Share

Part 11

Author: CutelFishy
last update Huling Na-update: 2021-09-07 11:24:24

Bulan malam itu begitu terang. Menampilkan cahaya yang indah. Dengan sesekali semilir angin menyentuh dirinya. Daninda duduk sendirian di balkon rumah orang tuanya termangu menikmati suasana malam yang sunyi. Hanya terdengar suara jangkrik yang menemaninya.

Daniel mengirimkan pesan.

 

"Sedang apa?"  

 

Kini Daniel lebih intens mengirim pesan atau menelepon. Sejak Daninda datang ke rumahnya. Daninda bingung harus menjawab apa. Ia mengetik lalu di hapusnya berulang kali. Tanpa di duga ponselnya berdering. Nama yang tertera di layar datar itu 'Daniel'.  

 

"Ya?" jawab Daninda ragu.

 

"Pesanku tidak di jawab?" tanya Daniel. 

 

"Oh, aku.. Aku lagi santai aja." Entah kenapa dirinya menjadi gugup. 

 

"Oh, sama. Apa Rania sudah tidur?"

  

"Ya," jawab Daninda.

 

"Ninda," panggilnya dengan lembut.

 

"Ya?" 

 

"Ada salam,"

 

"Dari?" Entah kenapa ia merasa gugup terlebih mendengar suara berat Daniel.

 

"Mango."

 

Daninda tertawa, "salam kembali." Pria itu berhasil mencairkan suasana yang kikuk.

 

"Dia bilang kenapa Daninda tidak menyukainya? Hatinya terluka." Suara Daniel dibuat sedih.  

 

"Bilang sama Mango, aku minta maaf. Bukannya aku nggak suka tapi aku takut. Mungkin.. Ya mungkin nanti nggak," agak ragu mengucapkannya. 

 

"Kamu harus mengenal Mango dulu. Aku jamin rasa takutmu itu akan hilang." 

 

"Ya, aku cuma butuh waktu aja." Daninda menjawabnya sambil berjalan menuju kamar. Ia naik ke ranjang dan mengusap kepala Fahrania sudah terlelap. "Sekarang Mango ada di mana?"

 

"Tidur, di sampingku. Dia bercerita banyak katanya dia senang waktu kamu datang ke rumah. Dan dia tidak merasa kesepian lagi." Daniel bercerita.

 

Daninda terkekeh pelan, "yang kesepian kamu kali. Maka dari itu cepat-cepat nikah."

 

"Sedang aku usahakan," jawab Daniel dalam.

 

"Semoga  berhasil!" ucap Daninda spontan dan memberi semangat dengan kaku.

 

Dan telepon itu berlanjut. Ada saja yang dibicarakan. Suara Daniel yang berat kadang membuat jantungnya berdebar kencang. Namun Daninda berusaha untuk mengabaikan sesuatu yang aneh pada dirinya.

 

***

 

"Mas, Daniel baik ya?" Deira sedang duduk di meja rias memakai cream malamnya. Kusuma duduk di ranjang. 

 

"Kamu kenal di mana sih sama dia?" Kusuma ingin tahu.

 

"Aku dikenalin sama Daninda." Deira belum berani cerita mengenai Daniel yang ada hubungannya dengan Pricilla. "Menurut kamu mereka cocok nggak?" 

 

"Siapa?"  

 

"Daniel sama Daninda." Ia melihat ekspresi suaminya dari cermin. 

 

"Umur dia berapa?" Kusuma mulai interogasi.  

 

"Tiga puluh sembilan, kalau nggak salah Daninda pernah cerita."  

 

"Bedanya lumayan jauh dong?" timpal Deira. 

 

"Duh, kalau umurnya segitu, terus tampangnya kayak Daniel. Aku juga mau kali. Daniel nggak ke ciri umurnya udah rawan buat nikah." Deira lagi-lagi keceplosan.  

 

"Oh, begitu ya?! Kelewat rawan kali!!" ucap Kusuma tertahan, matanya melotot. Tiga puluh sembitahun belum menikah. Itu sudah melewati ambang batas untuk menikah.

 

"Ih, Mas cemburu deh. Kan itu cuma kiasan aja. Daniel udah ganteng dan kaya. Apa yang kurang coba? Nggak mungkin kan cewek nggak ada yang suka sama dia?" pikir Deira.

