Beranda / Fantasi / MR. D / Bab 71 - Bab 80

Semua Bab MR. D: Bab 71 - Bab 80

86 Bab

Kembalilah Sayang

Malam ini Dava begitu sangat tertekan betapa tidak seharusnya iya sudah mendapatkan malam pertama yang di damba-dambakan setiap orang seusai menikah. Tetapi berbeda dengan Dava setelah seminggu menikah belum sekalipun Dava dapat menyentuh sang istri Sari.Semua ini ihwal tragedi saat peperangan Sari menjadi salah satu korban pemerkosaan oleh Adi Yaksa saat itu keperawanan yang selalu ia jaga khusus untuk Dava harus direnggut paksa hilang membekaskan trauma.Dava tak bisa berkutik saat dua hari yang lalu dokter desa menyatakan Sari telah hamil dengan kehamilan yang sangat mustahil karena usia kandungan bertumbuh cepat. Perut Sari membesar begitu cepat layaknya sudah hamil tujuh bulan saja.Sudah barang tentu bayi di dalam perut Sari adalah bayi dari  Adi Yaksa. Sialnya lagi bayi setan tersebut dapat merasuki inangnya alias sang pemilik kandungan. Sering sekali Sari kerasukan hebat terkadang ingin mengakhiri hidup seketika. Dan terkadang brutal dengan bertena
Baca selengkapnya

Bayi setan

Sore menjelang magrib tiba, menjadi sebuah kisah pilu Dava dan Sari. Kali ini sesuai perhitungan hari Jawa dan hari naas dalam istilah Jawa. Oleh Mbah Raji yang memang bermalam sejak kemarin di rumah Dava. Sudah Waktunya Sari melahirkan anak setan yang di kandungnya.Gus Bari, Gus Pendik dan Gus Bagus tampak bercakap-cakap di teras rumah untuk berjaga-jaga apabila ada sesuatu hal yang tidak diinginkan terjadi. Ditemani guntur menggelagar dan hujan deras serta angin bersuara gemuruh menderu-deru layaknya badai beberapa bulan yang lalu saat perang tiba.Mbah Raji dan Dava tengah berkonsentrasi di dalam kamar Dava terus menatap Sari di atas ranjang yang masih terpasung dan mematung tak bergerak. Dengan wajah semakin pucat tua dan rambut yang semakin acak-acakan lusuh dan kumel sehingga tak terlihat seperti Sari namun sudah terlihat seperti nenek tua yang begitu seram.“Mbah Hari ini malam Jumat Kliwon menurut perhitunganmu seharusnya hari ini bayi laknat itu
Baca selengkapnya

Damai

Di salah satu sudut jalan desa Mbanjar Dowo sebelah barat kota Jombang. Sebuah rumah sederhana namun asri telah di bangun kembali setelah seminggu yang lalu kondisi desa seakan tak serupa pemukiman penduduk namun selayaknya reruntuhan puing kehancuran oleh sebab peperangan.Ya rumah bergaya mini malis terbangun elok di sudut sebuah gangnya Gus Bagus pemiliknya. Sebuah rumah idaman yang ia bangun khusus untuk hadiah pernikahan kepada sang istri tercinta Vivi.Gus Bagus tampak sibuk menata berkas-berkas dari kantor kelurahan yang hendak ia bawa bekerja pagi ini. Sempat ia melirik sang istri yang tengah menatap panjangnya sawah berpetak-petak di depan rumah. Sambil duduk di kursi roda di depan teras Vivi hanya melamun terus memandangi persawahan yang sudah hampir tersemai padinya tampak menguning.Sejenak Bagus menghentikan tangannya dalam merapikan berkas yang telah ia masukkan semua ke dalam tas selempang warna hitam yang biasa ia bawa. Aduhai istriku malang tent
Baca selengkapnya

