Bahtera rumah tangga yang akan mereka jalani itu akan ada kalanya penuh dengan cobaan. Dimana menyatukan dua hati, dua kepala dan dua ego yang berbeda itu tidak gampang.Eza merasa heran, semakin kesini rasanya semakin gelisah, gundah dan tidak yakin akan pilihannya ini. Biduk rumah tangga tinggal selangkah lagi, dalam menuju janji suci, tinggal menghitung menit. Dan tidak semudah itu untuk menggagalkannya, wajah yang seharusnya merona bahagia, terlihat sendu dan murung.Bu Marni mendekat. Di pandang wajah putri satu-satunya itu. "Neng, kenapa? kok murung, seharusnya, Neng itu bahagia," lirih bu Marni eembari mengusap pundak yang tertutup kerudung pengantin.Eza menatap wajah ibunya. "Umi ... gak tau nih Eza merasa gak yakin, hati Eza gelisah. ngambang hini Mi ....""Neng ... tinggal menghitung menit lagi, dan yang Eza rasakan saat ini, itu wajar! memang seperti kalau mendekati waktunya." sambung uminya."Tapi, Umi ..." Eza lesu."Sudah, jan
Baca selengkapnya