“Jendral! segera tangkap Putri Ahisma Raya.” ucap Sultan Amir Qasim lagi berteriak dengan keras, seketika saja perhatian pertempuran langsung mengarah kearah keduanya, lalu pandangan mereka kembali terarah kearah Putri Ahisma Raya yang terlihat memang sedang kepayahan menghadapi serangan Sultan Malik Shah.
“Siapapun yang bisa menangkap Putri Ahisma Raya hidup atau mati akan diberikan hadiah dan kenaikan pangkat!” teriak Sultan Adilshahi hingga langsung membakar semangat para prajurit persekutuan Kesultanan Dekkan. Maka ;
Hyyyaatt ! Hyyyaatt ! Hyyyaatt ! Hyyyaatt !
Ratusan orang prajurit persekutuan Kesultanan Dekkan langsung menyerbu kearah Putri Ahisma Raya yang saat itu masih berfokus menghadang serangan Sultan Malik Shah.
Melihat serangan para prajurit persekutuan Kesultanan Dekkan yang datang bagaikan air bah, Putri Ahisma Raya berusaha menggunakan salah satu tangannya untuk mengerahkan kekuatan batinnya, tapi tidak ada yang te
Sosok yang seorang lagi adalah sosok wanita yang juga berparas cantik nan jelita dengan pipi merona merah yang terlihat mengenakan pakaian putih yang berlapis dengan pakaian sutra beralur emas. Kulitnya mulus dan putih. Rambutnya yang panjang terlihat ditatanya dengan begitu indah dengan sebuah mahkota emas kecil bertahtakan diatas kepalanya dan dihiasi dengan sekuntum bunga teratai, sepasang anting mutiara tersampir indah dikedua belah telinganya, bibirnya yang merah merekah begitu menggoda untuk setiap lelaki yang memandangnya, mengenakan kerudung putih yang menutupi kepala dan sebagian wajahnya, sosoknya yang begitu anggun dan cantik ditambah penampilannya yang begitu memikat, sebuah Pedang berwarangka tersampir ditangan kanannya, melihat sosok dan penampilannya kita juga tentu mengenali sosok ini, karena dia tak lain adalah Putri Yuan ming zhu.Sosok terakhir yang dikenali oleh Putri Ahisma Raya adalah sosok seorang wanita yang tampak begitu berkilau dengan pakaian putih
“Dinda Ahisma tidak apa-apa?” tanya Putri Yuan yang sudah berbalik dan kini mendekati Putri Ahisma Raya, ke-4 wanita cantik lainnya ikut berbalik dan ikut mendekati Putri Ahisma Raya.“Dinda Ahisma tidak apa-apa?” Putri Kim ikut menanyakan keadaan Putri Ahisma Raya.“Putri tidak apa-apa? maaf kami terlambat!” bahkan Venuspun ikut bertanya. Putri Ahisma Raya tersenyum mendengar pertanyaan ketiganya yang sangat mengkhawatirkan keadaan dirinya.“Aku tidak apa-apa dinda-dinda” ucap Putri Ahisma Raya tersenyum. Pandangan Putri Ahisma Raya kemudian tampak tertuju kearah 2 sosok jelita yang tidak dikenalinya yang kini sudah ada dihadapannya.“Ini Putri Sheeva Akhtar dan ini Gye.” ucap Putri Yuan memperkenalkan keduanya. Dua sosok jelita yang rupanya adalah Putri Sheeva Akhtar dan ini Gye. Putri Sheeva Akhtar dan ini Gye terlihat mengatupkan kedua tangan didepan dada sebagai tanda hormat kepada Putri Ahi
Kedatangan ke-4 kapal inipun segera diketahui oleh Jenderal Kesultanan Golkonda yang saat itu tengah berfokus kearah Garsya. Dengan teropong hitam panjang, Jenderal Kesultanan Golkonda dan beberapa jendral lainnya segera mengarahkan pandangan mereka kearah 4 kapal yang baru saja datang, wajah mereka terlihat berubah.“Perompak...” ucap mereka bersamaan saat melihat bendera yang terpancang diatas tiang kapal, mereka juga dapat melihat kalau isi dari kapal-kapal perompak tersebut semuanya adalah wanita.“Mereka pasti dari kelompok yang sama!” ucap Jenderal Kesultanan Golkonda lagi. Hal ini jelas sangat mengkhawatirkan armada laut persekutuan. Saat ini menghadapi perang yang ada saja mereka cukup dibuat kerepotan, apalagi kini datang bala bantuan yang tak terduga.Sementara itu armada laut 2 kapal Wijayanagara yang melihat bala bantuan datang terlihat semakin bersemangat bertempur. Hal ini memang sudah dikatakan oleh Bintang tentang
