All Chapters of Sang Villainess Ingin Bikin Baby Dulu, Balas Dendam Kemudian: Chapter 31 - Chapter 40

294 Chapters

Villainess vs Protagonis

Sarah hanya berdiri di sisi pintu dengan postur tegap. Ia tetap berdiri di sana hingga pelayan terakhir keluar dari kamarku. Aku memandanginya sesekali. Dan di setiap waktu aku selalu terpana oleh kecantikannya.Jembatan hidungnya tinggi dengan pipi merona merah yang bukan karena olesan blush-on. Bibirnya tebal dan berwarna peach sensual. Matanya dalam dan berkarakter dengan manik mata berwarna ungu ke jingga-jinggaan. Serupa warna langit ketika petang mengganti jubahnya menuju malam. Warna langit indah yang hanya bisa disaksikan sekilas.Sarah memiliki kecantikan wajah yang diinginkan hampir setiap wanita di dunia ini.‘Dia begitu cantik dan menyebalkan. Haaa.’Seumpama aku bertemu dengannya di situasi lain, mungkin aku akan menawarkan diri untuk menjadi sahabat karibnya. Dia tampak seperti boneka cantik yang sesering apapun kau melihatnya, kau tidak  akan bosan.Aku ingin mendadaninya dengan berbagai ti
last updateLast Updated : 2021-09-15
Read more

Akhirnya! D-Day!

Akhirnya hari bersejarah ini tiba! Permulaan dari segala malapetaka dalam hidupku dan hidup bayiku. Semoga kali ini bukan malapetaka yang menghampiriku.Jantungku berdegup kencang menantikan malam yang seperti apa nanti kulalui. Aku harus berusaha mati-matian untuk tetap tersadar dari manipulasi Hayden. Setidaknya, aku harus memastikan rambut pria yang meniduriku adalah pirang, karena aku ingin bertemu bayi berambut pirangku lagi. Bukan bayi lain. Aku tidak tahu apa jadinya jika bukan itu yang kudapatkan.Merri dan pelayan kamar merapikan seisi ruang kamarku seperti biasanya. Mereka tampak bersemangat untuk alasan yang aku ketahui dengan jelas.Apakah penyatuan kami merupakan hal yang begitu menggembirakan bagi mereka? Seumpama mereka tahu kalau yang akan bersamaku di ranjang nanti malam adalah bukan Hayden, Putra Mahkota, apa mereka masih bisa bergembira?“Nona!” Merri menghampiriku, matanya lebih berbinar bling-bling dari sebelumnya.
last updateLast Updated : 2021-09-17
Read more

Sentuhan Pertamanya

‘Aku pasti seorang jenius!’ Fuschia teriak kegirangan dalam hati.Setelah berpikir Panjang seraya menikmati tubuhnya dipijit, akhirnya dia menemukan cara agar ia tidak meminum ramuan itu, tanpa membuat Madame Bellrose curiga, atau dengan aksi pingsan dan semacamnya. Sebuah tawa iblis muncul dari wajah malaikatnya, dan itu membuat para pelayan kamar jadi keheranan.Fuschia pikir Madame Bellrose akan bosan, lalu pergi. Tapi Madame Bellrose lebih bertekad dari yang Fuschia duga. Meskipun harus menunggu selama tiga jam lebih, ia masih terlihat tenang dan berwibawa. Energi mudanya membuat Fuschia – yang mudah lelah padahal hanya mandi dan spa saja, menjadi minder.“Kau pasti akan menyukai teh ini. Yang Mulia Paduka Ratu yang telah memilihnya sendiri. Rasanya sangat segar dengan aroma yang manis, bahkan tanpa gula. Sebuah kehormatan bagi kami untuk melayani anda, Yang Mulia.”Secangkir teh berwarna merah muda menggiurkan tersaji di
last updateLast Updated : 2021-09-17
Read more

