Semua Bab Ksatria Pengembara Season 2: Bab 1011 - Bab 1020

2578 Bab

147. Bagian 4

Weerrr ! Weerrr !Kembali Sultan Fathullah melepaskan sinar dari kedua matanya. Tapi lagi-lagi wajah Sultan Fathullah berubah saat melihat sosok Bintang menghilang tanpa mengeluarkan suara sedikitpun.Bleegar ! Bleegar !Dua sinar yang tadi keluar dari kedua mata Sultan Fathullah kembali menghantam sosok Bintang dan menimbulkan dua ledakan yang cukup dahsyat.Weerrr ! Weerrr !Kembali Sultan Fathullah melepaskan sinar dari kedua matanya. Tapi lagi-lagi wajah Sultan Fathullah berubah saat melihat sosok Bintang menghilang tanpa mengeluarkan suara sedikitpun. Bintang muncul beberapa tombak dari tempatnya semula.Weerrr ! Weerrr !Tapi kali ini Sultan Fathullah bergerak cepat dengan kembali melepaskan serangan sinar matanya.Bleegar ! Bleegar !Ledakan kembali terjadi.Weerrr ! Weerrr ! Bleegar ! Bleegar !Sultan Fathullah terus memburu kemanapun sosok Bintang bergerak dengan kedua sinar matanya. Tapi selalu ha
Baca selengkapnya

147. Bagian 5

Serangan aneh yang dilancarkan oleh Sultan Fathullah benar-benar membuat Bintang kewalahan, walaupun sejauh ini Bintang masih bisa menghindarinya. Bintangpun kini secara perlahan mulai bergerak kearah Sultan Fathullah karena menurut Bintang hanya itu satu-satunya cara menghadapi serangan aneh Sultan Fathullah.Tapi tiba-tiba Mata ke-3 milik Sultan Fathullah kembali memancar terang, dan ;Weerrr...!Satu lubang hitam besar muncul dihadapan Sultan Fathullah, Bintang yang saat ini bergerak maju menghentikan gerakan majunya seraya terus menghindari serangan aneh Sultan Fathullah.Wuuuttt ! Wuuuttt !Sultan Fathullah melancarkan serangan sinar dari kedua matanya kearah lubang hitam besar yang ada dihadapannya. Kedua sinar yang keluar dari mata Sultan Fathullah tampak menghilang tertelan lubang hitam tersebut.Bintang yang masih direpotkan oleh dua lubang hitam yang menyerangnya, tiba-tiba saja kembali dikejutkan oleh satu lubang hitam besar yang
Baca selengkapnya

147. Bagian 6

Akh ! Akh ! Akh ! Akh ! Akh! Akh!!Beberapa prajurit armada persekutuan Kesultanan Dekkan yang terlambat melindungi diri, dipaksa tersungkur tewas karena anak panah yang menancap ditubuh mereka. Belum lagi hilang rasa terkejut armada persekutuan Kesultanan Dekkan, dari arah langit, muncul sosok-sosok yang berterbangan dari arah langit, jumlahnya cukup banyak hingga hampir menutupi permukaan langit. Semuanya adalah pasukan elit udara Wijayanagara yang datang membantu. Dengan modifikasi sayap besi yang ada dipunggung mereka, pasukan elit Wijayanagara yang dibentuk Bintang bisa terbang dan melepaskan serangan hujan panah kearah kapal-kapal armada persekutuan Kesultanan Dekkan.Bantuan yang datang membuat armada laut Wijayanagara kembali bersemangat bertempur. Beberapa teriakan terdengar memberikan semangat para pasukan elit Wijayanagara untuk terus melancarkan serangan anak panah dari arah langit, hal ini membuat prajurit armada perseku
Baca selengkapnya

