Home / Romansa / Replacement Of Heart (INDONESIA) / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Replacement Of Heart (INDONESIA) : Chapter 1 - Chapter 10

37 Chapters

Part 1

Siapa yang tidak ingin menjadi ratu dalam rumah tangga adalah impian setiap wanita. Tidak ada yang bisa menggantikan. Namun ketika tempat yang ia duduki tidak terasa nyaman dan malah menjadi siksaan. Apa yang harus dilakukannya? Mengenalnya bertahun-tahun tidak bisa meyakinkan diri bahwa Damar adalah pria terakhirnya. Rumah tangganya hanya sekedar saja. Sekedar pulang ke rumah, sekedar memberi nafkah lahir dan batin dan sekedar janji. Tidak ada cinta lagi yang menyatukan 2 hati. Selama ini ia cukup bersabar menjalani biduk rumah tangga. Menikah 4 tahun dan mempunyai 1 putri berusia 3 tahun. Semuanya ia lakukan demi sang buah hati.  Sabar dan bertahan.  Pagi itu Daninda Ayu telah menyiapkan sarapan. Ia membuatkan nasi goreng dan juga susu untuk putrinya. Suaminya baru keluar dari kamar dengan pakaian seragam kebanggaannya sebagai Pilot. Daninda hanya melihatnya sekilas dengan wajah muram.    "Anak papa ud
last updateLast Updated : 2021-09-01
Read more

Part 2

"Eum.. Namanya bagus. Sekeren orangnya menurutku." Deira mengedipkan matanya pada Daninda.   "Walau pun nama dan orangnya ketjeh belum tentu sifatnya juga baguskan," timpal Daninda mengingat bagaimana cara pria itu melihatnya, sinis.   "Yee, kamu kan belum kenal dia. Jangan menilai orang lain sebelum kamu mengenalinya lebih jauh. Kadang yang kita anggap baik aja ternyata jahat."   "Udah ah, ngapain kita ngomongin dia sih. Kenal juga nggak. Aku kan ke sini mau curhat sama kamu!" Daninda mendesah lalu menyenderkan punggungnya ke sofa dan menegakkan kepalanya ke atas menatap langit-langit ruang TV. "Aku lelah, De. Kalau kayak gini terus. Apa Damar nggak peka ya? Apa dia nggak tau apa yang aku rasain sekarang?" keluhnya.   Deira melihat sahabatnya yang sedang galau. Ini bukanlah sifat Daninda. Biasanya wanita itu ceria dan juga gila sepertinya.
last updateLast Updated : 2021-09-01
Read more

Part 3

Daninda membuka pintu kamar putrinya. Melihat Fahrania masih terlelap di atas ranjang. Hatinya terluka, Fahrania masih kecil untuk menerima semua ini. Sebagai seorang ibu, Daninda berusaha agar putrinya tidak kekurangan kasih sayang. Namun nyatanya, ia tidak bisa menggantikan figur seorang ayah. Ia berjalan lalu duduk di pinggir ranjang. Mengusap punggung Fahrania. Putrinya menggeliat. "Maafin Mama ya, sayang." Suaranya bergetar menahan tangis. "Maafin Mama.." Tanpa di duga Fahrania berbalik dan menatap sang ibu. Nyawanya belum terkumpul sepenuhnya. Daninda mencoba tersenyum meskipun hatinya menangis. "Anak Mama udah bangun ya?" Daninda menciumi wajah Fahrania sampai kegelian. Putrinya tertawa. Air mata Daninda menetes di sela tawanya. Setidaknya ada malaikat kecil yang menemani hidupnya. "Kita mandi dulu yuk. Kamu bau ih," "Mama juga bau," balas Fahrania. "Mama udah mandi,
last updateLast Updated : 2021-09-01
Read more

