Home / Romansa / After 30 / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of After 30: Chapter 1 - Chapter 10

92 Chapters

1. Prolog.

Brak!!! Revan menendang pintu kamar rumah megahnya, karena mendengar suara rintihan dan erangan yang sangat mengganggu telinga.   "Asti!!!" Teriaknya dengan penuh emosi saat melihat istrinya berada di atas ranjang tanpa busana sehelai pun dan dalam dekapan seorang lelaki yang tidak dia kenal. Mereka berdua sama-sama telanjang bermandikan keringat dan sama terkejutnya dengan Revan.   "Re... Revan! Ke-kenapa kau sudah pulang?!" Asti tampak sangat terkejut sambil dengan buru-buru mengambil selimut yang teronggok di tepi ranjang untuk menutupi tubuh polosnya.   Revan memandang istrinya dengan tatapan jijik. Memang pernikahan mereka berdua dulu tanpa rasa cinta, bahkan sampai sekarang mereka tak saling cinta, namun bukan berarti Asti bisa seenaknya mengkhianatinya seperti ini.  
last updateLast Updated : 2021-09-06
Read more

2. Manager baru.

Tlililit.. tlililit... Amalia meraba-raba kasur busa tipisnya, mencari ponsel yang sejak tadi terus-terusan berbunyi. Saat berhasil menemukannya, dia langsung mematikan alarm yang sengaja dia setel di ponselnya. Sudah jam 5 pagi, saatnya dia untuk bangun dan mulai beraktivitas. Amalia harus membersihkan rumah, memasak, menyeka ibunya dan menyuapinya sarapan sebelum dia berangkat bekerja. Buru-buru Amalia bangkit dan mulai berkutat dengan tugas-tugas hariannya di rumah. Hari ini Amalia akan memasak sup ayam dan perkedel kentang, makanan kesukaan Ibu. Amalia berharap hari ini Ibunya akan makan dengan lahap karena beberapa hari ini beliau tampak tak napsu makan. Setelah selesai memasak, dengan cekatan Amalia mengambilkan makanan untuk sang Ibu. Dan mulai menyuapinya. "Bu, Lia sudah buatkan sup ayam dan perkedel kentang kesukaan Ibu," ucap Amalia sambil duduk di
last updateLast Updated : 2021-09-06
Read more

3. Kekesalan Lia.

"Ntar pulang kerja, kita karaoke yuk!” Ajak Novi pada beberapa staf yang sedang bersiap menyiapkan makan siang. Mereka memang suka membawa bekal dan makan bersama di kantor saat jam istirahat. Berbeda dengan Lia, dia harus buru-buru pulang. Ibunya pasti sudah lapar. Dia harus makan di rumah sambil menyuapi ibunya makan siang dan mengganti pempersnya. Sebenarnya Lia sedikit kewalahan, karena jarak kantor ke rumah lumayan jauh, tapi semua ini harus di lakukan. Lia pernah mencoba memakai jasa perawat, tapi biayanya sangat mahal. Sedangkan dia juga harus rutin membeli obat tiap bulannya belum lagi pempers orang tua harganya tidak murah. Dalam sebulan dia bisa beli 5 kali di tambah obat-obatan. Gajinya sebagai staf admin sangat pas-pasan untuk semua itu, sudah tak ada lebihan sama sekali untuk membayar perawat. 
last updateLast Updated : 2021-09-07
Read more

4. Putar otak.

‘Terima kasih.’07.57. “Huft…” Lia menghela napas lega. Lagi-lagi dia baru sampai di kantor pas sudah mepet waktu masuk.“Nggak apa lah, yang penting nggak terlambat,” ucapnya lirih. “Masuk jam segini namanya terlambat Lia!” Amalia melonjak kaget saat mendengar suara baritone yang begitu dekat di telinganya. Secara reflek dia membalikkan badan dan wajahnya menubruk dada bidang lelaki yang berdiri tepat di belakangnya.“Ma.. maaf Pak Revan…” Revan mendengus kesal, “kamu itu harusnya sudah standby minimal pukul 07.45. Lima belas menit sebelum jam kerja!” “I.. iya Pak. Maaf…” Amalia membungkuk berulang kali sambil berjalan pelan menjauhi Revan menuju ruang kerja nya. ‘Terima kasih.’ Amalia langsung berbali
last updateLast Updated : 2021-09-07
Read more

5. Penasaran.

"Jadi saya menempati rumah ini?” Tanya Revan pada salah satu staf keuangan yang tadi memanggilnya.   “Iya Pak, jadi semua Branch Manager yang bertugas, di sewakan rumah oleh perusahaan. Semua akomodasi di biayai oleh perusahaan termasuk mobil inventaris.”   “Saya sudah ada mobil sendiri.”   “Kalau ada mobil sendiri, berarti nanti perhitungannya perusahaan akan membayar sewa tiap bulannya untuk mobil yang Pak Revan kendarai.”   “Oh begitu, oke terimakasih. Nanti malam saya akan mulai pindah ke rumah ini.”   “Baik Pak, ini kunci rumah beserta alamat rumah Pak Revan.”   Revan menerima kunci rumah barunya. Memang Revan berniat mencari rumah untuk di sewa karena dia masih baru di kota ini dan tak punya tempat tinggal. Selama hampir seminggu dia menginap di hotel yang dekat dengan kantor.   “Kamu itu sebenernya butuh uang terus buat apa sih? Be
last updateLast Updated : 2021-09-07
Read more