“Baiklah kalau begitu, kuserahkan pertempuran disini pada kalian. Begitu selesai, segera menuju medan perang!” ucap Venus mantap.“Baik dewi!” ucap Diana, Abby, Lilith, Siren dan vanesh hampir bersamaan dengan mantap.Venus sendiri kini tampak menatap kearah satu sosok jelita yang begitu seksi dan anggun. Begitu indah didalam pandangan. Dan yang paling memukau dari sosok jelita ini adalah sepasang payudara yang tampak terlihat dengan jelas, karena pakaian yang dikenakannya sangatlah rendah sekali dibagian atas, sehingga selain menampakkan kulit tubuhnya yang putih mulus, belahan dan kebusungan kedua payudaranya juga terlihat dengan jelas. Pakaian yang dikenakan oleh wanita itu memang benar-benar terbilang seksi, selain belahan pakaiannya yang sangat rendah hingga menampakkan kebusungan payudaranya, dibagian bawahnyapun wanita ini juga mengenakan pakaian yang sangat rendah sekali, sehingga dari ujung kaki hingga pangkal pahanya terlihat dengan je
Crabbb ! Crabbb ! Crabbb !Tapi kembali serangan itu menghilang begitu menyentuh energi keemasan yang meringkupi tubuh Bintang. Menyadari serangannya sia-sia, Sultan Fathullah tampak mencengkram dengan erat kedua tangannya yang menyatu didepan dada.Tiga lobang hitam terlihat menyatu menjadi satu sehingga membentuk satu lobang hitam besar. Perlahan lubang hitam itu tampak terangkat keatas kepala Bintang, dan ;Wuuuttt !Sultan Fathullah menyatukan ketiga serangannya, mata bulan, mata matahari dan mata ketiga Sultan Fathullah menyatu dalam satu serangan yang dinamakan Tryambaka Deva (Tiga Mata Tuhan).Craaassshhhhh !Sinar warna warni itu kini menyerang Bintang dari atas dan sekujur tubuh Bintang tampak tertutup oleh serangan sinar warna warni milik Sultan Fathullah yang membungkus sekujur tubuh Bintang. Sementara tubuh Bintang yang masih terlindungi energi pelindung Segel Dewa Langit Jubah Sakti 9 Dewa
Bukan perubahan disosok Bintang saja yang mengejutkan bagi Sultan Fathullah, tapi sinar berpijar bintang-bintang kecil yang menyelimuti tubuh Bintang yang sangat mengejutkan Sultan Fathullah, karena kalau sebelumnya sinar pelangi serangannya mampu membungkus sosok Bintang, hingga sosok Bintang tak terlihat lagi karena tertutup oleh sinar pelangi miliknya, Sultan Fathullah bahkan mampu merasakan bagaimana pelindung ditubuh lawannya tadi takkan mampu bertahan lebih lama dengan serangannya dahsyatnya, tapi kali ini tubuh Bintang yang berpijar terlihat jelas, sinar pelangi yang mengguyur bak air bah milik Sultan Fathullah tak mampu menutupi tubuh Bintang yang berpijar-pijar bintang-bintang kecil. Sultan Fathullah juga tak dapat meraba lagi berapa kekuatan yang dimiliki oleh Bintang saat ini.“Ini ilmu dewa tingkat tinggi” batin Sultan Fathullah membatin. Sultan Fathullah kembali menambah kekuatan serangannya, tapi tetap tak berpengaruh pada sosok Bintang yang tetap be
Praassshhhh !Bintang terus menahan serangan dahsyat sinar pelangi milik Sultan Fathullah dengan telapak tangannya, sungguh luar biasa kekuatan Reinkarnasi Raja Bintang yang dimiliki Bintang saat ini, Sultan Fathullah sendiri masih belum menyadari kalau saat ini kekuatan Reinkarnasi Raja Bintang begitu kuat karena sudah dipadu dengan kuasa dewa tanpa batas milik Bintang, makanya kekuatan yang dimiliki Bintang saat ini benar-benar sudah berada diluar nalar.Sosok Bintang semakin mendekati sosok Sultan Fathullah.Wuusshhh !Sultan Fathullah menghentikan serangannya dan tiba-tiba saja melompat menjauh, Bintang kini berhenti ditempat dimana tadi Sultan Fathullah berdiri.Taappp !Sultan Fathullah kembali mengatupkan kedua tangannya didepan dada, ketiga mata Sultan Fathullah kembali terpejam.Wweerrrrr....!Tiba-tiba saja dari belakang sosok Sultan Fathullah muncul sebuah bayangan seperti yang pernah Binta
Pllassshhh !Awan hitam pekat yang membentuk sebuah wujud senjata tombak bermata tiga tiba-tiba saja memancarkan cahaya putih yang terang benderang, awan hitam pekat hilang dan kini dikedua tangan Sultan Fathullah telah tergenggam sebuah tombak bermata tiga. Dan yang lebih mengejutkan Bintang, garis-garis hitam yang ada dikesekujur tubuh Sultan Fathullah tiba-tiba saja menggeliat dan kemudian hidup, menjadi seekor ular yang kini telah melilit lengan dan melingkar dileher.Sosok Sultan Fathullah kini sudah benar-benar bermetamorfosis menjadi sosok seorang dewa, Dewa Shiwa. Dan tentu saja Bintang tak mengenali sosok dewa yang ada dihadapannya saat ini.“KAU AKAN MATI, KSATRIA PENGEMBARA!” terdengar suara berat dan keras Sultan Fathullah yang kini sudah berubah. Bintang menyadari kalau saat ini yang ada dihadapannya bukan lagi sosok Sultan Fathullah, melainkan ada satu kekuatan besar yang telah mengendalikan sosok Sultan Fathullah. Bintangpun dapat meli