10 tahun setelahnya

Pagu cerah desa Mojokembang dengan segala hiruk-pikuk kegiatan para warga desanya. Ada para ibu-ibu yang tengah berceloteh ria yang sedang mengerumuni Abang sayur di samping gerobak sayurnya dengan berbagai macam topik pembicaraan dari ringan hingga berat dari membahas si A sampai membahas si Z.Ada pula para pak tani yang sedang menenteng cangkul dan sabit di genggam ditangan menyusuri pematang sawah milik mereka yang baru saja ditanami jagung, karena kali ini musim sedang berada pada musim kemarau sehingga lebih baik sawah ditanami padu tentu bagus walau air sedikit untuk mengairi sawah.Ada pula santriwan dan santriwati di tengah desa berhijab dan berbusana muslim lengkap dengan Kitabullah kalam Al Quran di tangan kanan serta alat salat lengkap di tangan kiri. Tak kalah pula santri lelaki berpeci hitam dan bersarung batik khas Jawa timuran tentu dengan Al Quran di tangan kanan dan sajadah yang tersampirkan di pundak dengan tawa renyah serta canda mereka hendak menun
Baca selengkapnya

Meja makan

Dava sedang berdiri di lantai atas rumahnya sambil memandang suasana desanya yang tampak asri dan kembali terbangun rapi, tak terasa sepuluh tahun sudah ucapnya dalam hati. Matanya asyik tertuju pada sebuah Mushola kecil yang ia bangun di seberang jalan depan rumah.Terdapat santri-santri kecil di sana bak kupu  indah, cantik dan sanggatlah elok penghias taman surga. Mereka tengah menambat ilmu agama bersama beberapa Ustaz dari kalangan pemuda desa.Dava sedikit merekahkan bibirnya sedikit lebar. Tergurat rasa bangga di benaknya, desaku sudah semakin damai rupanya Alhamdulillah. Begitulah gerutunya dalam otak dengan terus berdiri tegap di atas lantai dua rumahnya.Namun ada desir guratan luka yang tersisa di sorot matanya yang semakin tua semakin tajam jua kali ini genap berusia 26 tahun sudah ia hidup di bumi ini. Terkadang ia takut untuk kembali ke belakang mengenang semua peristiwa yang telah ia lalui.Ada keluh kesah teramat dalam menggores dadan
Baca selengkapnya

Upacara hari senin

Hari Senin pagi di madrasah ibtidaiah pondok As-salam desa Mojokembang. Telah berbaris rapi di halaman sekolah berjajar berurutan sesuai kelas masing-masing. Para guru serta staf pengajar terlihat ikut pula berbaris rapi di hadapan para siswa.Terlihat pula kepala sekolah tengah berdiri di mimbar sambil membawa sebuah map berisi teks pidato dan kata sambutan. Pas di samping kiri kepala sekolah Wahyu berdiri tegap dengan sikap sempurna iya bertugas sebagai pembawa map pidato untuk kepala sekolah sebagai pimpinan upacara.Dengan hikmat seluruh peserta upacara mendengarkan pidato kepala sekolah yang sangat bersemangat dan berapi-api layaknya pidato presiden RI pertama Pak Ir Soekarno saat berpidato kebangsaan di depan mimbar gedung DPR RI.“Anak-anak siswa dan siswi MI pondok As-Salam yang kami cintai. Bahwa hari ini bapak hendak mengumumkan mulai hari ini di sekolahan kita tercinta ini akan diadakan. Apa itu yang namanya ekstra kurikuler bela diri. Dimanah e
Baca selengkapnya

Wahyu Vs Cicak di dinding

“Raji buka matamu sudah waktunya kau turun gunung. Usaikanlah pertapaanmu ilmumu sudah cukup melampaui pendahulumu Kasturi. Maka pergilah ke kotamu berpakaianlah selayaknya orang gila untuk mencapai tahap akhir keilmuan yang kuberikan,” ucap petapa tanpa nama lalu menghilang kembali meninggalkan Mbah Raji yang tengah duduk bersila di sebuah batu besar di balik air terjun di sebuah gunung di daerah kelut.Mbah Raji seketika membuka mata penuh seraya mengucap Alhamdulillah. Kini tingkat pemahaman dan pengetahuannya semakin tinggi jua. Matanya semakin jauh melihat dalam segi penerawangan sekali melihat beratus kilometer mampu iya pandang jua.Kali ini matanya tertarik pada sosok anak SD yang sedang asyik mengerjakan tugas yang diberikan oleh sang guru di atas meja belajar. Bibirnya tersenyum otaknya merasa takjub tak menyangka sejauh ini pandangannya. Walau ia berada di kelut, iya masih bisa melihat seluruh kota Jombang dengan jelas tiap sudutnya.Dalam
Baca selengkapnya

