Home / Pendekar / Ksatria Pengembara Season 1 / Chapter 811 - Chapter 820

All Chapters of Ksatria Pengembara Season 1: Chapter 811 - Chapter 820

1822 Chapters

38. Bagian 10

“Wusshhhh.”. seketika seberkas cahaya putih keperakan langsung membentuk perisai lingkaran meringkupi tubuh Bintang, Yuan, Khan Huang Fu Yi dan pembantu setia Khan Huang Fu Yi. Ledakan dahsyat itu benar-benar sangat luar biasa, diluar lingkaran pelindung Jubah Sakti Sembilan Dewa yang Bintang pergunakan langsung rata dengan tanah, hutan lebat belantara kini sudah sirna hingga mencapai beberapa kilometer. Dapat dibayangkan betapa dahsyat kekuatan pukulan Keagungan Mentari milik Bintang hingga mampu meratakan hutan beberapa kilometer jauhnya. Padahal Bintang baru sedikit mengerahkan tenaga Matahari Teriknya, tapi hasilnya sungguh sangat mengejutkan.“Hiyaa. wusshhhh”. dengan satu kibasan tangan, Bintang melepaskan jurus Jubah Sakti Sembilan Dewanya hingga debu tebal yang meringkupi tempat itu langsung sirna. Kini sosok 4 iblis hitam tak terlihat lagi, sirna terkena pukulan mereka sendiri. Bintang hanya terlihat menarik
last updateLast Updated : 2022-02-23
Read more

38. Bagian 11

Pagi datang, suasana Bukit Batu Bulan sudah ramai oleh anggota-anggota sekte dari berbagai aliran. Satu demi satu aliran mulai menempati posisi mereka di podium arena pertarungan. Suasana riuh langsung membahana ditempat itu.“Hari ini siapa yang akan bertanding?”. ucap salah seorang anggota aliran“Aku tidak tahu, mungkin Raja Muda dari Sekte Matahari Terbang atau mungkin juga Wang Choyang dari Partai Suci Teratai Putih”.“Wah. bakalan seru nih pertandingan hari ini..”“Benar... Benar. Pasti serulah”. Ucap yang lain menimpali seraya tertawa.Suasana riuh itu menghiasi keadaan di Bukit Batu Bulan yang menjadi ajang pertarungan para pendekar untuk memperebutkan gelar pemimpin para pendekar sekaligus mendapatkan kitab sakti ‘Cermin Langit’ dari 4 dewa penjaga gerbang.Suasana tiba-tiba berubah hening saat tetua Qing Long memasuki arena pertarungan, semua perhatian langsung tertuju kea
last updateLast Updated : 2022-02-24
Read more

38. Bagian 12

Perisai Hati Budha Emas sudah tidak lagi meringkupi tubuh biksu Onglo Hui yang kini melangkah beberapa langkah kedepan. “Sancai...sancai., amarah menguasai nafsu. nafsu hanya membawa malapetaka. sancai...sancai”. ucap biksu Onglo Hui dengan lembutnya.“Hentikan omong kosongmu biksu. aku belum kalah”. ucap Raja Muda dengan keras. “Wesshsh”. tiba-tiba saja dari tubuh Raja Muda mengeluarkan energi kekuatan yang sangat luar biasa yang langsung menyapu tempat itu. Bahkan biksu Onglo Hui sampai tergeser beberapa langkah mundur kebelakang.“Energi tenaga yang dahsyat sekali”. batin biksu Onglo Hui lagi seraya terus memperhatikan sosok Raja Muda yang kini tampak sudah bangkit berdiri dari tempatnya terkulai tadi. Ada yang berbeda dari sosok Raja Muda kini, biksu Onglo Hui dapat merasakan kekuatan dahsyat yang keluar dari tubuh Raja Muda. Sesungguhnya Raja Muda dari Sekte Matahari Terbang ini telah mengerahkan salah satu
last updateLast Updated : 2022-02-24
Read more