Sisa Sentuhannya

Aku masih terbayang-bayang setiap detik yang kuhabiskan bersamanya. Ketika sentuhan lembutnya menelusuri setiap jengkal tubuhku. Membawaku ke tempat terjauh yang sanggup dibayangkan otakku. Setiap kali ia menghujaniku dengan kecupan, aku mendengar lonceng berdenting indah. Begitulah aku hanyut dalam sentuhannya.Aku ingat malam pertamaku di masa lalu sungguh menakjubkan. Namun kemarin malam? Itu luar biasa. Aku tidak  pernah membayangkan akan ada puncak kenikmatan sedahsyat itu.‘Dia … lumayan ahli.’ Aku melacak sisa sentuhannya di bibirku.Kakiku menendang-nendang di bawah selimut. Lalu aku menggulung tubuh telanjangku dengan selimut yang belum kuturunkan sedari tadi. Tertawa sendirian di atas ranjang yang kehangatannya masih terasa di kulitku. Menendang-nendang lagi. Begitu seterusnya hingga cahaya matahari mulai menerobos celah-celah kecil korden jendela.Di masa lalu, permainan kami berakhir lebih cepat karena aku lekas terlela
last updateLast Updated : 2021-09-18
Read more

Semua Orang Terkejut

Pagi itu sungguh menyenangkan. Senyuman tidak pernah turun dari wajahnya seraya langkahnya tampak percaya diri. Dengan dagu ditarik sombong ke atas, ia memperlihatkan keangkuhan elegannya, dan rambut diikat gaya ponytail yang bergoyang-goyang mengikuti irama langkahnya. Tentu saja, mata orang-orang langsung tertuju pada gaun yang dikenakannya saat itu.Gaun off-shoulder warna biru yang mengembang di bagian bawahnya. Menyombongkan bahu putih mulus nan indah yang belum pernah dilihat orang lain sebelumnya. Dengan tulang selangka yang tampak terukir indah, serta belahan dada yang menggiurkan. Sungguh penampilan yang 180° berbeda dari Fuschia – seorang Putri Mahkota yang terkenal konservatif.Namun tidak  hanya karena gaun itu yang membuat orang-orang terkejut, dan wajah mereka merona merah. Tapi karena Fuschia sengaja menyombongkan bekas gigitan yang membekas merah di sekitaran leher dan dadanya. Bekasnya tampak begitu jelas sehingga siapapun yang melihat l
last updateLast Updated : 2021-09-18
Read more

Semua Orang Terkejut (2)

Mulut mereka terbuka tanpa mereka sadari. Seorang wanita muda yang cantik berjalan ke bagian tengah taman. Rambut biru gelapnya yang diikat dengan kuncir kuda tinggi, gaya yang jarang terlihat dari wanita bangsawan kelas atas, berkibar tertiup angin sepoi-sepoi. Dengan kulit seputih salju yang baru turun dan mata biru laut, dia bagaikan malaikat.Lehernya yang ramping dan tulang selangka yang diukir dengan indah menekankan fitur dewasanya. Tidak ada perhiasan di lehernya yang ramping dan panjang. Ini seperti dia adalah perhiasan itu sendiri.Ratu melihat ke sekeliling. Semua orang terpesona dengan aura dan kharisma yang dipancarkan Fuschia.Setelah sejenak teralihkan oleh penampilannya, semua orang membungkuk.“Kalian boleh bangkit,” kata Fuschia dengan hangat.Mereka tahu bahwa Fuschia memiliki kecantikan luar biasa. Namun sepertinya kecantikan itu belum terekspos sepenuhnya, mengetahui ia bisa secantik ini dengan dandanan yang berbeda
last updateLast Updated : 2021-09-19
Read more

Di Bawah Selimut

“Mhmm. Hmm … ha, Yang Mulia kumohon berhentilah. Ini sudah pagi hari,” erangan wanita itu berhenti selagi dia merangkul punggung telanjang Hayden yang basah keringat.“Jika bersamamu, aku selalu lupa akan waktu, Sarah,” Hayden mengecup pipi Sarah sebelum menurunkan wanita itu dari pangkuannya.Keduanya berbagi selimut di ranjang besar dengan kanopi warna hijau. Sarah merebahkan kepalanya di atas dada Hayden. Mereka tampak seperti pasangan yang serasi, kecuali, Hayden telah memiliki seorang istri.“Aku dengar kau mengunjungi wanita itu kemarin malam? Mengapa kau melakukannya ketika aku sudah melarangmu, Sarah?”“Mmm, aku hanya ingin mengenalnya lebih dekat. Dia berbeda dari yang kau katakan, Yang Mulia.”“Dia persis seperti yang aku ceritakan padamu, Sarah. Dia itu bodoh.”“Tapi dari yang aku amati, dia tidak seperti wanita polos dan bodoh,” Sarah memainkan bulu da
last updateLast Updated : 2021-09-19
Read more

Seorang Villainess Tidak Melupakan Dendam

Sejauh yang kuingat, aku hidup seperti berjalan di atas es. Jika salah melangkah, aku bisa tenggelam dan membeku. Sedang tidak ada seorang pun yang akan mengulurkan tangan untuk membantuku keluar. Aku membenci itu.Aku benci kenapa aku harus menghabiskan waktu begitu lama untuk bicara, memikirkan kata demi kata, agar orang lain tidak menemukan kesalahan dari cara bicaraku. Aku benci ketika aku harus memikirkan bagaimana harusnya aku berperilaku. Bolehkah aku menyilangkan tangan, kaki, atau, bolehkah aku bersandar?Bolehkah aku mengungkapkan ketidaksukaanku terhadap sesuatu, atau bolehkah aku menjalani kehidupan milik Fuschia? Aku benci ketika semua detil yang aku ucapkan, lakukan, dan kenakan bisa menjadi sebuah pedang yang menghunusku.Aku benci melakukan sedikit kesalahan terkecil pun di dunia ini, karena aku takut tindakanku memicu alasanku untuk diasingkan. Dan aku paling benci dalam bersabar menerima segala perlakuan buruk mereka.Dunia ini tidak per
last updateLast Updated : 2021-09-20
Read more

Bermuka Tebal Itu Wajib!

Di dalam ruangan kantornya, Hayden berhenti menuli. “Hey Luke, apa kau sudah mengabari ke Istana Melati kalau aku telah kembali?” Hayden mengetuk-ngetukkan jarinya ke meja.Luke, adalah seorang butler muda di kediaman Putra Mahkota. “Saya sudah mengabari, Yang Mulia,”“Hmm, itu aneh karena dia tidak segera datang ke mari,”“Apa yang anda maksud adalah Putri Mahkota, Yang Mulia?”“Hmm. Biasanya dia langsung kemari saat mendengar kabar kepulanganku. Bahkan ketika ia masih menjadi tunanganku, dia akan datang kemari dari kediaman Mountravven. Bukankah dia menggemaskan?”“Tentu saja, Yang Mulia. Yang Mulia Putri Mahkota selalu mengutamakanmu. Tapi sepertinya hari ini beliau sibuk,”“Sibuk? Kupikir ia akan kelelahan karena malam penyatuan kita semalam. Bukankah dia dikunjungi dokter?”“Benar, Yang Mulia. Setelah menerima kunjungan dokter, beliau pergi
last updateLast Updated : 2021-09-22
Read more

Sesuatu Yang Baru

‘Dimana aku?’ Fuschia bangun di atas rerumputan hijau nan wangi.Dikelilingi pohon berdaun kuning yang mulai berguguran ketika angin berhembus. Fuschia menangkap daun kuning itu. Setelah diperhatikan dengan saksama, daun itu berwarna emas mengilap.Fuschia mengendus daun-daun itu. ‘Aha, aku ada di dalam mimpi. Pantas saja tempat ini begitu … surgawi? Biasanya orang akan berpikir kalau mereka telah mati saat diperlihatkan tempat seindah ini, tapi aku tahu aku belum mati, bukan, lebih tepatnya aku tidak bisa mati di dunia itu tanpa menyelesaikan peranku sebagai villainess, haa.’Fuschia berjalan telanjang kaki menuju pohon besar di hadapannya. Pohon berkulit cokelat muda dengan akar pohon besar dan panjang yang mencuat ke permukaan tanah. Fuschia bersandar di tubuh pohon. Mengistirahatkan matanya yang silau akan pancaran sinar matahari.Fuschia meraup tumpukan daun di sekitarnya, lalu melemparnya ke udara untuk jatuh kemudian
last updateLast Updated : 2021-09-29
Read more
PREV
123456
...
30
DMCA.com Protection Status