Home / Romansa / Jangan Mencintaiku / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Jangan Mencintaiku: Chapter 51 - Chapter 60

123 Chapters

51#Kecelakaan Yang Tak Disengaja

Tak tahan lagi dengan perilaku Tino secepatnya Keyla mengambil alih ia datang menemuinya lalu mencengkram kerahnya. Pada saat ia masih dalam keadaan tertidur di ruang uks, tentu saja Tino menjerit karena takut dan terkejut. "Wuaaah, kodok, kodok!" teriak Tino sambil kedua matanya melotot menatapnya. Keyla hendak memukulnya namun Mexsi menangkap tangannya, menggenggam erat, menariknya keluar dari ruang uks. Sedangkan idi*t Tino hanya terdiam bengong sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal, dan menatap ke sekeliling lalu tidur kembali. Mereka berdua bicara kembali di taman. Di bawah pohon besar, mereka duduk Mexsi menyuruh Keyla untuk menarik napas secara perlahan dan teratur, lalu keluarkan dari mulutnya mungkin itu akan membantunya rileks sejenak. Bukannya merasa tenang Keyla mengingat wajah Tino ia ingin menonjok wajahnya. Akhirnya Mexsi memutuskan untuk mengajak Keyla jalan-jalan ke tepi pant
Read more

52#Ditinggalkan lagi!

CRANG! Keyla menjatuhkan gelas yang akan dia ambil, jantungnya terus saja berdegup kencang, pikirannya tak menentu. Ia terlihat gelisah dan cemas. Ibunya mendekatinya, melihat putrinya berdiri dengan tatapan kosong. Tanpa memedulikan pecahan gelas yang berserakan di bawah kakinya, ibunya menepuk pundaknya. Ia terkejut, bahunya sedikit terangkat. Hendak membereskan pecahan gelas, ibunya menyuruhnya untuk pergi tidur karena sudah terlalu larut menunggu ayahnya pulang. Bukannya tidur, semakin ingin menutup matanya, semakin berdegup jantungnya. Keyla memegang dadanya. "Apa yang terjadi? Kenapa aku gak bisa tidur," katanya bergumam sendiri mencoba menutup mata. Memaksakan diri untuk tidur. *** Di rumah Mexsi. Tiba di depan gerbang rumahnya. Ayah Mexsi menekan tombol klakson mobil, pembantu rumahnya menarik pintu gerbang. Ia secepatnya menyuruh pembantunya menyemprotkan ai
Read more

53#Jangan Menangis

Pagi hari...Keyla membantu ibunya memasak memotong bawang merah, sedikit tak fokus sebentar melirik ke arah pintu yang berharap ayahnya datang. Pada hal ia sudah menunggunya semalaman suntuk, namun tak ada satu tanda pun yang menandakan kedatangan ayahnya.Kembali melamun. Pada hal tangannya tergores pisau bahkan mengeluarkan darah. Tak bergeming atau merasakan sakit. Ibunya menepuk pundaknya, ia melirik namun saat melihat tangannya yang berdarah hanya sedikit bereaksi. Ibunya panik mengambil kotak p3k, hanya terdiam tanpa menjawab pertanyaan yang tiada henti dari ibunya."Keyla, kalau kamu lagi gak merasa enak badan. Kamu istirahat lagi aja, nanti kalau ayah datang ibu bangunkan kamu," kata ibunya sedikit mengkhawatirkan putrinya."Aku hanya mau tetap di sini, menunggu ayah," ungkap Keyla menegaskan keinginannya.Tok, tok, tok.Seseorang mengetuk pintu, Keyla tersenyum bahagia ingin secepatnya memeluk ayahnya lalu meminta maaf duluan. Ia m
Read more