147. Bagian 7

Beberapa orang Jenderal tampak menggunakan teropong panjang ditangan mereka untuk melihat lebih jelas kapal hitam yang baru saja datang tersebut. Dan wajah mereka terlihat langsung berubah saat melihat bendera yang ada dikapal hitam tersebut dan yang lebih mengejutkan ternyata isi dari kapal itu semuanya adalah wanita.“Perompak.” ucap mereka hampir bersamaan mengenali bendera yang ada dikapal hitam tersebut.“Apakah ada yang mengenali benderanya, dari perompak mana mereka?!” tanya salah satu Jenderal lagi, tapi tak ada satupun Jenderal yang bisa menjawab hal itu.“Untuk apa kapal perompak itu kemari?” tanya salah seorang Jenderal lagi.“Mungkin Wijayanagara meminta bantuan mereka” ucap Jenderal yang lain.“Ha..ha..ha...! sudah sebegitu hinanyakah Wijayanagara sampai-sampai meminta bantuan perompak untuk perang ini!” ucap salah satu Jenderal tertawa diikuti oleh tawa yang
Baca selengkapnya

147. Bagian 8

“Ketua!” seorang awak kapal terlihat langsung menjura pada Ketua Siren.“Ada apa Garsya?” ucap Ketua Siren tanpa berpaling kepada sosok gadis jelita dengan dua lesung pipit diwajahnya.“Jika diizinkan, biarkan saya mencoba memperlambat kapal mereka ketua!” ucap Garsya. Kali ini Ketua Siren tampak memalingkan pandangannya kearah Garsya.“Apa kau mampu?” tanya Ketua Siren“Saya yakin mampu, ketua” ucap Garsya.“Jika kau memang merasa mampu, silahkan saja” ucap Ketua Siren.“Terima kasih ketua” ucap Garsya lagi seraya menjura hormat. Garsya kemudian terlihat berjalan kepinggiran kapal. Dipinggiran kapal, Garsya menghentikan langkah, sejenak terlihat kedua mata Garsya terpejam, mulutnya terlihat berkomat kamit membaca sesuatu. Apa yang dilakukan Garsya menarik perhatian awak kapal yang lain, bahkan Ketua Siren sendiri tampak memperhatikan kearah Garsya dengan tat
Baca selengkapnya

147. Bagian 9

Dhuar !Sebuah meriam ditembakkan kearah Garsya yang masih berdiri diatas naga air.Dhuar! Byyaarrr !Dengan kemampuannya, dengan mudah Garsya menggerakkan naga air buatannya untuk menghindar, sehingga laut yang berada dibelakangnya langsung meledak membuncah.“TEMBAK LAGI!” perintah Jenderal Kesultanan Golkonda lagi dengan keras.Dhuer ! Dhuer ! Dhuer ! Dhuer ! Dhuer !Kali ini lima meriam sekaligus ditembakkanDhuar! Dhuar! Dhuar! Dhuar!Byyaarrr ! Byyaarrr ! Byyaarrr ! Byyaarrr !Lima ledakan dilautan terjadi, sementara Garsya dengan lincah menggerakkan naga airnya menghindari tembakan lawan. Sebenarnya Garsya bisa saja menyerang keatas kapal, tapi mengingat tugasnya hanya mengulur-ulur waktu, Garsya hanya bergerak menghindari serangan-serangan meriam dengan cara mengelilingi kapal tersebut dengan naga air miliknya.Dhuar! Dhuar! Dhuar! Dhuar! Dhuar!Byyaarrr ! Byyaarrr !! Byyaarrr !!!
Baca selengkapnya

147. Bagian 10

“Jendral! segera tangkap Putri Ahisma Raya.” ucap Sultan Amir Qasim lagi berteriak dengan keras, seketika saja perhatian pertempuran langsung mengarah kearah keduanya, lalu pandangan mereka kembali terarah kearah Putri Ahisma Raya yang terlihat memang sedang kepayahan menghadapi serangan Sultan Malik Shah.“Siapapun yang bisa menangkap Putri Ahisma Raya hidup atau mati akan diberikan hadiah dan kenaikan pangkat!” teriak Sultan Adilshahi hingga langsung membakar semangat para prajurit persekutuan Kesultanan Dekkan. Maka ;Hyyyaatt ! Hyyyaatt ! Hyyyaatt ! Hyyyaatt !Ratusan orang prajurit persekutuan Kesultanan Dekkan langsung menyerbu kearah Putri Ahisma Raya yang saat itu masih berfokus menghadang serangan Sultan Malik Shah.Melihat serangan para prajurit persekutuan Kesultanan Dekkan yang datang bagaikan air bah, Putri Ahisma Raya berusaha menggunakan salah satu tangannya untuk mengerahkan kekuatan batinnya, tapi tidak ada yang te
Baca selengkapnya

