Home / Romansa / Replacement Of Heart (INDONESIA) / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Replacement Of Heart (INDONESIA) : Chapter 11 - Chapter 20

37 Chapters

Part 11

Bulan malam itu begitu terang. Menampilkan cahaya yang indah. Dengan sesekali semilir angin menyentuh dirinya. Daninda duduk sendirian di balkon rumah orang tuanya termangu menikmati suasana malam yang sunyi. Hanya terdengar suara jangkrik yang menemaninya. Daniel mengirimkan pesan.   "Sedang apa?"     Kini Daniel lebih intens mengirim pesan atau menelepon. Sejak Daninda datang ke rumahnya. Daninda bingung harus menjawab apa. Ia mengetik lalu di hapusnya berulang kali. Tanpa di duga ponselnya berdering. Nama yang tertera di layar datar itu 'Daniel'.     "Ya?" jawab Daninda ragu.   "Pesanku tidak di jawab?" tanya Daniel.    "Oh, aku.. Aku lagi santai aja." Entah kenapa dirinya menjadi gugup. 
last updateLast Updated : 2021-09-07
Read more

Part 12

Mereka sama-sama terdiam. Ponsel Daninda tiba-tiba berdering. Ia mengangkatnya ternyata Kusuma memberitahukan bahwa Deira masuk ke rumah sakit karena pendarahan. Daninda dan Daniel bergegas ke rumah sakit. Selama di perjalanan Daninda menangis menyesali diri. Sudah lama ia tidak menelepon ataupun datang ke rumah Deira. Sehingga ia tidak tahu kabar Deira. Memang penyesalan selalu datang terlambat.   Setibanya di rumah sakit Daninda ke ruangan di mana Deira di rawat. Sebelumnya ia menanyakan ke bagian resepsionis rumah sakit. Kusuma memegang tangan Deira. Wajah istrinya pucat pasi. Daninda masuk di ikuti Daniel. Ia melihat Deira yang terbaring lemah, tidak tega. Tangisannya pecah memenuhi ruangan tersebut. Kusuma berdiri dan menjauh dari istrinya. Membiarkan Daninda menggantikannya.   "De," lirihnya. Deira pun meneteskan air matanya.     "Dan," balas Deira. Daninda me
last updateLast Updated : 2021-09-08
Read more

Part 13

Kamis malam keluarga dari ibunya Daniel berkumpul di sebuah restoran mewah. Ia pun di undang. Dan menghadiri acara itu karena menghormati para orang tua. Apalagi orang tua Daniel menyuruhnya agar datang ke acara tersebut. Mereka tidak hadir karena tinggal di Amerika. Sebenarnya ia malas untuk datang pasti bertemu suami Pricilla. Pria pecundang yang tega meninggalkan istri dan anaknya. Waktu pernikahan mereka, Daniel sengaja tidak datang dengan alasan ada pekerjaan di luar kota. Ia hanya memberikan hadiah yang dikirim melalui sekretarisnya.   "Maaf aku terlambat," ucap Daniel baru datang. Semua orang menoleh padanya. Damar mengerutkan keningnya saat melihat pria itu. Ia mengenali wajahnya yang telah memukulnya dulu. Pria yang bersama Daninda, mantan istrinya.   "Om Daniel," ucap Pricilla girang. Ia berdiri dan menghampiri lalu memeluknya. Daniel tidak membalas, hanya tersenyum kaku. "Aku kira Om nggak dateng."
last updateLast Updated : 2021-09-10
Read more

