Semua Bab Ksatria Pengembara Season 2: Bab 471 - Bab 480

2578 Bab

118. Bagian 9

Bintang sendiri tampak memperhatikan keadaan sekitarnya, dari kejauhan terlihat barisan para prajurit membelah. Dua orang lelaki berperawakan gagah terlihat menuju kearah Bintang dengan menggunakan kuda. Disepanjang kedua lelaki ini melewati barisan ribuan prajurit, tampak para prajurit langsung memberikan tanda hormatnya. Sosok keduanya terlihat begitu gagah dan penuh wibawa. Bintang meyakini kalau kedua orang yang baru saja muncul ini bukanlah orang sembarangan.Tak lama keduanya tiba dihadapan Bintang dan menatap sosok Bintang dengan tatapan tajam.Yang satu adalah sosok seorang laki-laki bertubuh besar dan berperawakan sedikit sangar tapi penuh wibawa, mengenakan pakaian serba hitam dengan wajah yang dipenuhi oleh jambang dan kumisnya disekujur wajahnya, dikepalanya tampak sorban yang juga berwarna hitam tersampir.Sedangkan sosok yang satu lagi berwajah tampan penuh wibawa, bertubuh besar dan penuh otot, mengenakan pakaian bangsawan seorang militer besar, w
Baca selengkapnya

118. Bagian 10

Serangan Jenderal Sulaiman berkelebat kearah Bintang dengan sangat dahsyat luar biasa. Hal ini jelas terlihat dari serangan yang dahsyat luar biasa yang mengiringi serangan Jenderal Sulaiman.Entah apa yang terjadi pada Bintang yang terlihat hanya menyilangkan kedua tangannya didepan tubuhnya, Bintang rupanya ingin menguji kekuatan Kemegahan Kuil Suci Persia Jendral Sulaiman, tinju Jendral Sulaiman tiba-tiba saja menjelma menjadi bayangan yang membesar hingga ;Daagghhh!!Serangan dahsyat Jenderal Sulaimanpun berhasil menghantamnya dengan telak, hingga membuat sosok Bintang terseret dengan hebat kebelakang. Begitu dahsyatnya serangan yang dilancarkan oleh Jenderal Sulaiman, membuat tubuh Bintang berasap. Cukup jauh sosok Bintang terseret kebelakang, hingga saat Bintang menghentakkan salah satu kakinya kebelakang, baru tubuhnya berhenti terseret.Di tempatnya Jenderal Sulaiman cukup terkejut melihat lawannya berhasil menahan serangan dahsyatnya.
Baca selengkapnya

118. Bagian 11

“Ini berbahaya. bisa-bisa tsunami melanda tempat ini!” ucap Jendral Qassem lagi menyadari dampak bencana yang akan terjadi, maka Jendral Qassem dengan cepat mengangkat tangan kanannya kelangit, kedua mata Jendral Qassem terpejam dan terlihat mulut berkomat kamit membaca sesuatu, dan ;Deebbbb!!Tiba-tiba saja Jendral Qassem menghantamkan telapak tangan kanannya yang tadi terangkat keatas kebawah, menghantam pasir yang ada dibawahnya. Secara perlahan getaran yang terjadi mulai berhenti, air laut yang semula surutpun mulai naik kedarat lagi.Entah apa kesaktian yang dimiliki oleh Jendral Qassem sehingga bisa menghentikan semua itu. Selanjutnya Jendral Qassem kembali bangkit berdiri dan melihat kearah ledakan dahsyat tadi terjadi. Lalu menatap kearah prajurit yang rata-rata pucat pasi atas apa yang terjadi.“cepat tinggalkan tempat ini sejauh mungkin!” perintah Jendral Qassem lagi kepada para prajurit, sehingga tanpa diperintah 2x, ri
Baca selengkapnya