38. Bagian 13

Angin yang berhembus kencang di puncak Bukit Batu Bulan membuat kabut tebal yang menyelimuti tempat itu dengan cepat memudar. Hingga kini terlihat dua sosok yang sama-sama terlihat memuntahkan darah kental kehitaman di bibir mereka. Sosok Biksu Onglo Hui terlihat masih terduduk ditempat, darah kental kehitaman tampak mengalir disela-sela bibirnya. Sementara itu sosok Raja Muda tak kalah tragis, sosoknya terlihat terjatuh berlutut beberapa langkah dari tempatnya tadi berdiri, dari bibirnyapun mengalir darah kental kehitaman. Tapi Raja Muda masih terlihat mampu bangkit berdiri ditempatnya walau dengan tubuh goyah. “Serrrr” tiba-tiba beberapa sosok bayangan melesat cepat ketengah arena pertarungan dan berdiri tepat dihadapan Biksu Onglo Hui. Dia adalah kepala biksu dari shaolin selatan, sedangkan beberapa biksu yang lain terlihat tengah membantu Biksu Onglo Hui. “Sancai..sancai., hamba mewakili murid hamba Biksu Onglo Hui mengaku kalah dari Raja Muda”. Ucap kepala biksu menjura hormat.
last updateLast Updated : 2022-02-24
Read more

38. Bagian 14

Yuan Ming Zhu tidak pernah tahu kalau dalam tubuh Bintang telah ada kekuatan khasiat dari Ginseng Dewa, ginseng yang hanya tumbuh 10.000 tahun sekali, pemberian Dewa Kera pada Bintang. Ginseng dewa inilah yang membuat Bintang selalu perkasa diatas peraduan. Saat tengah malam barulah pergumulan birahi diantara keduanya berakhir, baik Bintang maupun Yuan Ming Zhu terlihat sama-sama terkapar lemas dengan wajah penuh kepuasan, percumbuan birahi yang mereka lakukan benar-benar telah menguras tenaga kedua-duanya, tapi hal itu juga terbayar dengan kepuasan dan kenikmatan yang mereka dapat. Setelah beberapa waktu Yuan Ming Zhu terlihat terlebih dahulu membuka kedua matanya, masih terpancar kepuasan akan kenikmatan yang baru saja didapat diwajahnya, dengan senyum penuh kebahagiaan Yuan Ming Zhu berpaling kearah sebelahnya dimana Bintang masih tampak terkapar lemas dengan wajah puas. Lagi-lagi Yuan Ming Zhu tersenyum puas melihat hal itu, kebahagiaan terpancar diwajahnya melihat raut puas dan
last updateLast Updated : 2022-02-24
Read more

38. Bagian 15

Matahari sudah bersinar cukup tinggi di peraduannya, sinarnya yang tadi hangat kini mulai menyengat. Pemandangan diatas Bukit Batu Bulan sudah terlihat ramai dengan hiruk pikuk para pendekar.Suasana hiruk pikuk yang begitu riuh diatas puncak Bukit Batu Bulan bukan tanpa alasan, saat ini di arena pertarungan tengah terjadi suatu pertarungan dahsyat antara Biksu Siauw Liem Sie dari Shaolin Utara menghadapi Wang Choyang dari Partai Suci Teratai Putih. Keduanya terlihat sama-sama tak mau mengalah hingga pertarungan berlangsung sengit.Biksu Siauw Liem Sie terlihat mengandalkan jurus ‘Perisai Lonceng Emas’ yang terkenal untuk pertahanannya, sedangkan Wang Choyang sendiri terlihat menggunakan Jurus ‘Pedang Dewa 6 Nadi’ yang juga tak kalah terkenal di dunia persilatan, sinar-sinar yang keluar dari jari jemari Wang Choyang berterbangan mencari sasaran disetiap lekuk tubuh Biksu Siauw Liem Sie. Biksu Siauw Liem Sie sendiri sesekali men
last updateLast Updated : 2022-02-24
Read more

38. Bagian 16

“Geledek Besar Sembilan Matahari...Heaaa...wussshhh.”. Wang Choyang maju dengan dahsyatnya dengan jurus andalan ditangannya. Biksu Siauw Liem Siepun tak mau kalah, dan ;“Menyongsong Budha di langit Barat...Heaaaa!”. Biksu Siauw Liem Sie melepaskan salah satu jurus dahsyat yang dimiliknya, bayangan budha yang tercipta dari jurus yang digunakan oleh Biksu Siauw Liem Sie ikut melesat kedepan.“Bum..buumm...buuummm..bllaarrrrrr..”. ledakan beruntun terjadi sebelum kedua pukulan dahsyat itu bertemu dan disusul satu ledakan besar dan dahsyat yang membuat tempat itu bergetar dengan hebat bagaikan tengah dilanda gempa besar.“Huak”. Biksu Siauw Liem Sie terlihat langsung memuntahkan darah kental dari bibirnya seraya memegangi dadanya yang terasa nyeri, luka dalam yang diderita oleh Biksu Siauw Liem Sie cukup parah, tapi nasibnya lebih beruntung daripada Wang Choyang yang terlihat terkapar cukup jauh dari
last updateLast Updated : 2022-02-24
Read more