 

"Daniel gay kali," seru Kusuma. Mata istrinya terbelalak. Tubuhnya memutar lalu menatap tajam pada Kusuma. 

 

"Hush! Kalau ngomong sembarangan. Aku bisa jamin, Daniel nggak begitu!!" Deira membela Daniel.  

 

"Aku kurang setuju Ninda sama Daniel, De."

 

"Kenapa? Apa kamu masih berharap Ninda sama Damar balikkan?" tanyanya ketus. Kusuma terdiam. "Setelah pengkhianatan yang dia lakuin? Ninda bukan cewek bodoh yang akan jatuh dilubang yang sama. Kamu tau, Ninda jadi trauma untuk mulai hubungan lagi sama laki-laki. Itu gara-gara Damar!!"

Kusuma menghela napas, "aku juga ingin Ninda bahagia tapi dengan orang lain bukan Daniel itu aja. Dan masalah Damar, dia bukan sahabatku lagi."

 

"Bagus kalau begitu. Aku tetap mau ngejodohin Daniel sama Ninda!!" kekeh Deira.

 

Kusuma tidak bisa berkata apa-apa lagi. Istrinya mengotot ingin menjodohkan mereka. Bukannya tidak setuju tapi Daninda baru mengenal Daniel. Apa lagi pria itu kaya, Kusuma takut jika Daninda hanya dipermainkan. Karena Daniel berkuasa. Namun melihat perlakuan Daniel pada Fahrania itu membuatnya menilai plus. Selama ini Damar tidak pernah menunjukkan sikap seorang ayah pada Fahrania.

 

***

 

Setelah berminggu-minggu Daninda mengurus usahanya. Dari mulai tempat dan juga barang-barang yang akan dijualnya. Deira membantunya menawar harga pada saudaranya. Baru beberapa hari yang lalu Daninda membuka toko suvenirnya. Di hari pertama Daniel datang membawakan sebuket bunga mawar. Yang senang tentu saja Deira. Daninda menjual dari gantungan kunci dan juga benda-benda bernilai seni yang dipasok dari Jawa Timur. Deira setia menemaninya di toko jika ada waktu luang setelah mengurus keluarga.

 

"Dan, gimana sama Daniel?" Deira berpura-pura merapikan aksesoris kalung. 

 

"Gimana apanya?"  

 

"Hubungan kalianlah," seru Deira. 

 

"Siapa yang berhubungan? Aku sama Daniel cuma teman, De."

 

Deira menghembuskan napasnya. "Cuma teman? Apa kamu nggak ada rasa suka sama Daniel?"

 

"Aku masih trauma untuk mulai berhubungan, De. Hatiku masih terluka belum sembuh total." Daninda menjelaskan kondisinya saat ini.

 

"Jangan melihat masa lalu yang cuma bisa nyakitin kamu. Tutup kenangan buruk itu dan mulai kembali menata hati dan mengenal seseorang. Jangan-jangan kamu masih cinta sama Damar?" tebak Deira.

 

"Rasa sayang itu yang paling sulit dihilangin. Biar gimanapun aku sama dia udah enam tahun bersama. Dua tahun pacaran dan empat tahun kami menikah."

 

"Kalau kamu stuck disitu aja kamu yang akan lebih merana. Apa kamu nggak lihat sekarang Damar udah nikah sama cewek uler itu. Mereka bahagia dan kamu? Apa kamu nggak mau bahagia juga?!" ucap Deira marah.

 

"Kamu nggak ngerti aku, De," balas Daninda. 

 

"Aku memang nggak ngertiin kamu! Aku memang bukan siapa-siapa kamu! Aku ini cuma orang bodoh yang ikut campur masalahmu!! Yang berharap kalau orang yang aku sayang itu dapat kebahagiaan juga!" ucapnya menyindir sinis. Deira mengambil tasnya lalu pergi meninggalkan Daninda. Ia tersinggung dengan ucapan sahabatnya itu. Malah Deira sangat mengerti Daninda. Ia ingin Daninda bahagia. Memulai lembaran baru dengan seseorang yang mencintainya dan tidak akan menyakitinya.

 

Daninda tertegun, ia melakukan kesalahan. Bukannya tidak ingin membuka hati tapi ada ketakutan tersendiri. Wanita itu tahu jika Deira mencoba menjodohkannya dengan Daniel. Dengan pria itu terlalu banyak perbedaan dari segi ekonomi, status dan juga bertalian darah dengan Pricilla. Daninda tidak mau melakukan hal bodoh. Ia tidak menyusul Deira. Dirinya juga tahu menjelaskan di saat sedang emosi tidak mungkin akan di dengar.

