Share

Hari H

Penulis: Mentari
last update Terakhir Diperbarui: 2021-11-14 19:39:27

Bahtera rumah tangga yang akan mereka jalani itu akan ada kalanya penuh dengan cobaan. Dimana menyatukan dua hati, dua kepala dan dua ego yang berbeda itu tidak gampang.

Eza merasa heran, semakin kesini rasanya semakin gelisah, gundah dan tidak yakin akan pilihannya ini. Biduk rumah tangga tinggal selangkah lagi, dalam menuju janji suci, tinggal menghitung menit. Dan tidak semudah itu untuk menggagalkannya, wajah yang seharusnya merona bahagia, terlihat sendu dan murung.

Bu Marni mendekat. Di pandang wajah putri satu-satunya itu. "Neng, kenapa? kok murung, seharusnya, Neng itu bahagia," lirih bu Marni eembari mengusap pundak yang tertutup kerudung pengantin.

Eza menatap wajah ibunya. "Umi ... gak tau nih Eza merasa gak yakin, hati Eza gelisah. ngambang hini Mi ...."

"Neng ... tinggal menghitung menit lagi, dan yang Eza rasakan saat ini, itu wajar! memang seperti kalau mendekati waktunya." sambung uminya.

"Tapi, Umi ..." Eza lesu.

"Sudah, jan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Cinta Seroja   Pertama kali

    Baru setengah perjalanan, mobil mogok. Dirwan kebingungan, mana jauh dari bengkel, jalanan sepi. Suasana semakin larut. "Ah. Sial," tangan Dirwan memukul setir. Eza hanya menatap suaminya yang nampak kesal. Ia pun kesal dan menyalahkan Dirwan yang kekeh keluar dari rumah malam-malam. "Sukurin, orang gak mau, malah di paksa. rasain." Batin Eza bergejolak. Dirwan turun dan ngecek ban, mesin juga bensin. Bensin pull, sepertinya mesin. Ia mencoba utak-atik. Eza duduk menunggu di dalam mobil sambil berpangku tangan. Sesekali melihat ke arah Dirwan yang berkutat dengan mesin. "Menyebalkan sekali." Gerutu Eza dengan muka di tekuk kesal. Malam semakin larut, dingin pun kian menyapa kulit Eza. Mana gak bawa jaket, begitupun Dirwan ia hanya mengenakan kemeja panjang saja. Dirwan melirik ke arah Eza yang nampak kedinginan. Di balik rasa kesal dengan keadaan, kasian juga pada sang istri. Karena lama, Eza turun menghampiri Dirwan yang juga mukanya ditekuk, baju belepotan kotor dari mesin. "M

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-02
  • Cinta Seroja   Beraninya

    Terdengar suara tahrim dari berapa masjid yang menandakan sebentar lagi adzan subuh dan neng Eza sudah terbangun! melirik kanan dan kiri mengedarkan pandangan ke setiap sudut ruangan tersebut.Dan di sampingnya ada Dirwan yang tidur memeluk guling memunggungi dirinya. Mengucek matanya sesaat, kembali mengumpulkan seluruh jiwanya.Lalu kemudian mengibaskan selimut mendudukkan dirinya sesaat sebelum menapakkan kedua kakinya di lantai. Kemudian mencari handuk dan meniatkan dirinya untuk membersihkan diri, walaupun di sana tidak ada pakaian ganti untuknya akan tetapi setidaknya dia bisa memakai kemeja atau kaos panjang milik Dirwan.Tidak lupa Eza pun mengunci pintu kamar mandi takut Dirwan masuk dan dia membersihkan diri menggunakan air shower yang hangat sehingga menimbulkan rasa segar."Berrrr ... Dinginnya menyegarkan ..." gumamnya Eza sembari mengusap rambutnya yang Ia pakai kan sampo."Auwwwh ..." jeritnya Eza disaat tangah asik menikmati ritual mandinya tiba-tiba ada toke nemplok d

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-13
  • Cinta Seroja   Menolak

