebut, Bintang tampak sudah membuka kedua matanya. Bujang dengan santainya duduk dihadapan Bintang.“Ini kubawakan buah-buahan untukmu Bintang”“Terima kasih Bujang”. Ucap Bintang tersenyum.“Bagaimana, sudah mendingan Bujang”“Sudah Bintang, Kutuk Merapi Membara benar-benar sudah hilang, andaikan saja ka

    Last Updated : 2022-03-13

Latest chapter

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 20

    Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 19

    Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 18

    SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 17

    Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 16

    Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 15

    Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 14

    “Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 13

    Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 12

    Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status