 

"Maafin aku, De," lirihnya. Dengan begini, ia pikir  Deira tidak akan mendekatkannya pada Daniel. Ia tidak mau terluka dan hancur lagi karena pria. Sejak saat itu hubungan mereka menjadi renggang. Daninda tidak bertemu dan menghubungi Deira. Begitu pun sebaliknya, mereka sama-sama mempertahankan ego masing-masing. Sebenarnya ia ingin meminta maaf pada sahabatnya itu. Tapi takut Deira akan tetap menjodohkannya dengan Daniel. Ia juga menghindar dari pria itu. Daninda lebih banyak melamun di toko. Fahrania yang menemaninya seharian. Di awal-awal penjualannya memang tidak begitu bagus. Tapi ia tetap mensyukurinya.

 

Perasaannya menjadi gelisah, tidak tenang. Ia memikirkan Deira. Menyesal karena sudah berbuat seperti itu pada sahabatnya. Ia ingin menjaga hatinya saja. Karena perasaannya sedang kacau Daninda memutuskan untuk menutup toko. Ia pulang ke rumah. Turun dari angkutan umum bersama Fahrania. Ia dikejutkan dengan kedatangan Daniel yang berdiri di depan rumahnya menyender di tembok. Pria itu masih mengenakan pakaian kerjanya.

 

"Om Daniel!!" teriak Fahrania kegirangan seraya berlari ke arah Daniel. Ditangkapnya oleh pria itu.

 

"Hai cantik," ucap Daniel. Fahrania mengangguk senang.

 

Daninda masih diam ditempatnya. Hatinya bertanya 'kenapa Daniel ke rumahnya?' 

 

"Masuk ke dalam yuk, Om. Nanti Lania kenalin sama Nenek dan Kakek Lania," ajak Fahrania.  

 

"Rania," panggil Daninda. "Kamu masuk ke dalam dulu ya. Mama mau bicara sama Om Daniel dulu." Ia tidak mau orang tuanya bertemu Daniel. Pasti orang tuanya akan berpikiran jika Daniel adalah kekasihnya. 

 

Daniel menatapnya namun Daninda mencoba untuk tidak membalas tatapan itu. Pria itu menurunkan Fahrania. Di gandengnya tangan gadis mungil itu masuk ke dalam rumah oleh Daninda.

 

"Kita bicara di taman dekat sini aja ya," usul Daninda. 

 

"Baiklah." Mereka berjalan ke taman dekat rumah orang tua Daninda.

 

"Kenapa kamu menghindariku?" tanya Daniel setelah mereka duduk di kursi taman.

 

"Aku nggak menghindar. Aku cuma lagi sibuk sama toko," jawab Daninda berbohong. 

 

Daniel memiringkan sudut bibirnya. Ia bukan pria bodoh yang mudah dikelabuhi. Dari semua yang Daninda lakukan padanya yaitu memang benar menghindar darinya. Telepon tidak pernah diangkat dan juga chat nya tidak pernah di balas. 

 

"Apa aku melakukan kesalahan yang tidak aku ketahui? Atau melukai hatimu?" Daniel masih mencoba agar Daninda buka suara. 

 

"Nggak, memang aku lagi sibuk aja, Daniel." Dalam lubuk hatinya yang terdalam ia merasakan kehilangan beberapa hari tidak komunikasi dengan Daniel. Namun dirinya selalu mengingkari.

 

"Apa kamu merasakan hal yang lain dariku?" tanya Daniel lambat-lambat. Ia mengira jika Daninda mengetahui sesuatu yang dirasakannya saat ini. Perasaan yang sama dengannya.

 

"Hal apa?" Alis Daninda menyatu. Ia lalu menoleh pada Daniel. 

 

"Tidak ya?"  

 

"Apa maksudnya aku nggak ngerti," Daninda bertambah bingung. "Kita ini kan teman. Jadi kamu bisa terus terang sama aku. Hal apa itu, Daniel?"  

Daniel tertegun saat wanita disampingnya mengucapkan kata 'Teman'. Bibirnya terasa kelu tidak bisa menjawab. Kemudian ia terkekeh. Dari tawanya itu mengandung kekecewaan yang teramat sangat. Entah apa Daninda menyadarinya atau tidak.