    Selesai sarapan, Eza di ajak ke kamar oleh Dirwan. Sementara Bu Hawa bersama bibi Sien di ruang tengah dan bibi lainnya.Eza menepiskan tangan Dirwan yang menarik tangannya ke dalam kamar. "Lepas, mau apa sih? aku mau ngobrol sama mamah.""Terserah Akang dong mau ngapain, Neng istirahat jadi apa salahnya dan salahnya di mana? jika akan mengajak Eneng ke dalam kamar! Akang mau minta dimandiin kek, mau minta dilayani kek 'kan itu hak Akang. Eneng istri Akang. Lupa?" Dirwan mendekat.Neng Eza mundur menabrak dinding. Punggungnya menempel di dinding. Dirwan menempelkan kedua tangannya di dinding yang ada Eza berdiri, tampak pucat menatap ke arah Dirwan yang menyeringai."A-Akang mau apa?" Eza tampak gugup dan ketakutan."Akang mau, Eneng. Kita kan sudah halal. Masa Akang tidak boleh menyentuh istri sendiri 'kan aneh." Dirwan perlahan menyentuh pipinya Neng Eza.Meja sendiri memejamkan matanya, dalam hatinya berontak dia tidak ingin disentuh Dirwan. Entah kenapa hatinya tidak mengizinkan b

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-14
  • Cinta Seroja   Nyawa cadangan

    Neng Eza menundukkan kepalanya, tidak berani menatap ke arah Dirwan yang pastinya marah padanya.Dirwan berusaha untuk sabar menahan hasrat nya yang sebenarnya ingin ia salurkan dari semalam. Tapi Eza seolah tidak mengerti keinginannya sebagai suami. Ia terduduk dengan perasaan yang nano-nano, marah. kesal, jengkel dan senang setidaknya dia sudah mendapat hal kecil dari Eza.Neng Eza diam seribu kata sambil mengusap bibirnya yang berasa masih menempel bekas barusan. Lalu menggigitnya dengan perlahan ia meneruskan kembali niatnya untuk mengambil pakaian dan memasukkannya ke dalam tas.Rasanya Ia pun ingin marah, ingin memaki Dirwan yang sudah lancang menyentuhnya, sesuatu yang belum ingin dia berikan sudah diambil duluan. Tapi apakah pantas jika dirinya marah-marah apalagi memaki Dirwan selaku suami yang jelas punya hak sepenuhnya tentang diri Eza.Sedari tadi kejadian itu Dirwan tidak banyak bicara, wajahnya masam dan ditekuk sama abah juga umi pun dia bicara seperlunya dan hanya pami

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-18
  • Cinta Seroja   Senyum-senyum sendiri

    Kemudian Dirwan meminta di ambilkan pakaiannya. Yang langsung neng Eza ambilkan."Ini bajunya ..." Eza memberikan pada Dirwan yang terus mengembangkan senyumnya. "Apa sih senyum-senyum?"Lantas Dirwan pun mengenakan pakaiannya sambil melihat ke arah neng Eza yang membalikan tubuh memunggungi dirinya."Neng ini kenapa masih malu-malu? orang kita udah suami istri, malah sebentar lagi ... kita akan membelah duren!" ucap Dirwan diiringi dengan senyum-senyum nakal. Membuat Neng Eza bergidik geli."Nggak, apaan sih ... belah duren. Belah duren." Eza membawa langkah ke kamar mandi.Dirwan menyunggingkan senyuman sembari menyemprotkan minyak wangi ke seluruh tubuhnya. "Heum ... wangi, Neng Eza pasti suka!" Memberikan minyak ke rambutnya.Tidak lama kemudian. Eza keluar dari kamar mandi dan sudah menggunakan baju tidur yang panjang. Menatap sekilas ke arah Dirwan yang sedang menatap intens, lalu mengalihkan pandangan ke arah samping.Lantas Eza mendekati ke kaca cermin rias, detik kemudian ke

