Beranda / Romansa / Jangan Mencintaiku / Bab 61 - Bab 70

Semua Bab Jangan Mencintaiku: Bab 61 - Bab 70

123 Bab

61#Pilihan Yang Menyakitkan

"Keyla, aku telah berjanji pada dirinya. Untuk bisa membuatmu bahagia, untuk bisa membuatmu menghapus setiap tetes air mata, semua kesedihan yang kamu luapkan. Ternyata aku nggak bisa melakukan apa pun, aku hanya bisa membuatmu semakin terpuruk dan menderita. Baiklah, aku akan belajar untuk membiarkanmu meninggalkanku. Tapi, aku mohon padamu jangan memintaku untuk melupakanmu." Mexsi bangkit dari sana."Kenapa? Kenapa kau memilih untuk nggak melupakan aku?" tanya Keyla dengan serius menatapnya."Sampai kapan pun, kamu akan tetap berada di dalam hatiku," kata Mexsi menjawab pertanyaannya. Ia pun pergi dari sana, dengan tangis lalu sedikit tersenyum.Keyla mencoba tegar. Sejujurnya kakinya ingin tergerak mengejar, menghentikan Mexsi lalu kembali memeluknya. Namun, pikirannya menolak untuk melakukan hal itu.Belum lama Mexsi meninggalkannya sendirian di sana. Handphonenya
Baca selengkapnya

62#Mencari Kontak Penting

Masih mencari kontak yang penting, pada saat melihat kontak Tino. Tanpa berpikir panjang ia memblokir nomornya, hanya menggeleng-geleng kepala sendiri jika mengingat tingkah laku konyol si idi*t Tino. Selesai memisahkan nomor yang penting dan tidak penting. Mexsi langsung menghubungi Will, meski hubungan mereka kurang baik tapi pasti Will akan mengerti dirinya."Hallo, Will. Lo lagi di mana sekarang? bisa ketemu?" kata Mexsi sedikit terburu-buru dalam bertanya."Gue lagi di rumah, yaudah ketemuan di mana?""Gue share lokasi sekarang, cepet ya. Ada sesuatu yang harus gue sampaikan." ia bergegas mengambil bajunya yang berada di lemari."Iya."Sampai disebuah kafe yang sedikit pengunjung, Mexsi sudah menunggu Will di sana. Ia sampai memesan sebuah kopi demi menunggunya, setelah beberapa menit berlalu terlihat Will menghampir
Baca selengkapnya

63#Percaya Dia Atau Tidak

Menutup pintu. Keyla terdiam sejenak, masih memikirkan perkataan Mexsi barusan. Ia keluar rumah mencari udara segar, saat berjalan-jalan disamping kafe. Ia terhenti, melihat Sarah dan seorang pria di sana.Ia diam sejenak di sana, menatap mereka berdua.Sarah mengambil handphone nya untuk berfoto, saat sedang asyik berfoto diri. Ia tak sengaja melihat Keyla sedang menatap ke arah mereka dari belakangnya, langsung berbalik badan."Eh ada Keyla, kemarilah," kata Sarah mengajaknya duduk bersama mereka.Kedua bola mata Keyla membulat saat ditatapnya, siapa yang saat ini duduk dihadapannya."WINO!" kata Keyla berteriak."Tenanglah Keyla, kakaku ini dibebaskan karena hanya melakukan sedikit kesalahan jadi- " kata Sarah berbicara dengan santainya."Apa maksud lo? Hanya melakukan sedikit kesalahan?!" Keyla kembal
Baca selengkapnya

64#Pernyataan

Mendengar hal itu sontak membuat Keyla terkejut, ia langsung terdiam lalu terjatuh ke lantai."Apa apa? Itu adalah satu-satunya cara, lo bisa membuat ayahnya Mexsi mendekam selamanya dalam penjara. Semua pilihan ada ditangan lo," ucap Sarah.Keyla mulai berdiri mengambil pistol itu. Ia bersiap-siap untuk menembak, di depan sana sudah ada papan tergantung boneka manusia. Ia diharuskan menembak kejantungnya secara langsung.DOR! Tembakan pertama meleset, tembakan kedua mengenai bahunya dan tembakan terakhir mengenai jantungnya. Saat itulah Sarah mendekatinya lalu tertawa, sambil memegang pundaknya."Bagus, sepertinya kamu adalah penembak yang cukup handal. Akan lebih menarik lagi, jika kamu menembakan pistol itu ke arah jantung Mexsi secepatnya." mendekati Keyla lalu berbisik."Akan gue nantikan hari di mana lo membunuhnya." lanjut Sarah menjauh darinya lalu
Baca selengkapnya

65#Tahun Yang Dipenuhi Tangis

Sesaat sebelum Mexsi mengirimkan pesan suara.Keyla lari menuju pintu kamar, ia mencoba pergi dari sana. Namun Wino memegang tangannya, menghentikan niatnya, menyeretnya masuk kembali ke dalam kamar.Wino memperlakukan Keyla dengan sangat lembut, ia mencoba membuat gadis itu mengerti."Gue gak bisa nahan lo, tapi Key. Lo harus tahu satu hal, perjanjian tetaplah akan menjadi perjanjian. Gue yakin lo tahu maksud gue," kata Wino memandang wajah Keyla.Gadis itu hanya terdiam, saat melihat botol air yang di bawa Wino. Tanpa meminta izin dari pemiliknya, ia meminum air itu hampir habis. Wino secepatnya memegang botol minum itu, bahkan sampai melemparnya tumpah di lantai.Menatap Wino dengan tatapan tajam, "Gue, haus... "Belum lama Keyla meminum air itu. Ia merasa kepalanya begitu berat, pandangannya terasa kabur, kelopak matanya berat seka
Baca selengkapnya