Part 14

Daniel perlahan-lahan melepaskan tautan bibirnya. Ia menatap Daninda yang masih syok. Lalu mendekapnya erat. "Aku benci dengan kata 'teman' yang keluar dari bibirmu.." Daniel mengucapkannya dalam dan penuh perasaan. Daninda bisa menghirup harum pria itu. Kepalanya tepat di dada Daniel. Matanya terpejam meresapi kehangatan dari tubuh Daniel. Tangannya terangkat membalas pelukan itu. Pria ini yang ia rindukan kemarin kini sedang memeluknya. Tidak mau menyia-nyiakan kesempatan. Takut jika saat ini hanyalah sebuah mimpi semata. Daninda menyukainya. Tidak tahu sejak kapan. Pikirannya terus pergi pada Daniel. Seharusnya ia tidak melakukan ini. Benar-benar tidak bisa melakukan ini. Namun perasaannya semakin menjadi ketika pria itu menjauh darinya. Daninda mengenalnya. Daniel sedikit berbeda. Semua momen yang tiba-tiba datang. Hanya pria itu yang hadir dalam hidupnya kini.   Bagaimana Daniel memasu
last updateLast Updated : 2021-09-10
Read more

Part 15

Mengurus toko sendirian ternyata melelahkan. Di tambah ia pun harus menjaga Fahrania. Daninda memutuskan untuk mencari 1 pegawai untuk membantunya. Ia membuka lowongan pekerja dengan membuat pengumuman dengan selembar kertas yang ditempel di pintu toko. Berharap ada yang membacanya.    "Rania, kamu jangan lari-lari, sayang. Nanti jatuh!" tegur Daninda yang sedang duduk di kursi kasir seraya menggelengkan kepalanya.  Putrinya itu tidak bisa diam sama sekali. Fahrania mungkin bosan setiap hari di toko. Tidak ada waktu untuk bermain dengan anak sebayanya. Si kembar, anak-anak Deira jarang main ke toko.   Pintu toko berderit, Daninda mengucapkan, "selamat datang.." sambil menundukkan kepalanya. Ia mengira pembeli. Ternyata Daniel, pria itu berdiri lalu berjalan dengan gagahnya menghampiri Daninda.   "Untukmu," Daniel tersenyum sembari menyerahkan sebuket bunga mawa
last updateLast Updated : 2021-09-10
Read more

Part 16

Daniel senang Daninda mampir ke kantor. Sekretarisnya memberitahu jika kekasihnya menunggu di luar. Ia masih bersama tamu di dalam ruang kerjanya. Daniel langsung mengakhiri pembicaraan itu. Ia sudah tidak sabar bertemu Daninda. Daniel mengantar tamunya keluar. Disana Daninda sedang duduk di sofa. Mereka saling melempar senyuman. Rambut lurus, panjang. Kulit putih dan mata bulan separuh. Semua tentangnya begitu menawan. Apa Daninda peri atau manusia? Itu sampai pada poin dimana Daniel tidak yakin. Ia tidak bisa mengalihkan pandangan darinya. Daninda lebih cantik hari ini, terlalu cantik. Daniel tersenyum kapan pun melihatnya. Hatinya menggelitik. Ini adalah cinta. Daniel menghampiri dan Daninda bangkit dari duduknya. Tanpa di duga Daniel mendekat dan mencium pipinya. Seolah menunjukkan bahwa wanita cantik ini adalah kekasihnya. Daninda terkejut sendiri karena banyak orang disana. Tamu Daniel pun belum pergi. Mereka melotot. Selama ini Daniel tidak pern
last updateLast Updated : 2021-09-14
Read more

Part 17

Daninda menunggu. Ia duduk menempelkan punggungnya di pintu hingga larut malam. Daniel tidak keluar rumah juga. Ia menangis tersedu-sedu. Menyesali diri. Mengingat bagaimana Daniel memeluknya dengan hangat. Saat ia dulu hanya dipenuhi dengan air mata. Tanpa ia ketahui bahwa Daniel pun melakukan hal yang sama dibalik pintu. Hatinya tidak tega mendengar tangisan pilu tersebut. Tapi ia berusaha menahan diri untuk tidak membuka pintu dan memeluknya erat. Dirinya lebih terluka.Apa hubungan yang mereka jalani selama ini? Sia-sia. Disaat Daniel telah berharap banyak. Ia seolah tiba-tiba di dorong ke jurang yang dalam. Hati Daninda tercabik-cabik karena ulahnya sendiri. Ia sangat menyesal telah bicara seperti itu. Tidak menyangka Daniel datang. Daninda hanya menyelamatkan diri sendiri dengan mengorbankan perasaan Daniel. Ia merasa sangat bodoh sekali. Bagaimana bisa dirinya melakukan hal kejam itu? Menyakiti pria yang dicintainya kini.Daniel datang pada hari-harinya. Yang du
last updateLast Updated : 2021-09-15
Read more