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-20
  • Cinta Seroja   Tanya-tanya

    Brok-brek, barak.Kepala Eza langsung menoleh ke arah Dirwan, dengan tatapan yang merasa heran dan penasaran suara apa itu yang terdengar jelas datangnya dari luar bagian depan rumah.Namun Dirwan seolah tidak peduli. Terus aja berbaring dan memeluk Eza semakin erat. Eza menggerakkan tangan dan menyingkirkan tangan Dirwan dari tubuhnya. Perlahan dia bangun dan duduk dengan selimut yang ia himpit di antara kedua ketiaknya.Tubuh Dirwan pun bergerak, dia mengikuti Neng Eza dan duduk di sampingnya. Cuph mengecup bahu Eza yang terbuka. "Neng mau ke mana mendingan kita lanjut lagi yuk Abang masih kangen!" Bisiknya tepat di dekat telinganya neng Eza membuat."Emangnya Akang nggak dengar, suara yang barusan di luar rumah?""Emangnya kenapa? Biarkan saja kan ada bang Udin yang melihatnya, ngapain Akang keluar ninggalin istri Akang yang cantik ini, nanggung lagi pengen bermanja kembali." Suara Dirwan lirih dengan masih tersenggal.Tangan Dirwan kembali mendorong sebelah bahunya neng Eza agar b

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-03
  • Cinta Seroja   Sedikit melunak

    Sudah seminggu Eza berada di rumahnya bu Hawa. Mau pindah ke rumah sebelah tapi ... Eza mau di rumah bu Hawa saja biar bisa menemani bu Hawa.“Ma ... Eza mau ke tempat umi dulu ya, Eza kangen sama umi dan abah.” Eza duduk di dekat bu Hawa.“Boleh ... tapi Neng sudah minta ijin sama suami belum?” ucap bu Hawa dengan lirih.“Belum, Ma. Kemarin sih sudah bilang ... tapi tidak bilang kapan-kapannya.” Sambung Eza sambil mengambil minum buat mama mertuanya itu.“Sebaiknya Eza bilang dulu sama akang, biar dia gak khawatir dan istri itu ... kalau keluar rumah harus ada ijin suami, gak boleh pergi tanpa ijin darinya.” Kata bu Hawa sembari tersenyum dan mengusap tangannya Eza.“Iya. Ma ... nanti Eza minta ijin sama akang,” Eza mengangguk pelan. Lalu dia mengambil ponsel dari dalam sakunya dan dengan pelan mengetik sebuah chat yang akan dia kirimkan pada kontaknya Dirwan yang kini belum pulang dari Jakarta.“Akang, aku mau minta ijin ya ... mau ke tempat umi, Eza kangen sama mereka semua.” Kirim

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-08
  • Cinta Seroja   Ogah-ogahan.

    Sekitar pukul empat sore, Eza sudah tampak segar dan keluar dari kamar mandi dengan memakai jubah handuk putih serta bergelung handuk menutup rambut yang basah. Kedua menik matanya mendapati Dirwan yang masih tampak lelap di atas tempat tidur berselimut tebal yang hanya menutupi sampai perutnya saja, sehingga dadanya mengekspos yang sedikit berbulu.Eza mendekat dan duduk di tepi tempat tidur, tepat menghadap ke arah Dirwan. "Aang bangun? udah jam 04.00 katanya mau mengantar aku ke tempat umi."Namun Dirwan yang tampak sangat capek, tetap bergeming Tak bergerak sedikit pun malah terdengar suara dengkuran yang halus."Ih ... katanya mau nganterin aku, tapi malah tidur! Akang. Bangun ..." suara Eza kembali sedikit agak keras.Terlihat pergerakan dari tubuh Dirwan sambil memicingkan matanya sebelah melihat ke arah sang istri. "Apa sih Neng ... Akang ngantuk banget, nggak kuat nih!""Bangun, mandi sana? terus salat ashar, katanya mau nganterin aku ke tempat Umi, nanti di sana tidur lagi,"

