"Siapa Mas?" Sambil membawa makanannya ke meja makan. "Nggak tahu Dek, komandan mungkin," jawabku asal, padahal hati berdebar-debar. "Ya sudah, daripada mubazir, kita bagikan tetangga saja ya?" tawarnya. Aku mengangguk pasrah. Sementara Lani menyiapkan makanan yang akan dibagi, aku ke kamar dan menghubungi Sofi. Aku mengatakan lain kali tidak usah kirim apa-apa lagi. Tapi dia merajuk. Telepon segera ditutup tanpa ada kesempatan menjelaskan. Duh, pusing kalau sudah begini. Padahal aku tidak ingin Lani curiga pada hubungan kami. Pagi ini seperti biasa, Lani menyiapkan semua kebutuhan, dari sarapan hingga baju kedinasan semua sudah tersedia. Aku termenung di dalam kamar. Mengingat kesetiaan dan kesabarannya. Rumah berukuran 8 x 10 ini menjadi saksi, di awal-awal aku menjadi polisi dan memperistri Lani. Dia rela mengikat pinggang, demi membangun rumah seder
Last Updated : 2021-08-31 Read more