Part 4

Kusuma pulang ke rumah dengan keadaan seperti orang linglung. Deira sampai heran. Suaminya menjadi pendiam. Tidak seperti biasanya, aneh. Deira sesekali melihat wajah suaminya memastikan tidak ada yang terluka. Tapi semuanya baik-baik saja, masih tampan. Dari pulang, makan malam dan sekarang sedang menonton TV. Kusuma tidak banyak bicara. "Hadeuuhh, kenapa sekarang banyak Pelakor ya! Apa itu cewek nggak punya hati! Seenaknya ngerebut suami orang." Deira marah-marah seraya menatap ponselnya. Kusuma sampai menoleh. "Kenapa?" tanyanya "Nih, liat deh." Deira menyodorkan ponselnya. Kusuma mengambilnya dan menonton video seorang wanita yang sedang duduk di sofa yang dilempari uang. "Itu cewek pelakornya. Nggak tau diri banget. Mereka sahabatan taunya malah nusuk dari belakang!" Kusuma menelan ludahnya. Dalam hati mengiyakan sekarang banyak pelakor, perebut suami orang. "Awas aja kalau kamu begitu. Abi
last updateLast Updated : 2021-09-01
Read more

Part 5

Pria itu berjalan di lorong hendak ke ruangannya. Dengan jas hitam yang pas melekat di tubuhnya. Pria kelahiran Carson City, Michigan, Amerika Serikat berusia 39 tahun. Tinggi 188 cm dan berat badan 81 kg. Ibunya menikah dengan pria berkebangsaan Amerika Serikat. Ia adalah seorang pengusaha di bidang ritel, media dan properti. Perjuangannya untuk sampai sukses seperti saat ini bukan secara instan. Butuh perjuangan dan pengorbanan terutama waktu dan juga menyampingkan urusan pribadi yaitu menikah. Di Amerika saat masih muda. Ia membiayai kuliahnya sendiri dari bekerja di sebuah restoran dan mengantarkan koran. Pekerjaan apapun ia lakukan. Daniel sangat ingin mandiri. Padahal orang tuanya sangat mampu membiayainya. Kini orang tuanya menetap di Amerika. Sedangkan dirinya di Indonesia. Daniel membuka perusahaan di Indonesia karena peluang untuk berbisnis lebih besar. Waktu kuliah dulu ia mempunyai teman orang Indonesia. Sehingg
last updateLast Updated : 2021-09-01
Read more

Part 6

Daninda mencari tahu ke kantor dan ke rumah mertuanya. Damar sudah beberapa hari tidak kerja. Dan mertuanya pun tidak tahu Damar berada dimana. Mereka mengatakan jika putranya itu tidak pernah datang. Ia bingung harus mencari ke mana lagi. Ponselnya tidak aktif. Ia duduk di sebuah taman seorang diri seperti orang bodoh. Pikirannya ke mana-mana. Wanita itu mengambil ponsel di dalam tasnya untuk menghubungi Deira. Ia tidak habis pikir, bagaimana Kusuma tidak tahu apa yang terjadi pada Damar. Pria itu sahabat sekaligus rekan kerjanya. Pasti Kusuma mengetahui sesuatu, di dalam benaknya. Daninda bergegas ke rumah Deira. Fahrania sejak pagi dititipkan di rumah orang tuanya.Di sana Deira dan Kusuma diam di hadapannya. Daninda semakin curiga. Ada yang mereka sembunyikan darinya. Dadanya tiba-tiba kenapa begitu sesak. Apakah ini firasat?  "Kalian tau sesuatu kan?" tanya Daninda memelas. "Y
last updateLast Updated : 2021-09-04
Read more