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-09

Bab terbaru

  • Cinta Seroja   Keputusan

    Sesudah beberapa bulan, berumah tangga dengan Dirwan. Eza berusaha untuk menjadi istri yang baik sekalipun dia belum mencintai sepenuhnya. Dan memang mencintai itu butuh waktu, beda bila cinta itu datang dengan tiba-tiba.Suatu hari. Dia mendapati chat whatsapp yang menyakitkan hati, di mana kata-kata yang menguliti keburukan Dirwan di masa lalu bersama seorang wanita yang notabenenya sudah bersuami.Dan itu bukan masa lalu saja, karena dia mengatakan kalau baru-baru ini mereka bertemu dan melakukan layaknya hubungan yang sudah sah. Wanita itu pun mengakui kalau dia sangat mencintai Dirwan dan tidak mau kehilangan. Bahkan foto nya pun yang sedang tidur berdua di kirimkannya. Membuat mata Eza terbelalak dengan sangat sempurna.Tentunya membuat Eza murka sama Dirwan, se'marah-marahnya biarpun dia nggak cinta sama Dirwan! tetap saja dia nggak suka kalau suaminya berbuat sesuatu yang aneh-aneh di luar."Neng Akang akui itu, tapi itu cuman masa Lalu! setelah kita menikah Akang nggak pernah

  • Cinta Seroja   Ingat gak

    "Sebaiknya Dirwan istirahat saja di kamar. Biarpun kamarnya kecil ... lumayanlah buat istirahat." Kata Abah sambil menuding ke arah kamar Eza.Penglihatan Dirwan mengikuti tudingan Abah pada kamar Eza dengan bibir tersenyum senang. "Iya, Bah. Aku masuk dulu. Umi," ucap Dirwan sambil berdiri lalu berjalan mendatangi peraduan istri nya.Detik kemudian, Dirwan sudah berdiri di depan pintu setelah menutupnya dengan rapat, dan mendapati istrinya yang sudah berganti baju dengan dasteran. Berbaring memunggungi arah pintu. Bibir Dirwan menyungging lalu mendekat.Eza yang baru saja mau tidur, mendengar pergerakan dari arah belakang membuat ia membuka mata lantas menoleh ke belakang terkejut melihat Dirwan berada di kamarnya. Bukannya tadi sudah dia suruh pulang saja. Lagian kamar ini juga kecil."Ngapain Akang di sini? kan tadi sudah Neng suruh pulang, biarkan Neng menginap di sini sendiri." Eza bangun mendudukan dirinya.Dirwan menarik kedua sudut bibirnya duduk di tepi tempat tidur. "Akang j

  • Cinta Seroja   Ijin suami

    Begitu tiba di rumah kedua orang tuanya, Eza di sambut dengan bahagia oleh umi dan abah. Eza pun memeluk umi dengan sangat erat. “Umi ... Eza kangen sekali sama Umi.”“Umi juga kangen sama, Neng. Umi mau ke sana tapi belum ada waktu dan tadinya mau ke sana itu lusa. Sama abah.” Balas uminya sambil membalas pelukan neng Eza.“Tapi Neng sudah rindu sama umi ... jadinya Neng ke sini sekarang.” kata neng Eza sambil memudarkan pelukannya dan menyalami Abah nya yang memandangi dengan penuh haru pada Eza yang setelah menikah dengan Dirwan, baru ketemu sekarang.“Abah. Sehat ... aku kangen sama Abah, gak bisa bikinkan kopi lagi buat Abah.” Eza memeluk abah 0enuh rasa rindu.“Abah juga sama Neng ... kangen, tapi ... sekarang Neng itu sudah punya kewajiban yaitu pada suami. Dan mana suami mu sekarang? kenapa tidak ikut, seharusnya dia mengantar mu ke sini.” kata abah sambil melihat ke arah jalan tetapi tidak ada sosok Dirwan.“Dia baru datang dari Jakarta Abah ... capek katanya. Jadi Neng ke si

  • Cinta Seroja   Ogah-ogahan.