  

"Ya, kita teman," ucapnya. Ia merasa seperti orang bodoh saat ini. "Cuma teman.." ucap Daniel melafalkan untuk dirinya sendiri. Pandangannya berubah kosong ke depan. Melihat pepohonan yang terayun oleh angin.

 

 

 

Sorry typo & absurd. 

 

Thankyuu ^^ 

 

Kaugnay na kabanata

  • Replacement Of Heart (INDONESIA)    Part 12

    Mereka sama-sama terdiam. Ponsel Daninda tiba-tiba berdering. Ia mengangkatnya ternyata Kusuma memberitahukan bahwa Deira masuk ke rumah sakit karena pendarahan. Daninda dan Daniel bergegas ke rumah sakit. Selama di perjalanan Daninda menangis menyesali diri. Sudah lama ia tidak menelepon ataupun datang ke rumah Deira. Sehingga ia tidak tahu kabar Deira. Memang penyesalan selalu datang terlambat. Setibanya di rumah sakit Daninda ke ruangan di mana Deira di rawat. Sebelumnya ia menanyakan ke bagian resepsionis rumah sakit. Kusuma memegang tangan Deira. Wajah istrinya pucat pasi. Daninda masuk di ikuti Daniel. Ia melihat Deira yang terbaring lemah, tidak tega. Tangisannya pecah memenuhi ruangan tersebut. Kusuma berdiri dan menjauh dari istrinya. Membiarkan Daninda menggantikannya. "De," lirihnya. Deira pun meneteskan air matanya. "Dan," balas Deira. Daninda me

    Huling Na-update : 2021-09-08
  • Replacement Of Heart (INDONESIA)    Part 13

    Kamis malam keluarga dari ibunya Daniel berkumpul di sebuah restoran mewah. Ia pun di undang. Dan menghadiri acara itu karena menghormati para orang tua. Apalagi orang tua Daniel menyuruhnya agar datang ke acara tersebut. Mereka tidak hadir karena tinggal di Amerika. Sebenarnya ia malas untuk datang pasti bertemu suami Pricilla. Pria pecundang yang tega meninggalkan istri dan anaknya. Waktu pernikahan mereka, Daniel sengaja tidak datang dengan alasan ada pekerjaan di luar kota. Ia hanya memberikan hadiah yang dikirim melalui sekretarisnya. "Maaf aku terlambat," ucap Daniel baru datang. Semua orang menoleh padanya. Damar mengerutkan keningnya saat melihat pria itu. Ia mengenali wajahnya yang telah memukulnya dulu. Pria yang bersama Daninda, mantan istrinya. "Om Daniel," ucap Pricilla girang. Ia berdiri dan menghampiri lalu memeluknya. Daniel tidak membalas, hanya tersenyum kaku. "Aku kira Om nggak dateng."

    Huling Na-update : 2021-09-10
  • Replacement Of Heart (INDONESIA)    Part 14

    Daniel perlahan-lahan melepaskan tautan bibirnya. Ia menatap Daninda yang masih syok. Lalu mendekapnya erat. "Aku benci dengan kata'teman'yang keluar dari bibirmu.." Daniel mengucapkannya dalam dan penuh perasaan.Daninda bisa menghirup harum pria itu. Kepalanya tepat di dada Daniel. Matanya terpejam meresapi kehangatan dari tubuh Daniel. Tangannya terangkat membalas pelukan itu. Pria ini yang ia rindukan kemarin kini sedang memeluknya. Tidak mau menyia-nyiakan kesempatan. Takut jika saat ini hanyalah sebuah mimpi semata.Daninda menyukainya. Tidak tahu sejak kapan. Pikirannya terus pergi pada Daniel. Seharusnya ia tidak melakukan ini. Benar-benar tidak bisa melakukan ini. Namun perasaannya semakin menjadi ketika pria itu menjauh darinya. Daninda mengenalnya. Daniel sedikit berbeda. Semua momen yang tiba-tiba datang. Hanya pria itu yang hadir dalam hidupnya kini.Bagaimana Daniel memasu

