Weerrr ! Weerrr !
Kembali Sultan Fathullah melepaskan sinar dari kedua matanya. Tapi lagi-lagi wajah Sultan Fathullah berubah saat melihat sosok Bintang menghilang tanpa mengeluarkan suara sedikitpun.
Bleegar ! Bleegar !
Dua sinar yang tadi keluar dari kedua mata Sultan Fathullah kembali menghantam sosok Bintang dan menimbulkan dua ledakan yang cukup dahsyat.
Weerrr ! Weerrr !
Kembali Sultan Fathullah melepaskan sinar dari kedua matanya. Tapi lagi-lagi wajah Sultan Fathullah berubah saat melihat sosok Bintang menghilang tanpa mengeluarkan suara sedikitpun. Bintang muncul beberapa tombak dari tempatnya semula.
Weerrr ! Weerrr !
Tapi kali ini Sultan Fathullah bergerak cepat dengan kembali melepaskan serangan sinar matanya.
Bleegar ! Bleegar !
Ledakan kembali terjadi.
Weerrr ! Weerrr ! Bleegar ! Bleegar !
Sultan Fathullah terus memburu kemanapun sosok Bintang bergerak dengan kedua sinar matanya. Tapi selalu ha
Serangan aneh yang dilancarkan oleh Sultan Fathullah benar-benar membuat Bintang kewalahan, walaupun sejauh ini Bintang masih bisa menghindarinya. Bintangpun kini secara perlahan mulai bergerak kearah Sultan Fathullah karena menurut Bintang hanya itu satu-satunya cara menghadapi serangan aneh Sultan Fathullah.Tapi tiba-tiba Mata ke-3 milik Sultan Fathullah kembali memancar terang, dan ;Weerrr...!Satu lubang hitam besar muncul dihadapan Sultan Fathullah, Bintang yang saat ini bergerak maju menghentikan gerakan majunya seraya terus menghindari serangan aneh Sultan Fathullah.Wuuuttt ! Wuuuttt !Sultan Fathullah melancarkan serangan sinar dari kedua matanya kearah lubang hitam besar yang ada dihadapannya. Kedua sinar yang keluar dari mata Sultan Fathullah tampak menghilang tertelan lubang hitam tersebut.Bintang yang masih direpotkan oleh dua lubang hitam yang menyerangnya, tiba-tiba saja kembali dikejutkan oleh satu lubang hitam besar yang
Akh ! Akh ! Akh ! Akh ! Akh! Akh!!Beberapa prajurit armada persekutuan Kesultanan Dekkan yang terlambat melindungi diri, dipaksa tersungkur tewas karena anak panah yang menancap ditubuh mereka. Belum lagi hilang rasa terkejut armada persekutuan Kesultanan Dekkan, dari arah langit, muncul sosok-sosok yang berterbangan dari arah langit, jumlahnya cukup banyak hingga hampir menutupi permukaan langit. Semuanya adalah pasukan elit udara Wijayanagara yang datang membantu. Dengan modifikasi sayap besi yang ada dipunggung mereka, pasukan elit Wijayanagara yang dibentuk Bintang bisa terbang dan melepaskan serangan hujan panah kearah kapal-kapal armada persekutuan Kesultanan Dekkan.Bantuan yang datang membuat armada laut Wijayanagara kembali bersemangat bertempur. Beberapa teriakan terdengar memberikan semangat para pasukan elit Wijayanagara untuk terus melancarkan serangan anak panah dari arah langit, hal ini membuat prajurit armada perseku
Beberapa orang Jenderal tampak menggunakan teropong panjang ditangan mereka untuk melihat lebih jelas kapal hitam yang baru saja datang tersebut. Dan wajah mereka terlihat langsung berubah saat melihat bendera yang ada dikapal hitam tersebut dan yang lebih mengejutkan ternyata isi dari kapal itu semuanya adalah wanita.“Perompak.” ucap mereka hampir bersamaan mengenali bendera yang ada dikapal hitam tersebut.“Apakah ada yang mengenali benderanya, dari perompak mana mereka?!” tanya salah satu Jenderal lagi, tapi tak ada satupun Jenderal yang bisa menjawab hal itu.“Untuk apa kapal perompak itu kemari?” tanya salah seorang Jenderal lagi.“Mungkin Wijayanagara meminta bantuan mereka” ucap Jenderal yang lain.“Ha..ha..ha...! sudah sebegitu hinanyakah Wijayanagara sampai-sampai meminta bantuan perompak untuk perang ini!” ucap salah satu Jenderal tertawa diikuti oleh tawa yang
“Ketua!” seorang awak kapal terlihat langsung menjura pada Ketua Siren.“Ada apa Garsya?” ucap Ketua Siren tanpa berpaling kepada sosok gadis jelita dengan dua lesung pipit diwajahnya.“Jika diizinkan, biarkan saya mencoba memperlambat kapal mereka ketua!” ucap Garsya. Kali ini Ketua Siren tampak memalingkan pandangannya kearah Garsya.“Apa kau mampu?” tanya Ketua Siren“Saya yakin mampu, ketua” ucap Garsya.“Jika kau memang merasa mampu, silahkan saja” ucap Ketua Siren.“Terima kasih ketua” ucap Garsya lagi seraya menjura hormat. Garsya kemudian terlihat berjalan kepinggiran kapal. Dipinggiran kapal, Garsya menghentikan langkah, sejenak terlihat kedua mata Garsya terpejam, mulutnya terlihat berkomat kamit membaca sesuatu. Apa yang dilakukan Garsya menarik perhatian awak kapal yang lain, bahkan Ketua Siren sendiri tampak memperhatikan kearah Garsya dengan tat