66#Melupakan

Operasi sedang dilangsungkan, 3 jam berlalu membuat ibu dan ayah Mexsi tidak bisa tenang. Mereka berdua terus saja menunggu, sampai kedua tangan bergemetar.Lampu ruang operasi menyala lalu mati, suster berlarian ke sana ke mari. Ibu Mexsi mendekati salah satu suster, ia ingin menanyakan terjadi masalah apa?"Suster, ada apa? Kenapa kau begitu cemas?" tanya ibu Mexsi memegangi salah satu suster yang keluar ruangan."Mohon maaf Ibu, sepertinya pasien sedang mengalami masa kritis. Berdoalah, agar operasi diberikan kemudahan juga keselamatan," kata suster lari ke dalam.Ibu Mexsi pingsan seketika mendengar hal itu darinya, ayah Mexsi mengangkat dan membawanya keruang UKS. Membaringkannya di sana, berharap istri dan putranya bisa membuka matanya kembali.Setelah beberapa jam menunggu akhirnya operasi selesai, dokter yang menangani Mexsi keluar dari ruang operas
Baca selengkapnya

67#Melupakan Semua Tentangmu

Dokter yang sedang menangani keadaan Mexsi tiba-tiba keluar dari ruangannya, Yasmin dan ibu Mexsi menengok bersamaan ke arahnya."Dokter ada apa? Sudah selesai? Boleh saya masuk?" kata ibu Mexsi langsung menyuguhkan beberapa pertanyaan padanya."Begini, Mexsi harus melupakan segalanya tentang seseorang yang telah membuatnya terluka. Jadi, saya harap dengan dia membuka lembaran baru dihidupnya. Dia kembali ke kehidupannya yang semula tapi, kita harus mencari alasan atau kegiatan lain untuknya. Jangan sampai dia mencoba mengingat kembali, apalagi sampai  menyadarinya... " kata dokter menjelaskan keadaannya."Agar Mexsi dapat mempercayai dan dapat melupakan masa lalunya yang kelam." lanjutnya menatap ke arah kedua orang tua itu.Ibu Mexsi mendekati suaminya, ia memegang tangannya. Dengan kedua alis ditekuk, lalu menatapnya serius."Apa boleh buat, kan? ki
Baca selengkapnya

68#Aktifitas Baru

Terus saja menatap ayahnya Mexsi, saat makanan yang dimakan ayah Mexsi habis barulah dia menengok ke arah Dito. "Apa yang ingin Om tanyakan, pada saya?" tanya Dito dengan tatapan penasaran.Bukannya menjawab ayah Mexsi lanjut memesan makanan. Pada saat itulah ia menatap kembali Dito, wajahnya kini berubah sedikit sedih."Begini, kamu itu, kan sahabat Mexsi. Dan sudah tidak ada rahasia di antara kalian bukan?" kata ayah Mexsi menatap serius ke wajah Dito.Dito mengangkat wajahnya. "Tentu saja Om!""Tetapi kamu harus merahasiakan sesuatu hal, dari Mexsi seumur hidup." lanjutnya masih menatap Dito serius.Sebenarnya Dito sangat anti sekali main rahasia-rahasiaan, terlebih pada sahabat karibnya. Tetapi, seperti tidak salah jika mendengar dahulu penjelasan ayah Mexsi. Kali ini ia mencoba mendengarkan dengan saksama."Tentang kecelakaan yang
Baca selengkapnya

69#Hari Pertama Latihan

Terjebak dengan keadaan, Mexsi akhirnya menyetujui perkataan ibunya. Keesokan harinya, Dito datang ke rumahnya pagi-pagi sekali. Membawa jas berwarna hitam kecoklatan, tapi pada saat sampai dikamar Mexsi. Lelaki itu sedang terlelap tidur, wajah Dito berubah. Ia membangunkan Mexsi kembali dengan lembut, namun tidak kunjung bangun juga. Cara terakhir."Sayang, kalau kamu tidur terus. Kita akan segera menikah lho," ucap Dito mencoba memancingnya.Benar saja, tanpa menunggu waktu lama Mexsi membuka kedua matanya langsung melotot. Bangkit lalu masuk ke dalam kamar mandi, Dito langsung berjoged ria karena rencananya berhasil.Beberapa saat kemudian Mexsi keluar dari kamar mandi, lalu mendorong Dito keluar dari kamarnya. Beralasan jangan sampai dia melihatnya berganti pakaian, meski Dito suka bercanda tapi ia takut candaannya jadi kenyataan."Eh tunggu, Mexsi!" Teriak Dito sudah diluar
Baca selengkapnya

70#Perasaan Seorang Ibu

Gadis yang sedang ditatap Dito hampir menangis karenanya, muncul sosok lelaki yang gagah, tinggi dan tampan. Sayangnya kepalanya botak, jika berdiri di atas kepalanya mungkin akan terpleset. Secepatnya Dito menatap ke arah sapu yang tergeletak disamping tembok, yang ditinggalkan keliling servis."Apa! Liat-liat!?" kata Dito memekik marah sambil menunjuk-nunjuk sapu itu."Hah! Dasar orang gila," kata lelaki botak itu menggandeng wanitanya.Ketika dirasa mereka sudah pergi menjauh barulah ia pergi dari sana, membelikan Mexsi minum beserta si Mba En. Beberapa saat kemudian Mexsi sudah rapih, ia mulai diajarkan gaya-gaya seorang model ketika dipotret. Selesai dengan pemotretan yang dianggapnya beban, ia bernafas lega bisa langsung menguasainya. Bahkan sampai membuat model yang lain, yang saat itu menyaksikan pemotretannya bertepuk tangan ria. Ia tak mau bila harus berlama-lama di tempat itu. Ingin secepa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
13
DMCA.com Protection Status