    Huling Na-update : 2021-09-10
  • Replacement Of Heart (INDONESIA)    Part 15

    Mengurus toko sendirian ternyata melelahkan. Di tambah ia pun harus menjaga Fahrania. Daninda memutuskan untuk mencari 1 pegawai untuk membantunya. Ia membuka lowongan pekerja dengan membuat pengumuman dengan selembar kertas yang ditempel di pintu toko. Berharap ada yang membacanya. "Rania, kamu jangan lari-lari, sayang. Nanti jatuh!" tegur Daninda yang sedang duduk di kursi kasir seraya menggelengkan kepalanya. Putrinya itu tidak bisa diam sama sekali. Fahrania mungkin bosan setiap hari di toko. Tidak ada waktu untuk bermain dengan anak sebayanya. Si kembar, anak-anak Deira jarang main ke toko. Pintu toko berderit, Daninda mengucapkan, "selamat datang.." sambil menundukkan kepalanya. Ia mengira pembeli. Ternyata Daniel, pria itu berdiri lalu berjalan dengan gagahnya menghampiri Daninda. "Untukmu," Daniel tersenyum sembari menyerahkan sebuket bunga mawa

    Huling Na-update : 2021-09-10
  • Replacement Of Heart (INDONESIA)    Part 16

    Daniel senang Daninda mampir ke kantor. Sekretarisnya memberitahu jika kekasihnya menunggu di luar. Ia masih bersama tamu di dalam ruang kerjanya. Daniel langsung mengakhiri pembicaraan itu. Ia sudah tidak sabar bertemu Daninda. Daniel mengantar tamunya keluar. Disana Daninda sedang duduk di sofa. Mereka saling melempar senyuman. Rambut lurus, panjang. Kulit putih dan mata bulan separuh. Semua tentangnya begitu menawan. Apa Daninda peri atau manusia? Itu sampai pada poin dimana Daniel tidak yakin. Ia tidak bisa mengalihkan pandangan darinya. Daninda lebih cantik hari ini, terlalu cantik. Daniel tersenyum kapan pun melihatnya. Hatinya menggelitik. Ini adalah cinta.Daniel menghampiri dan Daninda bangkit dari duduknya. Tanpa di duga Daniel mendekat dan mencium pipinya. Seolah menunjukkan bahwa wanita cantik ini adalah kekasihnya. Daninda terkejut sendiri karena banyak orang disana. Tamu Daniel pun belum pergi. Mereka melotot. Selama ini Daniel tidak pern

    Huling Na-update : 2021-09-14
  • Replacement Of Heart (INDONESIA)    Part 17

    Daninda menunggu. Ia duduk menempelkan punggungnya di pintu hingga larut malam. Daniel tidak keluar rumah juga. Ia menangis tersedu-sedu. Menyesali diri. Mengingat bagaimana Daniel memeluknya dengan hangat. Saat ia dulu hanya dipenuhi dengan air mata. Tanpa ia ketahui bahwa Daniel pun melakukan hal yang sama dibalik pintu. Hatinya tidak tega mendengar tangisan pilu tersebut. Tapi ia berusaha menahan diri untuk tidak membuka pintu dan memeluknya erat. Dirinya lebih terluka.Apa hubungan yang mereka jalani selama ini? Sia-sia. Disaat Daniel telah berharap banyak. Ia seolah tiba-tiba di dorong ke jurang yang dalam. Hati Daninda tercabik-cabik karena ulahnya sendiri. Ia sangat menyesal telah bicara seperti itu. Tidak menyangka Daniel datang. Daninda hanya menyelamatkan diri sendiri dengan mengorbankan perasaan Daniel. Ia merasa sangat bodoh sekali. Bagaimana bisa dirinya melakukan hal kejam itu? Menyakiti pria yang dicintainya kini.Daniel datang pada hari-harinya. Yang du

    Huling Na-update : 2021-09-15
  • Replacement Of Heart (INDONESIA)    Part 18

    Daninda duduk menunggu Kusuma di Bandara. Kemarin ia kembali ke kantor Daniel untuk meminta alamat orang tua Daniel yang di Amerika pada Sekretarisnya, Siska. Syukurlah wanita itu memberikannya dengan sukarela. Dari kejauhan ia melihat Kusuma dan Deira yang berjalan mendekatinya. Daninda melambaikan tangan. Deira membalas dan memeluknya setelah dekat."Mas, jaga Daninda ya untukku. Kamu anterin sampe rumah Daniel. Pulangnya kamu jemput juga," ucap Deira cerewet."Iya, sayang," jawabnya. Daninda tersenyum. Bersyukur Deira mempunyai suami yang setia. Tidak seperti dirinya. "Ninda, kamu udah tau kan kita di sana cuma tiga hari.""Iya, Mas. Mangkanya aku bawa baju sedikit aja kok. Nggak bawa koper cuma tas ransel.""Ini tiketnya," Kusuma memberikannya pada Daninda."Makasih ya, Mas. Aku nggak tau harus bilang apa lagisama kalian." Daninda memandangi tiket itu dengan haru."Kamu udah aku anggap adik