118. Bagian 12

Bintang memang tengah menggunakan jurus tai chinya untuk menghadapi Jendral Qassem, karena Bintang menyadari betapa bahayanya gelembung-gelembung yang digunakan oleh lawannya.Bintang benar-benar memanfaatkan tenaga lawannya untuk menyerang balik. Beberapa kali Jendral Qassem hampir terkena serangannya sendiri, tapi untunglah pengalaman bertarung Jendral Qassem telah menyelamatkannya berkali-kali.Pertarungan kedua sosok digdaya ini benar-bena sangat luar biasa, Jendral Qassem dengan kekuatannya, Bintang dengan kelembutannya. Setelah berlangsung cukup lama, Jendral Qassem menyadari kalau serangannya percuma. Maka Jendral Qassem langsung melompat mundur kebelakang dan kembali menghimpun tenaganya, dan ;Jendral Qassem kembali menghempaskan tangannya kesamping kanannya.Daggghhhh!!Kembali udara kosong yang dipukul oleh tangan Jendral Qassem tiba-tiba saja seperti pecah dan retak.Kraaaattttss!!Tiba-tiba ;Wweerrrrr!!
Baca selengkapnya

118. Bagian 13

Berkali-kali Bintang menghantamkan bayangan Pedang Ksatria raksasanya ke kepala Jendral Qassem. Walaupun perisai gelembung mampu bertahan, tapi tempat berpijak Jendral Qassem tak mampu bertahan, sehingga secara perlahan sosok Jendral Qassem mulai terpendam masuk kedalam pasir.Dhhhhuaaarrrrr!!Dhhhhuaaarrrrr!!Dhhhhuaaarrrrr!!Serangan beruntun dilancarkan oleh Bintang dengan bayangan Pedang Ksatria raksasanya hingga sosok Jendral Qassem langsung amblas masuk kedalam tanah.Melihat hal itu, Bintang menghentikan serangannya sehingga bayangan Pedang Ksatria menghilang dari pandangannya. Dan tiba-tiba saja perhatian Bintang mengarah pada suatu tempat dikejauhan, Bintang dapat melihat kedatangan Pangeran Khalil Sultan dengan membawa pasukan besarnya, tapi langkah Pangeran Khalil Sultan tertahan oleh Jenderal Sulaiman yang melarang Pangeran Khalil Sultan untuk mendekati pertarungan tersebut.Wwwerrrrr!!Tiba-tiba
Baca selengkapnya

118. Bagian 14

Perlahan tapi pasti kabut asap yang menutupi tempat itu mulai sirna tertiup angin, satu sosok tubuh terlihat masih berdiri ditempatnya, sosok itu tak lain adalah Jendral Qassem.Sosok Jendral Qassem masih berdiri dengan perisai gelembung disekujur tubuhnya.Bruukkk!!Sosok Jendral Qassem tiba-tiba saja terjatuh berlutut, gelembung perisai ditubuhnya menghilang.Huaaakkkk!!Jendral Qassem terlihat memuntahkan darah dari mulutnya.Sementara itu ditempatnya, Bintang cukup kagum melihat Jendral Qassem yang mampu bertahan dari serangannya tadi. Sejenak Bintang menatap kearah matahari yang sudah mulai condong kebarat, sungguh tak disangka ternyata sudah hampir seharian Bintang berada ditempat itu.Sseerrrr!!Bintang melesat dan melompat naik ke salah satu perahu mengapung yang ada dibibir pantai. Jendral Qassem terlihat mengangkat wajahnya dengan susah payah melihat kepergian Bintang dari sudut matanya.“Jangan biarkan d
Baca selengkapnya

118. Bagian 15

Bintang segera naik keatas kapal, dan ;“Ketua!” Venus, Vanesh dan Diana tampak langsung menjura hormat dengan berlutut disalah satu kaki, diikuti oleh ribuan anggota perompak samudra yang berada disemua kapal. Bintang segera mengangkat tangannya sebagai tanda mempersilahkan mereka untuk bangkit.“Terima kasih sudah datang Venus!” ucap Bintang kepada sosok Venus yang cantik jelita.“Maaf kami sedikit terlambat ketua, begitu mendapat pesan dari ketua.. kami secepatnya langsung kemari!” ucap Venus dengan lembutnya.“Tidak apa-apa Venus. ini juga kalian sudah cepat sampai kemari!” ucap Bintang lagi.“Oh ya saat kalian kemari, apa kalian melihat ada sebuah perahu yang meninggalkan tempat ini?!” tanya Bintang tiba-tiba.“Benar ketua, kami sempat melihat sebuah perahu dari kejauhan. isinya seorang gadis muda cantik” ucap Diana cepat.“Kearah mana dia Diana?”
Baca selengkapnya