54#Setelah Ditinggalkan Ayah

Tetap mencoba membujuk Keyla merelakan kepergian ayahnya, karena harus secepatnya dimakamkan. Setelah beberapa saat Mexsi menjelaskan padanya, akhirnya ia mengerti namun air mata yang mengalir deras tak bisa terhenti.Tersadar. Ibu Keyla terbangun, lalu berdiri melihat putrinya yang sedang menangis dalam dekapan Mexsi. Ia berjalan terduduk disamping putrinya, Keyla melirik kearahnya langsung memeluknya dengan sangat erat.Mereka berdua menangis bersama. Tina, Will dan Tino tiba di depan rumahnya. Tina dan Will berlari ke arah mereka yang sedang kehilangan, berduka cita."Bu, aku, aku... belum bilang sama ayah. Kalau aku sudah memaafkannya, aku ingin makan bakso buatannya lagi... aku... ak.. " kata Keyla bicara terbata-bata masih dalam dekapan ibunya."Keyla, ayahmu pasti sudah mengetahuinya. Kamu jangan berpikir yang macam-macam, tenangkan dirimu... " kata ibunya menangis memeluknya semakin erat.
Read more

55#Tak Berdaya

Sedikit merasa ada hal yang aneh dan sesuatu seperti rahasia yang Keyla sembunyikan. Mexsi hanya menatapnya dengan penuh harapan agar gadis itu benar-benar terlihat baik-baik saja, namun ia tetap percaya jika gadis itu luka di dalam."Ada pertanyaan lagi? Kalau gak ada gue mau cabut, mau masuk ke kelas bentar lagi bel," kata Keyla dengan santainya berjalan ke depan tanpa menoleh sedikitpun, lalu Sarah menarik tangannya.Menengok dan berbagai pertanyaan ada di pikirannya, sebenarnya apa yang akan dia lakukan?"Lo yakin, kecelakaan itu cuma kecelakaan tabrak lari? Bukan sesuatu yang direncanakan oleh orang lain?" tanya Sarah menarik tangannya dan membuat Keyla menatapnya dengan sangat terkejut."Apa maksud lo? Apa lo tahu sesuatu tentang kecelakaan ayah gue?" tanya Keyla dengan sangat serius menatapnya.Sarah berbisik kepadanya lalu berkata, "Kalau lo mau tah
Read more

56#Ingin Mati!

Mexsi tak langsung bertanya hanya melihatnya dan terus memeluknya dengan sangat erat. Sampai Keyla mengajukan sebuah pertanyaan."Apa aku harus melanjutkan hidup? Apa aku harus tetap hidup?" tanya Keyla tanpa membalas pelukannya.Mendengar hal itu Mexsi sangat terkejut, bahkan ia sampai mengangkat tubuhnya. Ia menyandarkan dagunya di atas bahu Keyla sampai pipi mereka saling bersentuhan, tak langsung menjawab pertanyaannya ia hanya terdiam sejenak lalu menjawab."Setiap orang tentu memiliki ujian yang berbeda-beda, seperti halnya kamu sedang diuji jangan menyerah. Pada dasarnya setiap makhluk hidup pasti akan menemui yang namanya kematian, semuanya sudah ditentukan.""Lalu, jangan pernah berpikir bahwa kamu sendirian. Masih ada aku, yang tak akan meninggalkan kamu sendiri... " bagian terakhir ia memegang pundaknya dengan kedua tangannya lalu, menghadapkan wajah Keyla ke hadapann
Read more

57#Abaikan Saja Dia

Pagi-pagi sekali Mexsi menyiapkan sarapan untuk Keyla, lalu mencium wangi yang sangat harum sampai membuatnya membuka mata dan melihat ke arahnya. Ia tersenyum melihat Mexsi sedang berdiri membelakanginya menyiapkan makanan, mendekat. Memeluknya dari belakang.Mexsi terkejut."Aku selalu melakukan hal ini, jika ibu menyiapkan sarapan pagi. Hanya mengulang, jangan salah paham," kata Keyla semakin erat memeluknya.Membiarkannya tetap begitu, Mexsi tersenyum sambil membalikan badannya. Keyla tak ingin menatap wajahnya, karena saat ini wajahnya pun ikut memerah."Hanya mengulang, atau kau memang sedang merindukanku?" kata Mexsi bertanya padanya berbalik menggoda membalas perilakunya tadi malam."Ah, gak ko. Yaudah, aku mau siap-siap ke sekolah," kata Keyla mencoba menurunkan tangannya.Namun Mexsi membalas pelukannya. Semakin erat. "Aku ha
Read more

58#Dia Adalah?