    Huling Na-update : 2021-09-15
  • Replacement Of Heart (INDONESIA)    Part 19

    Kusuma bersama Daniel mencari berkeliling di dekat rumah namun tidak ketemu. Mereka bingung harus mencari ke mana lagi. Tiba-tiba ponsel Kusuma berdering di dalam saku celananya. Melihat ID yang tertera di layar ponselnya. Ia segera menyentuh gambar telepon yang berwarna hijau."Halo, Ninda? Kamu ada dimana??!!" todong Kusuma khawatir. "Oh, begitu.. Ya udah. Yang penting kamu nggak apa-apa kan? Aku segera ke sana.""Ninda, ada di mana?" tanya Daniel cemas setelah Kusuma menutup teleponnya."Di hotel. Dia tadi naik taksi langsung ke hotel katanya." Kini mereka bisa bernapas lega. Dadanya yang tadi terasa terimpit kini mengembang kembali."Aku ikut ke hotel. Aku ingin bicara dengannya," ucap Daniel."Jadi masalah kalian belum selesai?" Kusuma tidak percaya ini. "Kamu menyakitinya?""Aku tidak mau mendengar penjelasannya," desah Daniel jujur. Ia mengusap wajahnya dengan kasar. Kusuma menarik t-shirt nya dan menceng

    Huling Na-update : 2021-09-15

Pinakabagong kabanata

  • Replacement Of Heart (INDONESIA)    THE END

    Di bawah hangatnya sinar matahari. Wanita itu sesaat memejamkan mata. Dengan perlahan membuka matanya, memandangi gundukan tanah yang atasnya dipenuhi bunga. Ia tidak tega dan air matanya lolos begitu saja. Menangis tersedu-sedu. Ini adalah hal yang sungguh menyakitkan dalam hidupnya. Ia berusaha untuk tegar tapi nyatanya tidak bisa.Tiba-tiba Daniel merangkul bahu dan mengusapnya lembut. Berusaha menenangkan hati istrinya yang sedih. Iapun merasa sangat kehilangan. Kenapa begitu cepat meninggalkan mereka disaat si kembar baru berusia 6 bulan."Sekarang Mango tidak sakit lagi, dia tenang disana," ucap Daniel. Daninda tidak bisa berhenti menangis. Air matanya bagaikan pancuran."Aku.. Aku belum ngebahagiain Mango Daniel," ucapnya disela isakannya."Mango sudah bahagia tinggal bersama kita. Apalagi saat kamu sudah tidak takut padanya. Dan kamu menyayanginya." Daniel tidak meragukan kasih sayang istrinya pada Mango. Daninda masih belum bisa m

  • Replacement Of Heart (INDONESIA)    Part 36

    Sinar mentari menerpa jendela dan membangunkan Daninda dari tidurnya. Ia merenggangkan tubuhnya dan duduk sambil menarik napas. Wanita itu bangkit dari ranjang dan merasa agak mual. Ia mengambil segelas air minum. Kemudian mandi.Daniel sedang duduk di meja makan. Ia tampak amat mengantuk. Pria itu mengenakan celana panjang berwarna hitam dan kemeja putih. Daninda yang melihatnya prihatin sambil menuruni tangga dengan hati-hati. Tidak kerasa kandungannya sudah 39 minggu. Semalam perutnya kontraksi. Daniel begadang menungguinya takut jika istrinya akan melahirkan. Hati pria itu dipenuhi rasa was-was. Ini pengalaman pertama kali baginya.Daninda mencium pipinya disambut senyuman hangat. "Kamu ngantuk ya?""Sedikit," sejujurnya ia memilih tidur jika tidak ada rapat penting."Nggak usah kerja aja ya," pinta Daninda yang duduk di sampingnya. Daniel sudah menyewa pembantu sejak Daninda hamil. Ia tidak mau Daninda kelelahan mengurus rumah dan jug