Part 7

Daninda yakin baru saja bermimpi. Tapi saat ia membuka mata memeriksa ponselnya dan melihat lagi. Masih mengenai perpisahannya. Damar telah mengirim pesan bahwa, ia marah karena kelakuan Daninda malam itu. Dan akan menceraikannya. Ia hanya bisa tertawa hampa, menjadi gugup. Memikirkan rumah tangganya. Wajahnya basah dengan air mata yang tertumpah. Dalam hati bertanya, apa yang kamu lakukan padaku? Ini bukan kenyataan, saat ia menutup matanya, itu akan menjadi mimpi. Daninda mencoba menyangkal perpisahannya dengan Damar. Air matanya sudah kering dan hanya menggumamkan namanya.   Di dalam kamar ia meringkuk menjadi bola, berteriak menangis. Cinta yang seperti mimpi. Sekali mengucapkannya selamat tinggal, itu menjadi kenyataan. Seperti bangun tanpa alarm. Jika Damar kembali, ia akan memberinya satu kesempatan lagi. Daninda akan bersikap baik padanya. Seperti orang yang begitu bodoh. Semuanya demi Fahrania. Bahkan jika Damar merobek hatinya. B
last updateLast Updated : 2021-09-04
Read more

Part 8

Tanpa banyak bicara Daniel menggendong Fahrania dan menarik tangan Daninda. Gadis kecil itu tidak takut pada Daniel, malah tangannya merangkul leher pria itu dengan kuat. Daniel membukakan pintu mobil untuk wanita yang terluka itu. Daninda tanpa ragu masuk ke dalam. Daniel memberikan Fahrania. Lalu jalan memutar duduk di kursi pengemudi. Damar menatap marah. Daniel tidak peduli. Ingin rasanya ia menabrak pria jahat itu.   Daniel menghembuskan napasnya kasar. Ia masih sangat marah. Ingin rasanya berkata kasar namun ditahannya. Mengingat ada gadis mungil di sebelahnya. Ia menoleh pada Daninda yang diam namun air matanya terus saja mengalir. Sudut bibirnya berdarah sedikit. Fahrania tertidur sambil memeluknya. Gadis kecil itu lelah menangis.   "Bisa antar saya ke rumah teman saya aja?" tanya Daninda.   "Baik lah," sahut Daniel. Ia membawa Daninda pergi karena takut jika suaminya
last updateLast Updated : 2021-09-04
Read more

Part 9

Mereka mencari tempat untuk usaha suvenir nanti. Tempat yang strategis dan juga banyak orang yang bisa melihatnya. Dengan setia Deira selalu mengantar Daninda. Sayangnya belum ada tempat yang cocok. "De, kita mampir ke JCO dulu yuk. Aku pengen minum kopi," ucap Daninda. Deira mendelik, "selalu kopi," dumelnya.  "Kamu ini kayak baru kenal aku aja, ah. Udah yuk," Daninda menarik lengannya masuk ke JCO. Deira mencari tempat duduk yang kosong. Ternyata ia melihat seseorang yang dikenalnya. Matanya langsung bersinar terang. Ia mencolek pinggang Daninda yang sedang berdiri menunggu pesanan di depannya. "Apa?"   "Kamu lihat meja yang di ujung itu," bisik Deira.  "Daniel?" ucapnya tidak percaya melihat orang yang dikenalnya.   "Iya, ternyata ada dia di sini." Sahabat
last updateLast Updated : 2021-09-04
Read more

Part 10

Jeritan Daninda membuat semuanya berjengit kaget. Tanpa berkata-kata lagi Daninda buru-buru lari ke arah mobil tangannya merogoh tas mencari kunci mobil  Setelah ketemu dibukanya dengan tangan gemetar. Ia menarik napas panjang lalu menghembuskannya perlahan. Ia lakukan berulang kali untuk menenangkan diri. Jantungnya berdegup tidak karuan.  Tokk... Tokk... Tokk..  Daniel bicara. "Kamu kenapa?" Daninda tidak mendengarnya hanya menoleh. Daniel mengambil ponselnya di saku celana. Menelepon wanita yang ada di dalam mobil. Ponsel Daninda berdering."Kamu kenapa?" tanyanya lagi. Di jawabnya segera. "Aku nggak mau turun!!" jawab Daninda. "Takut sama apa?" tanya Daniel.  "Doggy kamu, Daniel!!" ucap Daninda kesal. Kenapa pria itu tidak memberitahunya kalau memelihara anjing. Ia pasti tidak akan d
last updateLast Updated : 2021-09-04
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status