    Sekitar pukul empat sore, Eza sudah tampak segar dan keluar dari kamar mandi dengan memakai jubah handuk putih serta bergelung handuk menutup rambut yang basah. Kedua menik matanya mendapati Dirwan yang masih tampak lelap di atas tempat tidur berselimut tebal yang hanya menutupi sampai perutnya saja, sehingga dadanya mengekspos yang sedikit berbulu.Eza mendekat dan duduk di tepi tempat tidur, tepat menghadap ke arah Dirwan. "Aang bangun? udah jam 04.00 katanya mau mengantar aku ke tempat umi."Namun Dirwan yang tampak sangat capek, tetap bergeming Tak bergerak sedikit pun malah terdengar suara dengkuran yang halus."Ih ... katanya mau nganterin aku, tapi malah tidur! Akang. Bangun ..." suara Eza kembali sedikit agak keras.Terlihat pergerakan dari tubuh Dirwan sambil memicingkan matanya sebelah melihat ke arah sang istri. "Apa sih Neng ... Akang ngantuk banget, nggak kuat nih!""Bangun, mandi sana? terus salat ashar, katanya mau nganterin aku ke tempat Umi, nanti di sana tidur lagi,"

  • Cinta Seroja   Sedikit melunak

    Sudah seminggu Eza berada di rumahnya bu Hawa. Mau pindah ke rumah sebelah tapi ... Eza mau di rumah bu Hawa saja biar bisa menemani bu Hawa.“Ma ... Eza mau ke tempat umi dulu ya, Eza kangen sama umi dan abah.” Eza duduk di dekat bu Hawa.“Boleh ... tapi Neng sudah minta ijin sama suami belum?” ucap bu Hawa dengan lirih.“Belum, Ma. Kemarin sih sudah bilang ... tapi tidak bilang kapan-kapannya.” Sambung Eza sambil mengambil minum buat mama mertuanya itu.“Sebaiknya Eza bilang dulu sama akang, biar dia gak khawatir dan istri itu ... kalau keluar rumah harus ada ijin suami, gak boleh pergi tanpa ijin darinya.” Kata bu Hawa sembari tersenyum dan mengusap tangannya Eza.“Iya. Ma ... nanti Eza minta ijin sama akang,” Eza mengangguk pelan. Lalu dia mengambil ponsel dari dalam sakunya dan dengan pelan mengetik sebuah chat yang akan dia kirimkan pada kontaknya Dirwan yang kini belum pulang dari Jakarta.“Akang, aku mau minta ijin ya ... mau ke tempat umi, Eza kangen sama mereka semua.” Kirim

  • Cinta Seroja   Tanya-tanya

    Brok-brek, barak.Kepala Eza langsung menoleh ke arah Dirwan, dengan tatapan yang merasa heran dan penasaran suara apa itu yang terdengar jelas datangnya dari luar bagian depan rumah.Namun Dirwan seolah tidak peduli. Terus aja berbaring dan memeluk Eza semakin erat. Eza menggerakkan tangan dan menyingkirkan tangan Dirwan dari tubuhnya. Perlahan dia bangun dan duduk dengan selimut yang ia himpit di antara kedua ketiaknya.Tubuh Dirwan pun bergerak, dia mengikuti Neng Eza dan duduk di sampingnya. Cuph mengecup bahu Eza yang terbuka. "Neng mau ke mana mendingan kita lanjut lagi yuk Abang masih kangen!" Bisiknya tepat di dekat telinganya neng Eza membuat."Emangnya Akang nggak dengar, suara yang barusan di luar rumah?""Emangnya kenapa? Biarkan saja kan ada bang Udin yang melihatnya, ngapain Akang keluar ninggalin istri Akang yang cantik ini, nanggung lagi pengen bermanja kembali." Suara Dirwan lirih dengan masih tersenggal.Tangan Dirwan kembali mendorong sebelah bahunya neng Eza agar b

