Bintang memang tengah menggunakan jurus tai chinya untuk menghadapi Jendral Qassem, karena Bintang menyadari betapa bahayanya gelembung-gelembung yang digunakan oleh lawannya.
Bintang benar-benar memanfaatkan tenaga lawannya untuk menyerang balik. Beberapa kali Jendral Qassem hampir terkena serangannya sendiri, tapi untunglah pengalaman bertarung Jendral Qassem telah menyelamatkannya berkali-kali.
Pertarungan kedua sosok digdaya ini benar-bena sangat luar biasa, Jendral Qassem dengan kekuatannya, Bintang dengan kelembutannya. Setelah berlangsung cukup lama, Jendral Qassem menyadari kalau serangannya percuma. Maka Jendral Qassem langsung melompat mundur kebelakang dan kembali menghimpun tenaganya, dan ;
Jendral Qassem kembali menghempaskan tangannya kesamping kanannya.
Daggghhhh!!
Kembali udara kosong yang dipukul oleh tangan Jendral Qassem tiba-tiba saja seperti pecah dan retak.
Kraaaattttss!!
Tiba-tiba ;
Wweerrrrr!!
Berkali-kali Bintang menghantamkan bayangan Pedang Ksatria raksasanya ke kepala Jendral Qassem. Walaupun perisai gelembung mampu bertahan, tapi tempat berpijak Jendral Qassem tak mampu bertahan, sehingga secara perlahan sosok Jendral Qassem mulai terpendam masuk kedalam pasir.Dhhhhuaaarrrrr!!Dhhhhuaaarrrrr!!Dhhhhuaaarrrrr!!Serangan beruntun dilancarkan oleh Bintang dengan bayangan Pedang Ksatria raksasanya hingga sosok Jendral Qassem langsung amblas masuk kedalam tanah.Melihat hal itu, Bintang menghentikan serangannya sehingga bayangan Pedang Ksatria menghilang dari pandangannya. Dan tiba-tiba saja perhatian Bintang mengarah pada suatu tempat dikejauhan, Bintang dapat melihat kedatangan Pangeran Khalil Sultan dengan membawa pasukan besarnya, tapi langkah Pangeran Khalil Sultan tertahan oleh Jenderal Sulaiman yang melarang Pangeran Khalil Sultan untuk mendekati pertarungan tersebut.Wwwerrrrr!!Tiba-tiba
Perlahan tapi pasti kabut asap yang menutupi tempat itu mulai sirna tertiup angin, satu sosok tubuh terlihat masih berdiri ditempatnya, sosok itu tak lain adalah Jendral Qassem.Sosok Jendral Qassem masih berdiri dengan perisai gelembung disekujur tubuhnya.Bruukkk!!Sosok Jendral Qassem tiba-tiba saja terjatuh berlutut, gelembung perisai ditubuhnya menghilang.Huaaakkkk!!Jendral Qassem terlihat memuntahkan darah dari mulutnya.Sementara itu ditempatnya, Bintang cukup kagum melihat Jendral Qassem yang mampu bertahan dari serangannya tadi. Sejenak Bintang menatap kearah matahari yang sudah mulai condong kebarat, sungguh tak disangka ternyata sudah hampir seharian Bintang berada ditempat itu.Sseerrrr!!Bintang melesat dan melompat naik ke salah satu perahu mengapung yang ada dibibir pantai. Jendral Qassem terlihat mengangkat wajahnya dengan susah payah melihat kepergian Bintang dari sudut matanya.“Jangan biarkan d
Bintang segera naik keatas kapal, dan ;“Ketua!” Venus, Vanesh dan Diana tampak langsung menjura hormat dengan berlutut disalah satu kaki, diikuti oleh ribuan anggota perompak samudra yang berada disemua kapal. Bintang segera mengangkat tangannya sebagai tanda mempersilahkan mereka untuk bangkit.“Terima kasih sudah datang Venus!” ucap Bintang kepada sosok Venus yang cantik jelita.“Maaf kami sedikit terlambat ketua, begitu mendapat pesan dari ketua.. kami secepatnya langsung kemari!” ucap Venus dengan lembutnya.“Tidak apa-apa Venus. ini juga kalian sudah cepat sampai kemari!” ucap Bintang lagi.“Oh ya saat kalian kemari, apa kalian melihat ada sebuah perahu yang meninggalkan tempat ini?!” tanya Bintang tiba-tiba.“Benar ketua, kami sempat melihat sebuah perahu dari kejauhan. isinya seorang gadis muda cantik” ucap Diana cepat.“Kearah mana dia Diana?”
Malam itu rembulan tampak bersinar redup dilangit, tak tampak satupun Bintang-bintang yang biasa menemaninya disetiap malam, karena memang malam itu awan hitam tampak bergerombol memenuhi langit sehingga menutupi bintang-bintang dan sebagian permukaan bulan.Dhuer!Sesekali terdengar guntur menggelegar dengan keras memecah langit, menerangi permukaan alam seketika dengan cahaya kilatnya. Cahaya kilat itu pula yang membuat sosok yang duduk didepan jendela rumahnya tampak berubah parasnya, sejenak wajahnya berpaling kearah ranjang dimana diatasnya tampak dua anak lelaki yang tengah tertidur lelap.Wajahnya terlihat lega saat melihat kedua anak lelaki itu tampak masih terlelap tidur, walaupun guntur menyalak dengan keras. Kembali wanita itu tampak menatap kearah luar jendela, dari wajahnya jelas terlihat kalau wanita ini seperti tengah menunggu sesuatu. Ini terlihat dari wajah dan matanya yang terus mengamati keadaan diluar jendela yang dipenuhi dengan kegelapan.