Part 18

Daninda duduk menunggu Kusuma di Bandara. Kemarin ia kembali ke kantor Daniel untuk meminta alamat orang tua Daniel yang di Amerika pada Sekretarisnya, Siska. Syukurlah wanita itu memberikannya dengan sukarela.  Dari kejauhan ia melihat Kusuma dan Deira yang berjalan mendekatinya. Daninda melambaikan tangan. Deira membalas dan memeluknya setelah dekat."Mas, jaga Daninda ya untukku. Kamu anterin sampe rumah Daniel. Pulangnya kamu jemput juga," ucap Deira cerewet. "Iya, sayang," jawabnya. Daninda tersenyum. Bersyukur Deira mempunyai suami yang setia. Tidak seperti dirinya. "Ninda, kamu udah tau kan kita di sana cuma tiga hari.""Iya, Mas. Mangkanya aku bawa baju sedikit aja kok. Nggak bawa koper cuma tas ransel."  "Ini tiketnya," Kusuma memberikannya pada Daninda. "Makasih ya, Mas. Aku nggak tau harus bilang apa lagi sama kalian." Daninda memandangi tiket itu dengan haru.  "Kamu udah aku anggap adik
last updateLast Updated : 2021-09-15
Read more

Part 19

Kusuma bersama Daniel mencari berkeliling di dekat rumah namun tidak ketemu. Mereka bingung harus mencari ke mana lagi. Tiba-tiba ponsel Kusuma berdering di dalam saku celananya. Melihat ID yang tertera di layar ponselnya. Ia segera menyentuh gambar telepon yang berwarna hijau."Halo, Ninda? Kamu ada dimana??!!" todong Kusuma khawatir. "Oh, begitu.. Ya udah. Yang penting kamu nggak apa-apa kan? Aku segera ke sana.""Ninda, ada di mana?" tanya Daniel cemas setelah Kusuma menutup teleponnya.  "Di hotel. Dia tadi naik taksi langsung ke hotel katanya." Kini mereka bisa bernapas lega. Dadanya yang tadi terasa terimpit kini mengembang kembali. "Aku ikut ke hotel. Aku ingin bicara dengannya," ucap Daniel."Jadi masalah kalian belum selesai?" Kusuma tidak percaya ini. "Kamu menyakitinya?"  "Aku tidak mau mendengar penjelasannya," desah Daniel jujur. Ia mengusap wajahnya dengan kasar. Kusuma menarik t-shirt nya dan menceng
last updateLast Updated : 2021-09-15
Read more

Part 20

Pagi itu mentari telah memunculkan jati dirinya. Daninda masih bergelung selimut. Ia merenggangkan otot tubuh sebelum membuka mata. Matanya terbuka sedikit demi sampai menyadari ada sosok lain di sampingnya. Sontak melebar dan berjingkat kaget."Morning," ucap pria itu dengan tersenyum."Daniel.." gumam Daninda gugup. Pipinya merona. Pria itu tidak ragu lagi untuk mengecup keningnya."Aku ingin kita seperti ini setiap hari." Senyumannya membuat jantung Daninda berdetak lebih cepat. Dan bertanya-tanya dalam hati. Apa maksud dari kata-kata tersebut? Daninda berpura-pura tidak mendengarnya. Ia baru menyadari tampangnya jika bangun tidur. Buru-buru bangun dan merapikan rambutnya yang acak-acakan dengan jemari Daniel masih berbaring memperhatikannya. Terdengar suara seseorang mengetuk kamarnya. Ia menoleh pada Daniel. Itu pasti Kusuma. Pria itu tidak tahu jika Daniel menginap. Daninda bangkit dari ranjang. Ia memikirkan cara agar Daniel bersembunyi. &nb
last updateLast Updated : 2021-09-15
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status