  • Replacement Of Heart (INDONESIA)    Part 35

    Pesta ulang tahun Daninda cukup meriah meskipun dihadiri keluarga besar mereka saja. Ia terlihat cantik dengan balutan gaun berwarna putih bercorak bunga hijau. Gaun panjang berbentuk V dibagian dada, yang mengembang dibagian bawahnya. Dengan tali kecil di kedua pundak memamerkan bahunya yang mulus dan putih.Make up-nya dibuat simpel begitu pun dengan rambut yang hanya digelung rapi. Daniel belum melihat penampilannya dengan gaun tersebut."Dan, kamu cantik banget." Deira berbinar-binar memandangi gaun yang melekat pada tubuh Daninda dari bawah sampai ke atas.Sapuanblush onmenyamarkan pipinya yang merona. Memang wanita yang sedang hamil lebih memancarkan aura kecantikannya. Daninda mengakui itu. Ia hampir terpana sendiri saat melihat dirinya di depan cermin. Tangannya mengelus sayang perutnya dengan gerakkan lembut. Gaun itu menutupi perutnya yang mulai membuncit.Saat pintu terbuka, Daniel tertegun di

  • Replacement Of Heart (INDONESIA)    Part 34

    Daninda masih memikirkan pesta ulang tahunnya. Seperti anak kecil saja, desahnya. Ia tidak bisa memejamkan matanya. Daniel yang berbaring disebelahnya merasakan jika istrinya sedang risau. Ia membalikkan tubuhnya agar menghadap Daninda."Kenapa lagi, eum?" tanya Daniel melihat wajah Daninda.Ia menengok, "batalkan aja acaranya ya."Daniel menautkan kedua alisnya. "Kenapa?""Rasanya konyol, Daniel. Aku udah dua puluh sembilan tahun. Masa iya pake dirayain, aku malu," rengeknya seperti anak kecil."Kamu tidak sayang dengan biaya yang aku keluarkan? Ya walaupun aku tidak masalah untuk membatalkannya. Kalau itu keinginanmu." Daniel memberikan pendapatnya. "Mommy dan Daddy mau datang."Daninda menghembuskan napasnya, "kamu ini ya buat aku galau aja! Ya udah jangan dibatalin." Plin-plan.Bibir Daniel menyunggingkan sebuah senyuman. "Aku hanya ingin membuatmu bahagia dengan caraku," ucap Daniel seraya menc

  • Replacement Of Heart (INDONESIA)    Part 33

    Hari demi hari rumah tangga Daninda semakin adem ayem. Tidak ada lagi percekcokan diantara mereka. Siapa yang tidak bahagia, memiliki suami yang pengertian. Daniel kini lebih sering menjelaskan ke mana dirinya akan pergi dan dengan siapa. Setiap 1 jam sekali pasti pria itu menelepon. Daninda sampai pusing sendiri. Daniel terlalu berlebihan. Jika tidak diangkat, Daniel akan ngambek. Contohnya pagi ini, Daniel izin untuk main golf beserta teman bisnisnya. Dan ia menjabarkan siapa nama teman-temannya itu sekaligus usianya. Daninda hanya mendengarkan dan mengiyakan. Kadang-kadang suaminya seperti anak kecil permintaannya harus dituruti. Sebenarnya ia ragu saat Daniel ingin main golf. Disana banyakcaddycantik-cantik. Bagaimana jika Daniel tergoda?"Di sana jangan ngegodainCaddyya?" Daninda memperingatkan sambil mempersiapkan apa yang akan dibawa Daniel. Botol air mineral harus selalu ada di dalam tas. Pakaian ganti juga.

  • Replacement Of Heart (INDONESIA)    Part 32

    Setelah Deira dan Kusuma beserta Salmia Wijaya putri mereka, pulang. Mereka berhasil mendamaikan pertengkaran yang jelas-jelas ada seseorang yang iri dengan kebahagiaan pengantin baru itu. Daninda dan Daniel menjemput Fahrania dan juga Mango di rumah orang tua Daninda. Senyum di bibir wanita itu tidak bisa lepas.Pertengkaran mereka tidak berlangsung lama, syukurlah ada sahabatnya. Mungkin jika tidak ada mereka, entah bagaimana nasibnya. Ia lagi-lagi telah melukai hati Daniel. Suaminya, pria yang sangat sabar. Daninda tidak menyangka Tuhan mengirim seseorang yang begitu baik untuknya. Seseorang yang mencintainya dengan tulus.Daninda menoleh pada Daniel yang sedang menyetir. Bibirnya tersenyum lebar, pria yang kini menemaninya setiap hari begitu tampan apalagi saat memakai kacamata. Meskipun usianya sudah 40 tahun. Perbedaan usia bukan penghalang bagi mereka untuk saling mencintai. Yang terpenting mereka tidak merebut hak orang lain."Aku t