Dhuar !Sebuah meriam ditembakkan kearah Garsya yang masih berdiri diatas naga air.Dhuar! Byyaarrr !Dengan kemampuannya, dengan mudah Garsya menggerakkan naga air buatannya untuk menghindar, sehingga laut yang berada dibelakangnya langsung meledak membuncah.“TEMBAK LAGI!” perintah Jenderal Kesultanan Golkonda lagi dengan keras.Dhuer ! Dhuer ! Dhuer ! Dhuer ! Dhuer !Kali ini lima meriam sekaligus ditembakkanDhuar! Dhuar! Dhuar! Dhuar!Byyaarrr ! Byyaarrr ! Byyaarrr ! Byyaarrr !Lima ledakan dilautan terjadi, sementara Garsya dengan lincah menggerakkan naga airnya menghindari tembakan lawan. Sebenarnya Garsya bisa saja menyerang keatas kapal, tapi mengingat tugasnya hanya mengulur-ulur waktu, Garsya hanya bergerak menghindari serangan-serangan meriam dengan cara mengelilingi kapal tersebut dengan naga air miliknya.Dhuar! Dhuar! Dhuar! Dhuar! Dhuar!Byyaarrr ! Byyaarrr !! Byyaarrr !!!
“Jendral! segera tangkap Putri Ahisma Raya.” ucap Sultan Amir Qasim lagi berteriak dengan keras, seketika saja perhatian pertempuran langsung mengarah kearah keduanya, lalu pandangan mereka kembali terarah kearah Putri Ahisma Raya yang terlihat memang sedang kepayahan menghadapi serangan Sultan Malik Shah.“Siapapun yang bisa menangkap Putri Ahisma Raya hidup atau mati akan diberikan hadiah dan kenaikan pangkat!” teriak Sultan Adilshahi hingga langsung membakar semangat para prajurit persekutuan Kesultanan Dekkan. Maka ;Hyyyaatt ! Hyyyaatt ! Hyyyaatt ! Hyyyaatt !Ratusan orang prajurit persekutuan Kesultanan Dekkan langsung menyerbu kearah Putri Ahisma Raya yang saat itu masih berfokus menghadang serangan Sultan Malik Shah.Melihat serangan para prajurit persekutuan Kesultanan Dekkan yang datang bagaikan air bah, Putri Ahisma Raya berusaha menggunakan salah satu tangannya untuk mengerahkan kekuatan batinnya, tapi tidak ada yang te
Sosok yang seorang lagi adalah sosok wanita yang juga berparas cantik nan jelita dengan pipi merona merah yang terlihat mengenakan pakaian putih yang berlapis dengan pakaian sutra beralur emas. Kulitnya mulus dan putih. Rambutnya yang panjang terlihat ditatanya dengan begitu indah dengan sebuah mahkota emas kecil bertahtakan diatas kepalanya dan dihiasi dengan sekuntum bunga teratai, sepasang anting mutiara tersampir indah dikedua belah telinganya, bibirnya yang merah merekah begitu menggoda untuk setiap lelaki yang memandangnya, mengenakan kerudung putih yang menutupi kepala dan sebagian wajahnya, sosoknya yang begitu anggun dan cantik ditambah penampilannya yang begitu memikat, sebuah Pedang berwarangka tersampir ditangan kanannya, melihat sosok dan penampilannya kita juga tentu mengenali sosok ini, karena dia tak lain adalah Putri Yuan ming zhu.Sosok terakhir yang dikenali oleh Putri Ahisma Raya adalah sosok seorang wanita yang tampak begitu berkilau dengan pakaian putih
“Dinda Ahisma tidak apa-apa?” tanya Putri Yuan yang sudah berbalik dan kini mendekati Putri Ahisma Raya, ke-4 wanita cantik lainnya ikut berbalik dan ikut mendekati Putri Ahisma Raya.“Dinda Ahisma tidak apa-apa?” Putri Kim ikut menanyakan keadaan Putri Ahisma Raya.“Putri tidak apa-apa? maaf kami terlambat!” bahkan Venuspun ikut bertanya. Putri Ahisma Raya tersenyum mendengar pertanyaan ketiganya yang sangat mengkhawatirkan keadaan dirinya.“Aku tidak apa-apa dinda-dinda” ucap Putri Ahisma Raya tersenyum. Pandangan Putri Ahisma Raya kemudian tampak tertuju kearah 2 sosok jelita yang tidak dikenalinya yang kini sudah ada dihadapannya.“Ini Putri Sheeva Akhtar dan ini Gye.” ucap Putri Yuan memperkenalkan keduanya. Dua sosok jelita yang rupanya adalah Putri Sheeva Akhtar dan ini Gye. Putri Sheeva Akhtar dan ini Gye terlihat mengatupkan kedua tangan didepan dada sebagai tanda hormat kepada Putri Ahi
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig