Home / Pendekar / Pendekar Pedang Tanpa Tanding / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Pendekar Pedang Tanpa Tanding: Chapter 91 - Chapter 100

119 Chapters

91. Racun Jincan 

Melihat situasi semakin genting, lelaki bertopeng tidak membuang waktu lagi. Dengan tangkas dia melesatkan anak panah ke arah dua pembunuh yang masih tersisa. Jlep! Jlep!Seketika itu pula dua pembunuh tumbang, ambruk tanpa nyawa dengan anak panah yang menancap dalam pada jantung masing-masing.Pria bertopeng pun berlari menghampiri Wang Shixian dan Liu Xingshen. Dia memeriksa keadaan pengawal itu. Mulai dari mengecek denyut jantung, mengamati perubahan pada fisiknya, sampai dengan membaui bekas tusukan belati di dadanya."Belati mengenai dada kirinya, tetapi tidak menancap dalam. Seharusnya tidak akan membuat Taun Liu menjadi seperti ini. Aku sangat yakin belati itu tidak sampai mengenai jantung Tuan Liu. Tetapi, beberapa saat berselang, dia kehilangan kesadaran. Bibirnya juga membiru seperti orang keracunan. Lalu, mulutnya mulai mengeluarkan busa.""Kau benar, dia memang keracunan. Belati yang menusuk dadanya memang tidak dalam, tetapi mengandung racun Jincan.""Racun Jincan?"Pria
last updateLast Updated : 2022-08-13
Read more

92. Tekad Wang Shixian 

Biro pengobatan istana memang tidak pernah sepi. Para tabib dan perawat selalu sibuk dengan aktivitas mereka di tempat itu, mulai dari pembelajaran ilmu kesehatan, mengobati pasien, sampai dengan meracik obat-obat. Namun, di malam hari aktivitas itu berkurang dan benar-benar berhenti ketika malam mencapai ujungnya, menuju pagi yang dingin. Biasanya di waktu seperti sekarang, hanya ada dua tabib dan beberapa perawat yang tetap siaga untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.Namun, kali ini ada yang berbeda. Meski hari masih terlalu pagi, banyak tabib dan perawat yang tampak siaga di balai pengobatan istana. Hal itu karena putri dari negeri ini sedang berada di sana.Wang Shixian duduk dengan dahi diletakkan di atas meja, menunggu pengawalnya siuman. Benar, meski sudah diminta sang ayah untuk kembali ke paviliunnya, perempuan itu tetap diam di balai pengobatan. Dia berjanji pada dirinya sendiri tidak akan pergi sebelum Liu Xingshen sadarkan diri."Argh ...." Suara rintihan ren
last updateLast Updated : 2022-08-15
Read more

93. Pertanyaan Sulit

Di kamarnya, Genjo Li melepas topeng dan baju hitam yang dikenakan. Wajahnya tampak tenang meski sebenarnya ada sedikit cemas di hatinya.Justru, kini yang terlihat sangat panik adalah rekannya, Junsi. Pelayan itu baru saja membuka pintu kamar dan tergesa-gesa menghampiri Genjo Li."A-apa kau baik-baik saja?" sergapnya dengan napas tersengal. Sebagai jawabannya, Genjo Li hanya mengangguk santai tanpa mengatakan apa-apa. Tentu saja hal itu membuat Junsi belum tenang. Pasalnya, rekannya itu pergi begitu saja setelah mengatakan hendak menolong Wang Shixian tanpa menjelaskan apa yang menimpa sang putri. Oleh sebab itu, Junsi menanyakan langsung apa yang menganggu pikirannya. "Bagaimana dengan kekasih barumu? Em ... maksudku Tuan Putri. Ada apa dengan Putri Wang hingga kau langsung pergi menyusulnya?"Genjo Li menyimpan kostum penyamarannya di dalam lemari setelah membungkusnya dengan sebuah kain. Masih dengan wajah dan suara yang terdengar datar dia menjawab, "Dia diserang oleh kawanan p
last updateLast Updated : 2022-08-19
Read more

94. Suami untuk Wang Shixian 

"Ayah, aku minta maaf. Aku benar-benar menyesal sudah membuat Ayah khawatir." Wang Shixian memegang tangan sang kaisar yang sedang menyesap teh di kediamannya.Wajah Wang Weo memang tampak tenang, tetapi dalam hati dia memendam segala rasa. Semua orang tahu betapa lelaki itu sangat menyayangi putri semata wayangnya. Bahkan, dia menghapus aturan yang mewajibkan seorang kaisar harus memiliki permaisuri karena lelaki itu hanya ingin fokus membesarkan Wang Shixian dan aliansinya.Meski semarah apa pun sang kaisar pada putrinya, dia tidak pernah menunjukkannya. Wajah Wang Shixian yang sangat mirip dengan mendiang istrinya, selalu berhasil membuat hatinya luluh.Pada akhirnya, Wang Weo hanya mampu mengembuskan napas panjang sebelum berkata, "Xian'er, berjanjilah kau tidak akan menyelinap keluar sendiri lagi. Jika tiba-tiba di malam hari kau ingin keluar, minta saja Mingyue untuk mengatakannya pada Ayah. Ayah akan menemanimu.""Ayah ...." Wang Shixian memeluk sang ayah seperti saat dirinya m
last updateLast Updated : 2022-08-20
Read more

95. Selera yang 'Aneh'

Matahari mulai menyingsing, mengundang sedikit sejuk yang datang bersama angin. Bau rumput di sore hari yang sangat khas, setidaknya bisa mendatangkan sedikit tenang di batin Wang Shixian yang berkecamuk.Tidak dipungkiri suara ketukan kaki kuda yang mengantarkanya lebih dekat dengan tempat tujuan, membuat gadis itu semakin sering menghela napas panjang."Tuan Putri, apa anda sangat gugup?" Mingyue menggoda majikannya yang memasang wajah rumit."Jangan menggodaku!" balas Wang Shixian ketus tanpa menoleh. Jelas saja dia malas untuk memulai percakapan. Dalam diam, kepalanya tidak berhenti memikirkan cara yang efektif untuk bisa berbicara empat mata dengan kekasihnya. Apakah dia akan menyelinap ke kamar lelaki itu atau memberikan surat rahasia padanya? Entahlah, yang jelas saat ini membayangkan keduanya terasa sangat sukar. Dia ingin bertemu langsung dengan kekasihnya untuk membicarakan hal yang mengganggu pikirannya. Namun, di sisi lain dia juga tidak memiliki kesempatan untuk melakukan
last updateLast Updated : 2022-08-23
Read more

96. Pengawal Baru

Beberapa meter sebelum tiba di Shui Dong, Wang Shixian memberikan komando, "Berhenti!"Mingyue yang duduk di dalam kereta kuda yang sama dengan sang putri tampak terkejut dengan perintah mendadak itu. "Ada apa Tuan Putri?" tanyanya dengan wajah cemas.Hal yang sama juga ditanyakan oleh seseorang di luar kereta. "Ada apa Tuan Putri?" Wang Shixian menoleh pada pelayannya sebelum turun dari dalam kereta. Dengan cepat Mingyue turut keluar juga.Tampak Wang Shixian melihat para prajurit sebelum menghentikan pandangannya pada seorang lelaki seusianya. "Kalian tunggu di sini. Aku akan ke Shui Dong bersama Mingyue saja."Pemuda di depan sang putri tampak terkejut. Lantas, dengan sangat sopan dia membungkuk dan berkata, "Mohon maaf, Tuan Putri, tetapi aku sudah berjanji pada Yang Mulia Kaisar untuk menjaga anda."Lelaki itu bernama Chen Wuji. Dia adalah seorang jenderal muda putra dari Menteri Pertahanan. Sosoknya yang tampan dan gagah selalu berhasil membuat setiap perempuan yang menatapnya
last updateLast Updated : 2022-08-23
Read more

97. Bahaya Laten Malarindu

Sore hari di Shui Dong terasa begitu ... hidup. Orang-orang silih berganti datang dan pergi. Bisa dikatakan, nyaris tidak ada tempat untuk duduk karena banyaknya pengunjung yang datang. Hal tersebut membuat seorang pelayan laki-laki tampak kuwalahan meladeni pesanan para pelanggan. "Nona, sejak kapan Shui Dong jadi seramai ini?" bisik Mingyue nyaris tidak percaya bahwa dirinya sedang berada di kedai teh sederhana yang dulu pernah dia kunjungi.Tanpa menoleh Wang Shixian menjawab dengan sombongnya. "Sudah aku katakan teh buatan kekasihku pasti akan menghipnotismu." Mata gadis itu menggerayangi seisi kedai demi menemukan lelaki yang sangat ingin dia temui.Mingyue menahan tawa, menyadari bahwa majikannya sedang menderita rindu akut hingga terus berusaha mencari bayang-bayang kekasihnya, bahkan sampai tak sempat untuk sekadar mencari tempat duduk terlebih dahulu."Nona, apa dia kekasih anda?" tangan Mingyue mengarah pada pelayan yang meletakkan cangkir-cangkir teh di meja pelanggan.Wan
last updateLast Updated : 2022-08-24
Read more

98. Balada Pelayan

Brak!!Semua orang menoleh ke meja tempat Wang Shixian berada ketika gadis itu menggebrak ya kuat-kuat. Detik itu pula Junsi yang sejak tadi disibukkan dengan para pelanggan baru menyadari keberadaan sang putri di dalam Shui Dong. Melihat kemungkinan akan terjadi keributan, pelayan itu pun bersicepat berjalan ke belakang untuk memberitahukan hal itu pada Genjo Li.Sementara itu, orang-orang yang berada di meja yang sama dengan Wang Shixian sampai menahan napas karena membayangkan apa yang akan dilakukan perempuan itu kemudian.Wang Shixian bergeming sesaat dengan tatapan menguliti dua gadis di sampingnya. Itu membuatnya semakin menyeramkan dibandingkan dengan mendengar gadis yang mengomel tak terima digunjingkan. Biasanya orang yang bersikap seperti Wang Shixian, cenderung lebih memilih untuk menggunakan kekerasan fisik daripada membalas hinaan dengan makian belaka. Begitulah yang sedang dipikirkan dua gadis itu.Namun, berbeda dari apa yang dibayangkan oleh orang-orang tentang kelan
last updateLast Updated : 2022-08-25
Read more

99. Obat Rindu

Mata Wang Shixian langsung tertuju pada orang yang memanggil Junsi karena merasa sangat familier dengan suara itu. Dan benar, itu adalah kekasihnya."Mohon maaf aku harus pergi dulu. Silakan menunggu pesanan teh Tuan dan Nona."Dan Junsi pun pergi. Tanpa menyempatkan untuk menyebutkan siapa nama kekasih dari sang putri yang tidak lain adalah pelayan yang tadi memanggilnya.Hal tersebut membuat Wang Shixian diam-diam meremas baju di bawah meja. Sudah barang tentu jika perempuan itu merasa sangat kesal. Pasalnya dia sudah terlanjur menahan rasa was-was cukup lama karena akan tahu nama lelaki yang dia cintai. 'Sialan!' umpatnya entah untuk siapa. Yang jelas, dia sangat kecewa karena rasa ingin tahunya berakhir seperti ini saja. Tanpa jawab atau sekadar klu.Sementara itu, saat Genjo Li memanggil Junsi, Mingyue telah memusatkan pandangannya pada lelaki itu. Melihat pakaian yang dikenakan sama persis dengan pakaian Junsi, dia menjadi sangat yakin jika yang memanggil Junsi adalah kekasih
last updateLast Updated : 2022-08-26
Read more

100. Mau Menciumku?

Ketika Wang Shixian dan Genjo Li memasuki kamar, dengan cepat tangan sang putri menutup pintu dan menguncinya. Sedangkan Genjo Li yang tangannya masih belum dilepaskan oleh sang putri, hanya berdiri membelakanginya.Terlihat wajah pelayan itu begitu dingin. Entah apa yang ada di pikirannya sekarang. Yang jelas, dia belum menyunggingkan senyum meski hanya seutas saja pada kekasihnya.Hal itu juga disadari oleh Wang Shixian. Namun dia tidak memiliki gambaran apa pun tentang sesuatu yang mungkin mengganggu pikiran kekasihnya. Gadis itu kembali memeluk sang pelayan dari belakang. "Apa kau tidak merindukanku?" lirihnya."Putri, katakan saja apa yang sebenarnya ingin kau katakan. Aku tidak memiliki banyak waktu. Tidak seperti dirimu, aku harus bekerja keras untuk bisa tetap hidup."Wang Shixian membalik tubuh Genjo Li hingga menghadap dirinya. "Sudah aku katakan padamu berulang kali. Aku tidak suka mendengarmu memanggilku 'putri' atau semacamnya.""Bagaimanapun kau mengelak, posisimu sebaga
last updateLast Updated : 2022-08-27
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status