  • Replacement Of Heart (INDONESIA)    Part 31

    Ting tong ting tongTerdengar bel rumah ditekan oleh seseorang. Daninda tidak tidur semalaman. Ia hanya berbaring sambil melamun. Daninda juga tahu, jika Daniel tidak pergi dari rumah melainkan ada di ruang kerjanya. Semalam pintu ruang kerja itu dibanting dengan keras. Daninda mendengar kembali suara bel. Ia segera bangkit dari ranjang untuk membukakan pintu. Penampilannya sungguh mengenaskan. Rambut acak-acakan, wajah pucat pasi dan mata yang sembab. Ia meringis kenapa harus ada tamu di saat keadaannya buruk seperti ini.Di bukanya pintu tersebut. "Daninda?" Deira terkejut dengan tampang sahabatnya. Daninda tidak menyangka Deira lah yang datang. Ia melihat di samping Deira, ada Kusuma yang menggendong bayi mereka. "Kamu kenapa?" Deira memegang rambutnya. Sontak Daninda merapikannya dengan asal. "Apa terjadi sesuatu?" wanita itu menunduk, bahunya gemetar. "Ya ampun, kita masuk." Deira merangkul dan menggiring Daninda masuk.Mereka duduk di ruang TV. S

  • Replacement Of Heart (INDONESIA)    Part 30

    Daniel mengusap wajahnya yang lelah. Semalam ia menginap di hotel dan sekarang sedang menunggu pesawat berangkat menuju Singapura. Ingin bibirnya berkata jujur kepada Daninda namun tidak sanggup melukai perasaan istrinya. Ia harus melakukan ini demi kebaikan semuanya. Mungkin nanti jika masalahnya selesai, Daniel akan berterus terang.Di tempat lain Daninda sedang menonton TV bersama Mango. Ia mengusir semua pikiran negatifnya. Daniel memang sedang ada urusan pekerjaan sehingga mengharuskan suaminya pergi. Tidak mungkin melakukan atau menyembunyikan sesuatu yang akan membuat hatinya terluka.Mango tertidur dengan kepala berada di pangkuannya. Entah kenapa Mango senang sekali berada di dekat perut Daninda. Wanita itu tersenyum dengan kemanjaan Mango. Dirumah besar itu ia tidak lagi merasakan kesepian. Ada Mango yang menemaninya. Fahrania lebih sering tinggal di rumah orang tuanya. Disana banyak binatang seperti kelinci, kucing, kura-kura dan hamster. Ia cembur

  • Replacement Of Heart (INDONESIA)    Part 29

    Daniel merasakan Daninda disampingnya tidak tidur. Kepalanya menoleh, Daninda memunggunginya dengan tubuh bergetar. Ia menghela napas lalu beringsut mendekati. Tangannya memeluk perut Daninda. "Jangan menangis lagi, sayang. Mango baik-baik saja. Besok kita akan menjemputnya," bisik Daniel ditelinganya.Daninda membalikkan tubuhnya, matanya memerah dan sembab. Sedari tadi ia menahan isakannya agar tidak bersuara takut mengganggu Daniel. "Mango baik-baik aja, kan?" lirihnya pelan. Ia menatap Daniel dengan air mata yang merebak."Tentu saja," jawab Daniel. Namun dalam hatinya merasa gamang. Ia tidak bisa memberitahukan kondisi Mango saat ini. Tidak sanggup rasanya. Dipeluknya Daninda dengan erat. "Tidurlah.." Ia berhasil membuat Daninda tidur dipelukkannya.Pagi-pagi Daninda menyiapkan sarapan dan bekal untuk Fahrania. Putrinya menanyakan keberadaan Mango. Daninda membohonginya, jika Mango sedang berada di rumah Romeo. Daniel tidak bekerja karena

DMCA.com Protection Status