6. Penyambutan Revan

"Hallo Jamal? Ada apaan?" Revan yang tengah sibuk berbenah di rumah sewaan inventaris kantornya, sedikit kesal sebenarnya mendapatkan telpon dari anak buahnya di luar jam kerja.   "Pak Revan di mana? Kita lagi bikin pesta penyambutan buat Pak Revan," ucap Jamal dari seberang.   "Pesta?"   "Iya, semua sales dan staff admin sudah kumpul semua Pak, Pak Revan bisa datang kan?"   "Di mana?" Revan menatap isi rumahnya yang tak terlalu berantakan, ya dia kan hanya membawa satu koper berisi pakaian saja karena semua perabot sudah tersedia dengan lengkap.   Revan berpikir sejenak, apakah dia akan datang ke acara itu atau tidak. Sebenarnya dia tak suka keramaian, dia selalu menjauhi pesta-pesta atau ke klub saat di ajak Asti dulu. Mungkin bagi Asti, Revan adalah suami yang membosankan, makanya dia mencari hiburan dengan lelaki lain.   "Sial!" Umpat Revan, kesal
last updateLast Updated : 2021-10-15
Read more

7. Rahasia Amalia.

Amalia menatap ponselnya yang sudah mati sambil tersenyum.Dia senang karena Pak Revan menelpon dan menyuruhnya datang walaupun ya, dia tak akan mungkin datang. Dia tak pernah datang ke acara kantor yang dilaksanakan setelah jam kerja karena dia tak bisa meninggalkan Ibu lebih lama. Dia tak mau Ibu merasa kesepian, karena orang yang sedang sakit ditambah merasa kesepian itu pasti merasa sangat sedih.Dan jika Ibu nya merasa sedih, akan sulit bagi Amalia untuk menghiburnya nanti. Tak bisa di pungkiri, dalam hati Lia, dia ingin sekali datang ke acara itu. Dia ingin bertemu dengan Pak Revan yang ganteng, walaupun mungkin Pak Revan nggak akan melirik dirinya, si perawan tua.Amalia tersenyum sendiri.
last updateLast Updated : 2021-10-18
Read more

8. Perhatian kecil dari Pak Revan.

"Rita, pulang kerja nanti temani aku ke mall yuk," Novi mendekati temannya, Rita, admin penjualan yang bertugas mencetak nota penjualan tiap harinya. Rita yang masih tampak sibuk, enggan mengalihkan pandangannya dari layar komputer. Printer yang ada di sampingnya terus berbunyi dan mengeluarkan nota-nota yang berhasil dia buat. "Rita!!" Novi kesal karena dicuekin, dia pun memukul meja kerja Rita. "Iyalah cerewet! Aku lagi sibuk ini!" Balas Rita tanpa memandangi temannya."Ngapain sih ke mall?! Pulang kerja bukannya pulang ke rumah ketemu anak, malah mau jalan-jalan!" Rita dan Novi memang berteman sangat dekat, hingga Novi tak pernah marah saat Rita bicara ketus padanya. "Anakku juga butuh ayah baru kan? Ini Ibunya lagi usaha…" Novi tersenyum riang sambil kembali ke meja kerjanya yang berada tepat di depan meja kerja Rita. Rita hanya menggelengkan kepala
last updateLast Updated : 2021-10-21
Read more

9. Teman baru Lia.

"Nggak boleh! Ada orang minta tolong, aku harus bantu!" Dengan membulatkan tekad, Lia melaju menerobos gang gelap itu. Lampu motornya dia tunjukkan ke arah suara minta tolong, dan benar saja ada dua orang lelaki yang tampak mabuk sedang mengganggu seorang wanita.   Dan Lia mengenal wanita itu, itu teman kantornya. Walaupun beda divisi tapi Lia tahu dia.   Dengan mengumpulkan keberanian, Lia menjalankan motornya dengan kencang dan menyerempet salah seorang pemabuk hingga jatuh, "ayo cepat naik!" Teriaknya.   Si wanita yang minta tolong tadi, dengan tergesa-gesa menaiki motor Lia, lalu setelah itu Lia memacu motornya dengan cepat dan meninggalkan gang gelap itu.   "Makasih banget ya…" si wanita yang ditolong Lia terus
last updateLast Updated : 2021-10-22
Read more

10. Rencana Novi.

“Permisi...” Anita masuk ke ruang admin di jam istirahat di hari berikutnya.   “Hari ini kamu juga pulang Lia?” tanyanya saat melihat Lia masih sibuk di meja kerjanya.   “Iya Nit, jam berapa ini? Kok kamu udah mau istirahat aja.” Lia masih sibuk mengetik tanpa memperhatikan jam. Hari ini Novi berangkat meeting ke Semarang bersama Pak Revan, dan tagihannya belum beres sama sekali.   Padahal Pak Revan sudah wanti-wanti agar dia menyelesaikan pekerjaannya, tapi Novi memang nggak bisa bekerja dengan cepat, orangnya terlalu santai. Akhirnya semua beban kerja nya diambil alih oleh Lia selama dua hari ini.   “Aku kan meeting juga demi gantiin kamu, jadi pekerjaan ini juga kamu harus bantuin kan. Itu baru adil namanya,” uca
last updateLast Updated : 2021-10-25
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status