38. Bagian 17

Hampir semua pendekar dunia persilatan yang hadir ditempat itu bangkit berdiri, termasuk 4 dewa penjaga gerbang.“Dewa Mars Pyroeis”. ucap 4 dewa penjaga gerbang hampir bersamaan.Sesosok tubuh tinggi besar dengan bentuk tubuh yang sangat kekar berotot, hal ini dapat terlihat karena sosok tersebut tidak mengenakan pakaian bagian atas, hanya mengenakan kain berwarna kecoklatan untuk menutupi tubuhnya bagian bawah. Di kedua tangannya yang sangat kekar berotot terlihat lilitan kain putih yang membungkur kedua tangannya, sebuah tasbih besar terlihat mengalung di lehernya, wajahnya kurang terlihat jelas karena tertutup oleh sebuah caping jerami,  tapi  yang  paling  menakjubkan juga menggetarkan dari sosok ini adalah warna kulitnya yang berwarna kemerahan tidak umum untuk warna kulit seorang manusia pada umumnya. Sosok tinggi besar yang kini berdiri ditengah-tengah arena pertarungan.Sejenak terlihat sosok kemerahan tersebut terlihat m
last updateLast Updated : 2022-02-25
Read more

38. Bagian 18

Semua perhatian langsung tertuju kearah sosok yang ternyata adalah Ketua dari partai Matahari Terbang, sosok lelaki besar berperawakan gagah. Kumis hitamnya yang tebal membuat sosoknya semakin memancarkan aura wibawa yang sangat kuat. Di jagat persilatan dia dikenal dengan nama Raja Matahari Terbang.“Huh! ingin memberi pelajaran, sombong sekali”. Ucap Raja Matahari Terbang tak kalah sombong.Pyroeis si Dewa Mars terlihat menatap tajam kearah sosok Raja Matahari Terbang yang beberapa langkah ada dihadapannya. “Ternyata ada juga yang bernyali ditempat ini, bagus! bagus!”. ucapnya lagi.“Apakah tidak ada yang ingin maju sekalian. biar cepat selesai”. Ucap Pyroeis lagi menatap kearah sekelilingnya dengan angkuhnya.“Aku Raja Matahari Terbang sudah cukup untuk melawanmu manusia sombong”.Raja Matahari Terbang terlihat menghimpun tenaganya, dan merapakatkan kedua tangannya ;“‘Golok
last updateLast Updated : 2022-02-25
Read more

38. Bagian 19

Raja Matahari Terbang sudah turun kembali kebawah dan kini menatap Dewa Mars dengan tatapan tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.“Golok Bulan Heaa”“Wussh...wushhh...wushhh”Sesosok tubuh melesat masuk ke arena pertarungan dan langsung melancarkan serangan beruntun dan mematikan kearah Dewa Mars. Begitu cepat sampai-sampai Dewa Mars tak sempat untuk menghindar dan memapaki serangan tersebut, dan ;“Bett..bett..bettt..bettt”. beberapa sinar keperakan membentuk bulan sabit itu dengan telak menghantam tubuh Dewa Mars dari berbagai arah, tapi anehnya sosok Dewa Mars masih dengan tenangnya berdiri tegar ditempatnya, seakan-akan jurus mematikan itu tidak ada arti baginya.Dewa Mars hanya tampak mengibas-ngibaskan tubuhnya yang tadi terkena serangan, seakan ingin membuang debu yang menempel ditubuhnya, sementara itu, sosok yang tadi melepaskan serangan kini sudah berdiri disebelah Raja Matahari Terban
last updateLast Updated : 2022-02-25
Read more
PREV
1
...
8081828384
...
183
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status