Pesan kurang waras

Pagi gelisah tergambar pada raut wajah Halilintar. Iya masih terpikir seraut wajah dengan senyum anggun. Seorang ibu muda di dalam sebuah mobil warna merah maru, dimanah sang ibu muda tengah di sopiri seorang yang gagah rupawan. Entah itu sopirnya atau sang suami Halilintar tak mau berpikir jauh ke arah sana.Wajah Si Ibu muda membuatnya semakin gelisah. Otaknya semakin pening terpikir siapakah Si Ibu muda tersebut kenapa iya begitu baik dan yang paling membuatnya bingung seorang bapak-bapak yang juga masih muda yang menyopiri Si Ibu muda tersebut sempat memanggil namanya. Padahal iya sangat yakin tak pernah bertemu walau sekejap.Pagi ini Halilintar semakin resah duduk di atas trotoar lampu merah pas perempatan sebelah utara kebun raja. Matanya memang menatap beberapa kendaraan yang berhenti saat lampu tengah menyala merah namun seluruh badan serasa kaku tak ingin beranjak dari lamunan.Ada apa denganku ujarnya dalam benak, seharusnya aku berdiri memainkan gita
Baca selengkapnya

Romantisme Bagus

Sore ini bunga anggrek di halaman rumah Bagus masih saja segar dari air yang disiramkan oleh bik Amanah sejam yang lalu. Mekarnya sangat sempurna dan harumnya semakin semerbak menempel anggun pada inang induknya batang pohon mangga.Tertata rapi bak kebun bunga istana raja dibalut bekas kupasan kulit kelapa yang sering disebut orang sepet di tali rapi dengan tali sejenis kawat kecil. Bunga anggrek lurus tertanam di depan rumah seindah sang pemilik yang selalu memperhatikannya setiap sore sebelum magrib menjelang ayu sama cantiknya.Namun kali ini sang pemilik tampak bermuka murung, gundah gulana dan terpaut seribu pikiran dengan pengembaraan lamunan di atas awang langit senja yang sudah mulai tampak memerahkan langit.Di atas kursi roda Vivi merenung memandang sang bunga lekat menatapnya berlama-lama. Andai saja aku seperti bunga anggrek itu begitu terlihat sempurna di mata siapa saja yang memandangnya menarik hati, ujar dalam hati Vivi yang semakin hari semakin
Baca selengkapnya

Guyonan Wahyu

Sumilir Angin wengi kang tumetesAnnambaih kangen ku sangsoyo gediTitipan Rindu Iki sangsoyo akehAmung biso dedungo angenku nggo koweSlirahmu siji Tresnoku Yo mung sijiTak simpen lan tak jogo tekaning patiPanyuwunku kanggo Riko njogo tresno nisunSayang... Aku tulus Tresno slirahmu... HuuuTresno Ra bakal ilyangKangen sangsoyo mbekasTembang rindu kanggo rikoJanji suci tekaning patiSalam Tresno di jogoSnadyan adoh panggonanmuSumpah tulus kanggo rikoSalam rindu neng slirahmu***Petikan dawai gitar dari jemari Halilintar mengalun menyeberangi pintu ke pintu dan mengetuk kaca pintunya. Merayu-rayu penuh ritme agar beberapa orang yang tengah membuka kaca selaras dengan harapan Halilintar mengulurkan sedikit rezeki untuknya makan hari ini.Gitar klasik warna hitam tua terus setia menemani perjuangan sang musisi jalanan. Setia menemani kala hujan tiba atau panas
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
DMCA.com Protection Status