Hujan mengguyur lebat membasahi sebagian permukaan bumi. Sesekali guntur terdengar memecah langit. Sarah tampak masih memeluk dada bidang Bintang. Sosok keduanya terlihat masih terpejam dengan nafas yang memburu, tubuh keduanya terlihat ditutupi oleh sebuah selimut tebal, tapi walaupun begitu keringat tampak membanjiri tubuh keduanya. Dan kini keduanya terlihat masih berusaha menenangkan diri dan nafas mereka setelah bercumbu tadi.Sarah terlebih dulu membuka kedua matanya daripada Bintang, diangkatnya wajahnya dan bibirnya tersenyum saat melihat kedua mata Bintang masih terpejam. Sarah tersenyum melihat raut kepuasan diwajah Bintang. Ditundukkannya wajahnya dan dikecupnya dengan lembut bibir Bintang, mendapati kecupan itu, Bintang segera membuka kedua matanya dan segera dibalasnya kecupan hangat dan mesra itu. Setelah cukup lama saling berpagutan, Sarah akhirnya melepaskan lumatannya dan kembali memeluk Bintang dengan hangat.“Sarah bahagia sekali malam ini kak.
Matahari baru saja terbit di ufuk timur saat seorang bocah kecil tampak tengah berjalan menyibak diantara semak-semak seperti tengah mencari sesuatu. Bila melihat sosoknya, dia tak lain adalah Bruce. Bintang dan keluarga kecilnya memang telah meninggalkan tempat tinggal Sarah dan kini mereka dalam perjalanan untuk menuju Alexandria. Terkadang mereka menginap dipenginapan saat mereka melewati sebuah desa / kota, tapi terkadang mereka juga bermalam di alam bebas seperti yang saat ini mereka lakukan. Dan mereka bermalam disebuah tempat yang tak jauh dari sebuah aliran sungai berair jernih seperti yang saat ini Bruce tuju. Setelah meminta izin Bintang dan Bintang menyetujui, Brucepun segera melangkah pergi ke sungai berair jernih tersebut untuk membersihkan tubuhnya. Bruce sengaja mencari tempat yang agak tersembunyi untuk membersihkan tubuhnya dan tempat itu berada dibalik semak-semak yang saat tengah Bruce tuju.Brasshhh!!Bruce menyibak semak belukar yang menghalangi la
Wuuuttt!! Wuuuttt!!Kembali gadis itu mencoba menangkap, kali ini dengan tangkapan beruntun, tapi lagi-lagi wajah sigadis dibuat berubah karena bocah kecil yang mereka remehkan tersebut lagi-lagi berhasil menghindarinya.Wuuuttt!! Wuuuttt!! Wuuuttt!! Wuuuttt!!Berikutnya dengan rasa penasaran, gadis itu melayangkan serangan ringannya kearah Bruce, dengan langkah ajaibnya Bruce bergerak lincah menghindari serangan sigadis dan hal ini tentu saja sangat mengejutkan bagi kedua gadis kembar tersebut.“Menangkap anak kecil seperti itu saja kau tak mampu Jossie. Memalukan sekali” ucap sosok gadis kembar itu lagi mencibir. Gadis yang telah menyerang Bruce yang dipanggil Jossie terlihat panas diejek seperti itu. Berikutnya gerakannya mulai terlihat serius untuk menyerang Bruce.Berikutnya Bruce terlihat mulai kesulitan, rupanya gadis cantik yang menjadi lawan Bruce kali ini memiliki kemampuan yang tidak rendah. Untunglah lawan Bruce hanya bernia
Tak jauh dari tempat itu, terlihat sosok Bintang yang tengah berjalan menggendong sosok Bruce dipundaknya.“Jadi begitu ceritanya ayah” ucap Bruce selesai menceritakan urusannya dengan kedua gadis kembar tersebut.“Nanti jangan ceritakan hal ini kepada ibu Sarah ya. Cukup ini menjadi rahasia kita berdua!” ucap Bintang memandang kearah Bruce yang ada diatasnya.“Baik ayah!” ucap Bruce tersenyum.Tak seberapa lama, keduanya tiba disebuah tempat dimana terlihat tengah menunggu seorang wanita cantik dan seorang anak kecil yang tak lain adalah Sarah dan William.“Kak Bruce lama sekali mandinya?” sapa William melihat kedatangan Bintang dan Bruce. Bintang dan Bruce hanya tersenyum mendengar hal itu.“Ya sudah.. ayo kita lanjutkan perjalanan kita” ucap Bintang lagi dengan disambut senyuman Sarah.Tak jauh dari mereka ada sebuah kereta kuda yang memang digunakan Bintang untuk membawa