119. Geger Wabah Tanah Tiongkok

Malam itu rembulan tampak bersinar redup dilangit, tak tampak satupun Bintang-bintang yang biasa menemaninya disetiap malam, karena memang malam itu awan hitam tampak bergerombol memenuhi langit sehingga menutupi bintang-bintang dan sebagian permukaan bulan.Dhuer!Sesekali terdengar guntur menggelegar dengan keras memecah langit, menerangi permukaan alam seketika dengan cahaya kilatnya. Cahaya kilat itu pula yang membuat sosok yang duduk didepan jendela rumahnya tampak berubah parasnya, sejenak wajahnya berpaling kearah ranjang dimana diatasnya tampak dua anak lelaki yang tengah tertidur lelap.Wajahnya terlihat lega saat melihat kedua anak lelaki itu tampak masih terlelap tidur, walaupun guntur menyalak dengan keras. Kembali wanita itu tampak menatap kearah luar jendela, dari wajahnya jelas terlihat kalau wanita ini seperti tengah menunggu sesuatu. Ini terlihat dari wajah dan matanya yang terus mengamati keadaan diluar jendela yang dipenuhi dengan kegelapan.
Baca selengkapnya

119. Bagian 2

Hujan mengguyur lebat membasahi sebagian permukaan bumi. Sesekali guntur terdengar memecah langit. Sarah tampak masih memeluk dada bidang Bintang. Sosok keduanya terlihat masih terpejam dengan nafas yang memburu, tubuh keduanya terlihat ditutupi oleh sebuah selimut tebal, tapi walaupun begitu keringat tampak membanjiri tubuh keduanya. Dan kini keduanya terlihat masih berusaha menenangkan diri dan nafas mereka setelah bercumbu tadi.Sarah terlebih dulu membuka kedua matanya daripada Bintang, diangkatnya wajahnya dan bibirnya tersenyum saat melihat kedua mata Bintang masih terpejam. Sarah tersenyum melihat raut kepuasan diwajah Bintang. Ditundukkannya wajahnya dan dikecupnya dengan lembut bibir Bintang, mendapati kecupan itu, Bintang segera membuka kedua matanya dan segera dibalasnya kecupan hangat dan mesra itu. Setelah cukup lama saling berpagutan, Sarah akhirnya melepaskan lumatannya dan kembali memeluk Bintang dengan hangat.“Sarah bahagia sekali malam ini kak.
Baca selengkapnya

119. Bagian 3

Matahari baru saja terbit di ufuk timur saat seorang bocah kecil tampak tengah berjalan menyibak diantara semak-semak seperti tengah mencari sesuatu. Bila melihat sosoknya, dia tak lain adalah Bruce. Bintang dan keluarga kecilnya memang telah meninggalkan tempat tinggal Sarah dan kini mereka dalam perjalanan untuk menuju Alexandria. Terkadang mereka menginap dipenginapan saat mereka melewati sebuah desa / kota, tapi terkadang mereka juga bermalam di alam bebas seperti yang saat ini mereka lakukan. Dan mereka bermalam disebuah tempat yang tak jauh dari sebuah aliran sungai berair jernih seperti yang saat ini Bruce tuju. Setelah meminta izin Bintang dan Bintang menyetujui, Brucepun segera melangkah pergi ke sungai berair jernih tersebut untuk membersihkan tubuhnya. Bruce sengaja mencari tempat yang agak tersembunyi untuk membersihkan tubuhnya dan tempat itu berada dibalik semak-semak yang saat tengah Bruce tuju.Brasshhh!!Bruce menyibak semak belukar yang menghalangi la
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
4647484950
...
258
DMCA.com Protection Status