147. Bagian 11

Sosok yang seorang lagi adalah sosok wanita yang juga berparas cantik nan jelita dengan pipi merona merah yang terlihat mengenakan pakaian putih yang berlapis dengan pakaian sutra beralur emas. Kulitnya mulus dan putih. Rambutnya yang panjang terlihat ditatanya dengan begitu indah dengan sebuah mahkota emas kecil bertahtakan diatas kepalanya dan dihiasi dengan sekuntum bunga teratai, sepasang anting mutiara tersampir indah dikedua belah telinganya, bibirnya yang merah merekah begitu menggoda untuk setiap lelaki yang memandangnya, mengenakan kerudung putih yang menutupi kepala dan sebagian wajahnya, sosoknya yang begitu anggun dan cantik ditambah penampilannya yang begitu memikat, sebuah Pedang berwarangka tersampir ditangan kanannya, melihat sosok dan penampilannya kita juga tentu mengenali sosok ini, karena dia tak lain adalah Putri Yuan ming zhu.Sosok terakhir yang dikenali oleh Putri Ahisma Raya adalah sosok seorang wanita yang tampak begitu berkilau dengan pakaian putih
Baca selengkapnya

147. Bagian 12

“Dinda Ahisma tidak apa-apa?” tanya Putri Yuan yang sudah berbalik dan kini mendekati Putri Ahisma Raya, ke-4 wanita cantik lainnya ikut berbalik dan ikut mendekati Putri Ahisma Raya.“Dinda Ahisma tidak apa-apa?” Putri Kim ikut menanyakan keadaan Putri Ahisma Raya.“Putri tidak apa-apa? maaf kami terlambat!” bahkan Venuspun ikut bertanya. Putri Ahisma Raya tersenyum mendengar pertanyaan ketiganya yang sangat mengkhawatirkan keadaan dirinya.“Aku tidak apa-apa dinda-dinda” ucap Putri Ahisma Raya tersenyum. Pandangan Putri Ahisma Raya kemudian tampak tertuju kearah 2 sosok jelita yang tidak dikenalinya yang kini sudah ada dihadapannya.“Ini Putri Sheeva Akhtar dan ini Gye.” ucap Putri Yuan memperkenalkan keduanya. Dua sosok jelita yang rupanya adalah Putri Sheeva Akhtar dan ini Gye. Putri Sheeva Akhtar dan ini Gye terlihat mengatupkan kedua tangan didepan dada sebagai tanda hormat kepada Putri Ahi
Baca selengkapnya

147. Bagian 13

Kedatangan ke-4 kapal inipun segera diketahui oleh Jenderal Kesultanan Golkonda yang saat itu tengah berfokus kearah Garsya. Dengan teropong hitam panjang, Jenderal Kesultanan Golkonda dan beberapa jendral lainnya segera mengarahkan pandangan mereka kearah 4 kapal yang baru saja datang, wajah mereka terlihat berubah.“Perompak...” ucap mereka bersamaan saat melihat bendera yang terpancang diatas tiang kapal, mereka juga dapat melihat kalau isi dari kapal-kapal perompak tersebut semuanya adalah wanita.“Mereka pasti dari kelompok yang sama!” ucap Jenderal Kesultanan Golkonda lagi. Hal ini jelas sangat mengkhawatirkan armada laut persekutuan. Saat ini menghadapi perang yang ada saja mereka cukup dibuat kerepotan, apalagi kini datang bala bantuan yang tak terduga.Sementara itu armada laut 2 kapal Wijayanagara yang melihat bala bantuan datang terlihat semakin bersemangat bertempur. Hal ini memang sudah dikatakan oleh Bintang tentang
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
100101102103104
...
258
DMCA.com Protection Status