  • Cinta Seroja   Senyum-senyum sendiri

    Kemudian Dirwan meminta di ambilkan pakaiannya. Yang langsung neng Eza ambilkan."Ini bajunya ..." Eza memberikan pada Dirwan yang terus mengembangkan senyumnya. "Apa sih senyum-senyum?"Lantas Dirwan pun mengenakan pakaiannya sambil melihat ke arah neng Eza yang membalikan tubuh memunggungi dirinya."Neng ini kenapa masih malu-malu? orang kita udah suami istri, malah sebentar lagi ... kita akan membelah duren!" ucap Dirwan diiringi dengan senyum-senyum nakal. Membuat Neng Eza bergidik geli."Nggak, apaan sih ... belah duren. Belah duren." Eza membawa langkah ke kamar mandi.Dirwan menyunggingkan senyuman sembari menyemprotkan minyak wangi ke seluruh tubuhnya. "Heum ... wangi, Neng Eza pasti suka!" Memberikan minyak ke rambutnya.Tidak lama kemudian. Eza keluar dari kamar mandi dan sudah menggunakan baju tidur yang panjang. Menatap sekilas ke arah Dirwan yang sedang menatap intens, lalu mengalihkan pandangan ke arah samping.Lantas Eza mendekati ke kaca cermin rias, detik kemudian ke

  • Cinta Seroja   Nyawa cadangan

    Neng Eza menundukkan kepalanya, tidak berani menatap ke arah Dirwan yang pastinya marah padanya.Dirwan berusaha untuk sabar menahan hasrat nya yang sebenarnya ingin ia salurkan dari semalam. Tapi Eza seolah tidak mengerti keinginannya sebagai suami. Ia terduduk dengan perasaan yang nano-nano, marah. kesal, jengkel dan senang setidaknya dia sudah mendapat hal kecil dari Eza.Neng Eza diam seribu kata sambil mengusap bibirnya yang berasa masih menempel bekas barusan. Lalu menggigitnya dengan perlahan ia meneruskan kembali niatnya untuk mengambil pakaian dan memasukkannya ke dalam tas.Rasanya Ia pun ingin marah, ingin memaki Dirwan yang sudah lancang menyentuhnya, sesuatu yang belum ingin dia berikan sudah diambil duluan. Tapi apakah pantas jika dirinya marah-marah apalagi memaki Dirwan selaku suami yang jelas punya hak sepenuhnya tentang diri Eza.Sedari tadi kejadian itu Dirwan tidak banyak bicara, wajahnya masam dan ditekuk sama abah juga umi pun dia bicara seperlunya dan hanya pami

  • Cinta Seroja   Menolak

    Selesai sarapan, Eza di ajak ke kamar oleh Dirwan. Sementara Bu Hawa bersama bibi Sien di ruang tengah dan bibi lainnya.Eza menepiskan tangan Dirwan yang menarik tangannya ke dalam kamar. "Lepas, mau apa sih? aku mau ngobrol sama mamah.""Terserah Akang dong mau ngapain, Neng istirahat jadi apa salahnya dan salahnya di mana? jika akan mengajak Eneng ke dalam kamar! Akang mau minta dimandiin kek, mau minta dilayani kek 'kan itu hak Akang. Eneng istri Akang. Lupa?" Dirwan mendekat.Neng Eza mundur menabrak dinding. Punggungnya menempel di dinding. Dirwan menempelkan kedua tangannya di dinding yang ada Eza berdiri, tampak pucat menatap ke arah Dirwan yang menyeringai."A-Akang mau apa?" Eza tampak gugup dan ketakutan."Akang mau, Eneng. Kita kan sudah halal. Masa Akang tidak boleh menyentuh istri sendiri 'kan aneh." Dirwan perlahan menyentuh pipinya Neng Eza.Meja sendiri memejamkan matanya, dalam hatinya berontak dia tidak ingin disentuh Dirwan. Entah kenapa hatinya tidak mengizinkan b

DMCA.com Protection Status