Kedua matanya membulat, mulutnya menganga, kedua alisnya terangkat. Terkejut melihat siapa wanita yang ada dihadapannya saat ini, ia melangkah dan berkata."Sa.. ra.. h." Keyla sedikit tegang."Haha... " Sarah sedikit tertawa saat mendengar hal itu darinya.Tak ingin berlama-lama di tempat itu, ia secepatnya mengatakan siapa yang sudah membunuh ayahnya? ingin melihat secara langsung video dengan jelas. Namun Sarah berkata padanya untuk bersabar, karena jika dia tahu mungkin itu akan mengganggu konsentrasinya juga kebahagiaannya.Hanya mencoba mengangguk dan mengikuti langkah Sarah yang saat ini berjalan ke ruang CCTV. Di sana terdapat 2 orang bertopeng, salah satunya memakai masker. keduanya memakai pakaian berwarna hitam, sampai Keyla sedikit takut saat mereka meliriknya.Sarah mengangkat satu jari mulai menunjukkan kodenya, salah satu di antara orang itu
Read more

59#Hanya Dapat Saling Membenci

Gelas itu hancur menjadi serpihan kecil, bagaikan hati Keyla saat ini. Melotot menatap orang tua itu, dia adalah pembunuh ayahnya. "Key," ucap Mexsi menegur Keyla. Namun Keyla tak bergeming beberapa saat, ia memegang dadanya yang semakin lama semakin sesak. Sakit rasanya, berlari keluar dari lestoran itu. Mexsi sempat memegang lengannya, namun ia mengernyitkan keningnya, bagaikan menahan sedih dan amarah. Tanpa Mexsi sadari, ia menurunkan lengan Keyla secara perlahan. Gadis itu pun melanjutkan pergi dari sana meninggalkan tempat itu. Berlari, pada hal saat ini ia sedang menggunakan sepatu hak tinggi. BRUGH! Keyla terjatuh. Tangan kirinya memegang dadanya yang terasa sangat sesak, sedangkan tangan kanannya memegang rumput. Hujan secara tiba-tiba turun, membasahi tubuhnya, lengkap sudah penderitaannya. "Apa ayah mengenalnya?" sontak Mexsi dengan pertanyaannya. Bertanya tanpa menatap wajah ayahnya. "Gak, ayah tidak mengenal wanita
Read more

60#Kekecewaan Yang Mendasar

"Gue gak paham, mending lo pergi dari sini. Pikirkan perasaan Tina. Dia lebih membutuhkan lo dibandingkan gue," kata Keyla bangkit meninggalkan Will. Will menangkap tangannya. "Baiklah, tapi gue mau lo pikirkan baik-baik perkataan gue barusan. Sampai kapan pun kalau lo mau kembali ke," ia mengangkat tangan Keyla meletakan didadanya. "Hati gue, akan selalu terbuka buat lo. Kapan pun itu, dan gue mau antar lo. Udah malam takut ada orang yang berbuat jahat sama lo." Daripada menolak, pasti Will akan terus memaksanya. Mengingat bagaimana pun juga dulu di antara mereka pernah memiliki hubungan khusus, jadi Keyla paham betul sifatnya. "Baiklah." Keyla sedikit mematuhi keinginan Will. Kenapa? Kenapa ayah menyembunyikan kenyataan bahwa ia telah menabrak ayahnya Keyla. Kenapa? Pikir Mexsi yang masih belum percaya apa yang saat ini terjadi. Dengan kecepatan penuh, Mexsi melaju begitu cepatnya. Didepannya terlihat seseorang yang sedang menyebrang, ia mem
Read more
PREV
1
...
45678
...
13
DMCA.com Protection Status